PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seumur hidup oleh penderita dan keluarga. Salah satu masalah utama dalam
hanya tidak boleh makan atau minum manis, makan sering dan makan bercampur
kesehatan akan menyebabkan kondisi penderita dan keluarga jatuh pada kondisi
stres dan menyebabkan penurunan kualitas hidup penderita. Oleh karena itu
untuk mencegah komplikasi akut dan resiko komplikasi jangka panjang (ADA,
2010).
Penelitian yang telah dilakukan oleh Sari, dkk (2018) di kecamatan Genuk
Kota Semarang menyatakan bahwa dari 4.097 orang yang ada di kecamatan ini
1
2
dirumah secara optimal. Dari hasil survey The Diabetes Attitudes, Wishes, and
Needs (DAWN) study dalam Hafan (2014) menunjukkan 16,2% pasien DM tipe 2
sudah mampu mengelolah diabetes secara mandiri. Hal ini sangat tergantung pada
semuanya, latihan senam kaki yang pernah diajarkan saat penyuluhan, namun
Hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 24 Juli
sebanyak 168 orang, dari 1.186 penduduk dusun Tinaro 16 orang menderita
Diabetes Mellitus dimana 9 dari mereka adalah wanita dan 5 lainnya berjenis
kelamin laki-laki.
darah adalah usia, penyakit dan stres, obesitas, asupan makanan, riwayat keluarga,
2016). Usia 30-40 tahun merupakan usia yang paling rawan terkena Diabetes
Mellitus Tipe 2 karena terjadi peningkatan stress dan depresi yang tinggi sehingga
3
darah. Tingginya kejadian DM serta pola hidup yang tidak sehat tidak lepas dari
yang kurang tentang pengendalian dan manajemen penyakit DM. Manajemen diri
darah dalam tubuh. Kontrol gula darah yang buruk secara langsung menyebabkan
saraf di kaki, meningkatnya risiko penyakit jantung dan stroke, serta terjadinya
dilakukan dengan patuh melakukan prilaku manajemen diri yang baik. Perilaku
manajemen diri yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes melitus adalah
manajemen diri diabetes melitus yang baik dapat mencapai keberhasilan jika
dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar
perilaku (non behavior causes). Selanjutnya prilaku itu sendiri ditentukan atau
4
(reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
penegatahuan akan lebih langgeng dari prilaku yang tidak didasari oleh
hidup penderita DM sehingga dapat mengontrol gula darah dengan baik. Selain itu
penyakit dan kepatuhan pasien dalam melakukan tatalaksana diabetes. Hal itu
(2018) bahwa salah satu intervensi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan
memberikan hasil yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Aini (2017)
Selain dua cara diatas bentuk edukasi yang dapat memperbaiki hasil klinis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum.
2. Tujuan Khusus.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis.
a. Bagi Pendidikan.
in nursing.
8
2. Manfaat Praktis.