Anda di halaman 1dari 9

PATOFISIOLOGY

“PENYAKIT COPD”

Disusun oleh :
1. ISMAWATI
2. LIKE SULAESI
3. WULAN ROMDONITA

UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT atas nikmatnya yang telah diberikan kepada kita

semua sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Paru Obstruktif

Kronik (PPOK)” yang merupakan tugas saya disemester II dalam mata kuliah atofisiologi.

Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingannya dan teman-teman yang memberikan dukungan dan masukannya kepada saya

dalam menyelesaikan tugas ini, sehingga tugas ini dapat terselesaikan oleh kami semestinya.

Namun sebagai manusia biasa, kami tentunya tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu,

saran serta kritik yang membangun senantiasa kami terima sebagai acuan untuk tugas-tugas

kami selanjutnya.

Serang, 22 Maret 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang .....................................................................................................


2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 5
3. Tujuan .................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian PPOK (COPD) .................................................................................. 6


2. Tanda dan Gejala ................................................................................................. 6
3. Patogenesis dan Patifisiologis .............................................................................. 7

DAFTRA PUSTAKA ....................................................................................................... 9

3
BAB II

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salah satu dari kelompok
penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Pada saat tahun 2007 di Amerika Serikat, PPOK merupakan penyebab utama kematian
ketiga. Kebiasaan merokok merupakan penyebab kausal yang terpenting. Gejala dan
tanda klinis pada fase awal sangat tidak khas. Pemberian terapi yang terlambat membawa
dampak kematian Setiap pengobatan harus spesifik terhadap setiap pasien, karena gejala
dan keparahan dari keterbatasan aliran udara dipengaruhi oleh banyak faktor. Pasien yang
pengobatannya terlambat angka kematiannya cukup tinggi
PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronchitis kronis,
bronkiektasis, emfisiema dan asma. PPOK merupakan kondisi irreversible yang berkaitan
dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.
Obstruksi jalan napas yang menyebabkan reduksi aliran udara beragam tergantung
pada penyakit. Pada bronchitis kronik dan bronkiolitis, penumpukan lendir dan sekresi
yang sangat banyak menyumbat jalan napas. Pada emfisema, obstruksi pada pertukaran
oksigen dan karbondioksida terjadi akibat kerusakan dinding alveoli yang disebabkan
oleh overekstensi ruang udara dalam paru-paru. Pada asma, jalan napas bronchial
menyempit dan membatasi jumlah udara yang mengalir dalam paru-paru. Protocol
pengobatan tertentu digunakan dalam semua kelainan ini, meski patafisiologi dari
masing-masing kelainan ini membutuhkan pendekatan spesifik.
PPOK dianggap sebagai penyakit yang berhulubungan dengan interaksi genetic
dengan lingkungan. Merokok, polusi udara dan pemajanan ditempat kerja (terhadap batu
bara, kapas, padi-padian) merupakakn factor-faktor risiko penting yang menunjang pada
terjadinya penyakit ini. Prosesnya dapat terjadi dalam rentang lebih dari 20-30 tahunan.
PPOK juga ditemukan terjadi pada individu yang tidak mempunyai enzim yang normal
mencegah panghancuran jaringan paru oleh enzim tertentu. PPOK tampak timbul cukup
dini dalam kehidupan dan merupakan kelainan yang mempunyai kemajuan lambat yang
timbul bertahun-tahun sebelum awitan gejala-gejala klinis kerusakan fungsi paru.

4
PPOK sering menjadi simptomatik selama tahun-tahun usia baya, tetapi
insidennya meningkat sejalan dengan peningkatan usia. meskipun aspek-aspek paru
tertentu, seperti kapasitas vital dan volume ekspirasi kuat,menurun sejalan dengan
peningkatan usia, PPOK memperburuk banyak perubahan fisiologi yangberkaitan dengan
penuaan dan mengakibatkan obstruksi jalan napas (dalam bronchitis)dan kehilangan daya
kembang elastic paru (pada emfisema). Karenanya, terdapat perubahan tambahan dalam
rasio ventilasi perkusi pada pasien lansia dengan PPOK.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian PPOK?
2. Bagaimana tanda dan gejala pasien dengan PPOK?
3. Bagaimana Patogenesis & Patofisiologi PPOK?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
 Agar menambah pengetahuan mahasiswa tentang PPOK
 Agar mahasiswa/mahasiwi dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
dengan PPOK.

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Penyakit paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan
resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Bronchitis
kronik, emfisema paru dan asma bronchial membentuk kesatuan yang disebut PPOK.
Agaknya ada hubungan etiologi dan sekuensial antara bronchitis kronis dan emfisema,
tetapi tampaknya tidak ada hubungan antara penyakit itu dengan asma. Hubungan ini
nyata sekali sehubungan dengan etiologi, pathogenesis dan pengobatan.

PPOK adalah sekresi mukoid bronchial yang bertambah secara menetap disertai
dengan kecenderungan terjadinya infeksi yang berulang dan penyempitan saluran nafas ,
batuk produktif selama 3 bulan, dalam jangka waktu 2 tahun berturut-turut (Ovedoff,
2002). Sedangkan menurut Price & Wilson (2005), COPD adalah suatu istilah yang
sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan
ditandai dengan obstruksi aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Menurut
Carpenito (1999) COPD atau yang lebih dikenal dengan PPOM merupakan suatu
kumpulan penyakit paru yang menyebabkan obstruksi jalan napas, termasuk bronchitis,
empisema, bronkietaksis dan asma. PPOM paling sering diakibatkan dari iritasi oleh
iritan kimia (industri dan tembakau), polusi udara, atau infeksi saluran pernapasan
kambuh.

2. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala PPOK adalah sebagai berikut Brunner & Suddarth (2005) :
1. Batuk produktif, kronis pada bulan-bulan musim dingin.
2. Sputum putih,
3. Sesak, sampai menggunakan otot-otot pernapasan tambahan untuk bernapas

6
4. Nafas pendek dan cepat (Takipnea).
5. Anoreksia.
6. Penurunan berat badan dan kelemahan.
7. Takikardia, berkeringat.
8. Hipoksia, sesak dalam dada.

3. Patogenesis & Patofisiologi PPOK

Inhalasi bahan berbahaya

oksidan oksidative strees


anti oksidan
Mekanisme Perlindungan Inflamasi Mekanisme
Perbaikan

Kerusakan Jaringan

Penyemitan Saluran Destruksi Arenkim Paru Hiersekresi mukus

Nafas & Fibrosis Emfisema bronkitis kronis

Patofisiologi
Perubahan patologis pada PPOK terjadi di saluran pernafasan, bronkiolus dan
parenkim paru. Peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear yang diaktivasi dan
makrofag yang melepaskan elastase tidak dapat dihalangi secara efektif oleh
antiprotease. Hal ini mengakibatkan destruksi paru. Peningkatan tekanan oksidatif
yang disebabkan oleh radikal-radikal bebas di dalam rokok dan pelepasan oksidan oleh

7
fagosit, dan leukosit polimorfonuklear menyebabkan apoptosis atau nekrosis sel yang
terpapar. Penurunan usia dan mekanisme autoimun juga mempunyai peran dalam
patogenesis PPOK (Kamangar, 2010).

a) Bronkitis kronik
Pembesaran kelenjar mukus, perubahan struktur pada saluran pernafasan termasuk
atrofi, metaplasia sel squamous, abnormalitas silia, hiperplasia otot lurik, proses
inflamasi, dan penebalan dinding bronkiolus adalah tanda-tanda bronkitis kronik.
Neutrofilia terjadi di lumen saluran pernafasan dan infiltrasi neutrofil berkumpul di
submukosa. Di bronkiolus, terjadi proses inflamasi mononuklear, oklusi lumen oleh
mukus, metaplasia sel goblet, hiperplasia otot lurik, dan distorsi akibat fibrosis. Semua
perubahan ini dikombinasikan bersama kehilangan supporting alveolar attachments
menyebabkan pernafasan yang terbatas akibat penyempitan lumen saluran pernafasan
dan deformitas dinding saluran pernafasan (Kamangar, 2010).
b) Emfisema
Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal
dan disertai kerusakan dinding alveoli. Terdapat 3 jenis emfisema menurut
morfologinya:
1. Centriacinar Emphysema dimulai dengan destruksi pada bronkiolus dan meluas
ke perifer, mengenai terutamanya bagian atas paru. Tipe ini sering terjadi
akibat kebiasaan merokok yang telah lama.
2. Panacinar Emphysema (panlobuler) yang melibatkan seluruh alveolus distal
dan bronkiolus terminal serta paling banyak pada bagian paru bawah.
Emfisema tipe ini adalah tipe yang berbahaya dan sering terjadi pada pasien
dengan defisiensi α1-antitripsin.
3. Paraseptal Emphysema yaitu tipe yang mengenai saluran napas distal, duktus
dan sakus. Proses ini terlokalisir di septa fibrosa atau berhampiran pleura
(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003).

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/31718251/MAKALAH_FARMAKOTERAPI_PENYAKIT_PARU_OBSTRUKTIF
_KRONIS

Anda mungkin juga menyukai