INDRI RAMADANTI
21116072
1
SKRIPSI
INDRI RAMADANTI
21116072
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 21116072
Pembimbing I Pembimbing II
Disetujui
Ketua Program Studi
iii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 21116072
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :………..
Ketua STIKes MP
iv
HALAMAN ORISINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 21116072
v
HALAMAN PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
NIM : 21116072
Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Juni 2020
Yang menyatakan
Indri Ramadanti
NIM. 21116072
vi
FOTO
Biodata
NIM : 21116072
Agama : Islam
Sumatera Selatan.
Ayah :Syaffaruddin
vii
Pendidikan
Muhammadiyah Palembang
viii
ABSTRAK
Latar belakang: Remaja yang sudah menarche selalu berkaitan dengan kesehatan
reproduksi karena masa remaja sangatlah rentan terhadap masalah kesehatan
reproduksi. Menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dengan baik
dan benar merupakan hal yang sangat penting bagi remaja untuk mengurangi
masalah infeksi pada organ reproduksi. Banyak kasus yang terjadi dengan
masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi saluran organ reproduksi, terutama
remaja diindonesia yang seringkali tidak mendapat informasi, dukungan dan tidak
mengetahui tentang sebagian masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksinya. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya hubungan pengetahuan
dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi
pada remaja.Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja.
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan literature review dengan cara
memilih artikel-artikel terkait dengan penelitian. Hasil: Terdapat hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat
menstruasi pada remaja. Kesimpulan: Hasil analisis artikel ilmiah di atas
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja.
ix
ABSTRACT
x
KATA PENGANTAR
xi
5. Ibu Puji Setya Rini, S.Kep., Ns.,M.Kep dan Ibu Anita Apriany,
S.Kep., Ns.,M.Bmdselaku penguji dalam penyusunan literature
review ini.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah serta semua pihak yang telah memberikan ilmu
pendidikan, agama dan moral kepada peneliti.
7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta terimakasih telah
membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan
mendukung untuk terus maju menjadi orang yang sukses.
Terimakasih juga satu kali lagi kalian telah mengantarkan saya
kegerbang keberhasilan, ini adalah jawaban dari doa-doa kalian yang
selalu kalian panjatkan untuk saya.
8. “Sahabatku” Terimakasih atas keihklasan kalian.
9. Terimakasih Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
penyusunan literature review ini.
Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat serta Hidayah-
Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga Skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan keperawatan serta
bagi semua yang membacanya, Amin
Indri Ramadanti
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iv
HALAMAN ORISINILITAS....................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................vii
ABSTRAK..................................................................................................ix
ABSTRACT................................................................................................x
KATA PENGANTAR................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................7
C. Tujuan Penulisan..............................................................................7
D. Ruang Lingkup Penelitian................................................................8
E. Manfaat Penelitian...........................................................................8
xiii
B. Konsep menstruasi...........................................................................13
1. Pengertian menstruasi...............................................................13
2. Fisiologi menstruasi..................................................................14
3. Faktor yang mempengaruhi menstruasi....................................14
4. Siklus mensruasi........................................................................15
C. Konsep vulva hygiene......................................................................17
1. Pengertian vulva hygiene..........................................................17
2. Tujuan vulva hygiene................................................................17
3. Dampak tidak meenjaga vulva hygiene....................................18
4. Cara membersihkan vulva hygiene saat menstruasi..................19
D. Konsep pengetahuan........................................................................21
1. Pengertian pengetahuan............................................................21
2. Tingkat pengetahuan.................................................................21
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan......................23
4. Cara memperoleh pengetahuan.................................................24
E. Konsep keluarga...............................................................................26
1. Pengertian keluarga...................................................................26
2. Tipe keluarga.............................................................................26
3. Tipe keluarga tradisional...........................................................27
4. Tipe keluarga non tradisional....................................................27
5. Fungsi keluarga.........................................................................27
6. Tahap dan perkembangan keluarga...........................................29
7. Tugas kesehatan keluarga.........................................................32
F. Konsep dukungan keluarga..............................................................32
1. Pengertian dukungan keluarga..................................................32
2. Jenis dukungan keluarga...........................................................32
G. Kerangka Teori.................................................................................34
xiv
BAB IV METODELOGI PENELITIAN.................................................38
A. Pertanyaan Panduan (Keyword).......................................................38
B. Kriteria.............................................................................................38
C. Data/Jurnal Diperoleh Dari Database Elektronik.............................38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................54
xv
DAFTAR TABEL
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR BAGAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan penduduk dalam yang usia 10 - 19 tahun (World
Health Organization, 2014) sedangkan BKKBN (2014) menjelaskan bahwa
rentang usia remaja yaitu dari mulai usia 10-24 tahun yang belum pernah
menikah. Remaja ini dianggap usia yang paling penting karena menjadi
jembatan untuk masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa sehingga
menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2014).
Pada remaja putri, masa puber ditetapkan mulai saat ia mendapat haid
yang pertama (Menarche), yaitu pada usia sekitar 11-15 tahun. Setelah haid
pertama terjadi pematangan atau (maturasi) biologis ada fungsi organ
seksualnya, sehingga rata-rata pada usia 13 tahun seorang anak perempuan
organ seksualnya telah matang (Depkes, 1991 dalam rejaningsih 2014).
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada rentang
usia 12-15 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas
sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan suatu tanda awal
adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut
daerah pubis dan aksila serta distribusi lemak panggul (Proverawati, 2009).
Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk yang berusia muda yang
sangat tinggi. Peningkatan jumlah penduduk yang berusia muda diikuti
dengan peningkatan resiko terkena gangguan kesehatan reproduksi.
Perubahan hormon pada remaja setelah Menarche akan sangat berpengaruh
dalam sistem reproduksi. Salah satunya yaitu gangguan sistem reproduksi
yang mungkin dapat muncul dalam usia remaja seperti Vulva-Vaginitis.
Vaginitis dapat ditemukan pada semua wanita tiap usia namun prevalensinya
lebih tinggi pada wanita dengan kelompok yang subur (Pamudji et al, 2019).
Dalam periode masa remaja meliputi semua perkembangan yang dialami
pada semua remaja, contohnya seperti perubahan pada dirinya baik secara
fisik maupun secara psikis, adapun secara sosial dan pematangan organ
sistem reproduksi (Dariyo, 2014). Masa remaja ini juga berkaitan dengan
xix
1
kesehatan reproduksi, masa ini remaja sangatlah rentan terhadap masalah
kesehatan reproduksi (Irianto, 2015).
Menstruasi merupakan kejadian fisiologis yang terjadi pada perempuan
dimana perubahan kritis dikehidupan normal mereka (Parvin et al, 2015).
Untuk semua remaja putri juga perlu memerhatikan kebersihan organ
reproduksi mereka terutama saat menstruasi karena jika tidak dirawat dengan
baik maka akan menghasilkan masalah kesehatan reproduksi, salah satunya
adalah keputihan, infeksi dan gatal-gatal. Mereka juga harus dapat merawat
diri mereka sendiri dengan baik dan benar saat menstruasi terjadi (House et
al, 2012).
Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada setiap wanita.
Menstruasi dihubungkan juga dengan beberapa kesalahan dalam praktik
kebersihan diri saat menstruasi yang dapat merugikan kesehatan bagi wanita
(Proverawati & Misaroh, 2014) Hygiene selama menstruasi merupakan
komponen Personal Hyegiene (kebersihan diri perorangan) yang memegang
peranan penting dalam status prilaku kesehatan seseorang termasuk
menghindari adanya masalah kesehatan reproduksi (Laila, 2016).
World Health Organitation (WHO) menjelaskan bahwa Personal Hygiene
remaja pada saat menstruasi merupakan isu kritis sebagai determinan status
kesehatan remaja merupakan isu kritis sebagai determinan status kesehatan
remaja yang sangat berpengaruh pada kehidupan masa tua yang akan datang.
Buruknya Personal Hygiene saat menstruasi berpengaruh besar terhadap
morbiditas dan komplikasi. Oleh karena itu, remaja harus dipersiapkan
pengetahuannya, sikap maupun tindakannya dengan baik ke arah pencapaian
reproduksi yang sehat (Siti et al, 2016). Seorang wanita pada saat menstruasi
pembuluh darah dalam rahim akan lebih mudah terkena serangan infeksi.
Kebersihan reproduksi harus lebih dijaga agar kuman tidak mudah masuk
dan tidak menimbulkan infeksi saluran reproduksi (Yuni, 2015).
Wanita sangat jarang memperhatikan kebersihan pada organ genitalia
eksternalnya terutama saat menstruasi. Hal ini dianggap penting karena jika
tidak dirawat dengan benar dapat merugikan diri sendiri, contoh terjadinya
infeksi pada daerah organ genitalia eksterna, infeksi ini setiap tahunnya
xx
menyerang wanita di seluruh dunia 10-15% dari 100 juta wanita didunia,
seperti remaja yang mengalami keputihan sekitar 75% dan sekitar 45%
diantaranya bisa mengalami sebanyak dua kali atau lebih, dan 15% terkena
infeksi karena bakteri kandida (Wiji, 2014).
Tingkat kejadian akibat saluran reproduksi infeksi di dunia diperkirakan
mencapai berkisar 2,3 juta per tahunnya (Berman, 2009). Dari semua negara
di asia tenggara, wanita di indonesialah yang lebih rentan terkena infeksi
saluran reproduksi karena di picu oleh cuaca yang panas dan udara yang
lembab (Ningrum, 2010)
Prevalensi terjadinya infeksi saluran reproduksi akibat kurangnya Hygiene
pada organ genitalia di Indonesia masih cukup tinggi, jumlah penderita
infeksi saluran reproduksi diindonesia mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk pertahun (Depkes RI, 2014). Di indonesia pada tahun 2007 angka
prevelensi Bakterial Vaginosis mecapai 53% serta kandidiasis 3% (Keni,
1991).
Dalam kehidupan kita kebersihan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
Kebersihan juga sangat berpengaruh pada nilai individu dan kebiasaan sehari-
hari. Namun Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal tersebut terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
merupakan hal yang sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan umum (Yuni, 2015).
Remaja serta orang tua memiliki keterkaitan yang dapat dibentuk dari
adanya komunikasi, kebiasaan dan prilaku yang dimiliki oleh keduanya.
(Kartanom et al 2017). Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari berbagai
pihak untuk menyakinkan pentingnya peranan sebagai orangtua, bimbingan
serta kontrol orang tua terhadap perkembangan anaknya, sehingga anak
tersebut mendapatkan informasi dari orang lain yang belum tentu diyakini
kebenarannya (Hidayah, 2015).
Masalah yang biasa dihadapi wanita setiap bulannya berkaitan dengan
menstruasi antara lain pada saat mengalami keputihan sebanyak 19%, rasa
gatal pada area genital sebanyak 25%, premenstrual sindrome 36%, rasa tidak
xxi
nyaman selama menstruasi 35%, darah menstruasi yang sangat banyak 10%,
mengalami kram perut 11. Sehingga perlu adanya perhatian secepat mungkin
untuk mempromosikan penggunaan alat sanitasi yang Higienis selama masa
menstruasi (Anand et al, 2015).
Keluarga juga dituntut untuk melakukan tugasnya perkembangan sebagai
keluarga yaitu memberikan keyakinan yang bertanggung jawab, membina
komunikasi terbuka antara orang tua dengan anak-anaknya, memberikan
dukungan keluarga, memberikan suri tauladan yang baik pada anak remaja.
Tugas perkembangan keluarga merupakan tugas perkembangan keluarga
yang berkaitan erat dengan kebutuhan anak remaja selama masa pubertas.
Fakta dilapangan menunjukkan masih banyak keluarga yang belum mampu
sepenuhnya untuk melaksanakan peranan dalam keluarga terhadap anak
remaja yang menjalani masa pubertas. Data yang ada dimasyarakat
menunjukkan bahwa informasi atau berita tentang perubahan yang terjadi
pada masa pubertas yang diperoleh remaja masih sangat kurang (Wirawan S,
2015).
Prilaku yang kurang dalam perawatan Hygiene pada saat menstruasi
adalah malasnya seseorang dalam mengganti pembalut (Nirwana, 2014). Hal
tersebut juga merupakan salah satu penyebab terjadi bakteri yang berkembang
pada pembalut saat mestruasi, perawatan diri yang baik saat menstruasi
seperti pengunaan pembalut yang tepat adalah pembalut tidak boleh dipakai
lebih dari enam jam karena dapat beresiko terjadinya infeksi sehingga sangat
dianjurkan harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah
(Haryono, 2016)
Kebersihan menstruasi pada perempuan dan remaja putri di Mesir
menjelaskan bahwa ditemukan antara perempuan yang pernah menikah
15,3% menggunakan pembalut sekali pakai 42,1% menggunakan kapas dan
39,4% mengunakan pembalut kain sebagai penyerap setelah mencucinya.
Adapun Sebaliknya, 25,2% dari perempuan yang belum menikah
menggunakan pembalut sebesar 50,5% dan 21% menggunakan kembali kain
penyerap yang dicuci. Hanya ada 3,2% dari kedua kelompok perempuan
xxii
yang menggunakan potongan kain dan dibuang setelah menggunakan
(Ramajab, 2016)
Salah satu pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah
kewanitaan dengan baik dan benar seperti dari arah depan kebelakang lalu
kearah anus, yang perlu diingat yaitu arahnya tidak boleh terbalik, atau dari
anus ke Vulva, atau bolak balik dari anus ke Vulva, adapun yang tidak boleh
digunakan yaitu sabun kimiawi. Hindari keadaan vagina yang lembab
berkepanjangan, dianjurkan juga untuk mencukur bulu yang ada pada daerah
vagina bila sudah panjang. Hindari pemakaian celana dalam yang terbuat
dari bahan katun atau bahan yang tidak meresap keringat (Yusiana & Saputri,
2016)
Ansuree (2014) menjelaskan bahwa kurang dari setengah remaja
perempuan memiliki pengetahuan yang baik megenai kebersihan alat kelamin
saat menstruasi, hal ini juga menjadi bukti bahwa masih kurang pengetahuan
yang memadai mengenai kebersihan menstruasi di kalangan remaja
perempuan. Oleh karena itu, perlunya pendidikan kesehatan pada remaja
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan saat menstruasi. Tempat
terbaik untuk memberikan pendidikan mengenai kebersihan Vulva Hygiene
saat menstruasi untuk remaja perempuan merupakan sekolah.
Irtawati (2015) menjelaskan dan menunjukkan bahwa dari sumber
informasi yang diketahui oleh responden tentang Hygiene saat menstruasi
sebanyak 82,9% responden mendapatkan informasi dari keluarga dan
sebanyak 7,6% responden sumber informasi yang didapatkan dari guru juga
penting terhadap kesehatan anak apalagi anak usia sekolah, begitu juga terkait
Personal Hygiene pada siswanya karena guru merupakan orangtua kedua
setelah orangtua pada saat mereka berada disekolah.
Unicef (2015) menjelaskan bahwa hasil remaja putri didaerah perkotaan
dan kurang dari setengah 41% yang mengganti pembalut setidaknya setiap 4-
8 jam sekali atau setiap kali kotor. Sisanya, 46% remaja putri mengganti
pembalut kurang dari dua kali sehari. Penggantian pembalut terendah terjadi
di kalangan remaja putri NTT hanya berkisar 31% yang mengganti pembalut
setiap 4-8 jam atau jika sudah kotor. Remaja putri yang diwawancarai saat
xxiii
IDI dan FGDs menyatakan bahwa remaja putri hampir tidak pernah atau
jarang mengganti pembalut
Saraswati (2017) menjelaskan bahwa pada 24 remaja putri kelas VII SMP
Negeri 24 palembang dan SMP negeri 45 palembang didapatkan
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kategori baik sebanyak 6
siswi (25%), cukup sebanyak 10 Siswi ( 41,7%), kurang sebanyak 8 siswi
(33,3%), sedangkan praktik Personal Hygiene tentang menstruasi dengan
kategori baik sebanyak 10 siswi (41,7%) dan cukup sebnyak 14 siswi
(58,3%).
Kelompok remaja yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan
reproduksi baru 25,1% dan berdasarkan tempat tinggal remaja yang tinggal
diperkotaan cenderung mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi lebih
tinggi dibanding yang hidup dipedesaan (32,2% dan 17,3%), dan di sumatera
selatan remaja yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi baru
sekitar 19,6% (Azhoha, 2018).
Artinya:
“Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih.
Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih “(H.R.
Baihaqi)
Hadist di atas menunjukkan bahwa Islam itu bersih dan tidak masuk surga
kecuali orang-orang yang bersih. Kata bersih dalam ayat ini menunjukkan
bahwa seorang umat manusia terutama para wanita harus menjaga
kebersihannya terkhusus untuk kebersihan Vulva Hygiene yang harus
diperhatikan. Adapun yang harus dijaga dan diperhatikan adalah salah
satunya menjaga kebersihan pada saat menstruasi. Karena pada saat
menstruasi, perempuan akan mengeluarkan darah dari vaginanya dan darah
tersebut mengandung kotoran, maka dari itu kebersihan pada saat menstruasi
sangat perlu diperhatikan.
xxiv
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka peneliti
berasumsi bahwa remaja kelas VII perlu mendapatkan pengetahuan dan
dukungan dari keluarga agar remaja mendapatkan informasi yang cukup dan
benar tentang kesehatan reproduksi. Sehingga peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul ”Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene saat menstruasi pada remaja” dengan
harapan dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene pada remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah ini adalah “Apakah
ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan
vulva hygiene saat menstruasi pada remaja”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja?
D. Ruang Lingkup
Penelitian ini berada dalam area keperawatan dasar, penelitian ini
dilakukan dengan cara menganalisis jurnal atau artikel yang relevan dan yang
terkait dengan judul tersebut. Masalah pada penelitian ini adalah hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene
saat menstruasi pada remaja.
.
E. Manfaat Penelitian
1. Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan sumber
informasi bagi mahasiswi STIKes Muhammadiyah Palembang dan
Diharapkan juga dapat menambah pengalaman, meningkatkan
pengetahuan serta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dari membaca
hasil penelitian ini.
xxv
2. Teoritis
a. Tempat penelitian
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah juga sangat berperan penting
dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja
selain ilmu pengetahuan folmal yang memang wajib diberikan.
b. Institusi pendidikan
Bagi instutusi pendidikan Khususnya Stikes Muhammadiyah
Palembang diharapkan dapat ikut serta dalam melakukan program
pemerintah dalam penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada
remaja putri dengan cara ikut serta memberikan informasi kepada
remaja khususnya disekolah-sekolah dengan memberikan penyuluhan
kesehatan tentang penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi.
c. Peneliti selanjutnya
Diharapkan mengembangkan penelitian ini dengan menentukan
variabel lain yang berhubungan dengan pengetahuan atau
penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi dengan memperluas
ruang lingkup penilitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lag
xxvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1.Pengertian Remaja
World Health Organization (WHO) menjelaskan remaja adalah individu
yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu
mereka yang berusia 10-19 tahun. WHO menetapkan batas usia remaja
dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20
tahun. Sedangkan Sulaikha (2018) Menjelaskan bahwa masa remaja adalah
masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Pada masa dewasa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik
maupun psikis. Perubahan perubahan tersebut dapat mengganggu batin
remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam
menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya.
27
28
B. Konsep Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda
bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang
mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun.
Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya
psikologi dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami
menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari.
32
2. Fisiologi Menstruasi
a. Stadium menstruasi.
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon
ovarium berada pada kadar paling rendah.
b. Stadium proliferasi
Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
menstruasi sampai hari ke-14. setelah menstruasi berakhir, dimulailah
fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
yang mempersiapkan rahim untuk di perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
c. Stadium sekresi.
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan
memengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
d. Stadium premenstruasi.
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah
putih, bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya
cairan dan sekret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan
arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian pembuluh darah itu
berelaksasi dan akhirnya pecah.
b. Faktor enzim.
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang be
rperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
c. Faktor vaskular.
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam la
pisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tu
mbuh puka arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya.
Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta salura
n-saluran yang menghubungkan nya dengan arteri, dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arte
ri maupun vena.
d. Faktor prostaglandin.
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya de
sintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontr
aksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pad
a haid.
4. Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada
pula setiap 21 dan 30 hari), yaitu pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat
tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi Folikel De Graaf yang masak,
folikel ini juga menghasilkan hormon esterogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu endometrium, yang habis
terkelupas saat mentruasi. Selain itu, esterogen menghambat pembentukan
FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilakn LH yang berfungsi
merangsang Folikel De Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang
terjadi pada hari ke-14, waktu disekitar terjadinya ovulasi disebut Fase
Estrus.
34
diwaspadai dan tidak boleh dianggap remeh. Sebab, gangguan ini dapat
menyebabkan kemandulan dan kanker (Prayitno, 2014).
D. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia yaitu pancaindra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkatan pengetahuan yakni: (Notoatmodjo, 2012)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
40
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atas materi dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
41
5) Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum
laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara social
maupun kultural.
b. Faktor Eksternal
1. Informasi
Long (1996) dalam Nursalam dan Pariani (2010) menjelaskan bahwa
informasi merupakan fungsi untuk membantu mengurangi rasa
cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi
tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.
2. Lingkungan
Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa hasil dari beberapa
pengalaman dan hasil observasi yang terjadi dilapangan (masyarakat)
bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan,
diawali dengan pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya
faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik).
3. Social budaya
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status social seseorang maka
tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula.
E. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikuti oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau penganggkatan dan didalamnya perannya
masing-masinng menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Fredman, 2010)
2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga (Harmoko, 2011)
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu kelauarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun
keduanya.
b. Keluarga besar (Ekstended Family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, dan
saudara sepupu.
c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family) yaitu keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (Single Parent) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat dari
perceraian atau ditinggal dari pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)
45
5. Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang
hidup bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki
46
g. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsu pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga
h. Fungsi pembinaan keluarga
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai aturan dan dayaa dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis
a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator yang
diharapkan mampu untuk menyebarkan atau membagikan berbagai
macam informasi terkait perilaku perineal Hygiene saat menstruasi serta
manfaat dari menjaga kebersihan organ genitalia. Keluarga bisa
mendapatkan informasi terkait perilaku perineal Hygiene dari berbagai
sumber seperti media elektronik, media masa, serta penyuluhan
kesehatan.
b. Dukungan penilaian
Keluarga dalam memberikan dukungan penilaian berfungsi
untuk menindak lanjuti sebuah bimbingan umpan balik. Keluarga juga
bertindak sebagai pembimbing dan penengah dalam memecahkan suatu
permasalahan serta sebagai sumber dan validator atas identitas setiap
anggota. Dukungan dan perhatian yang diberikan keluarga kepada
anggota keluarga merupakan salah satu bentuk penghargaan positif.
Contoh konkrit dukungan penilaian yaitu keluarga bersedia menerima
keluh kesah apabila terdapat gangguan pada anak saat menstruasi.
Selain itu keluarga tetap membimbing dan memberikan pengarahan
agar anak tetap merawat organ genitalia baik saat menstruasi atau tidak.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit
terhadap kebutuhan individu. Contoh konkrit dukungan instrumental
dalam keluarga dapat berupa sebuah pelayanan ataupun bantuan secara
finansial. Keluarga memenuhi kebutuhan anaknya seperti membelikan
keperluan perawatan diri saat menstruasi contohnya pembalut.
d. Dukungan emosional
52
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah absraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel
(baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) dan dibuat berdasarkan
kerangka teori untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang dipengaruhi
(variabel dependent) dan variabel pengaruh (variabel independent)
(Nurussalam, 2017).
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel Independen adalah variabel yang apabila ia berubah akan
mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sastroasmoro dan ismael,
2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan
dukungan keluarga
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel Dependen adalah variabel yang berubah akibat perubahan
pada variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Variabel dependen
pada penelitian ini adalah penatalaksanaan Vulva Hygiene
Pengetahuan
Penatalaksanaan Vulva
Hygiene Saat Menstruasi
Dukungan Keluarga
Keterangan :
: Variabel Independen : Variabel yang teliti
: Variabel Dependen
Sumber : Kumalasari (2014), Notoatmodjo (2010). Yuni (2015)
54
55
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
cara menentukan variabel dan mengukur variabel (Nursalam, 2013).
Klasifikasi variabel dan definisi operasional dibuat dalam bentuk tabel
dengan rincian sebagai berikut :
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
peneliti (La Biondo – Wood) dalam Nurussalam (2017) adalah suatu
petanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang
diharapkan bisa menjawab suatu petanyaan dalam peneliti.
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu :
Ha :
Ada hubungan pengetahuan dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene saat
menstruasi pada remaja.
Ada hubungan dukungan keluargadengan penatalaksanaan Vulva
Hygiene saat menstruasi pada remaja.
H0 :
Tidak ada hubungan pengetahuan dengan penatalaksanaan Vulva
Hygiene saat menstruasi pada remaja
56
BAB IV
METODELOGI PENELITIAN
B. Kriteria
a. Kriteria inklusi
1. Artikel yang memiliki judul dan isi relevan dengan tujuan yaitu,
berbahasa indonesia dan full text
2. Artikel dengan responden remaja
3. Artikel dengan responden remaja putri yang sudah pernah mengalami
menstruasi
b. Kriteria ekslusi
1. Belum menstruasi
38
58
2 dikeluarkan setelah
membaca teks lengkap
Inklusi
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dari enam belas artikel yang dipilih untuk literatur review ini, semua
artikel merupakan studi kuantitatif. Enam belas artikel diterbitkan antara tahun
2010-2020. Studi dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Masing-masing dari enam belas artikel yang dipilih untuk dibaca dari abstrak,
tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan
informasi tentang hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
penatalaksanaan vulva hygiene saat mesntruasi.
Studi literatur review ini didapatkan enam belas artikel yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel di ketahui ada hubungan pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada
remaja. Dijelaskan di Tabel 5.1 berikut ini.
genitalia setelah
membersihkannya.
4. Ainur semarang, Untuk Cross N=27 Menggun Pengetah Berdasarkan hasil
Ema Indonesia mengetahui section Orang akan uan penelitian ini
Rahmaw gambaran al kuesioner tentang responden mempunyai
ati, pengetahuan kebersiha pengetahuan tentang
Hapsari siswi tentang n alat kebersihan alat
Windaya kebersihan kelamin, kelamin saat
nti & alat kelamin menstrua menstruasi sebagian
Rini saat si besar kategori cukup
Susanti menstruasi (55,6%) pengetahuan
2019 pada siswi di pengertian alat
MTs. At- kelamin saat
Thosari menstruasi semuanya
kabupaten kategori baik
semarang (100,0%), akibat tidak
menjaga kebersihan
alat kelamin saat
menstruasi sebagian
besar kategori baik
(85,2%),
penatalaksanaan
membersihkan alat
kelamin saat
mesntruasi sebagian
besar kategori kurang
(37,0%), cara
membersihkan alat
kelamin saat
menstruasi sebagian
besar kategori cukup
(44,4%)
5. Supatmi Surabaya, Untuk Cross N=58 Menggun Personal Berdasarkan hasil
& Asta Indonesia mengetahui Section siswa. akan Hygiene, penelitian ini dari 58
Adyani tindakan al Kuesione reproduk responden siswi kelas
2015 personal r si SMP Muhammadiyah
hygiene X, Analis dengan
(Vulva pairet T-test
Hygiene) didapatkan hasil
saat p=0,000 dengan
menstruasi α<0,05 yang artinya
pada siswi health education dapat
SMP meningkatkan
Muhammadi tindakan responden
yah X dalam melakukan
Surabaya. vulva hygiene saat
menstruasi menjadi
lebih baik.
62
9 Taufiani Bengkulu, Untuk Cross N=67 Menggun Dukunga Berdasarkan hasil uji
e Rossita Indonesia mengetahui Section siswi akan n statistik di dapat nilai
2019 hubungan al kelas II Kuesione keluarga, r value = 0,008 berarti
pengetahuan, SMPN r kejadian r<r (0,05), sehingga
sumber 10 pruritus terdapat hubungan
informasi Bengku vulvae, yang signifikan antara
dan lu pengetah dukungan keluarga
dukungan uan, dengan kejadia
keluarga sumber pruritus vulvae saat
terhadap informasi mesntruasi di SMPN
kejadian 10 Bengkulu Selatan
pruritus tahun 2019
vulvae saat
menstruasi
10 Tetik Ponorogo, Untuk Uasi N=35 Menggun Booklet, Berdasarkan hasil
Nurhayat Indonesia mengetahui ekperim respond akan mentruasi penelitian ini siswi
i &Dian perbedaan en ensiswi Kuesione , yang memiliki
Laila pengetahuan dengan yang r pendidika pengetahuan baik
Purwani siswi tentang rancan bermuk n meningkat dari 28
ngroom personal gan im di kesehatan siswi (80%) menjadi
(2016) hygiene One pondok , pondok 35 siswi (100%)
genetalia Group pesantr pesantren dengan nilai p sebesar
sebelum dan Pretest en , siswi 0,08. sehingga
sesudah and Darul didapatkan ada
Posttest
diberikan Huda hubungan antara
Design.
pendidikan pengetahuan siswi
kesehatan tentang personal
64
tempat
terbatas
sumber daya
di daerah
sekitar kota
Bangalore
14 Asep Pekalonga Untuk Non N= 75 Menggun Tingkat Terdapat hubungan
dwi n, mengetahui eksperi orang akan pengetah antara tingkat
prasetyo indonesia hubungan mental Purpusiv uan, pemgetahuan dengan
2015 tingkat e dukungan personal hygiene pada
pengetahuan sampling keluarga siswi di SDN panjang
dan personal wetan IV kecamatan
dukungan hygiene pekalongan utara kota
keluarga pekalongan dengan
dengan nilai p value 0,021,
personal terdapat hubungan
hygiene pada dengan personal
soswa di hygiene pada siswi di
SDN SDN panjang wetan
panjang IV kecamatan
wetan IV pekalongan utara kota
kecamatan pekalongan dengan
pekalongan nilai p value 0,034
utara kota
pekalongan
15 Najwa Jeddah, Untuk survei N=400 Menggun Menstrua Berdasarkan hasil
Karout Saudi mengetahui section siswa akan si, penelitian ini ada
2015 Arabia Pengetahuan al Kuesione Pengetah hubungan yang
dan r dan uan, signifikan ditemukan
keyakinana wawanca Keyakina antara status
tentang ra n, Gadis- perkawinan, tahun
menstruasi gadis akademik dan skor
siswa Saudi pengetahuan dan
keperawatan kepercayaan tetapi
saudi tidak dengan usia.
Meskipun sumber
informasi di antara
sebagian besar peserta
berasal dari ibu
mereka, mereka yang
memiliki pengetahuan
baik adalah peserta
yang termasuk dalam
tahun akademik ke-3
di atas.
16 Niru Dhaka, Untuk Cross N= 106 Menggun Kebersih Berdasarkan hasil
Shamsun Banglades menilai section siswa akan an, penelitian ini
Nahar, h tingkat al peremp Kuesione Pengetah menyimpulkan bahwa
66
BAB VI
METODELOGI PENELITIAN
A. Pembahasan
Menstruasi yang pertama kali disebut dengan menarche dan rata-rata
terjadi pada usia 12-16 tahun. Menstruasi atau datang bulan adalah perdarahan
yang terjadi setiap bulan pada wanita usia subur kecuali jika terjadi kehamilan.
Darah yang keluar ketika menstruasi merupakan darah akibat peluruhan
dinding rahim (endometrium) yang mengalir dari rahim menuju leher rahim,
untuk dikeluarkan melalui vagina. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2
sampai 8 hari (Najmi, 2011).
67
adalah jamur candida albican sebanyak 77% yang senang berkembang biak
dengan kelembapan tinggi seperti pada saat mentruasi.
Vulva hygiene saat menstruasi kemungkinan besar dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Indriastuti, 2009)
Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan
perempuan tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi yang dapat
membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri (BKKBN, 2011). Seseorang
yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi akan cenderung
mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki
tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Salah satu akibat
kurangnya pemahaman Bagian tubuh yang tertutup dan terdapat lipatan-
lipatan, seperti organ genitalia, cenderung mudah lembab apabila tubuh
mengeluarkan banyak keringat, sehingga mikroorganisme seperti jamur dapat
berkembang biak lebih pesat didaerah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
banyak wanita yang mengalami gatal-gatal keputihan di daerah genitalianya,
hingga infeksi saluran kemih (Fitriyah, 2014).
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh
masyarakat, terutama pada remaja. Karena semakin baik pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi maka akan mempengaruhi perilaku remaja
dalam menjaga kesehatan genetalianya. Pengetahuan yang minim
menunjukkan bahwa remaja perlu diberikan informasi yang baik dan positif
melalui tenaga kesehatan, orang tua, teman sebaya dan guru (Azwar, 2012).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan keluarga.
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari
dukungan keluarga ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,
petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan keluarga bertindak sebagai
69
B. Keterbatasan
Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki keterbatasan
kekurangan yang banyak. Pada penelitian ini hanya mengambil enam belas
artikel, sedikitnya jumlah artikel yang di ambil karena keterbatasan sumber dan
keyword yang terkait.
BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah dari enam belas artikel yang telah di analisis,
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi
pada remaja.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti memberikan
saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan. Adapun saran yang dapat
diberikan peneliti adalah untuk mencari artikel yang lebih banyak lagi dan
71
melihat variabel yang akan di analisis agar tidak kekurangan sumber untuk
artikel yang akan di ambil sebagai bahan untuk literature review.
53
DAFTAR PUSTAKA
Adyani, A., &Supatmi. (2015). Tindakan personal hygine (vulva hygine) saat
menstruasi Pada siswi smp muhammadiyah X surabaya. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Health/article/download/122/85
Agustina, W, A., Pamiliana, P.D, & verayanti, D. (2019). Prilaku Remaja Putri
Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Di SMA Etidlandia Medan
Tahun 2018 Gaster Vol. 17 No. 1 Februari 2019
http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/341/209
# diakses tanggal 06 oktober 2019 pukul 22.57 wib
Ayu, C.N.M., & Rini, I.D. (2018) The Influence of Knowledge, Attitude, Family
Support and Peer Supporton The Behavior of Female Teenage Menstrual
Hygiene.https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/phpj/article/view/15148
Dwi N,. E & Sri Y,.T. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang
Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP
Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The
CorrelationKnowledgeableAboutMen trualWiththeAnxiety Level On Young
TeenageGirlClass VII At SMP Tarakanita Solo Baru
Sukoharjo)https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/65/65
Efendi. F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
72
73
L_ERNA_F_22020113120026.pdf&ved=2ahUKEwjK1dW284fmAhXMWi
sKHaPTARMQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0qhZhKE0oPND6k4g1sO
EKE&cshid=1574773116780 Diakses tanggal 26 November 2019 Pukul
20.01
Friedman, M.M., Yani S., & Hamid. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga :
Riset, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Husna, A., Andika, F., & Rahmi, N. (2016). Studi Crossectional Hubungan Sikap,
Dukungan Keluarga dan Pengetahuan dengan Perilaku Higienis Remaja
Saat Menstruasi di SMAKartika X1V-1 Banda Aceh.
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengetahuan,
+dukungan+keluarga+dengan+kebersihan+genitalia&hl=id&as_sdt=0&as_
vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DhD2UZxKLU-cJ
Laila, P.D., & Nurhayati, T. (2016). Pengetahuan siswi tentang personal hygiene
genetalia saat menstruasi di madrasah aliyah darul
huda.https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/405
Nur D.S & Gustina, E. (2015). Sumber informasi dan pengetahuan tentang
menstrual hygiene pada remaja putri.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/18362/17442
75
Nur, W.,Endang , Z., &Gus, P.M. (2016). Hubungan antara dukungan orang tua
dengan kesiapan Remaja putri dalam menghadapi menarche di sekolah
dasar Negeri 01 dukuh mojolaban sukoharjo.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/42390
Rumun, J., & Peter, M.A., & Akpenpuun. (2014). Menstrual knowledge and
practices among adolescent females In makurdi metropolis.
https://www.academia.edu/download/40867045/KNOWLEDGE-vol-3-3-
gjiss.pdf
Setiadi. (2013). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawtan. Jakarta: Graha Ilmu
Solehati, T., Windani, M.S.C., & Imas R.C. (2019). Pengaruh Pengetahuan,
Sikap dan Tindakan Siswi Sekolah Dasar Terkait Genitalia Hygiene.
https://www.researchgate.net/publication/334297654_Pengetahuan_Sikap_
Dan_Tindakan_Siswi_Sekolah_Dasar_Terkait_Genitalia_Hygiene
Trisyani. M., & Solehat. `T. (2017). Hubungan sumber informasi dan usia remaja
puteri dengan prilaku perawatan diri saat menstruasi. Jkp – vulume 5
nomor 2 agustus 2017 https://www.researchgate.net/publication/
323632063_hubungan_sumber_informasi_usia_remaja_puteri_dengan_prila
ku_perawatan_diri_saat_menstruasi/link/5aa143beaca272d448b36075/down
loaddiakses tanggal 08 oktober 2019 pukul 00.20 wib
Panji, A.C., & Setiya, A. (2018). Faktor yang berhubungan dengan personal
hygiene saat menstruasi. Jurnal Kesehatan Manarang. Vulume 4, Nomor 2,
Desember 2018. Pp. 104-113. http://download.garuda.ristek
dikti.go.id/article.php?article=12603&title=Faktor%20yang
%20Berhubungan%20%dengan%20personal%20Hygiene%20Saat
%20Menstruasi diakses ditanggal 07 oktober 2019 pukul 23.45 wib.
76
Windayanti, H., Susanti, R., & Ema, R.A. (2019). Gambaran pengetahuan siswi
tentang kebersihan alat Kelamin saat menstruasi pada siswi di mts. At-
thosari Kabupaten semarang. http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/164
Yuni, N.E. (2015), Buku personal hygiene. Gen, Yogyakarta: Nuha medika.
Yusiana, M.A,. & Saputri, M.S.T. (2016). Perilaku Personal hygiene remaja puteri
pada saat menstruasi. Jurnal STIKes RS Baptis kediri, 9(1).JOUR.
Zainal, F.M., & Mu’taz, D.N. (2019). Faktor Dukungan Sosial Perilaku Personal
Hygiene Genitalia Napi Perempuan di Lapas Kelas IIA Sidoarjo.
http://103.114.35.30/index.php/JKM/article/view/2054