oleh:
Lilis Susanti
NIM 152310101066
oleh:
Lilis Susanti
NIM 152310101066
2
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan penyuluhan kesehatan ini dapat
selesai dengan baik.
Penyuluhan kesehatan tentang “Pijat Refleki pada kaki untuk mengurangi resiko
Hipertensi Pada Keluarga di Jember”. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang
tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang
dapat dikontrol adalah seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok,
pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh
Upaya pemerintah untuk menurunkan prevalensi Hipertensi dengan membuat
kebijakan yaitu Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi
secara aktif (skrining), Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini
melalui kegiatan Posbindu PTM, Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan
hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan
sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten dalam upaya
pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti Puskesmas, Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara
komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik, serta Peningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana prasarana
diagnostik dan pengobatan.
Penulis berharap kegiatan penyuluhan kesehatan ini berjalan dengan lancar dan
sesuai tujuan sebelumnya. Penulis juga berharap saran yang membangun sehingga dapat
meningkatkan efektifitas dari kegiatan penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan
semoga dapat diterima dengan baik.
(Lilis Susanti)
3
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA.........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Analisa Situasi....................................................................................
1.2 Perumusan Masalah Mitra................................................................
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................
2.1 Tujuan.................................................................................................
2.1.1 Tujuan Umum.................................................................................
2.1.2 Tujuan Khusus................................................................................
2.2 Manfaat...............................................................................................
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH...................................
3.1 Dasar Pemikiran.................................................................................
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah......................................................
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN......................................
4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah .......................................
4.2 Khalayak Sasaran .............................................................................
4.3 Metode yang Digunakan....................................................................
4.4 Anggaran dan Sumber Dana.............................................................
4.5 Organisasi Pelaksanaan.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Angka tersebut setara dengan pengaruh rokok (4,1%) dan hipertensi (4,4%) (Kowalski,
Robert E. 2010 dalam Heriziana. 2017)
Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%,
tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(16,8%). Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status ekonominya,
proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2%) dan menengah
(25,9%). Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima)
pada semua umur. (Kemenkes. RI. 2017).
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan kabupaten jember penderita hipertensi
adalah 55.691 penderta (Dinkes Kabupaten jember. 2011). Pada tahun 2016 kasus
hipertensi peringkat 2 dari 10 besar penyakit setelah ISPA. ( Dinkes kab. Jember. 2017).
Pijat refleksi adalah cara penyembuhan atau mengobati penyakit melalui
memijat urat saraf dari sumbernya langsung. Pijat refleksi kaki atau sering disebut
dengan pijat refleksiologi yang dilakukan dengan cara memijat bagian titik refleksi di
kaki (Gillanders, 2005 dalam Zunaidi A, dkk. 2014) yang dapat memberikan
rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh pada
bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat
(Wijayakusuma, 2006 dalam Zunaidi A, dkk. 2014).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa Pijat Refleki pada kaki dapat
mengurangi Tekanan Darah Tinggi. Menurut penelitian (Marisna. 2017) ada pengaruh
diberikan intervensi pijat refleksi kaki terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur.
Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari berturut-turut didapatkan rata-rata hasil
tekanan darah sistol sebelum 147 dan setelah intevensi 136. Nilai mean tekanan darah
diastol sebelum88,67 dan setelah intervensi 84,27. Terjadi penuruunan tekanan darah
sebelum dan setelah diberikan intervensi pada sistol sebesar 11,7mmHg dan diastol
sebesar 4,4mmHg. (Marisna 2017)
Terapi pijat refleksi kaki mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
elastisitas dinding pembuluh darah yaitu dengan dengan teknik memanipulasi dari
2
struktur jaringan lunak yang dapat menenangkan serta mengurangi stres psikologis
( Chanif dan Khoiriyah. 2016). Aliran darah yang lancar akan meningkatkan sirkulasi
darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh tanpa ada hambatan serta
memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh tubuh sehingga kondisi tubuh
seimbang. Hal ini pijat refleksi kaki juga merangsang pada sistem saraf simpatis yang
mengalami penurunan aktivitas sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah.
(Zunaidi A, dkk. 2014 dalam Marisna 2017)
Pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk
memperlancar aliran energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan
komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi
tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat
ditekan. (Dalimartha, 2009 dalam Zunaidi A, dkk. 2014 ). Penatalaksanaan yang telah
dikemukakan diatas bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dengan mengurangi
jumlah darah, mengurangi kegiatan jantung memompa, dan mengurangi mengerutnya
dinding-dinding pembuluh nadi halus sehingga tekanan pada dinding-dinding pembuluh
darah berkurang dan aliran darahmenjadi lancar sehingga tekanan darah akan menurun
(Dekker, 1996 Zunaidi A, dkk. 2014 ).
Melihat dari Prevalensi pada penderita penyakit Hipertensi, sebagai tenaga
kesehatan harus mampu melakukan pencegahan dengan tujuan untuk menurunkan
angka prevalensi dari penyakit Hipertensi dan pelayanan tentang penyakit hipertensi
pada masyarakat. Perawat harus melakukan tugasnya dengan benar atau tepat, Dalam
hal ini perawat berperan sebagai Edukator, perawat memberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi kepada masyarakat agar masyarakat mampu mengenal secara dini
mengenai Pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan, cara pencegahan dll.
Melalui penyuluhan kesehatan mengenai pijat refleki pada kaki untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, diharapkan keluarga atau masyarakat mampu
melakukan secara mandiri dan mampu mengubah gaya hidup demi menurunkan
prevalensi penderita Hipertensi.
3
1.2 Perumusan Masalah Mitra
Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan dapat di rumuskan beberapa
masalah antara lain :
1. Belum ada pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan tekanan darah dan belum
adanya pendidikan kesehatan yang terjadwal sebagai upaya promotif dan
preventif untuk menanggulangi masalah tingginya angka kejadian masyarakat
yang mengalami Penyakit Hipertensi.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan terapi dengan
menggunakan metode pijat refleki pada kaki pada masyarakat sangat tepat
dalam rangka upaya promotif dan preventif untuk mencegah penyakit
Hipertensi.
3. Penyuluhan kesehatan selain mudah dilakukan, juga diharapkan mampu
menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya dan
pentingnya pendeteksian dini terhadap penyakit Hipertensi sehingga terhindar
dari komplikasi yang dapat ditimbulkannya seperti penyakit jantung, stroke,
gagal ginjal dan yang lainnya.
4
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan tentang
penyakit hipertensi dan terapi pada penyakit hipertensi dengan menggunakan metode
pijat refleki pada kaki diharapkan keluarga dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan tindakan preventif.
2.2 Manfaat
a. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu program
pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang
telah diamanahkan dalam UU RI No. 36 tentang Kesehatan.
b. Dengan pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi
diharapkan mampu memahami pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan
gejala, cara pencegahan dll
c. Setelah diberikan pendidikan mengenai terapi terhadap penyakit hipertensi
dengan menggunakan metode pijat refleki pada kaki, diharapkan mampu
menerapkan secara mandiri untuk mencegah dan menurunkan prevalensi
hipertensi.
5
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
6
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Azhary R.R., Hasneni Yesi, Hasanah Oswati. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Refleki
Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. Riau:
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
https://media.neliti.com/media/publications/186872-ID-pengaruh-terapi-pijat-
refleksi-kaki-terh.pdf. [diakses pada tanggal 27 Oktober 2017]
Kemenkes RI. 2017. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya. [serial
online]. http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html. [diakses pada taggal 27 Oktober
2017]
Marisna Desi, Budiharto Ichsan, & Sukarni. 2017. Pengaruh terapi pijat refleki kaki
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita Hipertensi di wilayah
kerja puskesmas kampung dalam kecamatan Pontianak Timur.
jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/22004. [diakses
pada tanggal 1 November 2017]
Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat Hasta
Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/1179.
[diakses pada tanggal 1 November 2017].
8
LAMPIRAN
Kepala Keluarga,
(......................)
Lampiran 2 : Daftar Hadir
2.
3.
4.
Jember, ....... November 2017
Kepala Keluarga
(.............................)
11
Lampiran 3 : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DARAH TINGGI
( HIPERTENSI)
13
(Hipertensi)
5. Menjelaskan
pencegahan penyakit
Darah Tinggi
(Hipertensi)
6. Menjelaskan
penatalaksanaan Darah
Tinggi (Hipertensi)
7. Aplikasi mengenai
teknik pijat refleki pada
kaki untuk menurunkan
darah tinggi
VII. Evaluasi
a. Jelaskan penyebab Darah Tinggi?
b. Sebutkan tanda dan gejala dari penyakit Darah Tinggi?
c. Sebutkan upaya pencegahan penyakit Darah tinggi ?
d. Bagaimana cara pijat refeki pada kaki
XI. Referensi
14
Adib.M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Yogyakarta : Dianloka
Elsanti, Salma. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi
& Serangan Jantung. Yogyakarta : Araska
Marliani Lili, dkk. 2007.100 Question & Answers Hipertens. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo, Gramedia
Saraswati,S. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke. Jogjakarta : A plus Book
Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. 2001. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Hal.453-
470.
Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia.Yogyakarta
Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat
Hasta Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/117
9. [diakses pada tanggal 1 November 2017].
Lampiran 4: Materi
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dikenal juga dengan sebutan tekanan darah tinggi. Hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan secara global. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi
(Pudiastuti, 2013). Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
80 mmHg (Muttaqin, 2009).
Hipertensi menjadi silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak
menunjukkan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal (Nurrahmani, 2012,hal.
12 dalam Zunaidi Ahmad et.al. 2014)
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
1. Hipertensi Primer (essensial)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya
penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan
pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009)
2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari
17
orang yang berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut
ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus
benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur
lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan resiko hipertensi (Elsanti,2009).
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi..
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).
1. Merokok
Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin.
Asap rokok memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari
kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel
darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya. Selain
menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung,
merangsang pelepasan adrenalin, serta menyebabkan gangguan irama
jantung.
2. Konsumsi Na (Natrium)
Pengaruh asupan garam terhadap terjadinya hipertensi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Faktor lain yang ikut
18
berperan yaitu sistem renin angiotensin yang berperan penting dalam
pengaturan tekanan darah. Produksi rennin dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam proses
konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
menyebabkan sekresi aldosteron yang mengakibatkan menyimpan garam
dalam air. Keadaan ini yang berperan pada timbulnya hipertensi (Susalit
dkk,2001).
3. Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi. Menurut Anggraini
(2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatis.
E. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
ginjal. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.
F. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Berikut adalah cara pencegahan Hipertensi:
1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan
yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah,
19
sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam, Diet rendah kolesterol
dan dan lemak terbatas, : Hindari penggunaan lemak hewan, margarin
dan mentega terutama goreng-gorengan atau makanan yang digoreng
dengan minyak. Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis
kacang. ; Beberapa contoh jenis bahan makanan yang mengandung
serat tinggi yaitu : 1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji,
belimbing, papaya, mangga, apel, semangka dan pisang. 2) Golongan
sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang, kacang panjang,
daun singkong, tomat, wortel, touge. Golongan protein nabati seperti
kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji-
bijian. Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.
2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk
menetralisir tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu : bejalan kaki,
bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang
lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang
lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan
terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak
hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah.
G. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: Terapi farmakologi ,
Terapi nonfarmakologi:
1. Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi yaitu Diuretik,
penyekat beta, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI),
penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium
dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri
20
atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien
dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas
obat ini.
2. Terapi nonfarmakologi
a. Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untuk mencegah tekanan darah tinggi. Semua pasien dengan
prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya
hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien
dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi
berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.
b. mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien
dari menggunakan obat. Walaupun ada pasien hipertensi yang
tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami
penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium
c. Mengkonsumsi jenis bahan makanan yang mengandung serat
tinggi .
d. Terapi Pijat Refleki pada kaki
Menurut beberapa penelitian teknik ini berhasil menurunkan
tekanan darah tinggi.
21
Lampiran 5: SOP
JUDUL SOP
MASASE KAKI
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
1. Pengertian Masase kaki adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar
dan digubakan untuk meningkatkan keehatan.
2. Tujuan 1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri
dan inflamasi
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap
organ internal
4. Membantu memperbaiki mobilisasi
5. Menurunkan tekanan darah.
3. Indikasi Klien dengan Hipertensi
6. Cara Bekerja
22
2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju ke atas,
dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha dan kembali turun
di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas tulang
garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk memijat perlahan
hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut ke atas dengan sangat
lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat
ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut
5. Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian mulai dari
atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot.
6. Dengan kedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan kaki.
Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan sampai ke
ujung jari.
7. Ulangi pada kaki kiri
23
Tahap Kedua: masase pada telapak kaki
1. Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien
2. Tangkupkan telapak tangan kita disekitar sisi kaki kanannya
3. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat ini
akan membbuat kaki rileks
24
8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama letakkan ibu jari
pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya,
dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari lain.
7. Evaluasi:
1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2. Kaji tekanan darah klien
Lampiran 6: Media
25
Lampiran 7: Foto Kegiatan
26