Anda di halaman 1dari 4

Tp 2

Definisi

DM (Diabetes Mellitus) menurut Kemenkes (2014) merupakan penyakit gangguan metabolik yang
disebabkan karena kerusakan pankreas sehingga menyebabkan produksi insulin tidak mencukupi
bagi tubuh. Pada penderita DM akan merasa sering lapar hal ini dikarenakan adanya gangguan pada
hormon insulin. Fungsi hormon ini salah satunya adalah menurunkan kadar gula dalam darah
dengan cara merangsang sel untuk menyerap gula. Ketika hormon ini terganggu, maka kadar gula
dalam darah meningkat tanpa adanya penyerapan gula oleh sel, sehingga tidak terjadi glikolisis yang
nantinya menjadi ATP untuk energi aktifitas -> lemas.

DM merupakan salah satu penyakit metabolik yang mengganggu kinerja sistem tubuh sehingga saat
DM terjadi dapat menimbulkan dampak kerusakan atau gangguan pada sistem lain. Komplikasi yang
dapat muncul pada DM yaitu gangguan jantung dan stroke, gangguan ginjal, gangguan saraf
(neuropati diabetikum), pada penderita DM resiko kematian 2 kali lebih besar dibanding non
penderita diabetes, dalam hal ini disebabkan karena DM berdampak pada kerusakan sistem organ
tubuh (Pusdatin Kemenkes, 2014).

Diabetes Melitus adalahpenyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut
atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes
Melitus yaitu polidipsia,poliuria,polifagia,penurunan berat badan,kesemutan

Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah berkembang penuh
secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati.

Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap insulin.
Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap
dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin
dependent diabetes mellitus. Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di
tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
ganguan fungsi insulin (resistensi insulin)
Klasifikasi

DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi
karena kerusakan sel β pankreas (reaksi autoimun). Sel β pankreas merupakan satu-satunya sel
tubuh yang menghasilkan insulin yang berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam tubuh. Bila
kerusakan sel β pankreas telah mencapai 80-90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel ini
lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 sebagian
besar oleh karena proses autoimun dan sebagian kecil non autoimun. DM tipe 1 yang tidak diketahui
penyebabnya juga disebut sebagai type 1 idiopathic, pada mereka ini ditemukan insulinopenia tanpa
adanya petanda imun dan mudah sekali mengalami ketoasidosis. DM tipe 1 sebagian 4 besar (75%
kasus) terjadi sebelum usia 30 tahun dan DM Tipe ini diperkirakan terjadi sekitar 5-10 % dari seluruh
kasus DM yang ada.

DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes
Mellitus (NIDDM). Bentuk DM ini bervariasi mulai yang dominan resistensi insulin, defisiensi insulin
relatif sampai defek sekresi insulin.3,4 Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin
bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel β. Akibatnya, pankreas tidak mampu
memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistance. Kedua hal ini
menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Kegemukan sering berhubungan dengan kondisi
ini. DM tipe 2 umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Pada DM tipe 2 terjadi gangguan pengikatan
glukosa oleh reseptornya tetapi produksi insulin masih dalam batas normal sehingga penderita tidak
tergantung pada pemberian insulin.3 Walaupun demikian pada kelompok diabetes melitus tipe-2
sering ditemukan komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler.

DM dalam kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan yang disertai dengan
peningkatan insulin resistance (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).3 Pada umumnya
mulai ditemukan pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.4 Faktor risiko GDM yakni riwayat
keluarga DM, kegemukan dan glikosuria.

GDM meningkatkan morbiditas neonatus, misalnya hipoglikemia, ikterus, polisitemia dan


makrosomia. Hal ini terjadi karena bayi dari ibu GDM mensekresi insulin lebih besar sehingga
merangsang pertumbuhan bayi dan makrosomia. 5 Kasus GDM kira-kira 3-5% dari ibu hamil dan para
ibu tersebut meningkat risikonya untuk menjadi DM di kehamilan berikutnya.

Subkelas DM lainnya yakni individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan
genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang
mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-
adrenergik) dan infeksi atau sindroma genetik (Down’s, Klinefelter’s).

Epidemiologi
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita lebih berisiko mengidap
diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh yang lebih
besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di Indonesia
membesar sampai 57%, pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia adalah sebanyak
371 juta jiwa, dimana proporsi kejadiandiabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang
menderita diabetesmellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1.

Kejadian internasional
Diabetes mellitus tipe 2 lebih jarang terjadi di negara-negara non-Barat di mana
makanannya mengandung lebih sedikit kalori dan pengeluaran kalori harian lebih tinggi.
Namun, karena orang-orang di negara-negara ini mengadopsi gaya hidup Barat,
penambahan berat badan dan diabetes mellitus tipe 2 menjadi epidemi.
Angka diabetes meningkat di seluruh dunia. Federasi Diabetes Internasional memperkirakan
bahwa jumlah penderita diabetes akan meningkat dari 366 juta pada tahun 2011 menjadi
552 juta pada tahun 2030. Di Amerika Serikat, prevalensi diabetes yang didiagnosis telah
[76]

meningkat lebih dari dua kali lipat dalam 3 dekade terakhir, sebagian besar karena
peningkatan obesitas.
10 negara teratas dalam jumlah penderita diabetes saat ini adalah India, China, Amerika
Serikat, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brasil, Italia, dan Bangladesh. Persentase
peningkatan terbesar dalam angka diabetes akan terjadi di Afrika selama 20 tahun
mendatang

Diabetes melitus tipe 2 meliputi lebih 90% dari semua populasi diabetes. Prevalensi DMT2 pada
bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% pada populasi dewasa.International Diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2011 mengumumkan 336 juta orang di seluruh dunia mengidap DMT2 dan penyakit
ini terkait dengan 4,6 juta kematian tiap tahunnya, atau satu kematian setiap tujuh detik. Penyakit
ini mengenai 12% populasi dewasa di Amerika Serikat dan lebih dari 25% pada penduduk usia lebih
dari 65 tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. International
Diabetes Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari
9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data dari IDF 2014,
Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua peringkat dibandingkan dengan tahun
2013 dengan 7,6 juta orang penyandang DM. Penelitian epidemiologi yang dilakukan hingga tahun
2005 menyatakan bahwa prevalensi diabetes melitus di Jakarta pada tahun 1982 sebesar 1,6%,
tahun 1992 sebesar 5,7%, dan tahun 2005 sebesar 12,8%. Pada tahun 2005 di Padang didapatkan
prevalensi DMT2 sebesar 5,12%. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa negara
berkembang akibat peningkatan angka kemakmuran di negara yang bersangkutan akhir-akhir ini
banyak disoroti. Peningkatan pendapatan perkapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-
kota besar menyebabkan meningkatnya angka kejadian penyakit degeneratif, salah satunya adalah
penyakit diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang
berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan sumber daya manusia.

NF Restyna. Diabetes Melitus Tipe 2. J MAJORITY. Volume 4 Nomor 5. 2015

Tim Penyusun Buku Pedoman Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2019. Pedoman Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019. PB Perkeni; 2019.

Z Fatma, E Sureskiarti, N Herlina . Pelatihan Cara Pembuatan Makanan Ringan Rendah Gula bagi
Penderita Diabetes Mellitus (DM). Jurnal Panrita Abdi, 2020, Volume 4

Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659

DIABETES MELITUS TIPE 2. Eva Decroli. Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2019

Anda mungkin juga menyukai