Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JARINGAN TRANSMISI UNTUK IBU KOTA

NEGARA BARU MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK


DIGSILENT

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah


EP4096 Tugas Akhir 1 & Seminar

Oleh:
HARSO ADJIE BROTOSUKMONO
NIM. 18016010

PROGRAM STUDI TEKNIK TENAGA LISTRIK


SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
Bab III
Pembahasan

3.1 Objek Penelitian

Pada tugas akhir ini, objek penelitian dari penulis adalah perencanaan ekspansi
sistem tenaga listrik di Pulau Kalimantan. Objek yang menjadi fokus utama adalah
sistem transmisi. Hal ini diperlukan untuk mendukung program pemerintah dalam
memindahkan ibu kota negara ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten
Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kenaikan beban puncak yang akan
diakibatkan oleh pembangunan kota baru tersebut harus diantisipasi dengan
melakukan perencanaan ekspansi sistem transmisi yang memadai.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapan, yaitu pengambilan data
awal dan pemodelan, simulasi dan pengambilan data, serta analisis dan penarikan
kesimpulan.

3.2.1 Pengambilan Data Awal dan Pemodelan

Data mengenai sistem transmisi dan pembangkitan Pulau Kalimantan diambil


melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik 2019-2028 milik PT. PLN dan
peta jaringan sistem transmisi Pulau Kalimantan. Kedua data ini diolah dan
dimodelkan dalam bentuk single line diagram melalui perangkat lunak DigSILENT
Power Factory.

Adapun pemodelan akan menghasilkan 5 jenis model, yaitu: model transmisi


tahun 2020, model transmisi tahun 2021, model transmisi tahun 2022, model

1
transmisi tahun 2023, dan model transmisi tahun 2024. Perbedaan dari kelima
model ini adalah dari sisi pembangkit aktif dan besar beban terkoneksi.

Melalui proyeksi RUPTL 2019-2028 dan asumsi beban puncak ibu kota sebesar
1500 MW terbagi merata selama 5 tahun, maka model yang digunakan untuk tahun
2020-2024 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Proyeksi beban sistem kelistrikan Pulau Kalimantan tahun 2020-2024
(dalam MW)

Beban (MW)
Sistem
2020 2021 2022 2023 2024
Kalbar 530 582 639 671 704
Kalseltimtengut 1549 1763 1911 2079 2249
Ibu kota 300 600 900 1200 1500
Jumlah 2379 2945 3450 3950 4453

Dari sisi pembangkitan, melalui daftar pembangkit rencana pada RUPTL 2019-
2028, didapatkan total daya mampu yang dapat disuplai pembangkit pada tahun
pemodelan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Proyeksi kapasitas pembangkit sistem kelistrikan Pulau Kalimantan tahun
2020-2024 (dalam MW)

Daya (MW)
Pembangkit
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Saat ini, Sistem
444 406 127 136 136 136
Kalbar
Saat ini, Sistem
1324 1187 1322 1340 1358 1318
Kalseltimtengut
Tambahan untuk Sistem Kalbar
PLTU PANTAI
28 28 28 28 28 28
KURA-KURA #1

2
PLTU PANTAI
28 28 28 28 28
KURA-KURA #2
PLTU PARIT
100 100 100 100 100 100
BARU (FTP1)
PLTU PARIT
50 50 50 50 50 50
BARU (FTP2)
PLTU KALBAR-
200 200 200 200 200
1
PLTBio
2 2 2 2 2
KALBAR-2
PLTBio
5 5 5 5 5
KHATULISTIWA
PLTG
PONTIANAK 100 100 100 100
PEAKER
PLTBio
10 10 10 10 10
KETAPANG #1
PLTBio
5 5 5 5
KETAPANG #2
PLTBio
NANGAH 10 10 10 10
PINOH
PLTBio
1,2 1,2 1,2 1,2
SANGGAU
PLTBio
10 10 10 10
SEKADAU
PLTBio
10 10 10 10
SINTANG
PLTBio BALAI
6 6 6 6
KARANGAN
PLTM KALBAR 26 26 26 26

3
PLTU KALBAR-
100 100 100
2 #1
PLTU KALBAR-
100 100
2 #2
PLTM
2,5 2,5
BANAGAR
PLTM
6,4
KEMBAYANG-1
PLTM
4,5
KEMBAYANG-2
Tambahan untuk Sistem Kalseltimtengut
PLTU
7 7 7 7 7 7
KOTABARU #1
PLTU
7 7 7 7 7
KOTABARU #2
PLTU SAMPIT 50 50 50 50 50 50
PLTG/MG
BANGKANAI 140 140 140 140 140 140
(FTP-2)
PLTU
200 200 200 200 200
KALSELTENG-2
PLTU
KALSELTENG-1 100 100 100 100 100 100
#1
PLTU
KALSELTENG-1 100 100 100 100 100
#2
PLTU KALSEL
200 200 200 200 200 200
(FTP-2)
PLTBG
2 2 2 2 2 2
SUKADAMAI

4
PLTU TANAH
14 14 14 14 14 14
GROGOT
PLTU KALTIM
100 100 100 100 100
(FTP-2) #1
PLTU KALTIM
100 100 100 100
(FTP-2) #2
PLTU KALTIM-4
100 100 100 100 100
#1
PLTU KALTIM-4
100 100 100 100
#2
PLGTU
35 35 35 35 35 35
SENIPAH
PLTG KALSEL
65 65 65 65
#1
PLTG KALSEL
135 135 135
#2
PLTG KALTENG 100 100
PLTG KALTIM
100 100 100 100 100
PEAKER-2
PLTU MT
100
KALSELTENG-3
PLTBio
10 10 10 10 10
MANTUIL
PLTBio BERAU 3 3 3 3 3
PLTBio
10 10 10 10 10
MALINAU
PLTBio
PENAJAM 10 10 10 10 10
PASER
PLTS
0,7
MAHAKAM

5
PLTS TARAKAN 0,3
PLTB TANAH
30 30 30 30
LAUT #1
PLTB TANAH
40 40
LAUT #2
Total 2494 3204 3523,2 3785,2 4045,7 4117,6

Terlihat pada tahun 2023 dan 2024 terjadi kekurangan daya sebesar 104,3 MW
dan 535,4 MW. Sehingga beberapa pembangkit akan dipercepat pembangunannya
untuk keperluan pemodelan, antara lain:

Tabel 3.3 Pembangkit yang dipercepat dan kapasitasnya (dalam MW)

Pembangkit Kapasitas (MW) Dipercepat ke


PLTU MT KALSELTENG-
200 2023
3 #2 (2025)
PLTU MT KALTIM-3 #1
200 2023
(2025)
PLTU MT KALTIM-3 #2
100 2024
(2026)
PLTU MT KALSELTENG-
100 2024
4 #1 (2026)
PLTU MT KALSELTENG-
100 2024
4 #2 (2027)
PLTGU KALTIM ADD-
80 2024
ON BLOK 2 (2026)
PLTG SEI MENGGARIS 40 2024

Beban ibu kota negara dimodelkan melalui 6 beban dengan besar yang sama di
5 gardu induk, yaitu Embalut, Bukit Biru, Tengkawang (2 beban), Harapan Baru,
dan Kota Bangun.

6
3.2.2 Simulasi dan Pengambilan Data

Setelah pemodelan single line diagram selesai dilakukan, simulasi dilakukan


menggunakan perangkat lunak DigSILET Power Factory. Simulasi pertama yang
akan dilakukan adalah analisis kontingensi untuk skenaro N-1 dan N-2.

Simulasi diawal dengan pendefinisian event kontingensi. Pada simulasi ini yang
akan dikontingensikan adalah saluran 70 kV, 150 kV, dan 275 kV yang merupakan
kategori saluran transmisi. Setelah itu, akan didapatkan data berupa komponen-
komponen yang mengalami overloading, overvoltage, dan undervoltage. Data ini
kemudian digunakan untuk menghitung indeks tegangan dan indeks arus.

3.3 Hasil Sementara

3.3.1 Penyajian dan Analisis Data

Melalui perhitungan terhadap setiap hasil simulasi, didapatkan indeks arus dari
saluran-saluran yang mengalami overloading adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Hasil Simulasi Kontingensi N-1

Dari hasil tersebut, dilakukan upgrade konduktor dengan metode


reconductoring. Konduktor ACSR Hawk yang sebelumnya dipakai diganti menjadi
ACSR Drake. Kemudian, simulasi kontingensi dilakukan lagi dan didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.5 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan

7
Untuk melihat tingkat urgensi penggantian saluran, maka menggunakan metode
succesive removal dilakukan removal terhadap saluran EMBALUT – BUKIT
BIRU 1. Didapatkan hasil indeks arus yang baru sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
EMBALUT – BUKIT BIRU 1

Lalu, hal yang sama dilakukan ke saluran EMBALUT – BUKIT BIRU 2 dan
menghasilkan indeks arus sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
EMBALUT – BUKIT BIRU 2

Selanjutnya, dua saluran dikontingensi sekaligus, lalu akan didapatkan data


mengenai saluran yang mengalami overloading di setiap kombinasi kasus. Data itu
diolah untuk mendapatkan indeks arus sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Simulasi Kontingensi N-2

8
Dari hasil tersebut, dilakukan upgrade konduktor dengan metode
reconductoring. Konduktor ACSR Hawk yang sebelumnya dipakai diganti menjadi
ACSR Drake. Kemudian, simulasi kontingensi dilakukan lagi dan didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Simulasi Kontingensi N-2 Setelah Perbaikan

Untuk melihat tingkat urgensi penggantian saluran, maka menggunakan metode


succesive removal dilakukan removal terhadap saluran EMBALUT – BUKIT
BIRU 1. Didapatkan hasil indeks arus yang baru sebagai berikut:

Tabel 3.10 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
EMBALUT – BUKIT BIRU 1

Lalu, hal yang sama dilakukan ke saluran EMBALUT – BUKIT BIRU 2 dan
menghasilkan indeks arus sebagai berikut:

Tabel 3.11 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
EMBALUT – BUKIT BIRU 2

Kemudian, terhadap removal terhadap saluran SIANTAN – PARIT BARU 1


didapatkan hasil:

9
Tabel 3.12 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
SIANTAN – PARIT BARU 1

Dan terhadap SIANTAN-PARIT BARU 2 didapatkan hasil:

Tabel 3.13 Hasil Simulasi Kontingensi N-1 Setelah Perbaikan dengan Removal
SIANTAN – PARIT BARU 2

3.3.2 Kesimpulan Sementara

Dari hasil perhitungan indeks arus setelah simulasi kontingensi untuk kriteria
N-1 dan N-2, dapat dilihat ada 4 kandidat saluran yang akan di-upgrade untuk
memenuhi kebutuhan listrik ibu kota, yaitu: EMBALUT – BUKIT BIRU 1,
EMBALUT – BUKIT BIRU 2, SIANTAN – PARIT BARU 1, dan SIANTAN
PARIT BARU 2.

Namun, berdasarkan harga indeks arus setelah dilakukan succesive removal,


terlihat bahwa EMBALUT – BUKIT BIRU 1 dan EMBALUT – BUKIT BIRU 2
memiliki indeks gabungan (N-1 dan N-2) yang lebih tinggi dibanding SIANTAN –
PARIT BARU 1 dan SIANTAN – PARIT BARU 2. Karena itu, urutan prioritas
upgrade saluran adalah sebagai berikut:

1. EMBALUT – BUKIT BIRU 1 atau EMBALUT – BUKIT BIRU 2

2. SIANTAN – PARIT BARU 1 atau SIANTAN – PARIT BARU 2

10
3.3.3 Aktivitas Selanjutnya

Pencapaian yang didapatkan oleh peneliti masih sebagian kecil dari serangkaian
kegiatan penelitian tugas akhir yang ditargetkan atau yang sudah direcanakan.
Maka dari itu, terdapat beberapa aktivitas lanjutan yang akan dilakukan dengan
rincian sebagai berikut:

1. Mendapatkan hasil dan analisis untuk pemodelan di tahun 2021

2. Mendapatkan hasil dan analisis untuk pemodelan di tahun 2022

3. Mendapatkan hasil dan analisis untuk pemodelan di tahun 2023

4. Mendapatkan hasil dan analisis untuk pemodelan di tahun 2024

5. Mendapatkan data commercial operation date pembangkit-pembangkit


serta proyeksi beban ibu kota negara yang lebih akurat.

11
3.4 Pencapaian

Tabel 3.14 Jadwal kerja penelitian dalam S-curve

ALOKASI WAKTU TUGAS AKHIR (2019 s.d 2020)


2018 2019
September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei
No Tahapan Bobot
Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4 1&2 3&4
1 Studi Literatur 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
2 Pengumpulan data dan Forecasting 5% 2,5% 2,5%
3 Analisis aliran daya, kontingensi, gangguan, dan stabilitas 2020 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
4 Analisis aliran daya, kontingensi, gangguan, dan stabilitas 2021 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
5 Analisis aliran daya, kontingensi, gangguan, dan stabilitas 2022 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
6 Analisis aliran daya, kontingensi, gangguan, dan stabilitas 2023 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
7 Analisis aliran daya, kontingensi, gangguan, dan stabilitas 2024 10% 2,5% 2,5% 2,5% 2,5%
8 Penarikan Kesimpulan 15% 5,0% 5,0% 5,0%
9 Perumusan Saran 10% 5,0% 5,0%
10 Penulisan Laporan Tugas Akhir 9% 3,0% 3,0% 3,0%
11 Persetujuan Laporan Tugas Akhir 1% 1,0%
Total Bobot 100%
Target Kerja 2,5% 2,5% 2,5% 5,0% 5,0% 5,0% 7,5% 10,0% 10,0% 7,5% 5,0% 7,5% 5,0% 10,0% 8,0% 3,0% 3,0% 1,0%
Akumulasi Target 2,5% 5,0% 7,5% 12,5% 17,5% 22,5% 30,0% 40,0% 50,0% 57,5% 62,5% 70,0% 75,0% 85,0% 93,0% 96,0% 99,0% 100,0%
Progress 2,5% 5,0% 7,5% 12,5% 17,5% 20,0%

Keterangan:

• Kurva biru menunjukkan akumulasi target kerja pengerjaan tugas akhir.

• Kurva merah (titik-titik) menunjukkan progres pengerjaan tugas akhir.

1
2

Anda mungkin juga menyukai