Anda di halaman 1dari 5

ESTIMASI MASALAH KESEHATAN JIWA DI RT 01 RW 30 DUSUN

TEGALBOTO LOR KECAMATAN SUMBERSARI


KABUPATEN JEMBER

KEPERAWATAN JIWA

Oleh
Lilis Susanti, S.Kep
NIM 192311101065

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Kalimantan no. 37 Kampus TegalBoto Jember Telp/Fax : (0331)
323450
ESTIMASI MASALAH KESEHATAN JIWA DI RT 01 RW 30 DUSUN
TEGALBOTO LOR KECAMATAN SUMBERSARI
KABUPATEN JEMBER

KEPERAWATAN JIWA

disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Oleh
Lilis Susanti, S.Kep
NIM 192311101065

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat : Jl. Kalimantan no. 37 Kampus TegalBoto Jember Telp/Fax : (0331)
323450
1. Penghitungan Estimasi masalah kesehatan jiwa
RT: 01, RW: 30, Dusun Tegalboto lor, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember.
Jumlah KK dalam satu RT : 83 KK
Jumlah Penduduk 1 RT : 246 jiwa/orang
Tanggal Pendataan : 22 September 2020

Tabel 1.1 Estimasi Masalah Kesehatan Jiwa RT: 01, RW: 30, Dusun Tegalboto lor, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember
Variabel Estimasi* (A) Jumlah Kasus Cangkupan/Cov Treatment Gap
yang telah erage pelayanan (D) = (100% - C)
memperoleh kesehata jiwa
Pelayanan (C) = (B/A x
Kesehatan 100%)
(B)
Gangguan A = 6.5% x 70% x jumlah 0 0/11 x 100% = 0 100%-0 = 100%
penduduk
mental
A = 6.5% x 70% x 246
Emosional = 11,2 jiwa
= 11 Jiwa
(GME)
ODGJ Berat A= 0.22% x jumlah penduduk 0 0/1 x 100% = 0 100% - 0 = 100%
A= 0.22% x 246
= 0,54 jiwa
= 1 jiwa
Pasung A= 14,3% x ODGJ berat 0 0/1 x 100% = 0 100%-0 = 100%
A= 14.3% x 0
= 1 jiwa

Berdasarkan tabel di atas, Estimasi Masalah Kesehatan Jiwa di RT: 01, RW: 30, Dusun Tegalboto
lor, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, diketahui bahwa nilai estimasi gangguan mental emosional
yaitu sebanyak 11 jiwa dari 246 penduduk. Nilai estimasi ODGJ berat adalah 1 orang dari 246 penduduk.
Dan angka estimasi pasung adalah 1 jiwa dari 246 penduduk.
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi
psikologik, perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu
tetapi juga dengan masyarakat (Yusuf, A.H., Rizky, F., dan Hanik, E.N. 2015 dalam nafikadini, 2019).
Prevalensi gangguan jiwa di Indonesia bervariasi pada masing masing Provinsi. Pada hal ini, Jawa Timur
menduduki peringkat keempat dengan prevalensi gangguan jiwa tertinggi yaitu dengan angka 2,2%
penduduk. Kabupaten Jember merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang telah menerapkan SPM
(Standar Pelayanan Minimum) yang direalisasikan dalam bentuk pelayanan promotif dan preventif dan
mengadakan pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas (Dinas Kesehatan Kabupaten Jember 2016).
Kecamatan Puger merupakan Kecamatan yang mempunyai prevalensi gangguan jiwa tertinggi di Kabupaten
Jember. Kecamatan Puger terdapat 86 ODGJ dengan rincian 40 ODGJ terdaftar di Puskesmas Kasiyan, dan
46 ODGJ terdaftar di Puskesmas Puger (nafikadini, 2019).
Konsep upaya kesehatan mental di Indonesia yaitu kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan
mental yang optimal bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Upaya promotif kesehatan jiwa bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat, menghilangkan stigma, diskriminasi,
pelanggaran hak asasi ODGJ, serta meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan penerimaan masyarakat
terhadap kesehatan jiwa. Upaya preventif kesehatan jiwa bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah
kejiwaan, mencegah timbul dan/atau kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi faktor risiko akibat gangguan
jiwa pada masyarakat secara umum atau perorangan, serta mencegah timbulnya dampak masalah psikososial
yang dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga dan masyarakat.
Upaya kuratif dilaksanakan melalui kegiatan pemberian pelayanan kesehatan terhadap ODGJ yang
mencakup proses diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat berfungsi secara wajar di
lingkungan keluarga, lembaga dan masyarakat. Tujuan upaya kuratif adalah untuk penyembuhan dan
pemulihan, pengurangan penderitaan, pengendalian disabilitas, dan pengendalian gejala penyakit.
Selanjutnya upaya rehabilitatif kesehatan jiwa bertujuan untuk mencegah dan mengendalikan disabilitas,
memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasional, mempersiapkan dan mempersiapkan dan
memberi kemampuan ODGJ agar mandiri di masyarakat (Rayhani dkk, 2018).

DAFTAR PUSTAKA
Nafikadin. I., Ririanty. M & Palupi. D. N. 2019. Karakteristik Keluarga ODGJ dan Kepesertaan JKN
Hubungannya dengan Tindakan Pencarian Pengobatan bagi ODGJ. Jurnal Kesehatan Vol. 7. No. 2.
[Serial online]. [diakses pada tanggal 22 September 2020].

Rayhani. M., Misnaniarti., & Ayuningtyas. D. 2018. Analisis Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat Di
Indonesia Dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Maret 2018, 9(1):1-
10. [Serial online]. [diakses pada tanggal 22 September 2020].

Anda mungkin juga menyukai