Namun penolakan dari dewan kota tak lantas membuat Gaudi jera. Ia malah makin sering merancang
bangunan unik. Bahkan permintaan untuk merancang gedung bagi beberpa jenis bangunan mulai
berdatangan. Salah satunya adalah dari seorang pengusaha Spanyol, Eusebi Guell. Guell menyewa jasa
Gaudi untuk merancang furnitur bagi kapelnya. Setelah itu, Guell mulai mempercayakan beberapa
pekerjaan desain bangunan kepada Gaudi, seperti rumah, pavilion, taman, dan gereja. Ketika rancangan
gedung milik Guell terselesaikan, beberapa orang mulai menggunakan jasanya. Hal ini membuat Gaudi
semakin dikenal.
Beberapa karyanya setelah itu adalah rumah pialang saham Manuel Vicens i Montaner, apartemen yang
disebut Casa Batllo milik Joseph Battle, rumah berjuluk Casa Calvet milik Piere Martir Calvet. Setelah
banyak yang menggunakan jasanya, karya Gaudi pun mulai mengubah wajah kota. Beberapa rancangan
rumah karya Gaudi kini menjadi ikon kota. Selain merancang rumah, dia juga tertarik dengan bangunan-
bangunan religius. Salah satunya rancangan gereja yang bahkan menjadi inspirasi saat mulai merancang
Sagrada Familia. Karya ikoniknya ini membuat Gaudi memperoleh julukan sebagai “God's Architect”.
Julukan ini muncul setelah Gaudi mengatakan bahwa kreasinya merupakan misi untuk memuliakan
Tuhan melalui hasil kerjanya. Di samping pengaruh religius yang begitu kental dalam rancangannya,
Gaudi juga dipengaruhi oleh beberapa gaya. Sebut saja arsitektur neo-gothic, bentuk-bentuk geometris,
motif Moorish, dan bahkan seni Islam. Rancangannya yang unik merupakan cikal bakal dari gaya
modernisme Catalan. Ide-idenya yang tak biasa kemudian mulai dapat diterima masyarakat Barcelona
hingga mampu mengubah wajah kota.
Karakteristik karya Antoni Gaudi :
Banyak karya Gaudí yang mencerminkan kegemarannya dalam hidup, yaitu arsitektur, alam, dan
agama. Gaudí memperhatikan setiap detail karyanya, menggabungkan arsitekturnya dengan
serangkaian kerajinan yang ia kuasai: keramik , kaca berwarna, penempaan besi, dan pahat kayu. Ia
memperkenalkan sejumlah teknik baru dalam penggunaan bahan, seperti trencadís yang terbuat dari
pecahan keramik bekas. Di bawah pengaruh teknik seni neo-Gothik dan Oriental, Gaudí menjadi bagian
dari aliran Modernista yang mencapai puncaknya pada ahir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Karyanya
menjadi sumber aliran Modernisme bergaya organik yang terinspirasi oleh alam. Gaudí jarang
menggambar secara rinci rancangan karyanya. Ia justru lebih suka membuat model skala 3 dimensi dan
membentuk elemen rincinya sambil membayangkannya. Sejumlah inspirasi besarnya berasal dari
kunjungannya ke gunung Montserrat, gua Mallorca, gua saltpeter di Collbató, tebing Fra Guerau
di Pegunungan Prades di belakang Reus, pegunungan Pareis di sebelah utara Mallorca dan Sant Miquel
del Fai di Bigues i Riells.
Karya-karya Gaudí mendapat pengakuan luas dari dunia internasional dan banyak sekali studi yang
diselenggarakan untuk mempelajari dan memahami arsitekturnya. Hari ini, karya Gaudí memiliki
penggemarnya sendiri dari kalangan arsitek maupun masyarakat umum. Maha karyanya, Sagrada
Família yang belum selesai dibangun, merupakan salah satu monumen yang paling sering dikunjungi di
Catalunya. Antara 1984 dan 2005, tujuh karyanya dinyatakan sebagai Situs Warisan
Dunia oleh UNESCO. Keyakinan Katolik Roma yang dianut Gaudí lama kelamaan menjadi sangat dalam
dan citra religius pun tercermin dikarya-karyanya. Hal ini membuatnya dijuluki "Arsitek Tuhan”
Casa Mila
Casa Milla, Bangunan yang
juga dikenal dengan nama La
Pedrera ini memiliki kisah unik
dibalik pembuatannya. Jika
orang mengira bahwa
bangunan ini adalah karya
arsitektur modern, La Pedrera
adalah bangunan berbentuk
gelombang yang dibangun
lebih dari satu abad yang lalu,
tepatnya berkisar tahun 1906
dan 1912. Ya, Antoni Gaudi
merupakan arsitek yang
membuat bangunan ini.
Namun beliau wafat di tahun 1926. Bangunan ini menggunakan besi tempa pada balkonnya dengan
bentuk yang terlihat. Bangunan ini juga menjadi pusat kebudayaan serta icon dari Barcelona. Di tahun
1984, Casa Mila yang disebut sebagai bangunan tertinggi di Paseo de Gracia ini sudah dinyatakan
sebagai World Heritage oleh UNESCO.
Sagrada Familia
Basílica i Temple Expiatori de la Sagrada Família adalah sebuah gereja Katolik Roma besar yang belum
selesai dibangun di Barcelona. Karya Gaudi pada bagian bangunan ini merupakan bagian dari Situs
Warisan Budaya Dunia UNESCO dan pada bulan November 2010. Paus Benediktus XVI mensucikan dan
menyatakan bangunan tersebut merupakan basilika minor, sebagai pembeda dari katedral, tempat
kedudukan uskup.
Pembangunan basilika Sagrada Familia dimulai pada tahun 1882 oleh arsitek Francisco Paula de Villar,
sementara Gaudí mulai terlibat pada tahun 1883 setelah Francisco mengundurkan diri sebagai arsitek
utamanya. Sejak mengambil alih proyek tersebut, Gaudí menyesuaikan gaya arsitektur dan konstruksi
basilica sesuai dengan gayanya, menggabungkan gaya arsitektur Gothic dan bentuk lengkungan
lengkungan Art Nouveau.
Gaudí mendedikasikan tahun tahun terakhir hidupnya untuk proyek ini, dan pada saat kematiannya
pada usia 73 pada tahun 1926, kurang dari seperempat dari proyek itu telah selesai.
Konstruksi basilika Sagrada Familia ini berkembang secara perlahan, karena mengandalkan sumbangan
pribadi dan sempat terganggu oleh terjadinya perang saudara di Spanyol saat proses pengerjaan proyek
pada tahun 1950-an akan dilanjutkan. Konstruksi melewati titik tengah pada tahun 2010 dengan
menyisakan beberapa tantangan terbesarnya, termasuk tanggal penyelesaian proyek yang direncanakan
pada tahun 2026, bertepatan dengan peringatan seratus tahun kematian Gaudí.
Kesan emosional
Banyak orang di Barcelona menganggap Gaudi
gila dan mengatakannya demikian. Sesuai
dengan sifat Gaudi yang keras kepala, maka
karyanya sering dipengaruhi oleh luapan emosi.
Hal ini sangat terasa pada penanganan terhadap
detail bangunan yang terkesan puitis. Seperti
contohnya, kolom-kolom di Casa Mila bagaikan
dipuntir dari plafon dan meleleh di lantai.
Kesan kontradiktif
Kesan kontradiktif pada penyelesaian fasadnya
yang bersifat sculptural dan diimbuhi dengan
mozaik batu warna-warni memberikan kesan
disatu sisi grotesque, keropeng-keropeng, tidak
teratur, bahkan demonic. Namun disisi lain tetap
indah dan tertata bahkan agung karena seluruh
hasil karyanya patuh dan sesuai dengan ciri
kesucian spiritual.