Anda di halaman 1dari 31

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG “PIJAT REFLEKI PADA KAKI

UNTUK MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI PADA KELUARGA DI


JEMBER”

oleh:

Lilis Susanti

NIM 152310101066

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017/2018
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG “PIJAT REFLEKI PADA KAKI
UNTUK MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI PADA KELUARGA DI
JEMBER

diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal dosen


pengampu: Ns. Jon Hafan S.M.Kep.,Sp.Kep.MB

oleh:

Lilis Susanti

NIM 152310101066

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2017/2018

2
PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan kepada hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan penyuluhan kesehatan ini dapat
selesai dengan baik.
Penyuluhan kesehatan tentang “Pijat Refleki pada kaki untuk mengurangi resiko
Hipertensi Pada Keluarga di Jember”. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang
tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang
dapat dikontrol adalah seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok,
pola konsumsi makanan yang mengandung natrium dan lemak jenuh
Upaya pemerintah untuk menurunkan prevalensi Hipertensi dengan membuat
kebijakan yaitu Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini hipertensi
secara aktif (skrining), Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini
melalui kegiatan Posbindu PTM, Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan
hipertensi melalui revitalisasi Puskesmas untuk pengendalian PTM melalui Peningkatan
sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompenten dalam upaya
pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
seperti Puskesmas, Peningkatan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara
komprehensif (terutama promotif dan preventif) dan holistik, serta Peningkatkan
ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif, maupun sarana prasarana
diagnostik dan pengobatan.
Penulis berharap kegiatan penyuluhan kesehatan ini berjalan dengan lancar dan
sesuai tujuan sebelumnya. Penulis juga berharap saran yang membangun sehingga dapat
meningkatkan efektifitas dari kegiatan penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan
semoga dapat diterima dengan baik.

Jember, Oktober 2017,

(Lilis Susanti)

3
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA.........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1.1 Analisa Situasi....................................................................................
1.2 Perumusan Masalah Mitra................................................................
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT.................................................................
2.1 Tujuan.................................................................................................
2.1.1 Tujuan Umum.................................................................................
2.1.2 Tujuan Khusus................................................................................
2.2 Manfaat...............................................................................................
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH...................................
3.1 Dasar Pemikiran.................................................................................
3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah......................................................
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN......................................
4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah .......................................
4.2 Khalayak Sasaran .............................................................................
4.3 Metode yang Digunakan....................................................................
4.4 Anggaran dan Sumber Dana.............................................................
4.5 Organisasi Pelaksanaan.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Berita Acara


Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : SAP
Lampiran 4 : Materi
Lampiran 5 : SOP
Lampiran 6 : Media
Lampiran 7 : Foto Kegiatan

iv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisa Situasi


Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi (Pudiastuti,
2013 dalam Azhary et al. 2015). Menurut American Society of Hypertension (ASH),
hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif
akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling berhubungan. Komplikasi yang dapat
terjadi akibat hipertensi adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal
ginjal kronik, dan retinopati.
Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan
sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). Pada
keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena darah
dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih (Aris Sugiarto. 2007
dalam Nuraini B. 2015)
Hipetensi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu hipertensi primer dan
sekunder. 90% dari semua kasus hipertensi adalah primer. Tidak ada penyebab yang
jelas tentang hipertensi primer, namun ada beberapa teori yang menunjukkan bahwa
faktor genetik dan perubahan hormon bisa menjadi fakor pendukung. Hipertensi
sekunder merupakan hipertensi yang diakibatkan oleh penyakit tertentu (Baradero,
Dayrit & Siswadi, 2008 dalam Azhary et al. 2015).
Adapun gejala dari Hipertensi adalah terasa pusing atau sakit kepala, sering
gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar
tidur, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar
darah dari hidung), merasa Kelelahan, Mual dan muntah, Sesak nafas, Pandangan
menjadi kabur .
Menurut data Organisasi kesehatan dunia (WHO) dari 50% penderita hipertensi
yang diketahui sebanyak 25 % yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5 % yang
diobati dengan baik. WHO memperkirakan, 600 juta orang di dunia kini menderita
hipertensi dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahun karenanya. WHO
memperkirakan sekitar 4% beban kesehatan global terkait dengan efek buruk alkohol.

1
Angka tersebut setara dengan pengaruh rokok (4,1%) dan hipertensi (4,4%) (Kowalski,
Robert E. 2010 dalam Heriziana. 2017)
Prevalensi Hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8%,
tertinggi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(16,8%). Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun
(11,9%), dan umur 55-64 tahun (17,2%). Sedangkan menurut status ekonominya,
proporsi Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2%) dan menengah
(25,9%). Menurut data Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014,
Hipertensi dengan komplikasi (5,3%) merupakan penyebab kematian nomor 5 (lima)
pada semua umur. (Kemenkes. RI. 2017).
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan kabupaten jember penderita hipertensi
adalah 55.691 penderta (Dinkes Kabupaten jember. 2011). Pada tahun 2016 kasus
hipertensi peringkat 2 dari 10 besar penyakit setelah ISPA. ( Dinkes kab. Jember. 2017).
Pijat refleksi adalah cara penyembuhan atau mengobati penyakit melalui
memijat urat saraf dari sumbernya langsung. Pijat refleksi kaki atau sering disebut
dengan pijat refleksiologi yang dilakukan dengan cara memijat bagian titik refleksi di
kaki (Gillanders, 2005 dalam Zunaidi A, dkk. 2014) yang dapat memberikan
rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh pada
bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat
(Wijayakusuma, 2006 dalam Zunaidi A, dkk. 2014).
Beberapa penelitian membuktikan bahwa Pijat Refleki pada kaki dapat
mengurangi Tekanan Darah Tinggi. Menurut penelitian (Marisna. 2017) ada pengaruh
diberikan intervensi pijat refleksi kaki terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampung Dalam Kecamatan Pontianak Timur.
Setelah dilakukan intervensi selama 3 hari berturut-turut didapatkan rata-rata hasil
tekanan darah sistol sebelum 147 dan setelah intevensi 136. Nilai mean tekanan darah
diastol sebelum88,67 dan setelah intervensi 84,27. Terjadi penuruunan tekanan darah
sebelum dan setelah diberikan intervensi pada sistol sebesar 11,7mmHg dan diastol
sebesar 4,4mmHg. (Marisna 2017)
Terapi pijat refleksi kaki mempunyai pengaruh secara langsung terhadap
elastisitas dinding pembuluh darah yaitu dengan dengan teknik memanipulasi dari

2
struktur jaringan lunak yang dapat menenangkan serta mengurangi stres psikologis
( Chanif dan Khoiriyah. 2016). Aliran darah yang lancar akan meningkatkan sirkulasi
darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh tanpa ada hambatan serta
memberikan efek relaksasi dan kesegaran pada seluruh tubuh sehingga kondisi tubuh
seimbang. Hal ini pijat refleksi kaki juga merangsang pada sistem saraf simpatis yang
mengalami penurunan aktivitas sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah.
(Zunaidi A, dkk. 2014 dalam Marisna 2017)
Pada prinsipnya pijat yang dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk
memperlancar aliran energi dalam tubuh sehingga gangguan hipertensi dan
komplikasinya dapat diminimalisir, ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi
tidak lagi terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko hipertensi dapat
ditekan. (Dalimartha, 2009 dalam Zunaidi A, dkk. 2014 ). Penatalaksanaan yang telah
dikemukakan diatas bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dengan mengurangi
jumlah darah, mengurangi kegiatan jantung memompa, dan mengurangi mengerutnya
dinding-dinding pembuluh nadi halus sehingga tekanan pada dinding-dinding pembuluh
darah berkurang dan aliran darahmenjadi lancar sehingga tekanan darah akan menurun
(Dekker, 1996 Zunaidi A, dkk. 2014 ).
Melihat dari Prevalensi pada penderita penyakit Hipertensi, sebagai tenaga
kesehatan harus mampu melakukan pencegahan dengan tujuan untuk menurunkan
angka prevalensi dari penyakit Hipertensi dan pelayanan tentang penyakit hipertensi
pada masyarakat. Perawat harus melakukan tugasnya dengan benar atau tepat, Dalam
hal ini perawat berperan sebagai Edukator, perawat memberikan pendidikan kesehatan
tentang hipertensi kepada masyarakat agar masyarakat mampu mengenal secara dini
mengenai Pengertian, penyebab, dampak bagi kesehatan, cara pencegahan dll.
Melalui penyuluhan kesehatan mengenai pijat refleki pada kaki untuk
menurunkan tekanan darah tinggi, diharapkan keluarga atau masyarakat mampu
melakukan secara mandiri dan mampu mengubah gaya hidup demi menurunkan
prevalensi penderita Hipertensi.

3
1.2 Perumusan Masalah Mitra
Berdasarkan analisis situasi yang telah dipaparkan dapat di rumuskan beberapa
masalah antara lain :

1. Belum ada pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan tekanan darah dan belum
adanya pendidikan kesehatan yang terjadwal sebagai upaya promotif dan
preventif untuk menanggulangi masalah tingginya angka kejadian masyarakat
yang mengalami Penyakit Hipertensi.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan tentang penyakit Hipertensi dan terapi dengan
menggunakan metode pijat refleki pada kaki pada masyarakat sangat tepat
dalam rangka upaya promotif dan preventif untuk mencegah penyakit
Hipertensi.
3. Penyuluhan kesehatan selain mudah dilakukan, juga diharapkan mampu
menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan tubuhnya dan
pentingnya pendeteksian dini terhadap penyakit Hipertensi sehingga terhindar
dari komplikasi yang dapat ditimbulkannya seperti penyakit jantung, stroke,
gagal ginjal dan yang lainnya.

4
BAB 2. TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan melalui penyuluhan tentang
penyakit hipertensi dan terapi pada penyakit hipertensi dengan menggunakan metode
pijat refleki pada kaki diharapkan keluarga dapat meningkatkan motivasi untuk
melakukan tindakan preventif.

2.1.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit Darah Tinggi/Hipertensi
b. Meningkatan pengetahuan tentang upaya pencegahan penularan penyakit
Hipertensi/Darah Tinggi.
c. Menerapkan teknik terapi Pijat refleki pada kaki dan memberikan pengetahuan
bagi masyarakat mengenai informasi pentingnya penerapan pijat refleki kaki
dalam pencegahan Darah Tinggi.
d. Mendeteksi dini penyakit hipertensi kelompok sasaran

2.2 Manfaat
a. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu program
pemerintah guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana yang
telah diamanahkan dalam UU RI No. 36 tentang Kesehatan.
b. Dengan pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi
diharapkan mampu memahami pengertian hipertensi, penyebab, tanda dan
gejala, cara pencegahan dll
c. Setelah diberikan pendidikan mengenai terapi terhadap penyakit hipertensi
dengan menggunakan metode pijat refleki pada kaki, diharapkan mampu
menerapkan secara mandiri untuk mencegah dan menurunkan prevalensi
hipertensi.

5
BAB 3. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Jenis kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu upaya
intelektual di institusi pendidikan Universitas Jember dalam melihat fenomena
yang terjadi di masyarakat, salah satunya adalah tingginya prevalensi
masyarakat yang mengalami penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi sehingga
dapat mengakibatkan kurang produktifitas kesehatan kepada masyarakat.
Metode dalam pengabdian ini menggunakan pendekatan dengan melalui
penyuluhan dan pelayanan pada masyarakat. Kegiatan penyuluhan ini juga
memberikan kesempatan kepada warga untuk bertanya terkait materi yang telah
disampaikan dan teknik yang sudah diberikan. Tanya jawab dilakukan secara
terbuka dalam bentuk diskusi interaktif dengan warga mengenai materi yang
telah disampaikan.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah:
1. Mengadakan penyuluhan tentang penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi dan
Pencegahannya.
2. Mengajarkan teknik terapi Pijat Refleki pada kaki.
3. Mengadakan tanya jawab atau diskusi secara terbuka setelah memberikan materi
sebagai bentuk evaluasi antar pemberi materi dengan masyarakat yang
mengikuti penyuluhan tentang penyakit Darah Tinggi atau Hipertensi.

6
BAB 4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

4.1 Rencana Realisasi Penyelesaian Masalah


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di ..........Kecamatan ........Kabupaten
Jember pada tanggal ..... November 2017. Pemberi penyuluhan dari pihak Mahasiswa
Keperawatan Univeristas Jember yang bernama Lilis Susanti Nim 152310101066 yang
memberikan materi tentang penyakit Hipertensi dan pemateri mengajarkan terapi
hipertensi dengan menggunakan metode pijat Refleki pada kaki.

4.2 Khalayak Sasaran


Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini adalah keluarga Bapak
........ yang salah satu anggota keluarganya mempunyai resiko penyakit Darah Tinggi.

4.3 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah sebagai berikut:

1. Ceramah, Diskusi atau tanya jawab


2. Pemeriksaan Tekanan Darah
3. Latihan pijat refleki pada kaki

4.4 Anggaran dan Sumber Dana


-
4.5 Organisasi Pelaksanaan
Penyuluh : Lilis Susanti

7
DAFTAR PUSTAKA
Azhary R.R., Hasneni Yesi, Hasanah Oswati. 2015. Pengaruh Terapi Pijat Refleki
Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. Riau:
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.
https://media.neliti.com/media/publications/186872-ID-pengaruh-terapi-pijat-
refleksi-kaki-terh.pdf. [diakses pada tanggal 27 Oktober 2017]

Dinkes kab. Jember. 2017. Waspadai Hipertensi. [serial online].


http://dinkes.jemberkab.go.id/index.php/informasi-publik/release-berita/2-
waspadai-hipertensi. [diakses pada tanggal 27 oktober 2017].

Heriziana. 2017. Faktor Resiko Penyakit Hipertensi di Puskesmas Basuki Rahmat


Palembang. Palembang: Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina
Husada Palembang. https://online-
journal.unja.ac.id/index.php/jjph/article/view/3689. [diakses pada tanggal 27
Oktober 2017]

Kemenkes RI. 2017. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya. [serial
online]. http://www.depkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-
penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html. [diakses pada taggal 27 Oktober
2017]

Marisna Desi, Budiharto Ichsan, & Sukarni. 2017. Pengaruh terapi pijat refleki kaki
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita Hipertensi di wilayah
kerja puskesmas kampung dalam kecamatan Pontianak Timur.
jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK/article/view/22004. [diakses
pada tanggal 1 November 2017]

Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat Hasta
Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/1179.
[diakses pada tanggal 1 November 2017].

8
LAMPIRAN

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG “PIJAT


REFLEKI PADA KAKI UNTUK MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI

PADA KELUARGA DI JEMBER”


Lampiran 1 : Berita Acara

BERITA ACARA KEGIATAN PENYULUHAN


KESEHATAN TENTANG “PIJAT REFLEKI PADA
KAKI UNTUK MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI
PADA KELUARGA DI JEMBER”

Pada hari ini, ......tanggal bulan November 2017 jam ...........s/d.........WIB


bertempat di ..... Kecamatan.... Kabupaten...., telah dilakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan tentang “ Pijat refleki pada kaki untuk mengurangi resiko Hipertensi
pada keluarga di jember” Kegiatan ini diikuti oleh ...... orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, .... November 2017

Kepala Keluarga,

(......................)
Lampiran 2 : Daftar Hadir

DAFTAR KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN


TENTANG “PIJAT REFLEKI PADA KAKI UNTUK
MENGURANGI RESIKO HIPERTENSI
PADA KELUARGA DI JEMBER”

Kegiatan Pendidikan Kesehatan tentang “ Pijat refleki pada kaki untuk


mengurangi resiko Hipertensi” Pada hari ... tanggal ...Bulan November tahun
2017 pukul .... WIB bertempat dirumah Bapak ... Kabupaten Jember.

NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN


1.

2.

3.

4.
Jember, ....... November 2017

Kepala Keluarga

(.............................)

11
Lampiran 3 : SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DARAH TINGGI
( HIPERTENSI)

Topik : Darah Tinggi (Hipertensi)


Sub Topik : Pengertian, Penyebab, tanda dan gejala, faktor resiko,
komplikasi, pencegahan, Penatalaksanaan, dan Teknik
pijat refleki pada kaki
Sasaran : Keluarga ...
Tempat : Rumah...
Hari / Tanggal : .... November 2017
Waktu : 30 menit
Penyuluhan : Lilis Susanti

I. Tujuan instruksional umum:


Setelah dilakukan pendidikan kesehataan, Tn.... dan keluarga dapat
mengetahui dan memahami apa itu penyakit Darah tinggi dan manfaat pijat
refleki pada kaki untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
II. Tujuan instruksional khusus:
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan
masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
b. Menyebutkan penyebab terjadinya Darah Tinggi (Hipertensi)
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
d. Menjelaskan faktor resiko Darah Tinggi (Hipertensi)
e. Menjelaskan pencegahan penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
f. Menjelaskan penatalaksanaan Darah Tinggi (Hipertensi)
g. Aplikasi mengenai teknik pijat refleki pada kaki untuk menurunkan darah
tinggi
III. Materi (Terlampir)
a. Menjelaskan pengertian penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
b. Menyebutkan penyebab terjadinya Darah Tinggi (Hipertensi)
c. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
d. Menjelaskan faktor resiko Darah Tinggi (Hipertensi)
e. Menjelaskan pencegahan penyakit Darah Tinggi (Hipertensi)
f. Menjelaskan penatalaksanaan Darah Tinggi (Hipertensi)
g. Aplikasi mengenai teknik pijat refleki pada kaki untuk menurunkan darah
tinggi
IV. Metode
Ceramah, diskusi dan simulasi
V. Media
Leaflet dan Laptop
VI. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab
3 menit  Perkenalan salam
 Menjelaskan TIU dan TIK  Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang dan
akan diberikan memperhatikan
2. Inti  Menanyakan (review)  Menjawab
15 menit kepada pasien tentang pertanyaan
penyakit Darah Tinggi penyuuhan
 Menjelaskan materi tentang:  Mendengarkan
1. Menjelaskan pengertian dan
penyakit Darah Tinggi memperhatikan
(Hipertensi)  Bertanya pada
2. Menyebutkan penyebab penyuluh bila
terjadinya Darah Tinggi masih ada yang
(Hipertensi) belum jelas
3. Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit Darah
Tinggi (Hipertensi)
4. Menjelaskan faktor
resiko Darah Tinggi

13
(Hipertensi)
5. Menjelaskan
pencegahan penyakit
Darah Tinggi
(Hipertensi)
6. Menjelaskan
penatalaksanaan Darah
Tinggi (Hipertensi)
7. Aplikasi mengenai
teknik pijat refleki pada
kaki untuk menurunkan
darah tinggi

3 Penutup  Evaluasi  Menjawab


2 menit  Menyimpulkan pertanyaan
 Mengucapkan salam  Memperhatikan
penutup  Menjawab
salam

VII. Evaluasi
a. Jelaskan penyebab Darah Tinggi?
b. Sebutkan tanda dan gejala dari penyakit Darah Tinggi?
c. Sebutkan upaya pencegahan penyakit Darah tinggi ?
d. Bagaimana cara pijat refeki pada kaki
XI. Referensi

14
Adib.M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi Jantung dan
Stroke. Yogyakarta : Dianloka

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : DIVA


PressBaradero, M. Dayrit, M.W. & Siswadi, Y. Klien gangguan
kardiovaskuler seri asuhan keperawatan. Jakarta : EGC.

Elsanti, Salma. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi
& Serangan Jantung. Yogyakarta : Araska

Marliani Lili, dkk. 2007.100 Question & Answers Hipertens. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo, Gramedia

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Pudiastuti, R. D. (2013). Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Saraswati,S. 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke. Jogjakarta : A plus Book

Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. 2001. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.Hal.453-
470.
Sutanto. 2009.Awas 7 Penyakit Degeneratif, Paradigma Indonesia.Yogyakarta

Zunaidi Ahmad, Nurhayati susi , Wuri Prihatin T. 2014. Pengaruh Pijat Refleksi
Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Klinik Sehat
Hasta Therapetika Tugurejo Semarang.
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1125/117
9. [diakses pada tanggal 1 November 2017].
Lampiran 4: Materi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dikenal juga dengan sebutan tekanan darah tinggi. Hipertensi
merupakan penyakit tidak menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan secara global. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka
kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas. Hipertensi
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di
atas normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan
pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan suplai oksigen dan nutrisi
(Pudiastuti, 2013). Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana
tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari
80 mmHg (Muttaqin, 2009).
Hipertensi menjadi silent killer karena pada sebagian besar kasus, tidak
menunjukkan gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan
serangan jantung yang menjadikan penderita meninggal (Nurrahmani, 2012,hal.
12 dalam Zunaidi Ahmad et.al. 2014)
B. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua golongan:
1. Hipertensi Primer (essensial)
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena
faktor keturunan atau genetik (90%).
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya
penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan
pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009)

C. Tanda dan Gejala


Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki
gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang mudah diamati antara
lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah
merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak
napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mimisan (keluar darah dari hidung),
Kelelahan, Mual dan muntah, Pandangan menjadi kabur, Mata berkunang –
kunang.

D. Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi


Menurut Elsanti (2009), faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang
dapat dan tidak dapat dikontrol, antara lain:
A. Faktor Resiko yang tidak dapat dikontrol:
1. Jenis Kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,
sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan
dengan perubahan hormone estrogen setelah menopause. (Marliani,2007)..
Pada premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon
estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
Proses ini terus berlanjut dimana terjadi perubahan kuantitas hormon
estrogen sesuai dengan umur wanita secara alami. Umumnya, proses ini
mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun (Kumar,2005).

2. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi
orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari

17
orang yang berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia tersebut
ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan harus
benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas 50
tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan hormon sesudah
menopause. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur
lima puluhan dan enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat
meningkatkan resiko hipertensi (Elsanti,2009).
3. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga
itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi
mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi..
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi (Marliani, 2007).

B. Faktor resiko yang dapat dikontrol

1. Merokok
Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin.
Asap rokok memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih kuat dari
kemampuan menarik oksigen, sehingga dapat menurunkan kapasitas sel
darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan lainnya. Selain
menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga meningkatkan frekuensi
denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen jantung,
merangsang pelepasan adrenalin, serta menyebabkan gangguan irama
jantung.
2. Konsumsi Na (Natrium)
Pengaruh asupan garam terhadap terjadinya hipertensi melalui peningkatan
volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Faktor lain yang ikut

18
berperan yaitu sistem renin angiotensin yang berperan penting dalam
pengaturan tekanan darah. Produksi rennin dipengaruhi oleh berbagai
faktor antara lain stimulasi saraf simpatis. Renin berperan dalam proses
konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
menyebabkan sekresi aldosteron yang mengakibatkan menyimpan garam
dalam air. Keadaan ini yang berperan pada timbulnya hipertensi (Susalit
dkk,2001).
3. Stres
Hubungan antara stress dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi. Menurut Anggraini
(2009) mengatakan stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah
perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf
simpatis.

E. Komplikasi

Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri, serta
ginjal. Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular
(stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri koroner (infark miokard,
angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi.

F. Pencegahan Hipertensi
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan, demikian juga terhadap
hipertensi. Berikut adalah cara pencegahan Hipertensi:

1. Pola makan
Makanan merupakan faktor penting yang menentukan tekanan darah.
Mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan menerapkan pola makan
yang rendah lemak jenuh, kolesterol, lemak total, serta kaya akan buah,

19
sayur, serta produk susu rendah lemak telah terbukti secara klinis dapat
menurunkan tekanan darah. Diet rendah garam, Diet rendah kolesterol
dan dan lemak terbatas, : Hindari penggunaan lemak hewan, margarin
dan mentega terutama goreng-gorengan atau makanan yang digoreng
dengan minyak. Lebih sering mengkonsumsi tempe, tahu, dan jenis
kacang. ; Beberapa contoh jenis bahan makanan yang mengandung
serat tinggi yaitu : 1) Golongan buah-buahan, seperti jambu biji,
belimbing, papaya, mangga, apel, semangka dan pisang. 2) Golongan
sayuran, seperti bawang putih, daun kacang panjang, kacang panjang,
daun singkong, tomat, wortel, touge. Golongan protein nabati seperti
kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah, dan biji-
bijian. Makanan lainnya seperti agar-agar dan rumput laut.

2. Pola istirahat
Pemulihan anggota tubuh yang lelah beraktifitas sehari penuh untuk
menetralisir tekanan darah.
3. Pola aktivitas
Jenis latihan yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu : bejalan kaki,
bersepeda, berenang, aerobik. Kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang
lebih aktif baik fisik maupun mental memerlukan energi / kalori yang
lebih banyak. Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan rentan
terhadap tekanan darah tinggi. Melakukan olahraga secara teratur tidak
hanya menjaga bentuk dan berat badan, tetapi juga dapat menurunkan
tekanan darah.

G. Penatalaksanaan Hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan: Terapi farmakologi ,
Terapi nonfarmakologi:
1. Terapi Farmakologi Ada 9 kelas obat antihipertensi yaitu Diuretik,
penyekat beta, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI),
penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis kalsium
dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri

20
atau dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien
dengan hipertensi karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas
obat ini.
2. Terapi nonfarmakologi
a. Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang sangat penting
untuk mencegah tekanan darah tinggi. Semua pasien dengan
prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya
hidup. Disamping menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien
dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi
berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi pada pasien-pasien
dengan tekanan darah prehipertensi.
b. mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan pasien
dari menggunakan obat. Walaupun ada pasien hipertensi yang
tidak sensitif terhadap garam, kebanyakan pasien mengalami
penurunaan tekanan darah sistolik dengan pembatasan natrium
c. Mengkonsumsi jenis bahan makanan yang mengandung serat
tinggi .
d. Terapi Pijat Refleki pada kaki
Menurut beberapa penelitian teknik ini berhasil menurunkan
tekanan darah tinggi.

21
Lampiran 5: SOP

JUDUL SOP

MASASE KAKI
PSIK

UNIVERSITAS

JEMBER

NO DOKUMEN: NO REVISI: HALAMAN:


PROSEDUR KERJA
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:

1. Pengertian Masase kaki adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar
dan digubakan untuk meningkatkan keehatan.
2. Tujuan 1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri
dan inflamasi
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap
organ internal
4. Membantu memperbaiki mobilisasi
5. Menurunkan tekanan darah.
3. Indikasi Klien dengan Hipertensi

4. Kontraindikasi Klien yang menderita luka bakar dan Fraktur

5. Persiapan Pasien 1. Tensimeter


2. Stetoskop
3. Minyak lavender yang telah diencerkan dengan minyak kelapa
4. Lembar Observasi tekanan darah
5. Handuk

6. Cara Bekerja

Tahap Pertama: Masase kaki bagian Depan


1. Ambilah posisi menghadap ke kaki klien dengan kedua lutut berada disampingnya

22
2. Letakkan tangan kita sedikit diatas pergelangan kaki dengan jari-jari menuju ke atas,
dengan satu gerakan tak putus luncurkan tangan ke tas panggkal paha dan kembali turun
di sisi kaki mengikuti lekuk kaki.
3. Tarik ibu jari dan buat bentuk V (posisi mulut naga). Letakkan tangan di atas tulang
garas dibagian bawah kaki. Gunakan tangan secar bergantian untuk memijat perlahan
hingga ki bawah lutut. Dengan tangan masih pada posisi V urut ke atas dengan sangat
lembut hingga ke tempurung lutut, pisahkan tangan dan ikuti lekuk tempurung lutut pijat
ke bagian bawah.
4. Lalu ulangi pijat keatas bagian tempurung lutut

5. Tekanlah dengan sisi luar telapak tangan membuat lingkaran secara bergantian mulai dari
atas lutut hingga pangkal paha dan mendorong otot.
6. Dengan kedua tangan pijatlah kebawah pada sisi kaki hingga ke pergelangan kaki.
Kemudian remas bagian dorsum dan plantaris kaki dengan kedua tangan sampai ke
ujung jari.
7. Ulangi pada kaki kiri

23
Tahap Kedua: masase pada telapak kaki
1. Letakkan alas yang cukup besar dibawah kaki klien
2. Tangkupkan telapak tangan kita disekitar sisi kaki kanannya
3. Rilekskan jari-jari serta gerakkan tangan kedepan dan kebelakang dengan cepat ini
akan membbuat kaki rileks

4. Biarkan tangan tetap memegang bagian atas kaki.


5. Geser tangan kiri kebawah tumit kaki. Dengan gerakan oval putar kaki beberapa kali
kesetiap arah
6. Pegang kaki dengan ibu jari kita berada diatas dan telunjuk di bagian bawah
7. Kemudian dengan menggunakan ibu jari, tekan urat-urat otot mulai dari jaringan antara
ibu jari dan telunjuk kaki. Tekan diantara urat-urat otot dengan ibu jari. Ulangi gerakan ini
pada tiap lekukan

24
8. Pegang tumit kaki klien dengan tangan kanan, gunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri pemijat untuk menarik kaki dan meremas jari kaki. Pertama letakkan ibu jari
pemijat diatas ibu jari kaki dan telunjuk dibawahnya. Lalu pijat dan tarik ujungnya,
dengan gerakan yang sama pijat sisi-sisi jari. Lakukan gerakan ini pada jari lain.

7. Evaluasi:
1. Tanyakan pada klien bagaimana perasaannya
2. Kaji tekanan darah klien

Lampiran 6: Media

25
Lampiran 7: Foto Kegiatan

26

Anda mungkin juga menyukai