Anda di halaman 1dari 13

BEKERJA KERAS & BERTANGGUNG JAWAB

(Disusun Sebagai Tugas Agama Islam Kelas XII.IPA 2 SMA Negeri 8 Palembang)

SMA NEGERI 8 PALEMBANG

Disusun oleh:

KELOMPOK 4

1. APRILIA DINA ASNAWATI


2. ELVIN JULIAN BAGASKARA
3. MAYANG KARTIKA
4. MUHAMMAD FITRAH MAHAINI
5. RAHMA DWITA SAFITRI

SMA NEGERI 8 PALEMBANG

Jl. Pertahanan 16 Ulu Palembang


Tahun Pelajaran 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku dan
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan kewajiban. Sebagai seorang
mahasiswa kewajiban kita adalah belajar, maka dengan belajar kita telah
bertanggung jawab terhadap kewajiban kita, jadi makna dari tanggung jawab sering
dikaitkan dengan kewajiban. Maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung
jawab terhadap kewajiban kita.
Islam mengajarkan umatnya untuk memiliki sifat tanggung jawab yang telah
ditegaskan dalam Al-Qur’an dan telah di contohkan oleh Nabi Agung Muhamad saw.
Sebagai umat islam yang baik kita wajib melaksanakan apa yang telah diperintah
kanoleh Allah lewat Al-Qur’an dan Rasulullah. Tanggung jawab disini terkait
dengan tanggung jawab manusia terhadap Allah, terhadap keluarga, masyarakat dan
negara.
Kita harus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri kita sebagai seorang
muslim agar tercipta kehidupan yang harmonis sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an
dan hadits. Dengan begitu kita akan menjadi orang yang mampu mempertanggung
jawabkan semua perbuatan kita di hadapan Allah dan masyarakat, bangsa dan
negara.

B. RumusanMasalah
1. Apa pengertian dan makna tanggung jawab ?
2. Sebutkan jenis-jenis tanggung jawab ?
3. Bagaimana makna tanggung jawab dalam Islam ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. BEKERJA KERAS
1. Pengertian Kerja Keras Berikut Dalilnya
Kerja berarti kegiatan melakukan sesuatu atau sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah. Kerja yang dilakukan oleh manusia bertujuan untuk memperoleh
makanan, pakaian, jaminan, dan kebahagiaan hidupnya.Kerja dalam bahasa
Indonesia, adalah suatu yang dilakukan yntuk mencari nafkah. Kerja, dalam bahasa
Arab, disebut al-‘amal. Al-‘amal dalam pengertiannya secara ekonomi berarti
pekerjaan fisik atau pekerjaab tangan, seperti yang ditunjukkan oleh hadist Nabi:

“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari
makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah
Daud as.memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (HR. Bukhari)
Jadi, pengertian istilah al-‘amal diatas dapat dimengerti bahwa kerja keras dan
pekerja didalam pandangan islam mencakup semua kegiatan ekonomi yang
dibenarkan oleh agama untuk mendapatkan upah atau harta, apakah kegiatan ini
bersifat fisik atau non-fisik (pemikiran) seperti tugas mengatur pemerintahan dan
sebagainya.
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada
kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

40.‫يُ ْخ ِزي ِهعَذَابٌيَأْتِي ِه َمن ُّم ِقي ٌمعَلَ ْي ِهعَذَاب ٌَويَ ِح ُّل‬
Artinya: (39) Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,
sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, (40)
siapa yang akan mendapat siksa yang menghinakannya dan lagi ditimpa oleh azab
yang kekal". (Az-Zumar 39:39-40)
Kerja keras artinya melakukan sesuatu untuk mencari nafkah dengan sungguh-
sungguh. Kerja keras untuk mencapai tujuan atau prestasi sebaiknya disertai dengan
berserah diri (tawakal) kepada Allah swt., baik untukkepentingan dunia maupun
akhirat.

Artinya:
”Dan carilah (pahala) negeriakhiratdengan apa yangtelah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Surah Al-
Qasas [28]: 77).
2. Membiasakan Perilaku Kerja Keras
Perilaku kerja keras sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau tidak
hanya menghabiskan waktu untuk mengingat Allah saja, tetapi bekerja keras
berdakwah, baik di Mekah maupun Madinah. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat
meneladaninya bahwa kita diperintahkah oleh Allah dan Rasul-Nya
untuk membiasakan perilaku bekerja keras, tidak boleh berangan-angan atau
bergantung pada orang lain dengan meminta-minta.Agar kita mendapatkan hasil
kerja yang baik, yang perlu dilakukan adalah rajin dan bekerja keras agar berhasil
dan dapat mencukupi kebutuhan hidup, meningkatkan kreativitas, berdoa dan
bertawakal kepada Allah, berlaku jujur, tidak mudah berputus asa dan bersabar jika
mengalami kegagalan, selalu bersyukur atas rahmat Allah yang diterima.Perintah
untukbekerja, berkarya, dan mencari rezeki yang halal dinyatakan dalam Al-Qur’an
dan Hadis Nabi. Firman Allah saw.:

Artinya:
“Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang Mukmin
akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (Surah At-Taubah [9]:105).
Hadis Nabi Muhamamad saw.
Artinya:
“Dari miqdam r.a. berkata : Nabi Muhammad saw. bersabda: “Tidak satu pun makanan
yang dimakan seseorang lebih baik daripada kerja tangannya. Sesungguhnya Nabi Daud
makan dari hasil kerja tangannya”. (H.R. Bukhari )
Hadis di atas menjelaskan pada kita tentang membiasakan bekerja dengan tekun,
tidak berpangku-tangan mengharapkan balas kasihan orang lain

3. Perilaku Yang Mencerminkan Bekerja Keras


 Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu agar meraih hasil yang
maksimal.
 Menjalankan sebaik-baiknya tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
 Mengerjakan suatu tugas selalu tepat waktu.

4. Hikmah Bekerja Keras


 Mengembangkan kemampuan diri, baik bakat, minat ataupun hal lain.
 Membentuk diri yang bertanggung jawab dan disiplin.
 Mengangkat derajat dan martabat.
 Meningkatkan taraf hidup.
 Mendapat pahala dari Allah SWT.

B. TANGGUNG JAWAB
1. Pengertian Tanggung Jawab Beserta Dalilnya
Tanggung jawab adalah perbuatan dimana seseorang berani menanggung apa
yang telah diucapkan dan dilakukan. Sikap tanggung jawab ini tentunya sangat
penting bagi kehidupan di dunia, baik dalam hal beribadah ataupun hubungan sosial.
Tanpa adanya rasa tanggung jawab maka sudah pasti kehidupan akan berantakan.
Islam sendiri juga mengajarkan kita untuk mengutamakan sikap tanggung
jawab. Hal ini terbukti dari banyaknya ayat-ayat Al-Quran yang membahas konsep
tanggung jawab. Mulai dari tanggung jawab manusia terhadap Sang Khalik,
tanggung jawab terhadap orang tua, pasangan, dan sesama muslim lainnya.
Dalil Al-Qur'an Surat Hud Ayat 118-119.
"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi
mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh
Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusanNya)
telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan
manusia (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud: 117-119)

Kandungan QS. Hud Ayat 118-11,


Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orang-
orang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinasakan negeri itu dengan aniaya,
dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka
berbuat baiklah untuk menghindarinya. Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil
hak orang lain,baik karena ia butuh atau karena ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak
membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada manusia atau alam raya
yang dibutuhkan Allah, bahkan semua adalah milik-Nya, karena Allah-lah yang
menganugerahkannya
Dalil Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70
“ Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main main dan
senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka)
dengan Al-Quran itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena
perbuatannya sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa’at
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun, niscaya tidak
akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam
neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang
pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.” (QS. Al-An’am: 70)

Kandungan Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 70.


Munasabah (keterkaitan) dengan ayat sebelumnya (QS. Al-An’am: 68-69) yang
memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan kaum muslimin untuk
meninggalkan majelis siapapun yang melecehkan agama. Perintah itu bukan secara
total. Kaum muslimin tidak dilarang bergabung dalam majelis mereka, apabila
mereka melakukan pembicaraan yang lain. Ayat ini turun di Mekkah ketika umat
Islam masih dalam posisi lemah. Pada ayat ke 70 ini Allah Swt melarang Rasulullah
Saw agar tidak mengajak duduk berdiskusi dengan orang yang mengejek/mengolok-
olok/melecehkan ayat-ayat Allah Swt. Apalagi menyangkut persoalan aqidah, maka
harus bersikap tegas dengan mereka.

Dalil Al-Qur’an Surat Thaha Ayat 132


“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki
kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS. Thaha : 132)

Kandungan QS. Thaha: 132.


Perintah kepada Rasulullah Saw agar mengajak keluarganya untuk menuaikan
shalat. Saat itu beliau menerima gunjingan dan perkataan dari musuh-musuhnya,
maka dengan adanya melaksanakan shalat akan menguatkan pribadinya. Pengaruh
dakwah yang dilakukan Rasulullah Saw akan berdampak lebih besar jika keluarga
yang terdekat, anak-anak dan isteri-isterinya shalat seperti beliau, sehingga
masyarakat akan mencontoh kehidupan Rasulullah. Pondasi iman ini lah yang
ditanamkan kuat oleh beliau kepada keluarganya, yang kemudian memberi pengaruh
besar bagi kesuksesan beliau mendakwahkan risalah Islam. Pentingnya bersabar
dalam mengerjakan shalat, tidak boleh bosan, tidak boleh berhenti dan segera
mengerjakan jika datang waktunya. Shalat tidak lah membawa keuntungan materi.
Shalat tidaklah akan segera tampak hasilnya oleh mata. Shalat adalah urusan
ketentraman jiwa dan sekaligus merupakan doa. Dengan kesabaran melakukan
shalat, jiwanya akan tentram dan pikiranya menjadi tenang sehingga bisa berfikir
jernih dan melahirkan semangat juang dan etos kerja yang tinggi.
2. Jenis-Jenis Tanggung Jawab

1. Tanggung jawab kepada Allah

Tanggung jawab kepada Allah menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi


kewajiban dan pengabdiannya kepada Allah SWT. Sebagai makhluk ciptaan Allah
SWT manusia harus bersyukur atas karuniaNya yang telah menciptakan,
memmberi rizki dan selalu memberikan yang terbaik untuk makhlukNya. Karena
itu manusia wajib mengabdi kepada Allah SWT sesuai firman Allah SWT :

“Tidaklah aku jadikan jin dan manusia, melainkan supaya mereka itu
menyembah kepada-Ku.”(QS.az-Zariyat, 51:56).
Menyembah itu mengabdi kepada Allah SWT , sebagai wujud tanggung
jawab kepada Allah. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa tanggung jawab
erat kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang. Namun Allah hanya memberikan beban kepada seseorang
disesuaikan dengan kemampuannya. Firman Allah SWT :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia


mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (
dari kejahatan yang dikerjakannya).”( QS.al-Baqarah, 2:286)

Dalam kehidupan sehari-hari manusia solat sesuai dengan perintah Alloh


SWT. Apabila manusia tidak solat maka ia harus mempertanggung jawabkan
kelalaiannya itu di akhirat nanti.

2. Tanggung Jawab Kepada Keluarga

Masyarakat yang terkecil adalah keluarga. Keluarga adalah ayah ibu, anak-
anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan
kesejahteraan, keselamatan, pendidikan dan kehidupan. Tanggung jawab kepada
keluarga ini menuntut tiap anggota keluarga untuk mempunyai kesadaran dalam
hal tanggung jawab. Misalnya seorang ayah mempunyai tanggung jawab yang
sangat besar yaitu untuk melindungi dan menghidupi istri dan anak-anaknya
dengan seluruh kemampuannya, seorang ayah yang baik tidak akan pernah lari
dari tanggung jawabnya untuk membahagiakan keluarganya. Sama halnya dengan
seorang ibu, ibu mempunyai tanggung jawab yang sangat penting yaitu mengurus
suami dan anak-anaknya dengan semua tenaga dan pikirannya, seorang ibu juga
bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang soleh
dan solehah. Seorang anakpun juga mempunyai tanggung jawab yang besar
kepada keluarga terutama kedua orang tuanya yaitu dengan membahagiakannya,
dengan sungguh-sungguh belajar, menjaga nama baik keluarga dan berusaha
dengan sungguh-sungguh mengoptimalkan potensi sehingga bisa membuat kedua
orang tua bangga dengan apa yang kita lakukan.
Dari semua pemaparan di atas, jadi sangat jelas bahwa setiap anggota
keluarga mempunyai tanggung jawab masing-masing yang harus dilakukan untuk
menjaga nama baik keluarga.

3. Tanggung Jawab Kepada Masyarakat

Manusia merupakan makhluk sosial, manusia merupakan anggota


masyarakat. Oleh karena itu dalam berfikir, berbicara dan bertingkah laku,
manusia terikat oleh masyarakat. Manusia terikat akan norma-norma yang ada di
dalam masyarakat. Oleh sebab itu semua tingkah laku dan perbuatan yang
dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat harus dipertanggung jawabkan
kepada masyarakat.Misalnya di dalam masyarakat di sekita kiita tinggal sedang
mengadakan kerja bakti dan kita dengan sengaja tidak ikut berpartisipasi di
dalamnya, maka kita harus mempertanggung jawabkan perbuatan kita itu.
Akibatnya kita harus siap apabila akan terjadi ketidak nyamanan dalam hubungan
dengan masysrakat sekitar, misalnya kita akan menjadi bahan omongan
masyarakat sekitar dan jika memang ada sanksi yang telah disepakati bersama
misalnya dengan membayar denda karena tidak ikut berpartisipasi, maka kita
harus bertanggung jawab dalam hal ini yaitu dengan membayar dan berusaha
untuk mengikuti kegiatan yang ada dalam masyarakat sekitar.

Dari situlah kita tau bahwa tanggung jawab kita sebagai anggota masysrakat
bukan sekedar wacana saja tetapi juga dalam hal perbuatan kita harus bertanggung
jawab. Contoh lain ketika mmenjadi aparatur desa yang dipilih oleh masyarakat
aka harus dengan kesadaran untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut dengan
sepenuh hati dan ikhlas, yaitu dengan cara bekerja secara optimal sebagai aparatur
desa yang jujur dan bertanggung jawab akan tuga-tugasnya.Tiap-tiap anggota
masyarakat juga mempunyai tanggung jawab yaitu saling menjaga kerukunan dan
keharmonisan antar anggota masyarakat.
4. Tanggung Jawab Kepada Bangsa Negara

Suatu kenyataan bahwa seorang manusia merupakan warga negara suatu


negara. Manusia terikat dengan norma-nora atau peraturan, hukum yang dibuat
oleh suatu negara tersebut jadi seseorang tidak bisa berbuat sesuai kemauannya
sendiri. Apabila perbuatan seseorang itu salah dan melanggar aturan yang ada
dalam negaranya maka harus dipertanggung jawabkan kepada negara. Misalnya
seorang pejabat pemerintahan, mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan
mengelola pemerintahan yang telah dipercayakan kepadanya, akan tetapi ketika
seorang pejebat tersebut melakukan korupsi maka ia juga harus mempertanggung
jawabkan perbuatannya kepada pemerintaha, yaitu dengan diproses secara hukum
dan harus memoertangung jawabkan perbuatannya di dalam penjara. Sebabagai
warga negara yang baik kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik
negara kita, berusaha untuk memajukan negara kita yaitu sebagai pelajar kita
harus terus menuntut ilu untuk kepentingan kemajuan bangsa kita dari segi
pendidikan. Sebagai warga negara kita juga mempunyai tanggung jawab untuk
mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Setiap manusia
memiliki tanggung jawab yaitu tanggung jawab terhadap Allah SWT, tanggung
jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat dan tanggung
jawab terhadap bangsa dan negara.
Tanggung jawab dalam islam juga tidak jauh pengertiannya dengan pengertian
tanggung jawab secara umum. Tanggung jawab dalam islam terkait dengan
tanggung jawab manusia terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengan Allah.
Tanggung jawab dalam islam terkait dengan balasan akan semua perbuatan manusia
di dunia ini yaitu berupa dosa dan pahala. Semua perbuatan manusia akan
dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis buat, penulis yakin dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu dibenarkan, maka dari itu saran
dan kritik anda pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan. Akhirnya,
penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai