Anda di halaman 1dari 18

1

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.......................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................3

BAB II
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
2.1. Lingkungan Bisnis.................................................................................4
A. Perusahaan Perseorangan......................................................................4
B. Perusahaan Persekutuan........................................................................6
C. Perseroan Terbatas.................................................................................7
2.2. Lingkungan Perpajakan.........................................................................9
2.3. Lingkungan Keuangan.........................................................................12
2.4. Sepuluh Aksioma dalam Manajemen Keuangan.................................14

BAB III
KESIMPULAN....................................................................................................17
3.1. Kesimpulan..........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ketika telah memahami mengenai peranan dari bidang Manajemen
Keuangan terhadap sebuah perusahaan, bukan berarti bahwa aspek tujuan,
fungsi dan prinsip sudah dapat dilewatkan. Karena selanjutnya, agar lebih
mendalami lagi fungsi dari Manajemen Keuangan itu sendiri, kita harus pula
tau dan memahami mengenai entitas-entitas yang terkait terhadap fungsi
sebuah Manajemen Keuangan. Dimaksudkan pula, agar terbiasa dengan
lingkungan tempat sebuah manajemen keuangan bekerja.

.Entitas-entitas yang terkait tersebut dalam dibagi menjadi 3 hal,


diantaranya Lingkungan Bisnis, Lingkungan Pajak, dan Lingkungan
Keuangan. Ketiga hal ini merupakan aspek penting yang terkait akan
perkembangan dan keberlangsungan sebuah perusahaan.

Lingkungan bisnis perlu dipahami oleh setiap orang yang mempelajari


mengenai Manajemen Keuangan agar mengetahui apa saja jenis perusahaan
yang bisa didirikan, apa saja bentuk-bentuk perusahaan yang ada, apa
perbedaan antara bentuk perusahaan satu dengan yang lainnya, dan
bagaimana hubungannya perusahaan tersebut dengan Manajemen Keuangan.

Lingkungan perpajakan berarti memahami aspek-aspek yang terkait


dengan sistem perpajakan suatu negara yang terkait dengan hokum-hukum
yang berlaku. Pajak berhubungan langsung dengan Manajemen Keuangan
karena hukum perpajakan yang diterapkan dalam suatu negara berpengaruh
terhadap manajer keuangan dalam pengambilan keputusan. Selain itu pula,
pajak juga berpengaruh terhadap perekonomian makro bagi sebuah negara
dan tentunya entitas-entitas bisnis didalamnya.

.Lingkungan Keuangan yang dimaksud disini terdiri dari sejumlah


lembaga keuangan dan pasar yang melayani perusahaan, bisnis, individu, dan
pemerintah. Lembaga keuangan yang meliputi bank komersial, lembaga
tabungan, perusahaan asuransi, dll ini mempunyai fungsi sebagai lembaga

2
3

intermediasi antara penyimpan dana dan peminjam dana. Selain itu pasar
keuangan adalah salah satu aspek yang bertujuan untuk mengalokasikan
tabungan kepada para pemakai akhir secara efisien. Tentunya hal ini sangat
berhubungan langsung dengan pihak Manajemen Keuangan

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa lingkungan kerja yang


melingkupi Lingkungan Bisnis, Perpajakan, dan Keuangan dalam sebuah
perusahaan dan Peranan Manajemen Keuangan itu saling berhubungan. Maka
penting pula untuk membahasnya, dan makalah ini akan memeberikan uraian
terhadap penjelasan lebih dalam mengenai Lingkungan Bisnis, Pajak dan
Keuangan.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu, bagaimanakah


penjelasan mengenai Lingkungan Bisnis, Perpajakan dan Keuangan dalam
Manajemen Keuangan itu?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, untuk mengetahui


bagaimana penjelasan mengani Lingkungan Bisnis, Perpajakan dan
Keuangan dalam Manajemen Keuangan.

3
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Lingkungan Bisnis

Jika berbicara tentang lingkungan bisnis, maka yang dimaksud ialah


berbicara mengenai sebuah badan usaha. Badan usaha atau badan hukum
yang dipilih haruslah sesuai dan benar-benar mampu memenuhi harapan
pemiliknya. Pemilihan badan usaha juga harus memiliki visi yang jauh ke
depan. Terdapat banyak pilihan badan hukum perusahaan yang ada di
Indonesia dewasa ini. Tiap-tiap badan hukum memiliki kelebihan dan
kekurangannya, baik dalam hal keleluasan beraktivitas, batas tanggung jawab
maupun kemudahan dalam berbagai hal seperti kemudahan pendirian,
kemudahan modal, atau kemudahan untuk memperbesar usaha.

Pemilik usaha dapat memilih badan hukum sesuai dengan tujuan dari
masing-masing pemilik usaha terhadap apa yang ingin dicapainya. Ada tiga
bentuk umum perusahaan menurut Sartono (2014: 15), yaitu perusahaan
perseorangan atau sole proprietorship, persekutuan atau partnership, dan
perseroan terbatas atau corporation. Meskipun perusahaan perseorangan
mendominasi kegiatan perekonomian di berbagai negara, namun perseroan
sejauh ini merupakan bentuk dominan dalam hubungannya dengan
penerimaan dan laba bersih.

A. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perseorangan merupakan bentuk badan hukum
yang hanya dimiliki oleh satu orang dan menanggung seluruh risiko
secara pribadi. Manajemen perusahaan dikelola pemilik yang
berfungsi sebagai direktur atau manajer atau bahkan sekaligus
pelaksana harian di perusahaan tersebut. Pemilik merupakan aktor
utama dalam mengambil setiap kebijakan dan keputusan perusahaan.
Kemudian juga dalam hal pengelolaan aktivitas perusahaan sehari-
hari, termasuk melakukan hubungan dengan para pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan perseorangan

4
5

memiliki struktur yang sederhana dengan kepemilikan tunggal serta


memiliki tanggung jawab tidak terbatas terhadap seluruh utang
perusahaan yang dimiliki perusahaan. Bagi pemerintah bentuk
perusahaan ini dilihat dari sisi pajak sangat merugikan, hal ini
disebabkan beberapa insentif tambahan seperti asuransi dan biaya
pengobatan tidak dimasukkan sebagai biaya perusahaan, sehingga
tidak dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan.

Adapun keuntungan yang dapat diperoleh jika memiliki


perusahaan perseorangan adalah sebagai berikut :
1. Pendirian perusahaan sangat mudah dan tidak berbelit-belit.
2. Perusahaan perseorangan cocok untuk usaha yang relatif
kecil.
3. Tidak terlalu memerlukan akta formal (akta notaris) seperti
hal bentuk badan usaha lainnya.
4. Memiliki keleluasaan dalam hal mengambil keputusan baik
menentukan arah perusahaan atau hal-hal yang berkaitan
dengan keuangan perusahaan.
5. Dalam hal peraturan, tidak terlalu banyak peraturan
pemerintah yang mengatur perusahaan jenis ini.
6. Dalam hal pajak, pemilik tidak perlu membayar pajak
perseroan.
7. Semua keuntungan menjadi dan dimiliki oleh pemilik dan
dapat digunakan secara bebas oleh pemilik.

Sementara itu keterbatasan atau kerugian perusahaan


perseorangan antara lain dalam hal :
1. Permodalan Relatif lebih sulit memperoleh modal.
2. Perusahaan perseorangan relatif sulit untuk mengikuti
tender yang diberikan oleh berbagai perusahaan.
3. Pemilik perusahaan bertanggung jawab terhadap utang
perusahaan secara penuh.

5
6

4. Mayoritas kelangsungan hidup atau umur perusahaan relatif


lebih singkat.
5. Sulit berkembang. Artinya, jika perusahaan ingin
memperbesar usahanya akan sulit.
6. Administrasi yang tidak terkelola secara baik Dalam
menjalankan aktivitasnya.

B. Perusahaan Persekutuan
Persekutuan atau firma adalah bentuk usaha di mana dua orang
atau lebih yang secara bersama-sama membentuk satu badan usaha.
Masing-masing pihak biasanya menandatangani perjanjian tertulis
secara formal. Anggota persekutuan ada yang aktif artinya turut
mengelola perusahaan tetapi ada pula yang pasif dan hanya
menyetorkan modal saja. Dalam persekutuan firma umumnya
seluruh sekutu memiliki kewajiban tidak terbatas terhadap utang
perusahaan, sedangkan dalam persekutuan terbatas satu atau lebih
pemilik mungkin memiliki kewajiban terbatas.

Kepemimpinan firma berada sepenuhnya di tangan pemilik


sekaligus bertanggung jawab terhadap segala risiko yang mungkin
timbul, seperti masalah utang piutang. Modal firma diperoleh dari
mereka yang terlibat dalam firma dan besarnya tergantung
kesepakatan dari para pihak yang terlibat.

Perusahaan firma banyak memberikan keuntungan jika


dibandingkan dengan perusahaan perseorangan. Adapun
keuntungannya antara lain:
1. Mudah dalam pembentukannya
2. Dapat mengumpulkan dana relatif lebih mudah
dibandingkan dengan bentuk usaha perseorangan.
3. Tersedianya keahlian manajerial yang lebih banyak.
4. Tingkat pajak penghasilan yang rendah.

6
7

Sementara itu kelemahan bentuk usaha semacam ini adalah


sebagai berikut:
1. Tanggung jawab terhadap utang perusahaan yang tidak
terbatas.
2. Usia perusahaan yang terbatas karena apabila salah satu
anggotanya meninggal atau keluar, maka usaha tersebut
bubar.
3. Kesulitan dalam pemindahan kepemilikan atau kurangnya
fleksibilitas untuk penambahan anggota.
4. Kemungkinan timbul masalah yang lebih kompleks
dibandingkan dengan bentuk perseorangan.

C. Perseroan Terbatas
Menurut Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas yang
dimaksud dengan perseroan terbatas, yang selanjutnya disebut
perseroan adalah: Badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaannya.

Ciri utama dari perusahaan yang berbentuk badan hukum


perseroan terbatas diantaranya, kewajiban kepada pihak luar, terbatas
hanya kepada modal yang disetorkannya, kemudahan alih
kepemilikan, usianya yang tidak terbatas, berkemampuan untuk
menghimpun dana dalam jumlah besar, dan mepunyai kebebasan
untuk melakukan berbagai aktivitas bisnis, baik jenis atau bidang
usaha maupun wilayah operasinya yang lebih luas dan beragam.

Dilihat dari segi kepemilikan maka Perseroan Terbatas terbagi


menjadi 3 yaitu : Perseroan Terbatas Biasa, Perseroan Terbatas
Terbuka dan Perseroan Terbatas Persero. Namun jika dilihat dari
segi status, perseroan terbatas dibagi dalam: Perseroan Tertutup,
yang modal dan jumlah pemegang sahamnya tidak melakukan

7
8

penawaran umum. dan Perseroan Terbuka, yang melakukan


sebaliknya.

Dalam perseroan terbatas terdapat pemisahan antara pemilik


dan manajer. Pemisahan ini memberikan perseroan terbatas
keuntungan berupa:
1. Tanggung jawab terhadap utang perusahaan yang terbatas.
2. Usia perusahaan tidak terbatas artinya perusahaan akan
terus beroperasi meskipun pendirinya meninggal atau
keluar dari perusahaan
3. Pemindahan kepemilikan yang mudah dengan cara menjual
saham di bursa.
4. Mudah untuk mengumpulkan dana dalam jumlah yang
besar melalui penjualan saham atau obligasi.
5. Lebih mudah memperoleh manajemen yang profesional.

Meskipun memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan bentuk


perseorangan maupun persekutuan, perseroan terbatas juga memiliki
kelemahan seperti misalnya:
1. pemilik perusahaan harus membayar pajak yang lebih
besar.
2. Biaya pembentukan yang lebih mahal dan masalah yang
lebih kompleks.
3. Kemungkinan timbulnya agency problem atau konflik antar
kelompok dalam perusahaan semakin besar.
4. Lebih banyak campur tangan pemerintah dan memerlukan
biaya yang sangat besar untuk memenuhi peraturan
pemerintah terutama yang berkaitan dengan pasar modal.

8
9

2.2. Lingkungan Perpajakan

Kebanyakan keputusan bisnis dipengaruhi secara langsung atau tidak


langsung oleh pajak, melalui pajak pemerintah mempunyai pengaruh yang
sangat besar pada perilaku bisnis. Dan seorang pemilik bisnis yang
melakukan keperluan bisnis tanpa memperhitungkan pajak mungkin
merupakan keputusan bisnis yang tidak tepat, karena pajak merupakan hal
yang riskan bagi sebuah keputusan.

Hukum perpajakan yang diterapkan dalam suatu negara berpengaruh


terhadap manajer keuangan dalam pengambilan keputusan, begitu pula
dengan sistem pemerintahan di sebuah negara akan mempengaruhi jumlah
pengenaan pajak kepada objek pajaknya. Tujuan dari pemerintah
memberlakukan pajak penghasilan baik pribadi maupun bagi badan usaha
adalah untuk mengatasi beban anggaran belanja pemerintah dan menstabilisir
kondisi ekonomi selain itu juga merupakan tujuan utama dari sisi sosial dan
ekonomi.

Pada hakikatnya pajak merupakan bagian dari hak dan kewajiban


hidup sebagai warga negara di Indonesia. Ada berbagai jenis pajak
seperti misalnya pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai
(PPN), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea materai (BM),
pajak bumi dan bangunan (PBB). Namun kali ini yang akan lebih banyak
dibahas adalah yang berhubungan langsung dengan sebuah perusahaan
yaitu Pajak Penghasilan.

PPh atau pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan kepada


orang pribadi atau badan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dalam suatu tahun pajak. Adapun beberapa jenis PPh seperti PPh pasal
15, PPh pasal 19, PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal
24, PPh pasal 25, PPh pasal 26, PPh pasal 29 dan PPh final pasal 4 ayat
2.

9
10

Di Indonesia sendiri penetapan Pajak Penghasilan Badan Usaha sudah


memiliki sebuah mekanisme yang diatur Undang-Undang ketentuannya,
dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Penghasilan Kena Pajak

Sebelum Anda melakukan perhitungan Pajak Penghasilan


Badan Usaha, Anda harus terlebih dulu mengetahui nominal
penghasilan kena pajak badan. Bagaimana caranya? Anda bisa
mengurangi penghasilan neto fiskal dengan kompensasi kerugian
fiskal. Di mana penghasilan neto fiskal merupakan penghasilan neto
yang diterima oleh wajib pajak dalam negeri, baik dari kegiatan
usaha maupun bukan, setelah melewati penyesuaian fiskal yang
berdasarkan ketentuan perpajakan. Sedangkan kompensasi neto
fiskal adalah kerugian yang dialami badan. Apabila menggunakan
pembukuan, kerugian tersebut dapat dikompensasi selama lima tahun
secara berturut-turut.

2. Penghitungan PPh Terutang

Untuk mendapatkan nominal ini, Anda dapat mengalikan


Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak yang berlaku.
Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) bagian b UU No. 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan, tarif pajak yang dikenakan kepada badan
adalah 25%. Besar tarif ini berlaku sejak tahun pajak 2010. Tarif
lebih rendah dapat dikenakan kepada wajib pajak badan dalam negeri
dengan ketentuan sebagai berikut:
 Berbentuk perseroan terbuka.
 Memiliki sedikitnya 40% jumlah keseluruhan saham yang
disetor dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
 Tarif yang dikenakan sebesar 5% lebih rendah daripada
tarif normal.

10
11

Dan perlu Anda ketahui, penghasilan yang dipotong dengan Pajak


Penghasilan yang bersifat final, tidak termasuk dalam ketentuan ini. Tarif
pajak final diatur dalam aturan tersendiri berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Selain itu ada juga biaya yang diperkenankan sebagai pengurang


penghasilan bruto adalah biaya Penyusutan dan Amortisasi. Wajib pajak
badan dapat menghitung penyusutan berdasarkan standar akuntansi
komersial. Namun, dalam hal pelaporan surat pemberitahuan (SPT) tahunan,
wajib pajak badan harus membuat penyusutan fiskal.

Apabila terdapat selisih antara jumlah penyusutan fiskal dengan


penyusutan komersial, maka perlu dilakukan rekonsiliasi fiskal. Untuk itu,
penting bagi wajib pajak badan untuk memahami konsep dan metode
penyusutan yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan.

 Penyusutan

Atas pengeluaran harta berwujud, kecuali tanah yang yang


mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.

 Amortisasi

Atas pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan


pengeluaran lainnya yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
(satu) tahun yang dihitung dengan cara menerapkan tarif amortisasi
atas pengeluaran tersebut.

11
12

2.3. Lingkungan Keuangan


Dalam berbagai tingkatan, semua bisnis beroperasi dalam sistem
keuangan, yang terdiri atas sejumlah lembaga dan pasar yang melayani
perusahaan bisnis, individu, dan pemerintah. Lembaga keuangan yang
dimaksud adalah bank komersial, lembaga tabungan, perusahaan asuransi,
dll. Selain itu pula kebanyakan perusahaan memanfaatkan pasar keuangan
untuk membantu membiayai investasi aset mereka. Ketika perusahaan
bersaing satu sama lain dalam pasar produk, mereka harus secara terus-
menerus berinteraksi dengan pasar keuangan. Oleh karena pentingnya
lingkungan ini bagi manajer keuangan serta bagi individu sebagai konsumen
layanan keuangan.

12
13

1. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan adalah tempat bagi para pelaku bisnis


untuk memproses alokasi dana yang dibutuhkan dapat tersalurkan
dengan baik. Maksutnya adalah agar alokasi dana bisa disalurkan
kepada pihak-pihak yang membutuhkan agar kegiatan investasi lebih
efektif dan efisien.

 Bank merupakan perantara keuangan dalam menerbitkan


deposito dan tabungan kepada para pelaku bisnis. Selain itu, bank
juga bisa memberikan pinjaman kepada pelaku bisnis. Pendapatan
leaga keuangan ini adalah selisih bunga antara tingkat bunga yang
dibebankan kepada peminjam dengan tingkat bunga penabung.
Selain pinjaman, ada giro yang dapat ditarik dengan cek.

 Asuransi adalah perusahaan yang berfokus kepada


penaggulangan resiko suatu peristiwa. Premi yang ditarik dari
nasabah merupakan sumber utama perusahaan dan mencapai 70
persen dari total sumber dana asuransi.

 Reksadana atau perusahaan pengelola investasi akan


mengumpulkan dana dari masyarakat dan mengelolanya untuk
menghasilkan suatu keuntungan. Biasanya melakukan aktifitas
jual beli di pasar sekuritas ataupun pasar saham. Keuntunga
diambil dari selisih harga jual dan beli.

2. Pasar Saham

Pasar saham atau disebut dengan pasar modal adalah aktifitas


yang memiliki kaitan erat dengan perdagangan efek, perusahaan
terbuka atau publik dan lembaga profesi yang terkait dengan efek.
Cakupan dari pasar modal:

 Pasar modal dan pasar uang. Pasar modal memperdagangkan


instrumen jangka panjang, sedangkan pasar uang instrumen
jangka pendek.

13
14

 Saham adalah kepemilikan suatu perusahaan atau perseroaan


terbatas. Saham biasa menempatkan pemilik atau owner sebagai
pemilik akhir dan saham preferen adalah gabungan antara obligasi
dan saham biasa.

 Pasar perdana dan pasar sekunder. Ketika efek pertama kali


diperjualbelikan dinamakan pasar perdana dan pasar sekunder
terjadi di bursa efek sehinnga muncul adanya likuiditas efek serta
dilakukan oleh antar investor yang ada.

2.4. Sepuluh Aksioma dalam Manajemen Keuangan


Apakah aksioma itu? Aksioma merupakan sebuah penyataan yang tidak
perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Dalam manajemen keuangan dikenal
sepuluh aksioma yang menjadi landasan dalam pengambilan tindakan.
Terdapat sepuluh aksioma dalam manajemen keuangan untuk menyatukan
konsep dan teknik yang ditampilkan dan fokus pada logika yang mendasari
manajemen adalah:

1. Keseimbangan Risiko Dan Pengembalian.


Jangan menambah risiko kecuali terdapat kompensasi berupa
tambahan pengembalian investasi. Alternatif-alternatif investasi
mempunyai sejumlah risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda..

2. Nilai Waktu Uang


Uang yang diterima hari ini lebih berharga dari uang yang
diterima di masa depan. Kita bisa mendapat bunga atas uang yang
diterima sekarang, sehingga lebih suka menerimanya sekarang
daripada kemudian.

3. Kas – Bukan Laba – adalah Raja


Dalam mengukur kekayaan kita akan menggunakan arus kas
(cash flow), dan bukan keuntungan akuntansi (accounting profit)
sebagai alat pengukurannnya. Kita akan menekankan perhatian kita
terhadap uang yang ada di tangan kita, ketika kita dapat
menginvestasikannya dan mulai menghasilkan bunga, dan ketika kita

14
15

dapat mengembalikannya kepada pemegang saham dalam wujud


dividen.

4. Pertambahan arus kas – satu-satunya perubahan yang harus


diperhatikan
Prinsip yang ketiga menyatakan bahwa kita harus
menggunakan arus kas sebagai alat pengukur manfaat dari suatu
proyek baru. Proses evaluasi ini akan lebih diperdalam lagi dengan
menekankan pada kas yang diterima perusahaan antara dua
keputusan; jika perusahaan mengambil atau tidak mengambil proyek
tersebut.

5. Kondisi persaingan pasar – alasan mengapa sangat sulit


mendapatkan proyek-proyek dengan laba yang luar biasa.
Kunci untuk mendapatkan investasi yang menguntungkan yaitu
dengan mengerti situasi dan kondisi persaingan pasar dimana
perusahaan itu berada. Kemudian perusahaan harus diarahkan pada
penciptaan dan pemanfaatan dan ketidaksempurnaan kondisi pasar
yang ada. Pemahaman akan hal ini memungkinkan kita mencari
produk yang baik dan mengukur arus kas proyek dengan tepat.

6. Pasar modal yang efisien – pasar yang bergerak cepat dan


dengan harga tepat
Implikasi dari pasar efisien adalah pertama harga yang sudah
tepat. Kedua, manipulasi pendapatan melalui perubahan sistem
akuntansi yang tidak akan mengubah harga saham.

7. Masalah keagenan – manajer tidak akan bekerja bagi pemilik


perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka.
Walaupun tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan
pemegang saham, kenyataannya, masalah keagenan dapat terjadi
pada saat tujuan diimplementasikan. Kepentingan para manajer dapat
diselaraskan dengan kepentingan para pemegang saham. Jika tidak
maka manajer akan mengambil keputusan hanya berdasarkan

15
16

kepentingan mereka semata tanpa memperdulikan kekayaan para


pemegang saham.

8. Pembiasan keputusan bisnis karena perpajakan.


Dalam mengevaluasi suatu proyek baru, maka dapat dilihat
bahwa pajak penghasilan mempunyai peranan yang cukup berarti.
Pada saat perusahaan menganalisis pembelian suatu proyek atau
peralatan, besarnya pengembalian investasi harus dihitung
berdasarkan nilai bersih sesudah pajak. Jika tidak, berarti perusahaan
telah mengevaluasi tambahan arus kas masuk yang tidak semestinya.

9. Tidak semua risiko sama – ada beberapa risiko yang dapat


didiversifikasi
Beberapa risiko dapat dihapuskan melalui diversifikasi,
sedangkan beberapa risiko lain tidak bisa. Diversifikasi dapat
mengurangi risiko, sehingga mengukur besarnya risiko dari satu
proyek tersebut secara individu atau mengukur proyek itu berdiri
sendiri atau bersama–sama dengan proyek lain yang akan diterima
oleh perusahaan.

10. Melakukan sesuatu yang benar adalah perilaku etis, dan ada
banyak dilema etika dalam manajemen keuangan.
Berbicara tentang etika, pada dasarnya berbicara tentang
tanggung jawab sosial. Secara umum, tanggung jawab sosial
perusahaan menggambarkan kewajiban perusahaan kepada
masyarakat sekitar selain kepada pemegang saham. Hal ini
memperjelas bahwa perusahaan bertanggung jawab kepada
konstitusi yang lebih luas dari sekedar kepada masyarakat sekitar
selain kepada pemegang saham perusahaan itu sendiri.

BAB III
KESIMPULAN

16
17

3.1. Kesimpulan
Di Manajemen Keuangan terdapat entitas-entitas yang terkait terhadap
fungsi dari sebuah Manajemen Keuangan itu. Hal-hal yang berkaitan
langsung terhadap pengambilan keputusan oleh seorang Manajer Keuangan
di dalam sebuah Perusahaan. Entitas-entitas ini pula diperkenalkan agar
terbiasa dengan lingkungan tempat kerja sebuah manajemen keuangan.
Entitas-entitas yang terkait tersebut dalam dibagi menjadi 3 hal, diantaranya
Lingkungan Bisnis, Lingkungan Pajak, dan Lingkungan Keuangan.

Ketiga lingkungan tersebut mempunyai kepentingannya masing-masing


terhadap pengambilan keputusan oleh seorang Manajer Keuangan di sebuah
perusahaan. Dalam perjalanannya pula, hal-hal yang bersangkutan dengan
ketiga lingkungan ini bila diterapkan dalam sebuah tindakan menjadi sebuah
panduan yang disebut dengan Aksioma dalam Manajemen Keuangan yang
menjadi landasan bagi para Manajer Keuangan dalam menjalani dan
mengambil keputusan terhadap keberlangsungan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

17
18

Van, Horne, C. James, and John M. Wachowicz. "Manajemen


Keuangan." Jakarta: Balai Pustaka (2005).

Ardiprawiro. “DASAR MANAJEMEN KEUANGAN : Bisnis, Pajak dan


Lingkungan Keuangan” (2015).

Mekanisme Penghitungan Pajak Penghasilan Badan | Direktorat Jenderal Pajak


(https://www.pajak.go.id/id/mekanisme-penghitungan-pajak-penghasilan-
badan) diakses pada 4 September 2020

Penyusutan dan Amortisasi | Direktorat Jenderal Pajak


(https://www.pajak.go.id/id/penyusutan-dan-amortisasi) Diakses pada 4
September 2020

Kodrat, David Sukardi, and Christian Herdinata. "Manajemen Keuangan: Based


on Empirical Research." (2009).

Anwar, Mokhamad. “DASAR DASAR MANAJEMEN KEUANGAN


PERUSAHAAN” Kencana (2019)

Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston. "Manajemen Keuangan. Buku 1 edisi
8." Jakarta: Erlangga (2001).

18

Anda mungkin juga menyukai