Anda di halaman 1dari 4

Isu Lingkungan Lokal

Masalah lingkungan lokal adalah kondisi dimana alam sekitar (dalam skala Lokal) tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini bisa terjadi karena berbagai hal yang terjadi di dalam
suatu daerah, baik itu hal yang mendadak ataupun berkelanjutan. Kebanyakan faktor yang
mempengaruhi adalah faktor manusia.

Contoh, Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal

1. Kekeringan :
kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat menyediakan
kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang lainnya .
Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.

2. Banjir
merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung limpahan air hujan
karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat terjadi karena hijauan
penahan air larian berkurang.
Dampak: ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan
produktifitas pangan, dll.

3. Longsor
adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.
Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu
perekonomian dan kegiatan transportasi

4. Erosi pantai
terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi seperti
kegiatan pariwisata.

5. Instrusi Air Laut


air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak digunakan oleh manusia dan tidak
adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya
kekurangan stok air tawar, dan mengganggu kesehatan.

6. Pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik


adanya pertambangan membuat situs tambang yang awalnya layak disebut sebagai
ekosistem, menjadi sebuah lahan tandus yang rusak dan tanpa adanya ekosistem lagi di
dalamnya
dampak : menyebabkan ekosistem rusak, polusi udara, tanah, serta air, rawan bencana
alam seperti longsor dan banjir, fauna masuk pemukiman, dll.
Pertambangan akan selalu ada selama hasil tambang masih tersedia, bahkan bisa
membuka pertambangan baru lagi. Keperluan hasil tambang diperlukan dalam pembangunan
yang digencarkan pemerintah saat ini. Namun hal ini justru menimbulkan kerusakan
ekosistem yang signifikan. Kerusakan yang terjadi akibat berlangsungnya kegiatan
pertambangan membuat hal seperti kerusakan ekosistem dan kehidupan flora dan fauna
menjadi terganggu. Hal ini akan dijelaskan secara lanjut dan detail

Pengertian pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan kondisi tata
lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan (merusak dan merugikan
kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda
asing (seperti sampah, limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) Sebagai akibat
perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti
semula (Susilo, 2003).

Dalam penjelasan ini, pencemaran lingkungan difokuskan pada pertambangan.


Keberlangsungan pertambangan selalu menimbulkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan, apalagi bila dengan pabrik. Serta berbagai masalah lainnya, dibalik keuntungan
dari hasil tambang itu sendiri.
Ciri fisik pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik

Ciri fisik dari pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik bisa dilihat secara
langsung di situs pertambangan, ekosistem yang awalnya dihuni flora dan fauna, menjadi
lahan kosong atau bahkan rusak, menjadi seperti kubangan dan tidak ada flora dan fauna
didalamnya. Pengambilan hasil tambang membutuhkan berbagai tahapan dan metode, dan
seringkali dengan pembabatan hutan, pengelupasan tanah, pengerukan dan deformasi tanah,
serta pembakaran hasil tambang dan pemrosesan lainnya.

Dampak pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik

Berbagai dampak bisa dirasakan dari adanya pertambangan. Beberapa diantaranya :


1. Kerusakan ekosistem yang berpengaruh terhadap flora dan fauna penghuni lahan
sebelum pertambangan dibuka. Dengan tiadanya mereka, tanah menjadi gundul
dan tandus. Dan juga ada resiko hewan liar akan masuk pemukiman penduduk.
2. Polusi udara, dari hasil pembakaran hasil tambang seperti batu kapur, dll.
3. Polusi air, dalam pertambangan yang dilengkapi dengan pabrik, seringkali
menggunakan air dalam pemrosesannya. Air bisa menjadi tidak layak pakai dan
itu dalam jumlah besar, kalau pembuangannya buruk maka akan berefek pada
lingkungan. Dan bila pengambilan air masih kacau, bisa bisa akses air untuk
penduduk bisa terhenti
4. Polusi tanah, sisa pengerukan akan meninggalkan cekungan dalam. Bila tak
diatasi secara benar, maka akan menjadikan area itu tak layak huni nantinya.
5. Longsor dan banjir, dengan pembabatan hutan dan pengelupasan tanah atas, sifat
fisik, kimia dan biologi tanah berubah, maka akan meningkatkan resiko longsor,
serta banjir
Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan akibat pertambangan dan pabrik

1. Ekosistem pasti akan rusak dengan adanya tambang, jadi yang perlu diperhatikan
adalah perawatan setelah tambang selesai digunakan, jadi tidak tersisa areqa tak
layak huni bagi flora, fauna, dan juga manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan
penimbunan area sisa tambang, reboisasi, atau merubah area itu menjadi tambak.
Bila dilakukan dengan benar, resiko longsor dan banjir pun bisa diatasi.
2. Untuk mengurangi polusi udara, harus diatasi dengan alat penyaring udara yang
baik, namun bila biaya tak mencukupi atau hal lain yang membuat penanganan
udara tak bisa dilakukan, maka cara mengatasinya adalah membuat pabrik yang
jauh dari pemukiman.
3. Polusi air bisa diatasi dengan pengambilan air dari tempat yang tak akan
mengganggu warga dan area sekitar, dan pembuangan yang terpadu dan aman.

Anda mungkin juga menyukai