Ruangan : Flamboyan
Tgl. / Jam MRS : 16 September 2020
Dx. Medis : Bronkiolitis
No. Reg. : 10387xx
TGL/Jam Pengkajian : 16 September 2020
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : An. A
Nama Panggilan : An. A
Umur / Tgl. Lahir : 4 bulan / 28 Juli 2020
Jenis Kelamin : Perempuan
B. KELUHAN UTAMA
An. S mengalami demam dan batuk-pilek selama 3 hari terakhir. Batuk-batuk
ngekel, keluar dahak sedikit sehabis batuk.
2. Riwayat operasi
Orang tua An. A mengatakan, An. A tidak pernah mengalami operasi
apapun
3. Riwayat Alergi
Orang tua An. A mengatakan, An. A tidak mempunyai alergi apapun
4. Riwayat Imunisasi
Orang tua An. A mengatakan, An. A sudah mendapatkan imunisasi HB0,
DPT dan polio.
E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
An. A merupakan anak pertama dari pasangan Tn Ah dan Ny S. Pada saat
hamil, Ny. S sering rutin periksa ke posyandu tetapi setelah ada covid-19 Ny S
jarang periksa karena kegiatan posyandu dittiadakan. Saat hamil, Ny. S sering
mengkonsumsi suplemen vitamin, makanan bergizi (sayur-sayuran dan buah-
buahan). Saat hamil, Ny.S juga rajin berolahraga ringan seperti joging dan
melakukan kegiatan di rumah. Saat hamil dulu, Ny. S sempat mengalami
muntah-muntah saat trimester pertama.
2. Intra Natal
Ny. S melahirkan An. A dengan cara normal di bidan terdekat. Ny. S
melahirkan di usia yang cukup yaitu 38 minggu.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
// : Cerai
: Anak kandung
: Anak angkat
: Anak kembar
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah
1. Perkembangan
Jika dikaji menggunakan KPSP, tingkat perkembangan An. A cukup baik.
An. A sudah bisa tengkurap. An. A ikut tersenyum saat ada yang
tersenyum dengannya. An. A juga bisa menyangga kepalanya.
3. Pola eliminasi
Ny. I mengatakan bahwa An. S BAB sehari 5x, feces cair, bewarna kuning
dan terdapat ampas.
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
Keadaan Umum :
An. S terlihat lemah, pucat dan rewel.
Kesadaran :
GCS 4,5,6
CRT : <2 detik
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : mmHg Suhu : 38 C
Nadi : 125 x/mnt RR : 57 x/mnt
Saturasi oksigen : 98%
CRT : <2 detik
Tinggi badan : 58 cm
Lingkar kepala : 39 cm
Lingkar lengan atas : 13 cm
Berat badan sebelum sakit : 4,7 kg
Berat badan saat ini : 4,5 kg
Berat badan ideal : 4,7 kg
Perkembangan BB : BB mengalami penurunan setelah An. A
mengalami sakit
2. Thorax / dada :
I : frekuensi nafas cepat, adanya retraksi dada, nafas cuping hidung, batuk
terdapat sekret sedikit
P : pergerakan dada simetris
P : bunyi sonor di seluruh lapang paru
A : Terdapat suara nafas tambahan (wheezing)
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Hb = 11,4 g/dL
Leukosit = 11500
Seg/Lim = 70/15
Pcv = 34,2
Trombosit = 378 ribu
Crp = 17
2. Radiologi
Thoraks early broncopneumonia
3. Lain – lain
..............
………………………………………………………………………………
…
…………..............
………………………………………………………………………
L. Terapi
1. Oral
..............
………………………………………………………………………………
…
…………..............
………………………………………………………………………
2. Parenteral
..............
………………………………………………………………………………
…
…………..............
……………………………………………………………………....
3. Lain – lain
………………………………………………………………………………
…..............
………………………………………………………………………………
…..............
……………,
………………………..
Mahasiswa,
NIM.
ANALISA DATA
Diagnosa
TGL/ Keperawatan/
Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan TTD
JAM Masalah
Kolaboratif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Manajemen Jalan Napas (L.01011)
16 jam, masalah bersihan jalan nafas tidak efektif dapat
Septembe teratasi dengan kriteria hasil Definisi :
r 2020 L. 01001. Bersihan Jalan Napas Mengidentifikasi dan mengelola
Tujuan kepatenan jalan napas
No Indikator Awal
1 2 3 4 5
1 Produksi Tindakan
sputum Observasi
2 Suara nafas 1. monitor pola napas (frekuensi,
(wheezing) kedalaman, usaha napas)
Keterangan: 2. monitor bunyi napas tambahan
1. Meningkat (wheezing dan wheezing)
2. Cukup meningkat
3. monitor sputum (jumlah, warna,
3. Sedang
aroma)
4. Cukup menurun
5. menurun
Tujuan
Terapeutik
No Indikator Awal 1. posisikan semifowler atau fowler
1 2 3 4 5
2. lalukan fisioterapi dada, jika perlu
1 Frekuensi nafas
3. lakukan penghisapan lendir kurang
2 Pola nafas dari 15 detik
Keterangan: 4. lakukan hiperoksigenasi sebelum
1. Memburuk penghisapan endotrakeal
2. Cukup memburuk
5. berikan oksigen jika perlu
3. Sedang
4. Cukup membaik
5. membaik Edukasi
1. anjurkan asupan asi ditingkatkan
hingga 700-750 ml setiap harinya
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik jika perlu
Edukasi Fisioterapi Dada
(L.12372)
Definisi :
Mengajarkan memobilisasi sekresi
jalan napas melalui perkusi, getaran
dan drainase postural
Tindakan
Observasi
1. identifikasi kemampuan pasien
dan keluarga menerima informasi
Terapeutik
1. persiapkan materi dan media
edukasi
2. jadwalkan waktu yang tepat untuk
memberikan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan dengan pasien
dan keluarga
3. berikan kesempatan pasien dan
keluarga bertanya
Edukasi
1. jelaskan kontraindikasi fisioterapi
dada
2. jelaskan tujuan dan prosedur
fisioterapi dada
3. jelaskan segmen paru-paru yang
mengandung sekresi berlebihan
4. jelaskan cara modifikasi posisi
agar dapat mentolelir posisi yang
ditentukan
5. jelaskan alat perkusi dada
pneumatik, akustik atau listrik yang
digunakan
6. jelaskan cara menggerakkan alat
dengan cepat dan kencang, bahu dan
lengan lurus, pergelangan tangan
kaku, di daerah yang akan
dikeringkan saat pasien menghisap
atau batuk 3-4 kali
7. anjurkan menghindari perkusi
pada tulang belakang, ginjal,
payudara, insisi, dan tulang rusuk
yang patah
8. ajarkan mengeluarkan sekresi
melalui pernapasan dalam
9. ajarkan batuk selama dan setelah
prosedur
10. jelaskan cara memantau
efektifitas prosedur
Definisi:
Mengumpulkan dan menganalisa
data untuk memastikan kepatenan
jalan napas dan keefektifan
pertukaran gas
Tindakan
Observasi
1.Monitor frekuensi ,irama,
kedalaman dan upaya napas
2.Monitor pola napas (seperti
bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kussmaul, Chryne-stokes,
3.Monitor kemampuan batuk efektif
4.Monitor adanya produksi sputum
5.Monitor adanya sumbatan jalan
napas
6.Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7.Auskultasi bunyi napas
8.Monitor saturasi oksigen
9.Monitor nilai AGD
10.Monitor hasil X- ray thotax
Terapeutik
1.Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2.Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
1.Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2.Informasikan hasil
pemantauan,jika perlu
Definisi:
Memobilisasi sekresi jalan napas
melalui perkusi, getaran dan drainase
postural
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi indikasi dilakukan
fisioterapi dada (mis. Hipersekresi
sputum, sputum kental dan tertahan,
tirah baring lama)
2. Identifikasi kontraindikasi fisioterapi
dada (mis. Eksaserbasi PPOK akut,
penumonia tanpa produksi sputum
berlebih, kanker paru-paru)
3. Monitor status pernapasan (mis.
Irama, kecepatan, suara napas dan
kedalaman napas)
4. Periksa segmen paru yang
mengandung sekresi berlebihan
5. Monitor jumlah dan karakter sputum
6. Monitor tolransi selama dan setelah
prosedur
Terapeutik
1. Posisikan pasien sesuai dengan area
paru yang mengalami penumpukan
sputum
2. Gunakan bantal untuk membantu
pengaturan posisi
3. Lakukan perkusi dengan posisi
telapak tangan ditangkupkan selama
3-5 menit
4. Lakukan vibrasi dengan posisi
telapak tangan rata bersamaan
ekspirasi melalui mulut
5. Lakukan fisioterapi dada setidaknya
dua jam setelah makan
6. Hindari perkusi pada tulang
belakang, ginjal, payudara wanita,
insisi dan tulang rusuk yang patah
7. Lakukan penghisapan lendir untuk
mengeluarkan sekret, jika perlu
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
fisioterapi dada
2. Anjurkan batuk segera setelah
prosedur selesai
3. Ajarkan inspirasi perlahan dan
dalam melalui hidung selama proses
fisioterapi
TINDAKAN PERAWATAN