Anda di halaman 1dari 3

6.

Biokimia Sistem Respirasi


1. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul hem dalam sel eritrosit yang mengandung hampir
duapertiga kebutuhan besi tubuh. Sebuah sel eritrosit dapat mengangkut sekitar 250 juta
molekul hemoglobin.
Satu molekul hemoglobin terdiri dari empat ion ferro untuk empat hem yang dimilikinya.
Bentuk hemoglobin utama pada manusia adalah HbA1, yang mana rantai globinnya terdiri
dari dua rantai α dan dua rantai β (α2 β2). Polipeptida α mempunyai 141 asam amino dan β
mempunyai 146 asam amino. Hemoglobin lain ialah HbA2 yang hanya ada sekitar 2% dari
populasi. HbA2 mengandung α2 δ2. Darah janin mempunyai Hb berbeda dari orang dewasa
yaitu HbF yang globinnya terdiri dari α2 γ2. Selain hemoglobin diatas, terdapat juga istilah
untuk gangguan genetik akibat mutasi gen pada satu atau lebih urutan asam amino yang
membentuk rantai globin yang disebut hemoglobinopati dan hemoglobin variant.
Fungsi utama hemoglobin ialah mentranspor O2 dari paruparu ke berbagai jaringan dan
membawa CO2 serta proton (H+ ) dari jaringan ke paru-paru. Sebuah hemoglobin mengikat
satu molekul O2 untuk tiap hem, jadi satu molekul hemoglobin dapat mengikat empat
molekul O2, tetapi hanya satu molekul CO2 yang terikat pada rantai polipeptida globin
sebagai karbamat hemoglobin (kadarnya 15% dari CO2 darah vena). Walaupun begitu, tidak
terjadi kompetisi antar kedua gas tersebut. Normalnya, besi hem tereduksi sebagai ion ferro
saja yang mampu mengikat O2. Jika besi hem teroksidasi, maka enzim methemo-globin
reduktase akan mereduksi ferri kembali menjadi ferro.2 Hemoglobin juga mengikat vaso-
dilator nitrit oksida (NO) dan inhibitor agregasi platelet.
Tahap pembentukan Hb dimulai dalam eritroblast dan terus berlangsung sampai tingkat
normoblast dan retikulosit. Dari penyelidikan dengan isotop diketahui bahwa bagian hem dari
hemoglobin terutama disintesis dari asam asetat dan glisin. Sebagian besar sintesis ini terjadi
didalam mitokondria. Langkah awal sintesis adalah pembentukan senyawa pirol, selanjutnya
4 senyawa pirol bersatu membentuk senyawa protoporfirin yang kemudian berikatan dengan
besi membentuk molekul hem, akhirnya keempat molekul hem berikatan dengan satu molekul
globin. Satu globin yang disintesis dalam ribosom retikulom endoplasma membentuk Hb.
( Azhar, 2009). Sintesis Hb dimulai dari suksinil koA yang dibentuk dalam siklus krebs
berikatan dengan glisin yang dipengaruhi oleh enzim asam aminolevolinat (ALA) molekul
pirol. Koenzim pada reaksi tersebut yaitu piridoksal fosfat (vitamin B6) yang dirangsang oleh
eritropoetin, kemudian empat pirol bergabung untuk membentuk protoporfirin IX yang
kemudian bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang disebut globin yang disintesis di
ribosom membentuk sub unit yang disebut rantai Hb. (Azhar, 2009). Pembentukan Hb dalam
sitoplasma terjadi bersamaan dengan proses pembentukan DNA dalam inti sel. Hb merupakan
unsur terpenting dalam plasma eritrosit. Molekul Hb terdiri dari globin, protoporfirin dan
besi. Globin dibentuk disekitar ribosom sedangkan protoporfirin dibentuk disekitar
mitokondria, besi didapat dari transferin. Pada permulaan sel , eritrosit berinti terhadap
reseptor transferin. Gangguan dalam pengikatan besi untuk membentuk Hb akan
mengakibatkan terbentuknya eritrosit dengan sitoplasma yang kecil dan kurang mengandung
Hb. Tidak berhasilnya sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat fe untuk pembentukan Hb
dapat disebabkan oleh rendahnya kadar fe untuk pembentukan Hb dapat disebabkan oleh
rendahnya kadar fe dalam darah
2. Myoglobin
Hem pada myoglobin mengandung ion ferro seperti yang terdapat pada hemoglobin. Apabila
ion ferro teroksidasi menjadi ferri, maka myoglobin juga akan kehilangan aktifitas
biologisnya. Myoglobin berbeda dari hemoglobin karena hemoprotein sitoplasma ini hanya
mengandung sebuah rantai polipeptida globin dengan 154 asam amino. Hemoprotein ini
terutama terdapat pada sel myosit otot jantung dan serat otot rangka oksidatif.
Fungsi myoglobin adalah sebagai penyimpan O2 pada sel otot, kemudian melepaskan O2
tersebut ke mitokondria untuk sintesis ATP pada saat latihan berat. Myoglobin juga berfungsi
sebagai buffer intrasellular konsentrasi O2, tujuannya agar konsentrasi O2 tetap konstan
meskipun aktifitas otot sangat meningkat. Fungsi lainnya ialah mengikat vasodilator NO,
karena NO mempunyai kemampuan menginhibisi sitokrom c oksidase yang berpotensi
merusak sistem respirasi mitokondria pada otot rangka dan jantung
3. Neuroglobin
Rantai globinnya mirip dengan myoglobin, tetapi jumlah asam aminonya berbeda. fungsi
neuroglobin mungkin adalah sebagai berikut;
A. Sebagai neuronal myoglobin yang menyediakan O2 ke rantai respirasi.
B. Sebagai oksidase yang menyediakan NAD+ ke glikolisis anaerob.
C. Detoksifikasi reactive oxygen species (ROS) pada kondisi hipoksia.
D. Detoksifikasi nitrit oksida (NO).
E. Sebagai sensor O2.

4. Reaksi hemoglobin dan oksigen


Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawa O2 yang sangat
serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari empat sub unit, masing-masing mengandung
gugus heme yang melekat pada sebuah rantai. polipeptida. Pada seorang dewasa normal, sebagian
besar hemoglobin mengandung dua rantai α dan dua rantai β. Heme adalah kompleks yang dibentuk
dari suatu porfirin dan satu atom besi fero. Masing-masing dari keempat atom besi dapat mengikat
satu molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi
pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan
hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2 . Karena setiap molekul hemoglobin
mengandung empat unit Hb, maka dapat dinyatakan sebagai Hb4, dan pada kenyataannya bereaksi
dengan empat molekul O2 membentuk Hb4O8.

Karena berisi empat deoksihemoglobin , molekul hemoglobin juga direpresentasikan sebagai


Hb dan sebenarnya bereaksi dengan empat molekul O2 untuk membentuk Hb O .Reaksi tersebut
4,  4 8

berlangsung dengan sangat cepat, hanya kurang dari 0,01 detik. Begitu juga dengan deoksigenasi
Hb O juga berlangsung dengan sangat cepat.
4 8 
 2

Struktur kuarter hemoglobin tersebut menentukan afinitasnya untuk O2 . Pada deoksihemoglobin,


unit globin terikat secara kuat pada tense (T) configuration, yang  mengurangi afinitas molekul
terhadap O2. Saat O2 pertama terikat, ikatan yang menahan unit globin dilepaskan,
menghasilkan relaxed (R) configuration, yang mengekspos lebih banyak tempat ikatan O2.
Hasilnya, afinitasnya dapat meningkat sampai 500 kali. Pada jaringan, reaksi ini berbalik, yaitu
terjadi pelepasan oksigen. Transisi dari satu keadaan ke keadaan lainnya diperkirakan terjadi
sampai 10  kali sepanjang masa hidup sel darah merah.
8

Hemoglobin sangat penting fungsinya dalam mengatur jumlah oksigen yang diambil dari paru-
paru dan dikeluarkan pada jaringan. Jika kadarnya turun sampai 50% seperti pada penderita
anemia, kapasitas pembawaan oksigennya juga akan turun sebesar 50% meskipun PO  normal 2

100mmHg dan saturasi Hbnya 97%.  3

Oxygen-hemoglobin dissociation curve menghubungkan persentase saturasi  kekuatan


pembawaan hemoglobin dengan PO . Kurva ini ditandai dengan bentuk sigmoid karena ada
2

interkonversi antara T dan R. Kombinasi heme pertama pada molekul Hb dengan O2


meningkatkan afinitas heme kedua, begitu juga seterusnya. Oleh karena itu, afinitas Hb yang
keempat jauh lebih banyak dari yang pertama.

Hb4 + O2 ↔ Hb4O2
Hb4O2 + O2 ↔ Hb4O4
Hb4O4 + O2 ↔ Hb4O6
Hb4O6 + O2 ↔ Hb4O8
Reaksi ini berlangsung cepat, membutuhkan waktu kurang dari 0,01 detik. Deoksigenasi (reduksi)
Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat

Daftar Pustaka :

- Kadri H. Hemoprotein dalam tubuh. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012; 1(1): 22-30
- Fernandez GJ. Sistem Pernapasan. Bali: FK Udayana;2018

Anda mungkin juga menyukai