Anda di halaman 1dari 56

INDUSTRI, LINGKUNGAN DAN MODEL

PEMBANGUNAN EKONOMI
DI JAWA TENGAH

Saratri Wilonoyudho
Anggota Dewan Riset Daerah Jawa Tengah
Ketua Koalisi Kependudukan Jawa Tengah.
RPJMD Jateng 2018-2023
Pusat Pertumbuhan Utama
• Meliputi wilayah aglomerasi industry manufaktur,
sentra produksi, pusat potensi pariwisata yang
menjadi mesin perekonomian bagi wilayah
wilayah di sekitarnya
Pembangunan Infrastruktur
• Meliputi sarana dan prasarana kewilayahan untuk
mendukung aktivitas ekonomi di dalam kawasan
ataupun memfasilitasi pergerakan arus barang
dan orang
Perpres No. 79 Tahun 2019
• Tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi
Kawasan Kendal-Semarang-Salatiga Demak-
Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-
Magelang-Temanggung, dan Kawasan Brebes-
Tegal-Pemalang pada Tanggal 20 November
2019
• Megapolitan ?
• Pusat-peri (ditempati saja industri dari neg
maju)
ISU GLOBAL, NASIONAL, DAERAH
Isu Isu
Isu Global Isu Nasional Daerah Daerah
(SDG’s) (RPJMN) (RPJPD) (RPJMD)
1. Kemiskinan 1. Stabilitas politik dan 1. Sosial budaya 1. Kemiskinan
2. Pangan dan Gizi keamanan
dan kehidupan 2. Pengangguran
3. Kesehatan 2. Tata kelola birokrasi
4. Pendidikan efektif dan efisien beragama 3. Infrastruktur
5. Gender 3. Pemberantasan 2. Ekonomi 4. Kedaulatan
6. Air bersih dan sanitasi koperasi 3. Iptek Pangan
7. Energi 4. Pertumbuhan ekonomi
5. Percepatan
4. Sarpras 5. Kedaulatan
8. PE & kesempatan kerja
pemerataan dan 5. Politik dan Tata Energi
9. Infrastruktur
keadilan Pemerintahan 6. Tata Kelola
10. Kesenjangan 6. Keberlanjutan
11. Kota dan Permukiman 6. Keamanan dan Pemerintahan
pembangunan
12. Produksi & konsumsi 7. Peningkatan kualitas Ketertiban ,
berkelanjutan SDM 7. Hukum dan Demokratisasi
13. Perubahan iklim 8. Kesenjangan antar Aparatur dan
14. Sumberdaya kelautan wilayah
Kondusivitas
9. Percepatan
8. Wilayah dan Tata
15. Ekosistem daratan
pembangunan kelautan Ruang Daerah
16. Masy inklusif & damai, akses
keadilan, & membangun 9. SD Alam dan LH
kelembagaan
17. Kemitraan global 4
ISU STRATEGIS
1 Kemiskinan Ketahanan Pangan dan Energi 4
Tantangan, antara lain
Penduduk miskin Jateng Maret 2018 sebanyak 11,32 %.
• Ketersediaan dan ketercukupan pangan
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
utama,
• Kat keberagaman konsumsi pangan masy,
Kondisi Saat Ini, antara lain
• Penyediaan energi untuk industri
• Kemiskinan lebih tinggi di perdesaan, petani, nelayan &
UMK; (terutama pasokan bagi pusat PE);
• Rendahnya kesempatan kerja, berusaha dan permodalan; • Pemanfaatan EBTyang masih rendah.
• Tingginya RTLH & kawasan kumuh di kota & desa.
• Belum Sinergi, fokus, konsistensi dan keberlanjutan.
Kesenjangan Wilayah 5
2 Daya saing ekonomi Indeks Williamson Th 2016 sebesar 0,6
PE tahun TW I 2018 sebesar 5,41%. Tantangan kedepan, antara lain
Tantangan kedepan, antara lain • Masih ada daerah yang masuk kategori relatif
• Kat daya saing produk UMKM dan IKM di pasar tertinggal
global; • Menghubungkan daerah tertinggal dgn pusat
• Kat peluang investasi; pertumbuhan
• Memperkuat pondasi ekonomi menghadapi pasar • Penyediaan akses jalan, jembatan & transportasi
publik
global;
• Penyediaan sarana dasar (rumah layak huni)

3 Kualitas dan daya saing sumberdaya manusia Pengelolaan SDA & LH 6


IPM Tahun 2017, sebesar 70,52. Isu Penting, antara lain
Permasalahan dalam hal ini antara lain • Perubahan • Pertambangan
• Bonus Demografi akan menjadi beban berat iklim illegal
apabila sistem dik, kes & kesejahteraan tdk • Kerusakan • Kerusakan hutan
ditangani secara sistematik; ekosistem dan lahan
• Kualitas SDM masih rendah. darat & laut • Bencana.
• Melemahnya pemahaman budaya bangsa &
sendi “kebinekatunggalikaan” serta banyaknya Tata Kelola Pemerintahan 7
kasus kekerasan.
5
Kemiskinan
• 14 kab/kota angka kemiskinan di atas prov dan
nasional
• 9 Kab di bawah prov dan di atas nasional
• 12 kab/kota di bawah prov dan nasional
• Kedalaman dan keparahan kemiskinan ada di
desa
• Jumlah tindak pidana menurun, namun konflik
SARA meningkat
IPM
• Indeks demokrasi naik dan unjuk rasa turun
• IPM Jateng meningkat 71,12 namun di bawah
nasional 71,39
• AHH meningkat 74,18
• Angka harapan lama sekolah meningkat 12.63
tahun
• Angka rata-rata lama sekolah meningkat 7,35
tahun
Penyakit
• Pengeluaran per kapita naik 10,78 juta
• NTP naik 102,25
• AKI menurun 78,6
• AKB menurun 8,6 per 1.000 kelahiran
• Namun gizi buruk meninglat 1.200 kasus
• Penyakit menular naik
CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PROV JATENG
Pertumbuhan Ekonomi Inflasi
8,38 8,36
6,03 T.2018:
5,9-6,2% 8,22 T.2018:
7,99
5,56 5,47
4,5±1
5,27 5,28
5,13 4,3
5,34 3,71
3,35 3,02
5,11 5,01 5,02 5,06 4,42
4,88 3,61
2012 2013 2014 2015 2016 2017 (TW 2,73 2,36
III)
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Jateng Nasional Jateng Nasional

Pengangguran (TPT) Perkembangan Tingkat Kemiskinan


T.2018: T.2018:
14,98 14,44
4,13% 10,4-
13,58 13,32 13,19
6,14 6,25 6,18 9,93%
5,94 12,23
5,61 5,5
6,02 11,66 11,46
5,68 10,96 11,13 10,7
5,63 10,12
4,99
4,63 4,57

2012 2013 2014 2015 2016 2017


(Agst) 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(sept)
Jateng Nasional
Jateng Nasional
9
NTP Jateng IPM
Jateng Nasional
106,37 70,18
T.2018:
103,27 69,55
69,98
103,48 68,9 69,49
102,03 68,31
101,42
100,65 68,78
99,35 68,02 T.2018:
71,59
2012 2013 2014 2015 2016 2017
(des) 2013 2014 2015 2016

T.2018:
Indeks GiniIndeks Williamson T.2018:
0,414 0,337 0,69%
0,406 0,6355
0,402
0,394 0,391
0,6305
0,387
0,38
0,37 0,6272
0,365
0,357

2013 2014 2015 2016 2017 (sept)


2012 2013 2014
Jateng Nasional
10
Hubungan Pembangunan dan
Lingkungan
• Jika ingin disebut pembangunan berhasil
harus ada neraca perhitungan, tidak hanya
ekonomi, tapi juga sos-bud-lingkungan fisik
Todaro, (1996), pembangunan
memiliki tiga inti
• yaitu : 1) Pembangunan harus meningkatkan
kemampuan setiap manusia untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. 2) Pembangunan harus
memberikan penghargaan diri sebagai
manusia dan tidak digunakan sebagai alat dari
orang lain. 3) Pembangunan harus
membebaskan manusia dari perhambaan dan
ketergantungan akan alam, kebodohan, dan
kemelaratan.
Kebijakan pro-Lingkungan
• Pembangunan akan menambah kesejahteraan
bagi manusia bila manfaat yang diperoleh
melebihi nilai gangguan atau kerusakan.
Karenanya diperlukan kebijakan lingkungan
• Policies that improve the efficiency with which
businesses use resources, such as energy,
water and materials, produce not just
environmental benefits but also financial
savings for businesses.
Fenomena saat ini
• (1) beban lingkungan dipikul oleh yang lemah
(secara sosial ekonomi),
• (2) kemiskinan akibat degradasi lingkungan,
• (3) upaya-upaya perlindungan lingkungan
dapat berakibat pada sektor tertentu, namun
di sisi lain menguntungkan sektor lain,
• (4) tidak seluruh anggota masyarakat memiliki
akses yang sama dalam pencegahan dini
Pembangunan dan Lingkungan
• biaya lingkungan dan sosial-budaya harus
diintegrasikan ke dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan sumber-sumber alam
Kebijakan pro-Lingkungan
• For example, it was estimated in 2007 that
businesses in the UK could save up to £6.4
billion per year by taking no- or low-cost
measures to improve their resource-efficiency
– by reducing energy and water use and
volumes of waste generated
The Global CO2 Emissions by Sector
1- Buildings (Electricity + Heat + Construction) = 47.5%
2- Transportation = 25%
3 - Land-Use Change & Forestry = 22%
4- Other = 5.5%

Source: World Resources Institute, 2008


Memadukan Pembangunan dan
Lingkungan
• Singkatnya agar pembangunan berkelanjutan,
maka harus ada desain kebijakan
pembangunan yang pro lingkungan
• Harus dihitung bahwa keuntungan ekonomi
dari pembangunan harus jauh lebih besar dari
kerugian kerusakan lingkungan, baik langsung
atau tidak
• Tidak hanya lingkungan fisik dan SDA, namun
juga lingkungan sosial-budaya, kesehatan dst
Pertumbuhan ekonomi
Jawa Tengah
• rata-rata berada di atas pertumbuhan ekonomi
nasional, dan dalam empat tahun terakhir
cenderung meningkat.
• Sektor dengan andil terbesar dalam mendorong
pertumbuhan Jawa Tengah adalah : industry
pengolahan, perdagangan, kontruksi
• Kawasan Industri Kendal memberikan kontribusi
cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi sektor industri di Jawa Tengah.
Jateng harus hati-hati karena ada Hubungan
Pertumbuhan Ekonomi dan Degradasi Lingkungan

• Grossman and Krueger (1991) state that the impact


of economic growth on environmental quality is
categorized through three different channels:
(1) the scale effect,
(2) the composition effect, and
(3) the technique effect.
the scale effect
• It is assumed that an increase in the scale of
economic activity leads to an increase in
pollution and environmental degradation
Perubahan dari Pertanian ke
Industri
• the composition effect
• In the first stage of the development process,
pollution increases as the economic structure
changes from agriculture to resource-intensive
heavy industries.
Kontribusi Sektor Jawa Tengah
Terhadap Sektor PDB Nasional
Tahun 2019

• Sektor Industri Pengolahan 12,7 %


• Sektor Pertanian 9,4 %
• Sektor Kontruksi 8,5 %
• Sektor Perdagangan besar dan eceran 8,0 %
• Sektor Jasa Pendidikan 11,1 %
Bencana di Jawa Tengah
Tahun 2013-2017
Sumber : Data dan Informasi Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah 2017

2013 2014 2015 2016 2017


Bencana
Banjir 116 182 176 298 270
Tanah 244 239 493 928 1.094
Longsor
Butuh Teknologi Bersih
• The last effect is the technique effect, which
captures improvements in the technique of
production and adaption of cleaner
technologies and hence a reduction in
pollution.
Pertumbuhan ekonomi Cina
menaikkan polusi
• Smyth and his colleagues (2008), in China
• Finding that together with the high rate of
economic growth, it also produces a high rate
of pollution.
Kasus Cina
• Many cities in China are now suffering from a
high level of pollution and natural disasters, as
well as a traffic congestion problem. Those
problems are becoming a major challenge for
the future development of China.
Pertumbuhan Penduduk
• It can be argued that major cause of air, water
and solid-waste pollution can be attributable
to the population growth for its increased
pressure on the assimilative capacity of the
environment (Cropper and Griffiths, 1994, p.
250).
Piramida Penduduk Provinsi Jawa Tengah 2000-2010
Perubahan dari industri berat ke
sektor jasa
• During the first stage environmental degradation
increases but once shifting from a heavy
manufacture economy to more service-oriented one,
the reverse occurs. From the technological point of
view, economic development is likely to bring less
polluting technologies available. Or, rising middle
class as a result of economic development is likely to
demand policy reforms to ensure a healthy living
environment once basic economic needs have been
met (Barrett and Graddy 2000).
Industri, degradasi LH, Pengurasan
SDA mentah (kasus Laos)
• The rapid increase in the number of
factories/industries and also vehicles lead to an
increase to a high level of pollution, since the
coefficient value of industrial factors is positive with
environmental degradation. Moreover, the economic
development of Laos is mainly dependent on natural
resources, such as wood, mineral resources, and raw
material products..
Pariwisata ?
• In order to obtain sustainable development, one suggestion is
to reconsider the national potential advantage that would
contribute to social economic development, particularly the
tourism sustainability concept, since Laos is a land of
discovery containing historical sites (ancient temples,
Buddhist history, etc.), wonderful views of natural resources
(caves, waterfalls, islands, etc.), and the traditional lifestyle of
Laos (clothes, traditional festivals/beliefs, etc.). These things
are the main potential resources that are available in Laos.
• The Impacts of Economic Growth on
Environmental Conditions in Laos
• Hatthachan Phimphanthavong |
Int.J.Buss.Mgt.Eco.Res., Vol 4(5),2013,766-774
Pariwisata Jateng
• daya tarik wisata 2010-2014 cenderung
meningkat, yakni jumlah daya tarik wisata
pada tahun 2010 berjumlah 266, pada tahun
tahun 2014 naik 75% menjadi 467 DTW yang
terdiri dari 148 DTW alam, 85 DTW Budaya,
117 DTW Buatan, 19 DTW Minat Khusus, 98
event, sedangkan jumlah desa wisata
meningkat sebesar 9,56%, dari 115 pada
tahun 2010 menjadi 126 pada tahun 2014.
• jumlah tenaga kerja pada usaha pariwisata
yang pada tahun 2010 berjumlah 19.807
orang, pada tahun 2014 meningkat 100,8%
menjadi 39.781 orang.
• yaitu jumlah wisatawan nusantara sebanyak
29.852.095 orang atau meningkat 33,8%,
wisatawan mancanegara meningkat 32% atau
sebanyak 419.584 orang, rata-rata belanja
wisatawan mancanegara meningkat 198,5%
atau sebesar US$ 507,5 per orang/kunjungan,
dan rata-rata belanja wisatawan nusantara
meningkat 349,8% atau sebesar
Rp.1.237.178,- per orang/kunjungan.
Arahan Presiden, Jawa Tengah
Tumbuh 7%

• Pengembangan Kawasan Industri Brebes


beserta penduduknya.
• Pengembangan Kawasan Industri Kendal
dengan menetapkan industri sektor tertentu
menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
• Penataan Kawasan Pariwisata Borobudur dan
sekitarnya
Kasus Kabupaten Semarang
(Disertasi Agung Pangarso, 2019)

• Aglomerasi industri cenderung di perkotaan,


penyerapan tenaga kerja tinggi, namun PMA
besar (footloose industry), memunculkan
masalah lingkungan.
• Hubungan antarwilayah tinggi, alih fungsi
lahan tinggi, mobilitas tinggi, memunculkan
masalah transportasi, potensi konflik buruh
juga tinggi dan biaya sosial lainnya
Model yang Diusulkan
• Mengembangkan industri pariwisata dengan
multiplier effect di ekonomi kreatif
• Mengembangkan sub-sektor industri
pengolahan makanan di perdesaan dan peri-
urban dengan mengolah produk holtikultura
dan peternakan lokal
• Forward and backward linkage
Model yang Diusulkan
• Mengembangkan komoditas pertanian
kompetitif berorientasi ekspor : susu, daging,
buah, sayur, herbal
• Cina : leave agricultural but not the
countryside, enter the factory but not city
• Kekuatan lokal-Globalisasi : foot lose
industries (industri cepat berpindah)
• Development : kualitatif
• Pertumbuhan : kuantitatif
Koreksi “kegagalan”
• Sub-peri urbanisasi masih tergantung kota
induk
• Koreksi Global city : penjalaran informasi dan
konsumsi
• Menuju Territorial power—social power :
kebanggaan produksi lokal
• The new urbanism : membentuk kehidupan
baru bekarakter humanis-ekologis
URBANISASI-MODERNISASI
• AGROPOLITAN : social change, keruangan
(geografi), political community
• Life space : menciptakan rasa bangga terhadap
daerahnya—political community
• The genius loci
• The sense of region (Lynch)
• Space to place (Trancik) : keterikatan manusia
dan ruang—power of territory
LEDAKAN PENDUDUK
DAN KERUSAKAN
LINGKUNGAN :
MITOS ATAU
KENYATAAN?
Benarkah Sbg Window of Opportunity ?

• Investment in youth must be made early


enough to create the conditions for this bonus
to occur. Otherwise, a large, uneducated,
unhealthy, unskilled, and underemployed
workforce creates a burden to society and
threatens its stability.”
• (World Bank, 2004; Mason, 2003)
MALAPETAKA ?
• “Without the right policy environment, countries will
be too slow to adapt to their changing age structure
and, at best, will miss an opportunity to secure high
growth. At worst, where an increase in the working-
age population is not matched by increased job
opportunities, they will face costly penalties, such as
rising unemployment and perhaps also higher crime
rates and political instability.”
Jumlah Penduduk Remaja
Jateng 2010

Remaja Total Penduduk


Masalah Mutu Penduduk
di Jawa Tengah
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
tahun 2010 (BPS)
• Belum/tdk pernah sekolah : 8,13 %
• Tidak ada ijazah SD : 18,91 %
• Tamat SD/MI: 34,55 %
• Tamat SMP/MTs : 18,11 %
• Tamat SMA : 10,48 %
• Tamat Dipl/PT : 4,93 %
• Buta Huruf: 8,98 %
Penduduk Umur 15 th+ yang Bekerja
di Jawa Tengah

• Tahun 2012
• Tamat SD ke bawah sebesar : 9.013.849
(55,87 %)
• Tamat SLTP : 3.061.738 (18,97 %)
• Tamat SMA + : 4.057.303 ( 25,14 %)
• Total 16.132.890
Jateng 2016
• jumlah AK 16.986.776 orang,
• penganggur terbuka sebanyak 1.022.728
orang (6,02 %).
• pekerja tidak penuh ada sekitar 5.012.947
orang,
• setengah penganggur 1.452.446 orang dan
yang bekerja paruh waktu ada 3.560.501
orang.
Jenis Pekerjaan
• Buruh/karyawan : 4,49 juta (28
%).
• Berusaha dibantu buruh tidak tetap : 3,37 juta
(24%).
• Pekerja Keluarga : 2,85 juta (17,90 %).
• Ini artinya pekerja di Jateng SDM nya rendah ?
• PMA (modal asing) 30 % dan PMDN (modal
dalam negeri) hanya 9 %. Artinya pengusaha dalam
negeri belum berdaya.
Jawa (Jateng)
Menjadi Pulau Kota ?

• Mutu SDM tidak menolong jika daya dukung


lingkungan rendah
• Kedungsepur,
• Jabodetabek,
• Gerbangkertasusila,
• Bandung Raya, dst sambung menyambung
dan menyatu ?
KESESAKAN
PEMUKIMAN
Kerusakan Lingkungan di Jateng
• Di sepanjang pantura Jateng, 68.000
mangrove hanya 38 % yang tergolong masih
baik (Kompas,13/10/2010, BLH Prov.Jateng).
• Dengan wilayah abrasi 2.415,615 hektar di
Jateng, maka lebih dari 1.000 KK terkena
dampak karena kehilangan rumah dan
tambak.
Kerusakan Lingkungan di Jateng
• Lahan Hutan Kritis di Jawa Tengah mencapai 615 ribu
Ha. Dinas Kehutanan Jateng mencatat, saat ini Jawa
Tengah memiliki 1,4 juta hektar lahan hutan, yang
terdiri dari 742 ribu hektar lahan hutan Negara dan
660 ribu lahan hutan rakyat. Lahan kritis itu tersebar
di berbagai daerah di 35 kabupaten/kota di Jawa
Tengah. Setiap tahun ada sekitar 1.300 pohon yang
dicuri dan mayoritas tanaman jati.

Anda mungkin juga menyukai