Anda di halaman 1dari 10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Dewasa Sebagai Agregat Beresiko

Usia dewasa merupakan usia yang berkisar antara 26-45 tahun (Depkes

RI, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2016) kategori

usia mayoritas yang menderita DM adalah 36-45. Hasil penelitian ini dapat

menjelaskan bahwa dengan peningkatan usia maka resiko menderita diabetes akan

semakin meningkat. Penelitian ini didukung dengan teori dalam fisiologi

kedokteran yang menjelaskan bahwa dimulainya sakit DM tipe 2 terjadi pada usia

30 tahun, tetapi sering pada usia 50-60 tahun (Guyton & Hall, 2008 dalam

Indaryati, 2018). Sedangkan American Diabetes Association (2015) mengatakan

bahwa kelompok usia 40 tahun keatas merupakan kelompok usia yang berisiko

tinggi mengalami DM dan penyakit jantung.

2. Faktor Penyebab Agregat Dewasa Beresiko

Usia sangat erat kaitannya dengan DM tipe 2 dimana pada usia dewasa

terjadi kenaikan kadar gula darah akibat resistensi insulin yang disebabkan karena

menurunnya aktifitas, perubahan pola makan, penurunan fungsi neurohormonal,

diet yang buruk, peningkatan berat badan, dan kebiasaan merokok merupakan

faktor resiko DM yang banyak terjadi pada kelompok tersebut (Rahmawati,

2016). Berdasarkan teori didapatkan bahwa semakin meningkatnya usia seseorang

maka gangguan toleransi glukosa akan semakin meningkat. Proses menua akan

menyebabkan adanya perubahan fungsi sel beta pankreas sebagai hormon

penghasil insulin, sehingga insulin kurang mencukupi untuk metabolisme

9
10

karbohidrat ataupun dapat disebabkan karena adanya resistensi insulin sehingga

sel tidak dapat terbuka untuk pintu masuk insulin/tetap tertutup akibatnya glukosa

tidak dapat masuk sel untuk keperluan metabolisme, sehingga glukosa darah

meningkat (Suyono, 2011). Selain itu menurut Wilmot (2014) ia menjelaskan

bahwa DM tipe 2 pada orang dewasa bisa dikarenakan obesitas, riwayat

keturunan, pola hidup yang tidak sehat.

3. Nutrisi Pada Agregat Dewasa

Pada usia dewasa kebutuhan nutrien sangat diperlukan untuk energi,

pemeliharaan dan perbaikan tubuh. Perubahan fisiologi pada usia dewasa

berkaitan dengan kebutuhan gizi yang meliputi: pola pertumbuhan berhenti ke

tingkat homeostatis (contoh, keseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak,

terutama protein) dan tingkat stabilitas metabolik tubuh hingga hasil

keseimbangan antara tingkat pemecahan protein tubuh dan sintesis jaringan

(contoh, komposisi tubuh, pematangan fisiologi/tingkat pemeliharaan). Gizi dan

faktor-faktor lain yang berperan dalam pertumbuhan seperti pengetahuan gizi

kesehatan dan pola pengasuhan gizi kesehatan yang dilakukan sangat berpengaruh

terhadap perkembangan tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan

proses perubahan yang terjadi pada setiap makhluk hidup. Perubahan yang terjadi

tidak hanya yang kelihatan seperti perubahan fisik dengan bertambahnya berat

badan dan tinggi badan, tetapi juga perubahan dalam segi lain seperti berfikir,

emosi, dan berperilaku (Widya, 2011).

Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalikan

gula darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan

demikian komplikasi diabetes dapat dihindari. Pada prinsipnya makanan perlu


11

dikonsumsi teratur dan disebarkan merata dalam sehari. Seperti halnya prinsip

sehat umum, makanan untuk penderita diabetes sebaiknya rendah lemak terutama

lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk sayur dan

buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang

dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari penderita (PERKENI, 2015).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan menggunakan format keperawatan keluarga menurut

friedman (2010) dengan memperoleh data umum (biodata keluarga), status sosial

keluarga, pelaksanaan fungsi keluarga dengan masalah Diabetes Mellitus Tipe 2,

serta menggali tugas keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan pengelolaan

penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Mengkaji keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan Diabetes Mellitus Tipe 2, bagaimana keluarga dalam mengambil

keputusan, cara keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Diabetes Mellitus

Tipe 2, bagaimana keluarga memodifikasi lingkungan, serta bagaimana keluarga

memanfaatkan fasilitas layanan keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan

potensial dengan perawat keluarga yang memiliki kemampuan dalam

mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan dan

pengalaman (Friedman, 2010). Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul

pada keluarga dalam pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 mengacu pada

problem (SDKI, 2016) adalah:


12

a. Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan

Dalam pengendalian dan pengelolaan penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2

diperlukan pengaturan dan pengintegrasian program kesehatan kedalam

kehidupan sehari-hari yang cukup untuk memenuhi tujuan kesehatan dan dapat

ditingkatkan, keinginan untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya,

pemilihan hidup sehari-hari tepat untuk memenuhi tujuan, mengekspresikan tidak

adanya hambatan yang berarti dalam mengintegrasikan program yang ditetapkan

untuk mengatasi masalah, sehingga angka kejadian komplikasi Diabetes Mellitus

Tipe 2 dapat dihindari dan diturunkan dengan program pengendalian Diabetes

Mellitus Tipe 2.

b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko

Agregat dewasa seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya memiliki

berbagai faktor yang menyebabkan terkena penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2.

Dalam hal ini biasanya keluarga mengalami hambatan kemampuan dalam

mengubah gaya hidup/perilaku untuk memperbaiki status kesehatannya.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosa

keperawatan, pernyataan keluarga, perencanaan keluarga dengan merumuskan

tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternatif dan sumber, serta

menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak atau standart, tetapi

dirancang untuk keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang bekerja

(Friedman, 2010). Intervensi yang diberikan kepada keluarga ialah mengenal

masalah kesehatan, kemampuan keluarga mengambil keputusan, kemampuan

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga


13

memodifikasi lingkungan, dan kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

kesehatan. Dalam perencanaan intervensi dengan masalah keperawatan kesiapan

peningkatan manajemen kesehatan berkaitan dengan 5 tugas keluarga yang akan

dilakukan dengan pemberian intervensi edukasi kesehatan, bimbingan antisipatif,

manajemen perilaku, penentuan tujuan bersama dan promosi dukungan keluarga

berkaitan dengan pengendalian Diabetes Mellitus Tipe 2 (SIKI, 2018).

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tahap proses keperawatan dimana

perawat memberikan intervensi keperawatan langsung atau tidak langsung

terhadap klien (Potter & Perry, 2016). Beberapa tahapan dalam implementasi

keluaraga yaitu a. Tahapan tindakan meliputi persiapan alat, persiapan pasien,

persiapan tempat dan pelaksanaan tindakan; b. Tipe tindakan meliputi tindakan

diagnostik (wawancara dengan klien, observasi dan pemeriksaan fisik, laborat

sederhana seperti Hb), tindakan terapeutik, tindakan edukatif, tindakan merujuk.

c. Dokumentasi (Prasetyo, 2017).

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan langka proses keperawatan yang memungkinkan

perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil

meningkatkan kondisi klien (Potter & Perry, 2016). Evaluasi bertujuan untuk

melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan. Terdapat 2 jenis evaluasi

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yaitu: a. Evaluasi Formatif

(Evaluasi yang dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan keperawatan,

menggunakan format SOAP) b. Evaluasi Somatif (Evaluasi akhir apabila waktu


14

perencanaan sudah sesuai dengan perencanaan dengan metode observasi

langsung, wawancara, memeriksa laporan, latihan simulasi) (Prasetyo, 2017).

C. Peran Perawat

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

pada keluarga sebagai inti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Peran

perawat dalam melakukan keperawatan keluarga untuk mengatasi masalah

keperawatan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada pasien DM tipe 2

dengan memberikan edukasi mengenai teknik non farmakologi yang bisa

dilakukan salah satunya dengan menerapkan Diabetes Self Management

Education (DSME) yang berfokus pada pengaturan pola makan dan diet.

D. Evidence Based in Nursing


Tabel 2.1 Evidence Based in Nursing
Evidence Based in Nursing 1
Nama Stetiowati
Tahun Jurnal 2017
Judul Penelitian Penerapan Progresive Muscle Relaxation Pada Klien
Diabetes Mellitus Dengan Masalah Keperawatan
Kesiapan Meningkatkan Manajemen Kesehatan
Metode Penelitian Desain penelitian ini deskriptif studi kasus dengan
meneliti masalah melalui satu kasus yang terdiri dari
unit tunggal
Jumlah Sampel 2 responden
Lama Pelaksanaan 7 hari
Hasil Penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan terhadap pasien DM
Evidence Based in Nursing 2
Nama Sri Indaryati
Tahun Jurnal 2018
Judul Penelitian Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME)
terhadap Self Care Pasien Diabetes Mellitus di Rumah
Sakit Kota Palembang
Metode Penelitian Desain penelitian ini kuantitatif dengan desain quasi
experiment post test
Jumlah Sampel 44 responden
Lama Pelaksanaan 3 bulan (Mei-Juli)
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
15

implementasi DSME terhadap self care pasien DM dengan


nilai ρ = 0,000
Evidence Based in Nursing 3
Nama Yurike Septianingrum, Siti Damawiyah
Tahun Jurnal 2019
Judul Penelitian Efektivitas Penerapan Diabetes Self Management
Education (DSME) terhadap Motivasi Penderita dalam
Mencegah Kekambuhan dan Komplikasi Penyakit
Diabetes Mellitus
Metode Penelitian Desain penelitian ini menggunakan quasy experimental,
control group pre test post test design
Jumlah Sampel 20 responden
Lama Pelaksanaan 3 bulan (April-Juni)
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan
motivasi penderita setelah diberikan penerapan DSME dari
0% menjadi 60%
Evidence Based in Nursing 4
Nama Aini
Tahun Jurnal 2017
Judul Penelitian Penerapan Senam Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Masalah Keperawatan Kesiapan
Meningkatkan Manajemen Kesehatan
Metode Penelitian Penelitian menggunakan rancangan deskriptif studi
kasus dengan meneliti masalah melalui satu kasus
yang terdiri dari unit tunggal
Jumlah Sampel 2 responden
Lama Pelaksanaan 5 hari
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan dari
penelitian tercapai

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana strategi

yang digunakan adalah strategi studi kasus. Studi untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada agregat dewasa yang mengalami Diabetes Mellitus tipe

2 dengan masalah keperawatan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan di RT

05 RW 04 Dusun. Tinaro Kec. Tikung Kab. Lamongan.


16

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RT 05 RW 04 Dusun. Tinaro Kec. Tikung

Kab. Lamongan, atas beberapa pertimbangan:

1) Terdapat pasien yang memerlukan kesiapan peningkatan manajemen

kesehatan pada penderita Diabetes Mellius tipe 2 di RT 05 RW 04 Dusun.

Tinaro Kec. Tikung Kab. Lamongan.

2) Belum ada studi kasus yang serupa tentang Diabetes Mellitus tipe 2 dengan

kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada agregat dewasa di RT 05

RW 04 Dusun. Tinaro Kec. Tikung Kab. Lamongan.

3) Peneliti sudah mengenal tempat dan penderita dengan baik.

b. Waktu Penelitian

Mahasiswa melakukan asuhan keperawatan terhadap agregat dewasa yang

memerlukan kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada penderita

Diabetes Mellitus tipe 2 dengan lama penelitian yang dilakukan adalah 4 hari pada

tanggal 22-25 Juni 2020. Lama waktu penelitian 60 menit dalam 1x pertemuan.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian saya lakukan pada 2 penderita, yaitu Tn.K dan Ny.S

yang mengalami masalah Diabetes Mellitus tipe 2 dengan kesiapan peningkatan

manajemen kesehatan di RT 05 RW 04 Dusun. Tinaro Kec. Tikung Kab.

Lamongan.
17

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada studi kasus ini dilakukan setelah peneliti

mendapatkan surat pengantar dari UNUSA. Setelah itu peneliti memberikan surat

ke kepala desa dan mendapatkan surat balasan untuk melakukan penelitian,

peneliti mengambil 2 pasien dewasa yang mengalami Diabetes Mellitus tipe 2

dengan masalah keperawatan kesiapan peningkatan manajeen kesehatan di RT 05

RW 04 Dusun. Tinaro Kec. Tikung Kab. Lamongan untuk dijadikan sebagai

responden. Setelah kedua pasien setuju peneliti kemudian melakukan pengkajian

dan memberikan penerapan Diabetes Self Management Education (DSME) pada

kedua pasien sebagai alternatif untuk mengatasi masalah yang dialami pasien.

5. Pengolahan Data

a. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil WOD (Wawancara, Observasi,

Dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin

dalam bentuk transkip.

b. Mereduksi data dengan membuat coding dan kategori

Dari data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkip.

c. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan, maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.
18

d. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data dikumpulkan

terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

6. Etika Penelitian

a. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan akan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan

kepada seluruh responden yang akan diteliti, dengan tujuan agar responden

mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak yang akan terjadi selama

pengumpulan data.

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden maka peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya diberi

kode tertentu pada masing-masing lembar data tersebut.

c. Confidentialy (Kerahasiaan)

Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian

Anda mungkin juga menyukai