Anda di halaman 1dari 8

NAMA : YOUGIE PURBAYA MUDAWAN PUTRA

NO PESERTA : 2020110002202

INVESTASI

A. MENGAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN INVESTASI

Apabila perusahaan memiliki dana yang melebihi kebutuhan operasinya, maka dana yang berlebih dapat
diinvestasikan dalam berbagai bentuk, baik investasi dalam aset tetap maupun aset liquid (aset lancar).
Salah satu bentuk yang lazim dilakukan perusahaan adalah investasi dalam sekuritas atau efek, baik efek
utang maupun efek ekuitas. Perusahaan melakukan investasi dengan cara membeli sekuritas utang atau
sekuritas saham karena adanya salah satu dari tiga alasan berikut:

Perusahaaan mungkin memiliki kelebihan kas yang tidak akan segera diperlukan untuk membiayai operasi.

Perusahaan membeli investasi dalam sekuritas adalah untuk memperoleh pendapatan dari hasil investasi.

Perusahaan melakukan investasi karena alasan stratejik yang bentuknya bisa bervariasi, mulai dari hanya
sekedar memiliki pengaruh atas perusahaan lain, hingga mengendalikan perusahaan lain dengan cara
memiliki/menguasai saham-saham yang diterbitkan perusahaan lain tersebut.

Pada saat perolehan, perusahaan harus mengklasifikasikan investasi obligasi dan investasi dalam saham
kedalam salah satu dari 3 kelompok tersebut:

Diperdagangkan, yaitu sekuritas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat.

Tersedia untuk dijual, yaitu sekuritas yang dibeli dan dimiliki dengan maksud untuk dijual kembali pada
suatu waktu di masa datang (waktunya belum ditentukan).

Dimiliki hingga jatuh tempo, yaitu sekuritas utang (obigasi) yang dibeli dengan maksud untuk dimiliki hingga
jatuh tempo.

2.3 INVESTASI DALAM OBLIGASI

Investasi dalam obligasi adalah investasi dalam obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah maupun obligasi
yang diterbitkan perusahaan-perusahan lain.

A. Obligasi Dimiliki Untuk Diperdagangkan

Obligasi dalam kelompok “ diperdagangkan”,biasanya menujukan frekuensi pembelian dan penjualan


yang sangat sering dilakukan.

B. Pembelian Obligasi

Pada saat pembelian,investasi dicatat sebesar biaya perolehan,perolahanya yaitu nilai wajar obligasi pada
saat dibeli.

Jurnal Untuk Pencatatan Piutang Bunga dan Pendapatan Bunga :


Piutang Bunga Obligasi xxx

Pendapatan Bunga Obligasi xxx

Jurnal Untuk Penerimaan Bunga :

Kas xxx

Pendapatan Bunga Obligasi xxx

Jurnal Penjualan Investasi Obligasi

Kas xxx

Investasi-Obligasi xxx

Laba Penjualan Investasi Obligasi xxx

C. Obligasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki obligasi (efek utang) hingga jatuh tempo,maka
investasi dalam obligasi tersebut harus diklarifikasikan dalam kelompok” dimilki hingga jatuh tempo” dan
disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.

D. Pembelian Obligasi

Obligasi yang dibeli perusahaan sebagai investasi yang akan dimiliki hingga jatuh tempo,dicatat sebesar
biaya perolehanya. Biaya perolehan meliputi harga beli obligasi ditambah komisi perantara,pajak,dan beban
beban lain yang berhubungan dengan pembelian obligasi.

Jurnal Untuk Mencatat Transaksi Pembelian Obligasi :

Investasi Obligasi xxx

Piutang Obligasi xxx

Kas xxx

Jurnal Untuk Mencatat Penerimaan Pelunasan Obligasi Pada Tanggal Jatuhnya :

Kas xxx

Investasi Obligasi xxx

2.4 INVESTASI DALAM SAHAM

Investasi dalam saham adalah investasi dalam saham yang diterbitkan oleh perusahaan lain. Apabila
perusahaan melakukan investasi dalam saham (dan /atau obligasi) yg diterbitkan oleh berbagai perusahaan,
maka keseluruhan investasi tersebut dinamakan portofolio investasi (invesment portfolio). Pedoman
akuntansi untuk investigasi saham terlukis dalam gambaran berikut:
Pemilik Perkiraan Pedoman
investor pengaruh atas akuntansi
dalam saham investee
biasa
perusahaan
investee

< 20 % Tidak signifikan Metode biaya


perolehan

20% - 50% Signifikan Metode


ekuitas

>50 % Mengendalikan Laporan


keuangan
konsolidasi

Kepemilikan Saham Kurang Dari 20%

Untuk kepemilikan saham kurang dari 20%, perusahaan menggunakan metoda biaya perolehan. Dalam
metode biaya perolehan ini, perusahaan mencatat investasi sebesar biaya perolehannya, dan pendapatan
diakui hanya ketika perusahaan menerima deviden tunai.

Pencatatan Pembelian Saham

Jurnalnya: akun Investasi Saham di DEBET sedangkan akun kas di KREDIT.

Pencatatan Penerimaan Deviden

Jurnalnya: akun Kas di DEBET sedangkan akun Pendapatan Deviden di KREDIT.

Penjualan Investasi Dalam Saham

Jurnalnya: akun Kas di DEBET sedangkan akun Investasi Saham dan Laba Penjualan Investasi Saham di
KREDIT.

Kepemilikan Saham Antara 20% sampai 50%

Investor memiliki antara 20% - 50% saham biasa dari suatu perusahaan, maka dapat diperkirakan bahwa
investor memiliki pengaruh yg signifikan atas aktivitas operasi dan keuangan perusahaan investee. Apabila
invesstor mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan investee, maka bagi investor
perusahaan investee dipandang sebagai asosiasi.

Investasi saham antara 20% dan 50% dicatat menggunakan metoda ekuitas. Dalam metoe ekuitas,
perusahaan investor pada awalnya mencatat investasi dalam saham biasa yg diterbitkan asosiasi sebesar
biaya perolehannya. Selanjutnya, setiap tahun membuat penyesuaian tahunan atas akun investasi untuk
menunjukkan besarnya ekuitas investor dalam asosiasi. Setiap tahun investor melakukan hal-hal berikut: (1)
MenDebet (menambah) akun Investasi dan mengKredit (menambah) akun Pendapatan sebesar persentase
tertentu dari laba bersih asosiasi. (2) Investor juga mengKredit (mengurangi) akun Investasi sejumlah
Deviden yg diterima. Akun Investasi dikurangi sebesar Deviden yg diterima karena pembayaran deviden
oleh asosiasi akan mengurangi aset bersih asosiasi.

Pencatatan Pembelian Saham Investasi

Jurnalnya: akun Investasi Saham d DEBET sedangkan akun Kas di KREDIT.

Pencatatan Pendapaan dan Deviden

Jurnal untuk mencatat Pembelian Saham: Akun Investasi Saham (pendapatan dari investasi saham) di DEBET
sedangkan akun PT... di KREDIT.

Jurnal untuk mencatat Penerimaan Deviden: akun Kas do DEBET sedangkan akun Investasi Saham di KREDIT.

Kepemilikan Saham Lebih Dari 50%

Perusahaan yg memiliki lebih dari 50% saham biasa yang diterbitkan perusahaan lain disebut perusahaan
induk. Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh perusahaan induk disebut perusahaan anak (afiliasi).
Dengan kepemilikan saham yang besar ini maka perusahaan induk bisa mengendalikan perusahaan anak.

Apabila perusahaan memiliki saham biasa perusahaan lain lebih dari 50%, maka perusahaan tersebut
biasanya menyusun laporan keuangan konsolidasi. Laporan tersebut menyajikan total aset dan kewajiban
yang dikendalikan oleh perusahaan induk. Laporan tersebut juga menyajikan total pendapatan dan beban
perusahaan anak. Perusahaan induk menyajikan laporan konsolidasi sebagai tambahan atas laporan
keuangan untuk perusahaan induk dan masing-masing perusahaan anak.
PENGAKUAN PENDAPATAN

Berdasarkan studi, pengakuan pendapatan telah menjadi sumber tunggal terbesar dari pernyataan
ulang perusahaan selama dekade belakangan. Studi tersebut menyimpulkan:

· Pernyataan ulang dari pengakuan pendapatan yang tidak benar akan mengakibatkan penurunan
yang lebih besar dalam kapitalisasi pasar ketimbang setiap jenis pernyataan ulang lainnya.

· Masalah pendapatan menyebabkan delapan dari sepuluh besar kerugian nilai pasar pada tahun
belakangan ini.

· Dari sepuluh perusahaan, tiga yang pertama mengalami kerugian $20 miliar nilai pasar selama
hanya tiga hari setelah pengungkapan masalah pengakuan pendapatan.

1. Pedoman untuk Pengakuan Pendapatan

Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan cukup luas. Selain itu, industri tertentu juga
mempunyai pedoman yang sangat spesifik yang memberi pandangan tambahan mengenai kapan
pendapatan harus diakui. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) menetapkan
bahwa pendapatan diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan.

Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip ini:

· Perusahaan mengakui pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang
biasanya diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.

· Perusahaan mengakui pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.

· Perusahaan mengakui pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva
perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalti, diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan.

· Perusahaan mengakui pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal
penjualan.

2. Penyimpangan dari Dasar Penjualan

Suatu studi yang dilakukan FASB menemukan beberapa alasan umum untuk menyimpang dari dasar
penjualan. Salah satu alasannya adalah keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) dalam
proses menghasilkan laba, dan bukan pada saat penjualan.

B. PENGAKUAN PENDAPATAN PADA SAAT PENJUALAN (PENYERAHAN)

Menurut FASB dalam Concepts Statement No. 5, kedua syarat untuk mengakui pendapatan (direalisasi
atau dapat direalisasi dan dihasilkan) biasanya terpenuhi pada saat produk atau barang dagang
diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta penjualan
umumnya diakui pada saat penjualan atau point of sale (biasanya berarti penyerahan). Akan tetapi, di
sini bisa timbul masalah dalam pelaksanaannya. Tiga situasi semacam ini akan dibahas berikut:

1. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali

2. Penjualan dengan Hak Retur

3. Trade Loading dan Channel Stuffing

C. PENGAKUAN PENDAPATAN SEBELUM PENYERAHAN

Kebanyakan, pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan) digunakan karena sebagian
besar ketidakpastian mengenai proses menghasilkan laba dan harga pertukaran sudah diketahui. Akan
tetapi, dalam situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. Contoh yang
paling terkenal adalah akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang yang menggunakan metode
persentase penyelesaian.

1. Metode Persentase Penyelesaian

Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu,
persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor yang dihasilkan sampai hari ini
diakumulasi dalam sebuah akun persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam
akun kontra persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

2. Metode Kontrak Selesai

Pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat kontrak diselesaikan. Biaya konstruksi diakumulasi
dalam suatu akun persediaan (Konstruksi dalam Proses), dan termin diakumulasi dalam akun kontra
persediaan (Tagihan atas Konstruksi dalam Proses).

3. Kerugian Kontrak Jangka Panjang

Dua jenis kerugian dapat timbul pada kontrak jangka panjang:

a. Kerugian Periode Berjalan

Kondisi ini timbul apabila, selama konstruksi, terdapat kenaikan yang signifikan dalam estimasi total
biaya kontrak tetapi kenaikan tersebut tidak menghilangkan semua laba kontrak. Hanya dalam
metode persentase penyelesaian saja, kenaikan estimasi biaya itu membutuhkan penyesuaian
periode berjalan sebesar kelebihan laba kotor yang diakui atas proyek itu selama periode sebelumnya.
Penyesuaian ini dicatat sebagai kerugian periode berjalan karena merupakan perubahan estimasi
akuntansi.

b. Kerugian atas Kontrak yang Tidak Menguntungkan

Estimasi biaya pada akhir periode berjalan mungkin menunjukkan bahwa kerugian akan terjadi ketika
seluruh kontrak berakhir. Baik dalam metode persentase penyelesaian maupun metode kontrak
selesai, keseluruhan perkiraan kerugian kontrak harus diakui dalam periode berjalan.
4. Pengakuan dalam Laporan Keuangan

Selain menyajikan pengungkapan laporan keuangan yang disyaratkan bagi semua perusahaan,
kontraktor konstruksi biasanya juga membuat beberapa pengungkapan laporan keuangan yang unik.
Umumnya pengungkapan tambahan ini dibuat dalam catatan atas laporan keuangan.

5. Dasar Penyelesaian Produksi

Dalam kasus-kasus tertentu pendapatan diakui pada saat produksi telah selesai meskipun belum ada
penjualan yang dilakukan. Contoh situasi seperti ini menyangkut logam mulia atau produk-produk
pertanian dengan harga yang pasti. Menurut dasar penyelesaian produksi, pendapatan diakui pada
saat logam ditambang atau produk pertanian dipanen karena harga jualnya dapat dipastikan dengan
layak, unit-unitnya dapat dipertukarkan, serta tidak diperlukan biaya yang signifikan dalam
mendistribusikan produk itu.

D. PENGAKUAN PENDAPATAN SETELAH PENYERAHAN

Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak sehingga
pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Salah satu dari dua metode berikut ini biasanya dipakai
untuk menangguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu, metode penjualan cicilan
(installment sales method) atau metode pemulihan biaya (cost recovery method). Dalam beberapa
situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat sebagai simpanan
karena transaksi penjualan itu belum selesai. Cara ini disebut sebagai metode simpanan (deposit
method). Bagian ini akan menjelaskan ketiga metode tersebut.

1. Metode Akuntansi Penjualan Cicilan

Metode penjualan cicilan (installment-sales method) mengakui laba dalam periode-periode


diterimanya hasil penagihan dan bukan dalam periode penjualan. Metode ini juga dibenarkan atas
dasar bahwa bila tidak ada pendekatan yang layak untuk mengestimasi tingkat ketertagihan, maka
pendapatan tidak boleh diakui sampai kas berhasil ditagih.

a. Akseptabilitas Metode Penjualan Cicilan

b. Prosedur untuk Menangguhkan Pendapatan dan Harga Pokok Penjualan Barang Dagang

c. Masalah Tambahan dalam Akuntansi Penjualan Cicilan

d. Penyajian Transaksi Penjualan Cicilan dalam Laporan Keuangan

2. Metode Pemulihan Biaya

Menurut metode pemulihan biaya (cost recovery method), tidak ada laba yang diakui sampai
pembayaran kas oleh pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual oleh penjual. Sesudah
semua biaya dipulihkan penjual, setiap tambahan kas yang tertagih dimasukkan dalam laba. Laporan
laba rugi penjual untuk periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan,
dan laba kotor baik jumlah (kalau ada) yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang
ditangguhkan. Laba kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait-dikurangi penagihan-di
neraca. Laporan laba rugi selanjutnya akan melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah
apabila diakui pada saat dihasilkan.

3. Metode Simpanan

Dalam beberapa kasus, kas diterima dari pembeli sebelum pengalihan barang atau properti. Dalam
kasus seperti ini penjual belum melaksanakan kontrak dan tidak memiliki klaim terhadap pembeli. Di
sini tidak terdapat pengalihan risiko dan imbalan kepemilikan yang memadai agar suatu penjualan
dapat dicatat. Metode akuntansi untuk transaksi yang belum selesai ini adalah metode simpanan
(deposit method)

Anda mungkin juga menyukai