Anda di halaman 1dari 2

Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta), (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Perss, 2004), hlm. 132-133

Tranggono, R.I., dan Fatma, L. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. Halaman 11, 20-21, 26-27, 131.

Wasitaatmadja, S.M. (1997). Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Halaman 4-5, 59, 183, 187-188

Lachman, L. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Kedua. Jilid Kedua. Jakarta: UI
Press. Halaman 1098.

Ansel, C.H. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: UI- Press.
Halaman 491-492.

Pratiwi, S.T. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Yogjakarta: Erlangga. Halaman 106-108, 136-137.

Novel, S.S. (2014). 500 Rahasia Cantik Alami Bebas Jerawat. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia. Halaman 9-10, 12.

Mitsui, 1997, New Cosmetics Science, Elsevier, New York, pp. 191-196

Radji, M. (2013). Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 7, 10.

Harti, A.S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman 17, 125-126,
148-150.

Jawetz, E., Melnick, J.L., dan Adelberg, E.A. (1996). Mikrobiologi untuk Profesi Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Halaman 63.

Garrity, G., M., Julia, A., B., dan Timothy, G., L. (2004). Taxonomic Outline Of The
Prokaryotes Bergey’s Manual Of Systematic Bacteriology. Edisi Kedua. New York: Michigan
State University. Halaman 243-244.

Fauzi, A.R dan Nurmalina, R. (2012). Merawat Kulit dan Wajah. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. Halaman 3.

Dzen, S.M., Santoso, S., Roekistiningsih., dan Winarsih, S.(2003). Bakteriologi Medik. Malang:
Bayumedia Publishing. Halaman 12.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia. Halaman 8-9, 32, 896.

Widodo, H. (2013). Ilmu Meracik Obat untuk Apoteker. Yogyakarta: D-Medika. Halaman 167.
Loden, M., dan Michelson, S. (2013). The Influence of a Humectans-rich Mixture On Normal
Skin Barier Fuction and On Once and Twice-daily Treatment of Foot Xerosis. Skin Res Technol,
Vol 19(4). Halaman 438.

Reynolds, J.E.F. (1982). Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty-eight Edition. London:
The Pharmaceutical Press. Halaman 45,788

Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Halaman 112, 855, 896, 898, 1035.

Merck. (2005). Merck Microbiology Manual. Edisi Keduabelas. Berlin: Merck. Halaman 370-
371.

Farnsworth, N. R. (1966). Biological and Phytochemical Screening of Plants, Journal of


Pharmaceutical Sciences. Volume 55. Number 3. Chicago: Reheis Chemical Company. Halaman
225-276.

Anief, M. (1983). Ilmu Resep. Jakarta: Ghalia Indonesia. Halaman 96

Anda mungkin juga menyukai