Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Atonia Uteri dan Retensio Plasenta
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Perslinan. Dalam proses penyusunan makalah ini tak lepas
dari bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan para pembimbing yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca.
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
seksio sesaria, riwayat perdarahan postpartum dan kala I dan II yang
memanjang (Wahyu P, 2013). Jika perdarahan terus terjadi maka Ibu akan
mengalami banyak kehilangan darah serta keadaannya melemah dan
menjadi factor predisposisi terjadinya infeksi nifas. Jika kehilangan darah
tidak dihentikan maka ibu akan mengalami kematian (Oxorn & Forte,
2010).
( Jurnal penelitian, Retensio Plasenta di RSUD Martubung, 2018. K Desi,
http://repository.helvetia.ac.id/1291/2/BAB%20I%20-%20BAB%20III.pdf )
( Jurnal penelitian, Masase Uteri di RSUD Wangaya, 2019. I Indrayudha,
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2309/2/BAB%20I.pdf )
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian atonia uteri dan retensio plasenta
2. Untuk mengetahui patofisiologi atonia uteri dan retensio plasenta
3. Untuk mengetahui epidemiologi atonia uteri dan retensio plasenta
4. Untuk mengetahui tanda gejala atonia uteri dan retensio plasenta
5. Untuk mengetahui penyebab atonia uteri dan retensio plasenta
6. Untuk mengetahui predisposisi atonia uteri dan retensio plasenta
7. Untuk mengetahui komplikasi atonia uteri dan retensio plasenta
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan atonia uteri dan retensio plasenta
3
9. Untuk mengetahui wewenang bidan mengenai atonia uteri dan retensio
plasenta
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Atonia Uteri adalah kegagalan otot rahim dalam melakukan kompresi
pembuluh darah pada sisi plasenta yang terbuka setelah terjadi separasi,
sehingga darah dalam jumlah besar mengalir dari pembuluh darah maternal
tanpa dapat dihentikan melalui fungsi hemostasis dan kerja ligatur (Fraser
dan Cooper, 2011; Cunningham, 2018). Perdarahan berat akibat dari atonia
uteri selain dapat meningkatkan angka mortalitas maternal juga dapat
meningkatkan angka morbiditas meliputi anemia berat yang menyebabkan
ibu memerlukan transfusi darah, kurangnya perfusi jaringan sehingga terjadi
kegagalan organ, dan tindakan operatif invasif berupa B-Lynch sampai
dengan histerektomi
Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak terpisah dengan sempurna
dan menimbulkan hemorrhage yang tidak tampak, dan juga disadari pada
lamanya waktu yang berlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya plasenta
yang diharapkan yaitu 30 menit. Adapun faktor predisposisi terjadinya
retensio plasenta adalah plasenta previa, bekas luka section caesarea, pernah
kuret berulang, dan paritas. Faktor predisposisi yang lain menyebabkan
terjadinya retensio plasenta adalah usia, riwayat manual plasenta, anemia,
riwayat
(Jurnal penelitian, Atonia Uteri, 2019, M Lestari, https://e-
journal.unair.ac.id/PMNJ/index , file:///C:/Users/OCHA/Downloads/1399-
3931-1-PB.pdf )
( Jurnal penelitian, Retensio Plasenta di RSUD Martubung, 2018. K Desi,
http://repository.helvetia.ac.id/1291/2/BAB%20I%20-%20BAB%20III.pdf )