Anda di halaman 1dari 76

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PENATALAKSANAAN VULVA HYGIENE SAAT
MENSTRUASI PADA REMAJA

INDRI RAMADANTI
21116072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN
PALEMBANG 2020

1
SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


DENGAN PENATALAKSANAAN VULVA HYGIENE SAAT
MENSTRUASI PADA REMAJA:
LITERATURE REVIEW

Diajukansebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

INDRI RAMADANTI
21116072

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN KEPERAWATAN
PALEMBANG 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh:

Nama : Indri Ramadanti

NIM : 21116072

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul skripsi : Hubungan Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Dengan

Penatalaksanaan Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja

Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi.

Palembang, Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Dewi Pujiana, S.Kep., Ns.,M.Bmd Ayu Dekawaty, S.Kep., Ns.,M.Kep

NBM: 1056204 NBM: 1206341

Disetujui
Ketua Program Studi

Yudi Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep


NBM. 1056216

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Indri Ramadanti

NIM : 21116072

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul skripsi : Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan

penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I :Dewi Pujiana, S.Kep., Ns.,M.Bmd (……………….)

Pembimbing II :Ayu Dekawaty, S.Kep., Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji I :Puji Setya Rini, S.Kep., Ns.,M.Kep (……………….)

Penguji II :Anita Apriany, S.Kep., Ns.,M.Bmd (……………….)

Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :………..
Ketua STIKes MP

Heri Shatriadi CP, M.Kes


NBM. 884664

iv
HALAMAN ORISINILITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Indri Ramadanti

NIM : 21116072

Tanda Tangan :materai

Tanggal : April 2020

v
HALAMAN PERNYATAANPERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Palembang, saya yang


bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Indri Ramadanti

NIM : 21116072

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


STIKes Muhammadiyah Palembang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non
Exclusive Royalty- Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul Hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat
menstruasi pada remaja, Dengan Hak Bebas Royalti Eksklusif ini STIKes
Muhammadiyah Palembang, berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengelola dalam perangkat data (database), merawat dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis atau pencipta
dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : Juni 2020
Yang menyatakan

Indri Ramadanti
NIM. 21116072

vi
FOTO

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata

Nama : Indri Ramadanti

NIM : 21116072

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/ Tgl Lahir :Gunung Jati/ 07 Januari 1999

Agama : Islam

Alamat :Jln. Mayor Zen Lebak Jaya III No.48 RT 15 RW 05

Kelurahan Sei Selayur Kecamatan Kalidoni Kota Palembang

Sumatera Selatan.

Nama Orang Tua

Ayah :Syaffaruddin

Ibu :Rusmaini, S.Pd

Alamat :Gunung Jati Kecamatan Cempaka Kabupaten Oku Timur

Kota Palembang Sumatera Selatan

vii
Pendidikan

Tahun 2004 – 2010 : SD Negeri 2 Gunung Jati Oku Timur

Tahun 2010 – 2013 : MTS Negeri 1 Campang Tiga Oku Timur

Tahun 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 Cemapaka Oku Timur

Tahun 2016 – 2020 : Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Palembang

viii
ABSTRAK

Nama :Indri Ramadanti


NIM :21116072
Program Studi :Ilmu Keperawatan
Judul skripsi :Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja
Jumlah halaman : 76 halaman

Latar belakang: Remaja yang sudah menarche selalu berkaitan dengan kesehatan
reproduksi karena masa remaja sangatlah rentan terhadap masalah kesehatan
reproduksi. Menjaga kebersihan organ reproduksi saat menstruasi dengan baik
dan benar merupakan hal yang sangat penting bagi remaja untuk mengurangi
masalah infeksi pada organ reproduksi. Banyak kasus yang terjadi dengan
masalah kesehatan reproduksi seperti infeksi saluran organ reproduksi, terutama
remaja diindonesia yang seringkali tidak mendapat informasi, dukungan dan tidak
mengetahui tentang sebagian masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksinya. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya hubungan pengetahuan
dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi
pada remaja.Tujuan: Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan dukungan
keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja.
Metode Penelitian: Penelitian menggunakan literature review dengan cara
memilih artikel-artikel terkait dengan penelitian. Hasil: Terdapat hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat
menstruasi pada remaja. Kesimpulan: Hasil analisis artikel ilmiah di atas
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja.

Kata kunci : Pengetahuan, dukungan keluarga, penatalaksanaan vulva


hygiene saat menstruasi, remaja.
Daftar Pustaka : 43 (2010 – 2020)

ix
ABSTRACT

Name : Indri Ramadanti


NIM : 21116072
Program Study : Nursing
Title :Relationship of knowledge and family support with
management of Vulva Hygiene during menstruation in
adolescents
Number of pages : 76 pages

Background: Adolescents who have menarche are always related to reproductive


health because adolescence is very vulnerable to reproductive health problems.
Maintaining the cleanliness of the reproductive organs during menstruation
properly is very important for adolescents to reduce the problem of infection in
the reproductive organs. Many cases that occur with reproductive health problems
such as infections of the reproductive organ channels, especially adolescents in
Indonesia are often uninformed and do not know about some of the problems
related to reproductive health. This proves that the importance of the relationship
of knowledge and family support with the management of vulva hygiene during
menstruation in adolescents. Purpose: To analyze the relationship between
knowledge and family support and management of vulva hygiene during
menstruation in adolescents. Research Methods: Research uses literature review
by selecting articles related to research. Results: There is a relationship of
knowledge and family support with the management of vulva hygiene during
menstruation in adolescents. Conclusion: The results of the analysis of the
scientific article above indicate that there is a relationship of knowledge and
family support with the management of vulva hygiene during menstruation in
adolescents.

Keywords : Knowledge, family support, management of vulva hygiene during


menstruation, adolescents.
References : 43 (2010 - 2020)

x
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena


atas berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan literature review
dengan judul “Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
penatalaksanaan Vulva Hygiene saat menstruasi pada remaja” sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ilmu Keperawatan
diSekolah TinggiI lmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.
Dalam penyusunan literature review ini penulis sangat menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang dikarenakan
keterbatasan ilmu pengetahuan, pengalaman serta kekhilafan yang penulis
miliki. Maka dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat mendidik dan membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini dimasa yang akan datang.
Penyusunan literature review ini tidak akan terlaksana tanpa bimbingan,
pengarahan, bantuan serta saran dari berbagai pihak, sehingga dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Heri Shatriadi,S.Kep,M.Kes. selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Palembang.
2. Yudi Abdul Majid, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
3. Ibu Dewi Pujiana, S.Kep.,Ns.,M.Bmd selaku Pembimbing I yang
telah banyak meluangkan waktu membimbing dan memberi motivasi
dalam penulisan Proposal Skripsi ini.
4. Ibu Ayu Dekawaty, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing II yang
telah banyak meluangkan waktu membimbing dan memberi motivasi
dalam penulisan Proposal Skripsi ini.

xi
5. Ibu Puji Setya Rini, S.Kep., Ns.,M.Kep dan Ibu Anita Apriany,
S.Kep., Ns.,M.Bmdselaku penguji dalam penyusunan literature
review ini.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Muhammadiyah serta semua pihak yang telah memberikan ilmu
pendidikan, agama dan moral kepada peneliti.
7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta terimakasih telah
membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan
mendukung untuk terus maju menjadi orang yang sukses.
Terimakasih juga satu kali lagi kalian telah mengantarkan saya
kegerbang keberhasilan, ini adalah jawaban dari doa-doa kalian yang
selalu kalian panjatkan untuk saya.
8. “Sahabatku” Terimakasih atas keihklasan kalian.
9. Terimakasih Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam
penyusunan literature review ini.
Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan rahmat serta Hidayah-
Nya dan menjadikannya sebagai amal jariyah. Akhirnya semoga Skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembangunan ilmu pendidikan dan keperawatan serta
bagi semua yang membacanya, Amin

Palembang, Juni 2020

Indri Ramadanti

xii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................iv
HALAMAN ORISINILITAS....................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS.................................................vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................vii
ABSTRAK..................................................................................................ix
ABSTRACT................................................................................................x
KATA PENGANTAR................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xvi
DAFTAR BAGAN......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................7
C. Tujuan Penulisan..............................................................................7
D. Ruang Lingkup Penelitian................................................................8
E. Manfaat Penelitian...........................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................9


A. Konsep Remaja................................................................................9
1. Pengertian remaja......................................................................9
2. Ciri-ciri kejiwaan dan psikososial remaja.................................9
3. Masa transisi remaja..................................................................11
4. Tugas-tugas perkembanagn remaja...........................................12
5. Tujuan perkembangan remaja...................................................13

xiii
B. Konsep menstruasi...........................................................................13
1. Pengertian menstruasi...............................................................13
2. Fisiologi menstruasi..................................................................14
3. Faktor yang mempengaruhi menstruasi....................................14
4. Siklus mensruasi........................................................................15
C. Konsep vulva hygiene......................................................................17
1. Pengertian vulva hygiene..........................................................17
2. Tujuan vulva hygiene................................................................17
3. Dampak tidak meenjaga vulva hygiene....................................18
4. Cara membersihkan vulva hygiene saat menstruasi..................19
D. Konsep pengetahuan........................................................................21
1. Pengertian pengetahuan............................................................21
2. Tingkat pengetahuan.................................................................21
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan......................23
4. Cara memperoleh pengetahuan.................................................24
E. Konsep keluarga...............................................................................26
1. Pengertian keluarga...................................................................26
2. Tipe keluarga.............................................................................26
3. Tipe keluarga tradisional...........................................................27
4. Tipe keluarga non tradisional....................................................27
5. Fungsi keluarga.........................................................................27
6. Tahap dan perkembangan keluarga...........................................29
7. Tugas kesehatan keluarga.........................................................32
F. Konsep dukungan keluarga..............................................................32
1. Pengertian dukungan keluarga..................................................32
2. Jenis dukungan keluarga...........................................................32
G. Kerangka Teori.................................................................................34

BAB III KERANGKA KONSEP..............................................................35


A. Kerangka Konsep.............................................................................35
B. Definisi Operasional........................................................................36
C. Hipotesis Penelitian..........................................................................36

xiv
BAB IV METODELOGI PENELITIAN.................................................38
A. Pertanyaan Panduan (Keyword).......................................................38
B. Kriteria.............................................................................................38
C. Data/Jurnal Diperoleh Dari Database Elektronik.............................38

BAB V HASIL PENELITIAN..................................................................40


A. Daftar Literatur Review...................................................................40

BAB VI METODELOGI PENELITIAN.................................................49


A. Pembahasan......................................................................................49
B. Keterbatasan.....................................................................................52

BAB VII KESIMPULAN..........................................................................53


A. Kesimpulan......................................................................................53
B. Saran.................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................54

xv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tabel 3.1 Definisi Operasional.....................................................................36
Tabel 5.1 Daftar Literatur Review................................................................40

xvi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 2.1 Siklus Menstruasi....................................................................16

xvii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


Bagan 2.1Kerangka Teori.............................................................................34
Bagan 3.1Kerangka Konsep.........................................................................35
Gambar 4.1 Proses Literatur Review............................................................39

xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan penduduk dalam yang usia 10 - 19 tahun (World
Health Organization, 2014) sedangkan BKKBN (2014) menjelaskan bahwa
rentang usia remaja yaitu dari mulai usia 10-24 tahun yang belum pernah
menikah. Remaja ini dianggap usia yang paling penting karena menjadi
jembatan untuk masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa sehingga
menuntut tanggung jawab (Kusmiran, 2014).
Pada remaja putri, masa puber ditetapkan mulai saat ia mendapat haid
yang pertama (Menarche), yaitu pada usia sekitar 11-15 tahun. Setelah haid
pertama terjadi pematangan atau (maturasi) biologis ada fungsi organ
seksualnya, sehingga rata-rata pada usia 13 tahun seorang anak perempuan
organ seksualnya telah matang (Depkes, 1991 dalam rejaningsih 2014).
Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada rentang
usia 12-15 tahun atau pada masa awal remaja ditengah masa pubertas
sebelum memasuki masa reproduksi. Menarche merupakan suatu tanda awal
adanya perubahan lain seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut
daerah pubis dan aksila serta distribusi lemak panggul (Proverawati, 2009).
Indonesia saat ini memiliki jumlah penduduk yang berusia muda yang
sangat tinggi. Peningkatan jumlah penduduk yang berusia muda diikuti
dengan peningkatan resiko terkena gangguan kesehatan reproduksi.
Perubahan hormon pada remaja setelah Menarche akan sangat berpengaruh
dalam sistem reproduksi. Salah satunya yaitu gangguan sistem reproduksi
yang mungkin dapat muncul dalam usia remaja seperti Vulva-Vaginitis.
Vaginitis dapat ditemukan pada semua wanita tiap usia namun prevalensinya
lebih tinggi pada wanita dengan kelompok yang subur (Pamudji et al, 2019).
Dalam periode masa remaja meliputi semua perkembangan yang dialami
pada semua remaja, contohnya seperti perubahan pada dirinya baik secara
fisik maupun secara psikis, adapun secara sosial dan pematangan organ
sistem reproduksi (Dariyo, 2014). Masa remaja ini juga berkaitan dengan

xix
1
kesehatan reproduksi, masa ini remaja sangatlah rentan terhadap masalah
kesehatan reproduksi (Irianto, 2015).
Menstruasi merupakan kejadian fisiologis yang terjadi pada perempuan
dimana perubahan kritis dikehidupan normal mereka (Parvin et al, 2015).
Untuk semua remaja putri juga perlu memerhatikan kebersihan organ
reproduksi mereka terutama saat menstruasi karena jika tidak dirawat dengan
baik maka akan menghasilkan masalah kesehatan reproduksi, salah satunya
adalah keputihan, infeksi dan gatal-gatal. Mereka juga harus dapat merawat
diri mereka sendiri dengan baik dan benar saat menstruasi terjadi (House et
al, 2012).
Menstruasi merupakan indikator kematangan seksual pada setiap wanita.
Menstruasi dihubungkan juga dengan beberapa kesalahan dalam praktik
kebersihan diri saat menstruasi yang dapat merugikan kesehatan bagi wanita
(Proverawati & Misaroh, 2014) Hygiene selama menstruasi merupakan
komponen Personal Hyegiene (kebersihan diri perorangan) yang memegang
peranan penting dalam status prilaku kesehatan seseorang termasuk
menghindari adanya masalah kesehatan reproduksi (Laila, 2016).
World Health Organitation (WHO) menjelaskan bahwa Personal Hygiene
remaja pada saat menstruasi merupakan isu kritis sebagai determinan status
kesehatan remaja merupakan isu kritis sebagai determinan status kesehatan
remaja yang sangat berpengaruh pada kehidupan masa tua yang akan datang.
Buruknya Personal Hygiene saat menstruasi berpengaruh besar terhadap
morbiditas dan komplikasi. Oleh karena itu, remaja harus dipersiapkan
pengetahuannya, sikap maupun tindakannya dengan baik ke arah pencapaian
reproduksi yang sehat (Siti et al, 2016). Seorang wanita pada saat menstruasi
pembuluh darah dalam rahim akan lebih mudah terkena serangan infeksi.
Kebersihan reproduksi harus lebih dijaga agar kuman tidak mudah masuk
dan tidak menimbulkan infeksi saluran reproduksi (Yuni, 2015).
Wanita sangat jarang memperhatikan kebersihan pada organ genitalia
eksternalnya terutama saat menstruasi. Hal ini dianggap penting karena jika
tidak dirawat dengan benar dapat merugikan diri sendiri, contoh terjadinya
infeksi pada daerah organ genitalia eksterna, infeksi ini setiap tahunnya

xx
menyerang wanita di seluruh dunia 10-15% dari 100 juta wanita didunia,
seperti remaja yang mengalami keputihan sekitar 75% dan sekitar 45%
diantaranya bisa mengalami sebanyak dua kali atau lebih, dan 15% terkena
infeksi karena bakteri kandida (Wiji, 2014).
Tingkat kejadian akibat saluran reproduksi infeksi di dunia diperkirakan
mencapai berkisar 2,3 juta per tahunnya (Berman, 2009). Dari semua negara
di asia tenggara, wanita di indonesialah yang lebih rentan terkena infeksi
saluran reproduksi karena di picu oleh cuaca yang panas dan udara yang
lembab (Ningrum, 2010)
Prevalensi terjadinya infeksi saluran reproduksi akibat kurangnya Hygiene
pada organ genitalia di Indonesia masih cukup tinggi, jumlah penderita
infeksi saluran reproduksi diindonesia mencapai 90-100 kasus per 100.000
penduduk pertahun (Depkes RI, 2014). Di indonesia pada tahun 2007 angka
prevelensi Bakterial Vaginosis mecapai 53% serta kandidiasis 3% (Keni,
1991).
Dalam kehidupan kita kebersihan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan seseorang.
Kebersihan juga sangat berpengaruh pada nilai individu dan kebiasaan sehari-
hari. Namun Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang
diperhatikan, hal tersebut terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan
merupakan hal yang sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat
mempengaruhi kesehatan umum (Yuni, 2015).
Remaja serta orang tua memiliki keterkaitan yang dapat dibentuk dari
adanya komunikasi, kebiasaan dan prilaku yang dimiliki oleh keduanya.
(Kartanom et al 2017). Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari berbagai
pihak untuk menyakinkan pentingnya peranan sebagai orangtua, bimbingan
serta kontrol orang tua terhadap perkembangan anaknya, sehingga anak
tersebut mendapatkan informasi dari orang lain yang belum tentu diyakini
kebenarannya (Hidayah, 2015).
Masalah yang biasa dihadapi wanita setiap bulannya berkaitan dengan
menstruasi antara lain pada saat mengalami keputihan sebanyak 19%, rasa
gatal pada area genital sebanyak 25%, premenstrual sindrome 36%, rasa tidak

xxi
nyaman selama menstruasi 35%, darah menstruasi yang sangat banyak 10%,
mengalami kram perut 11. Sehingga perlu adanya perhatian secepat mungkin
untuk mempromosikan penggunaan alat sanitasi yang Higienis selama masa
menstruasi (Anand et al, 2015).
Keluarga juga dituntut untuk melakukan tugasnya perkembangan sebagai
keluarga yaitu memberikan keyakinan yang bertanggung jawab, membina
komunikasi terbuka antara orang tua dengan anak-anaknya, memberikan
dukungan keluarga, memberikan suri tauladan yang baik pada anak remaja.
Tugas perkembangan keluarga merupakan tugas perkembangan keluarga
yang berkaitan erat dengan kebutuhan anak remaja selama masa pubertas.
Fakta dilapangan menunjukkan masih banyak keluarga yang belum mampu
sepenuhnya untuk melaksanakan peranan dalam keluarga terhadap anak
remaja yang menjalani masa pubertas. Data yang ada dimasyarakat
menunjukkan bahwa informasi atau berita tentang perubahan yang terjadi
pada masa pubertas yang diperoleh remaja masih sangat kurang (Wirawan S,
2015).
Prilaku yang kurang dalam perawatan Hygiene pada saat menstruasi
adalah malasnya seseorang dalam mengganti pembalut (Nirwana, 2014). Hal
tersebut juga merupakan salah satu penyebab terjadi bakteri yang berkembang
pada pembalut saat mestruasi, perawatan diri yang baik saat menstruasi
seperti pengunaan pembalut yang tepat adalah pembalut tidak boleh dipakai
lebih dari enam jam karena dapat beresiko terjadinya infeksi sehingga sangat
dianjurkan harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah
(Haryono, 2016)
Kebersihan menstruasi pada perempuan dan remaja putri di Mesir
menjelaskan bahwa ditemukan antara perempuan yang pernah menikah
15,3% menggunakan pembalut sekali pakai 42,1% menggunakan kapas dan
39,4% mengunakan pembalut kain sebagai penyerap setelah mencucinya.
Adapun Sebaliknya, 25,2% dari perempuan yang belum menikah
menggunakan pembalut sebesar 50,5% dan 21% menggunakan kembali kain
penyerap yang dicuci. Hanya ada 3,2% dari kedua kelompok perempuan

xxii
yang menggunakan potongan kain dan dibuang setelah menggunakan
(Ramajab, 2016)
Salah satu pencegahan yang penting adalah membersihkan daerah
kewanitaan dengan baik dan benar seperti dari arah depan kebelakang lalu
kearah anus, yang perlu diingat yaitu arahnya tidak boleh terbalik, atau dari
anus ke Vulva, atau bolak balik dari anus ke Vulva, adapun yang tidak boleh
digunakan yaitu sabun kimiawi. Hindari keadaan vagina yang lembab
berkepanjangan, dianjurkan juga untuk mencukur bulu yang ada pada daerah
vagina bila sudah panjang. Hindari pemakaian celana dalam yang terbuat
dari bahan katun atau bahan yang tidak meresap keringat (Yusiana & Saputri,
2016)
Ansuree (2014) menjelaskan bahwa kurang dari setengah remaja
perempuan memiliki pengetahuan yang baik megenai kebersihan alat kelamin
saat menstruasi, hal ini juga menjadi bukti bahwa masih kurang pengetahuan
yang memadai mengenai kebersihan menstruasi di kalangan remaja
perempuan. Oleh karena itu, perlunya pendidikan kesehatan pada remaja
untuk meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan saat menstruasi. Tempat
terbaik untuk memberikan pendidikan mengenai kebersihan Vulva Hygiene
saat menstruasi untuk remaja perempuan merupakan sekolah.
Irtawati (2015) menjelaskan dan menunjukkan bahwa dari sumber
informasi yang diketahui oleh responden tentang Hygiene saat menstruasi
sebanyak 82,9% responden mendapatkan informasi dari keluarga dan
sebanyak 7,6% responden sumber informasi yang didapatkan dari guru juga
penting terhadap kesehatan anak apalagi anak usia sekolah, begitu juga terkait
Personal Hygiene pada siswanya karena guru merupakan orangtua kedua
setelah orangtua pada saat mereka berada disekolah.
Unicef (2015) menjelaskan bahwa hasil remaja putri didaerah perkotaan
dan kurang dari setengah 41% yang mengganti pembalut setidaknya setiap 4-
8 jam sekali atau setiap kali kotor. Sisanya, 46% remaja putri mengganti
pembalut kurang dari dua kali sehari. Penggantian pembalut terendah terjadi
di kalangan remaja putri NTT hanya berkisar 31% yang mengganti pembalut
setiap 4-8 jam atau jika sudah kotor. Remaja putri yang diwawancarai saat

xxiii
IDI dan FGDs menyatakan bahwa remaja putri hampir tidak pernah atau
jarang mengganti pembalut
Saraswati (2017) menjelaskan bahwa pada 24 remaja putri kelas VII SMP
Negeri 24 palembang dan SMP negeri 45 palembang didapatkan
pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dengan kategori baik sebanyak 6
siswi (25%), cukup sebanyak 10 Siswi ( 41,7%), kurang sebanyak 8 siswi
(33,3%), sedangkan praktik Personal Hygiene tentang menstruasi dengan
kategori baik sebanyak 10 siswi (41,7%) dan cukup sebnyak 14 siswi
(58,3%).
Kelompok remaja yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan
reproduksi baru 25,1% dan berdasarkan tempat tinggal remaja yang tinggal
diperkotaan cenderung mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi lebih
tinggi dibanding yang hidup dipedesaan (32,2% dan 17,3%), dan di sumatera
selatan remaja yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan reproduksi baru
sekitar 19,6% (Azhoha, 2018).

Hal ini telah ditetapkan dalam Dalil tentang kebersihan

Artinya:
“Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih.
Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang bersih “(H.R.
Baihaqi)
Hadist di atas menunjukkan bahwa Islam itu bersih dan tidak masuk surga
kecuali orang-orang yang bersih. Kata bersih dalam ayat ini menunjukkan
bahwa seorang umat manusia terutama para wanita harus menjaga
kebersihannya terkhusus untuk kebersihan Vulva Hygiene yang harus
diperhatikan. Adapun yang harus dijaga dan diperhatikan adalah salah
satunya menjaga kebersihan pada saat menstruasi. Karena pada saat
menstruasi, perempuan akan mengeluarkan darah dari vaginanya dan darah
tersebut mengandung kotoran, maka dari itu kebersihan pada saat menstruasi
sangat perlu diperhatikan.

xxiv
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka peneliti
berasumsi bahwa remaja kelas VII perlu mendapatkan pengetahuan dan
dukungan dari keluarga agar remaja mendapatkan informasi yang cukup dan
benar tentang kesehatan reproduksi. Sehingga peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul ”Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene saat menstruasi pada remaja” dengan
harapan dapat diketahui tingkat pengetahuan remaja dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene pada remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah ini adalah “Apakah
ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan
vulva hygiene saat menstruasi pada remaja”.

C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga
dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada remaja?

D. Ruang Lingkup
Penelitian ini berada dalam area keperawatan dasar, penelitian ini
dilakukan dengan cara menganalisis jurnal atau artikel yang relevan dan yang
terkait dengan judul tersebut. Masalah pada penelitian ini adalah hubungan
pengetahuan dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene
saat menstruasi pada remaja.
.
E. Manfaat Penelitian
1. Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan sumber
informasi bagi mahasiswi STIKes Muhammadiyah Palembang dan
Diharapkan juga dapat menambah pengalaman, meningkatkan
pengetahuan serta dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dari membaca
hasil penelitian ini.

xxv
2. Teoritis
a. Tempat penelitian
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah juga sangat berperan penting
dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja
selain ilmu pengetahuan folmal yang memang wajib diberikan.
b. Institusi pendidikan
Bagi instutusi pendidikan Khususnya Stikes Muhammadiyah
Palembang diharapkan dapat ikut serta dalam melakukan program
pemerintah dalam penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada
remaja putri dengan cara ikut serta memberikan informasi kepada
remaja khususnya disekolah-sekolah dengan memberikan penyuluhan
kesehatan tentang penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi.
c. Peneliti selanjutnya
Diharapkan mengembangkan penelitian ini dengan menentukan
variabel lain yang berhubungan dengan pengetahuan atau
penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi dengan memperluas
ruang lingkup penilitian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lag

xxvi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Remaja
1.Pengertian Remaja
World Health Organization (WHO) menjelaskan remaja adalah individu
yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu
mereka yang berusia 10-19 tahun. WHO menetapkan batas usia remaja
dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-12 tahun dan remaja akhir 15-20
tahun. Sedangkan Sulaikha (2018) Menjelaskan bahwa masa remaja adalah
masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa
yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada
usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
dewasa. Pada masa dewasa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik
maupun psikis. Perubahan perubahan tersebut dapat mengganggu batin
remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja dalam kondisi rawan dalam
menjalani proses pertumbuhan dan perkembangannya.

2.Ciri-Ciri Kejiwaan Dan Psikososial Remaja


a. Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
1) Sikap protes terhadap orang tua.
Remaja pada usia ini cenderung tidak menetujui nilai-nilai hidup or
angtuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang
tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali disertai de
ngan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya pencarian ident
itas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh diluar lingkun
gan keluarganya, yaitu: guru, figur ideal yang terdapat di film atau to
koh-tokoh idola.

27
28

2) Preokupasi dengan badan sendiri.


Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang ce
pat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi di
ri remaja
3) Kesetiakawanan dengan kelompok seusia.
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan K
ebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok
senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.
4) Kemampuan untuk berpikir secara abstrak.
Daya kemampuan berpikir seorangremaja mulai berkembang dan d
imanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercaya
an diri.
5) Perilaku yang labil dan berubah-ubah.
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah pada s
uatu waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain tamp
ak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa cemas a
kan perubahan dalamdirinya. Perilaku demikian menunjukkkan bahw
a dalam diri remaja terdapat konflikyang memerlukan pengertian dan
penanganan yang bijaksana.

b. Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)


1) Kebebasan dari orangtua.
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orangtua menjadi realitas. R
emaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasakan kurang men
yenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan o
rang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
2) Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas.
Seringkali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu ya
ng ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita m
asa depan yaitu mulaimemikirkan melanjutkan sekolah atau langsung
bekerja untuk mencari nafkah.
29

3) Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap.


Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan ci
ta-cita
4) Pengembangan hubungan pribadi yang labil.
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabk
an terbentuknya kestabilan diri remaja.
5) Penghargaan kembali pada orangtua dalam kedudukan yang sejajar
(Arifin, 2003).

3. Masa Transisi Remaja


Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi
tersebut dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai berikut (Gunarsa,1978).
a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh.
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum sep
enuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabka
n kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kura
ng konsisten.
b. Transisi dalam kehidupan emosi.
Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan peni
ngkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan ketidakst
abilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamu
m, dan sedih. Tetapi dilain sisi akan gembira, tertawa, ataupun marah-m
arah.
c. Transisi dalam kehidupan sosial
Lingkungan sosial anak semakin bergeser keluar dari keluarga, dimana l
ingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergesera
n ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri (me
lepaskan ikatan dengan keluarga)
d. Transisi dalam nilai-nilai moral
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang di anut orang dewasa. Saat
ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang diterima pada waktu anak-a
nak dan mulai mencari nilai sendiri.
30

e. Transisi dalam pemahaman


Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai m
engembangkan kemampuan berpikir abstrak.

4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja


Ada tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan baik pada setiap period
e perkembangan. Tugas perkembangan adalah hal-hal yang harus dipenuhi a
tau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh harapan sosial (Havighurst,
1988).
Deskripsi tugas perkembangan berisi harapan lingkungan yang merupak
an tuntutan bagi remaja dalam bertingkah laku. Adapun tugas perkembanga
n pada remaja adalah sebagai berikut.
a. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tub
uhnya secara efektif.
b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki a
tau perempuan)
c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebay
a, baik sejenis maupun lawan jenis.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung j
awab.
e. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orangtua dan
orang dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi.
g. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawina
n dan kehidupan keluarga.
h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untu
k hidup bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan
atau pekerjaan).
i. Mencapai nilai-nilai kedewasaan.
31

5. Tujuan Perkembangan Remaja


a. Perkembangan Pribadi
1) Keterampilan dan non kognitif yang dibutuhkan agar dapat mandiri
secara ekonomi maupun mandiri dalam bidang-bidang pekerjaan terte
ntu.
2) Kecakapan dalam mengelola dan mengatasi masalah-masalah pribadi
secara efektif.
3) Kecakapan-kecakapan sebagai seorang pengguna kekayaan kultural
dan peradaban bangsa.
4) Kecakapan untuk dapat terikat dalam suatu keterlibatan yang intensif
pada suatu kegiatan.
b. Perkembangan Sosial
1) Pengalaman bersama pribadi-pribadi yang berbeda dengan dirinya, b
aik dalam kelas sosial, subkultul, maupun usia.
2) Pengalaman dimana tindakan nya dapat berpengaruh pada orang lain.
3) Kegiatan saling tergantung yang di arahkan pada tujuan-tujuan bersa
ma (interaksi kelomppok).

B. Konsep Menstruasi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada perempuan.
Menstruasi merupakan perdarahan yang teratur dari uterus sebagai tanda
bahwa organ kandungan telah berfungsi matang. Umumnya, remaja yang
mengalami menarche adalah pada usia 12 sampai dengan 16 tahun.
Periode ini akan mengubah perilaku dari beberapa aspek, misalnya
psikologi dan lainnya. Pada wanita biasanya pertama kali mengalami
menstruasi (menarche) pada umur 12-16 tahun. Siklus menstruasi normal
terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama 2-7 hari.
32

2. Fisiologi Menstruasi
a. Stadium menstruasi.
Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu, endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan. Hormon-hormon
ovarium berada pada kadar paling rendah.
b. Stadium proliferasi
Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak berhentinya darah
menstruasi sampai hari ke-14. setelah menstruasi berakhir, dimulailah
fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis
yang mempersiapkan rahim untuk di perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi
pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
c. Stadium sekresi.
Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah masa sesudah
terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan
memengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim
siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
d. Stadium premenstruasi.
Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel darah
putih, bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya
cairan dan sekret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan
arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian pembuluh darah itu
berelaksasi dan akhirnya pecah.

3. Faktor yang Memengaruhi Menstruasi


a. Faktor hormon.
Hormon-hormon yang memengaruhi terjadinya haid pada seseorang wa
nita yaitu follicle stimulating hormone (FSH) yang dikeluarkan oleh hip
ofisis, estrogen yang di hasilkan oleh ovarium, luteinizing hormone (L
H) yang dihasilkan oleh hipofisis, serta progesteron yangdihasilkan oleh
ovarium.
33

b. Faktor enzim.
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang be
rperan dalam sintesis protein, yang mengganggu metabolisme sehingga
mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
c. Faktor vaskular.
Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam la
pisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tu
mbuh puka arteri-arteri, vena-vena, dan hubungan di antara keduanya.
Dengan regresi endometrium, timbul statis dalam vena-vena serta salura
n-saluran yang menghubungkan nya dengan arteri, dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arte
ri maupun vena.
d. Faktor prostaglandin.
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan adanya de
sintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontr
aksi miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pad
a haid.

4. Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada
pula setiap 21 dan 30 hari), yaitu pada hari 1-14 terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat
tersebut, sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang
haploid. Saat folikel berkembang menjadi Folikel De Graaf yang masak,
folikel ini juga menghasilkan hormon esterogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus, yaitu endometrium, yang habis
terkelupas saat mentruasi. Selain itu, esterogen menghambat pembentukan
FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilakn LH yang berfungsi
merangsang Folikel De Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang
terjadi pada hari ke-14, waktu disekitar terjadinya ovulasi disebut Fase
Estrus.
34

Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untu berubah


menjadi badan kuning (Corpus Luteum), badan kuning menghasilkan
hormon endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan datangnya embrio, periode ini disebut Fase Luteal. Selain
itu, progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang. Pembentukan
progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometrium
terhenti. Endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas
dan terjadilah pendarahan (menstruasi). Oleh karena tidak ada progesteron,
maka FSh mulai terbentk lagi dan terjadilah proses oogenesis kembali
Berikut adalah gambar dari siklus menstruasi dimana siklus menstruasi
ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi

Gambar 2.1 Siklus Menstruasi


(Eni Kusmiran, 2012)
35

C. Konsep Vulva Hygiene


1. PengertianVulva Hygiene
Kebersihan alat kelamin (Vulva Hygiene) merupakan menjaga
kebersihan vagina dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air
matang dan sabun setelah buang air kecil atau buang air besar. Vulva
Hygiene adalah membersihkan alat kelamin luar perempuan. Vulva Hygiene
adalah membersihkan alat kelamin luar perempuan (Fatimah, 2016).
Kebersihan alat kelamin pada saat menstruasi merupakan komponen
kebersihan perorangan yang memegang peranan penting dalam status
perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada
fungsi alat reproduksi. Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim
sangat mudah terinfeksi. Oleh karena itu, kebersihan alat kelamin harus
lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan
Infeksi Saluran Reproduksi (Fatimah, 2016).
Bahan yang paling sesuai untuk membersihkan organ genitalia adalah air
bersih dan sabun yang tidak mengubah keseimbangan bakteri normal pada
organ genitalia. Ketidakseimbangan bakteri organ genitalia dapat memicu
terjadinya infeksi (Andriyani, 2014). Heryana (2016) menjelaskan bahwa
perilaku sehat adalah perilaku yang dilakukan individu untuk menambah,
mengelola dan memelihara kesehatannya. Sementara kebiasaan sehat adalah
perilaku sehat yang sudah terpatri serta secara naluriah atau otomatis
diterapkan tanpa sadar.
Dari penjelasan ini dapat ditarik pemahaman bahwa ranah perilaku
merupakan kombinasi dari kognitif, afektif dan konatif sehingga dalam
pelaksanaan tindakan dilakukan secara sadar dan individu tahu serta
memutuskan untuk melakukan suatu hal tertentu berbeda dengan kebiasaan.
Selanjutnya (Heryana, 2016), disebutkan bahwa kebiasaan sehat lazimnya
terbentuk pada usia anak-anak dan pada usia 11-12 tahun kebiasaan tersebut
menjadi stabil.

2. Tujuan Vulva Hygiene


Tujuan dari perawatan selama menstruasi adalah untuk pemeliharaan
kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi
36

sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat


meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
Fatimah (2016), tujuan dilakukannya perawatan kebersihan alat kelamin
yaitu:
a. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada Vulva dan menjaga kebersihan
Vulva.
b. Untuk kebersihan perineum dan Vulva.

3. Dampak Tidak Menjaga Vulva Hygiene Saat


Menstruasi
Salah satu akibat kurangnya pemahaman personal hygiene genetalia
adalah terjadinya gangguan kesehatan reproduksi seperti keputihan, infeksi
saluran kemih (ISK), penyakit radang panggul (PRP) dan kemungkinan
terjadi kanker leher rahim, sehingga dibutuhkan informasi yang sangat
baik mengenai kesehatan reproduksi agar remaja memiliki pemahaman
yang baik dan dapat mencegah ancaman penyakit reproduksi (Wakhidah,
2014). Salah satu gangguan klinis dari infeksi atau keadaan abnormal alat
kelamin adalah keputihan (Leukhorea/Flour Albus) (Manuba, 2009 dalam
Tristanti 2016).
Pribakti (2008) menjelaskan bahwa salah satu dampak yang bisa
terjadi bila tidak menjaga kebersihan tubuh diantaranya muncul bau khas
dari daerah vagina, karena dinding vagina serta leher rahim mengeluarkan
cairan. Apabila cairan ini berwarna putih atau kekuningan adalah sehat dan
normal. Leukorea adalah cairan putih yang keluar dari liang senggama
secara berlebihan. Keputihan atau Flour Albus adalah kondisi vagina saat
mengeluarkan cairan atau lender menyerupai nanah yang disebabkan oleh
kuman (Prayitno, 2014).
Terkadang, keputihan dapat menimbulkan rasa gatal, bau tidak enak,
dan berwarna hijau. Faktor hormonal, kebersihan, dan suasana pH vagina
ikut mempengaruhi munculnya gejala keputihan. Keputihan sebenarnya
tidak perlu diobati. Namun, jika dirasa mulai mengganggu, seperti
munculnya rasa gatal dan nyeri, sebaiknya keputihan harus benar-benar
37

diwaspadai dan tidak boleh dianggap remeh. Sebab, gangguan ini dapat
menyebabkan kemandulan dan kanker (Prayitno, 2014).

4. Cara Membersihkan Vulva Hygiene Saat


Menstruasi
Manuaba et al (2009) Dalam Fatimah (2016) menjelaskan bahwa cara
membersihkan alat kelamin pada saat menstruasi yaitu:
a. Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap
buang air kecil ataupun air besar membasuh dari arah depan ke
belakang.
b. Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ reproduksi
c. Mengganti celana dalam sehari 2 kali, memakai pakaian dalam
berbahan katun, untuk menyerap keringat.
d. Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa
tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari yang
banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga), ini
dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman
berkembang biak.

Hidayat (2009) Dalam Fatimah (2016) menjelaskan bahwa prosedur


pelaksanaan Vulva Hygiene pada saat menstruasi:
a. Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat
menyebabkan kekeringan dan iritasi kulit atau gatal.
b. Menggunakan air yang bersih untuk membersihkan organ reproduksi
c. Membersihkan bagian luar organ seksual dengan sabun kulit setiap
buang air kecil ataupun buang air besar membasuh dari arah depan ke
belakang.
d. Mengganti celana dalam sehari dua kali, memakai pakaian dalam
berbahan katun, untuk mempermudah penyerapan keringat.
e. Segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika merasa
tidak nyaman atau mulai terasa lembab turatama pada hari-hari yang
banyak mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga), ini
38

dikarenakan darah bisa menjadi media yang sesuai untuk kuman


berkembang biak.
5. Penatalaksanaan saat Menstruasi
Penatalaksanaan saat menstruasi merupakan suatu usaha yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan untuk memelihara
kebersihan selama menstruasi. Vulva hygiene selama menstruasi sangat
penting untuk dilakukan demi menjaga kebersihan dan mencegah infeksi
yang akan terjadi [ CITATION Iri14 \l 1057 ].
a. Biasakan untuk mencuci vagina setiap kali selesai buang air kecil dan
buang air besar. Cucilah sampai bersih, yaitu dengan mencuci dengan
menggunakan air bersih dari arah depan ke arah belakang. Lakukan
setiap kali selesai buang air kecil dan buang air besar. Kemudian
gunakan tisu untuk mengeringkan vagina sebelum menggunakan celana
dalam, karena jika sekitar organ tersebut dibiarkan lembab maka jamur
akan lebih mudah tumbuh.
b. Perhatikan jenis kertas tisu yang digunakan untuk membersihkan
daerah vagina. Lendir dan air dapat meresap tisu dengan baik. Namun
tisu bisa saja tercemar oleh berbagai macam kuman dan bakteri.
c. Gantilah celana dalam paling tidak dua kali dalam sehari, apalagi saat
udara sedang panas. Pastikan memilih celana dalam yang mudah untuk
menyerap keringat, misalnya celana dalam yang berbahan katun
d. Hindari pemakaian celana dalam yang terlalu ketat yang dapat
mengakibatkan terjadinya tekanan pada otot vagina dan dapat
menimbulkan lembab, contohnya celana jeans yang dapat memicu
terjadinya lembab dan memberikan peluang untuk jamur berkembang
dan tumbuh subur pada area tersebut.
e. Sebaiknya menggunakan air yang berasal dari kran, jika ditoilet umum
pastikan untuk menghindari penggunaan air yang berasal dari tempat
penampungan karena banyak bakteri dan jamur yang berkembang di
tempat penampungan air dalam toilet tersebut.
f. Hindari untuk menggunakan pentiliner yang beraroma (parfum) secara
terus menerus karena dapat mengakibatkan iritasi kulit. Pentiliner hanya
39

digunakan saat mengalami keputihan saja dan pastikan untuk selalu


mempersiapkan celana dalam untuk menggantinya.
g. Gunakanlah pembalut dengan permukaan yang lembut dan kering
sehingga tidak dapat menimbulkan iritasi pada kulit saat menstruasi.
Kemudian gantilah pembalut sesering mungkin, pada saat darah yang
keluar banyak pastikan untuk mengganti pembalut 5-6 kali sehari agar
vagina selalu dalam kondisi yang bersih dan tidak terjadi kontak yang
terlalu lama dengan darah kotor. Darah yang terdapat pada pembalut
bisa menjadi media untuk tumbuhnya kuman sebagai penyebab
penyakit.
h. Hindari menggunakan cairan khusus seperti pembersih pada organ
vagina secara rutin karena dapat mengganggu keseimbangan flora
dalam vagina. Jika terlalu sering digunakan maka akan membunuh
bakteri yang baik dalam vagina, dan dapat memicu tumbuhnya jamur
yang berakibat munculnya gatal-gatal pada daerah organ intim.

D. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia yaitu pancaindra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan
Ada 6 tingkatan pengetahuan yakni: (Notoatmodjo, 2012)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
40

b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atas materi dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-hukum,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu bentuk kemampuan
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan
dapat dilakukan dengan menggunakan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
41

atau responden. Kedalam pengetahuanyang ingin kita ketahui atau kita


ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan
Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yakni:
a. Faktor internal
1) Umur
Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja dalam segi
kepercayaan masyarakat lebih dewasa akan lebih percaya dari pada
orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai
akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).
2) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik (Experience Is The Best
Teacher), pepatah tersebut bisa diartikan bahwa pengalam
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh sebab
itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan sebagai upaya untuk
memperoleh pengethuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengylang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan persoalan
yang dihadapi pada masa lalu (Notoatmodjo, 2010).
3) Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya semakin pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2011).
4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Thomas
2007, dalam Nursalam 2011). Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak cara mencari nafkah yang
42

membosankan berulang dan banyak tantangan (Frich 1996 dalam


Nursalam, 2011).

5) Jenis Kelamin
Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum
laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara social
maupun kultural.

b. Faktor Eksternal
1. Informasi
Long (1996) dalam Nursalam dan Pariani (2010) menjelaskan bahwa
informasi merupakan fungsi untuk membantu mengurangi rasa
cemas. Seseorang yang mendapat informasi akan mempertinggi
tingkat pengetahuan terhadap suatu hal.
2. Lingkungan
Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa hasil dari beberapa
pengalaman dan hasil observasi yang terjadi dilapangan (masyarakat)
bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan,
diawali dengan pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya
faktor eksternal (lingkungan fisik dan non fisik).
3. Social budaya
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status social seseorang maka
tingkat pengetahuannya akan semakin tinggi pula.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan


Kholid (2015) Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Cara tradisonal atau non ilmiah
Cara kuno atau tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode
43

penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan


pengetahuan pada periode ini yaitu:
b. Cara coba salah (Trial And Eror)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka akan dicoba dengan
kemungkinan yang lain.
c. Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip dari caraini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa terlebih dulu
menguji atau membuktikan kebenaran,baik berdasarkan data empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang
yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakannya adalah benar.
d. Pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
pada masa yang lalu. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua
pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik
kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir kritis dan
logis.
e. Melalui jalan fikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun dedukasi.
Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu atau melalui
pernyataan-pernyataan khusus pada umum. Dedukasi adalah proses
pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus.
f. Cara modern atau ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini
lebih sistematik, logis dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan
44

dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat


pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek
penelitiannya.

E. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikuti oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota keluarga
selalu berinteraksi satu sama lain (Harmoko, 2012). Keluarga adalah dua
atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau penganggkatan dan didalamnya perannya
masing-masinng menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Fredman, 2010)

2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai
macam pola kehidupan sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, maka perawat perlu
memahami dan mengetahui berbagai tipe keluarga (Harmoko, 2011)
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu kelauarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi maupun
keduanya.
b. Keluarga besar (Ekstended Family) yaitu keluarga inti ditambah dengan
saudaranya, misalnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi, dan
saudara sepupu.
c. Keluarga bentukan kembali (Dyadic Family) yaitu keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (Single Parent) yaitu keluarga yang terdiri dari salah
satu orang baik pria maupun wanita dengan anak-anaknya akibat dari
perceraian atau ditinggal dari pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage Mother)
45

f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuanyang tinggal sendiri tanpa perlu


menikah (The Single Adult Living One)
g. Keluarga dengan tanpa anak pernikahan sebelumnya (The Nonmarital
Heterosexual Cohibing Family)
h. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu kelaurga yang perkawinan
berpoligami dan hidup secara bersama-sama

3. Tipe Keluarga Tradisonal


Tipe keluarga tradisonal diantaranya
a. Keluarga inti
Suatu rumah tagga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
(kandung/angkat)
b. Keluarga besar
Keluarga inti ditambah keuarga lain yang mempunyai hubungan darah
misal kakek, nenek, paman dan bibi
c. Single Parent
Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
(kandung/angkat). Kondisi disebabkan oleh kematian/ perceraian.
d. Single Adult
Suatu rumah tagga yang terdiri dari satu orang dewasa.
e. Keluarga lanjut usia
Terdiri dari suami, istri, lanjut usia.

4. Tipe Keluarga Non Tradisional


a. Commune Family lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
b. Orangtua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama daam satu rumah tangga. Homosesexual dua individu yang
sejenis hidup.

5. Fungsi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang
hidup bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki
46

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah,


2016)
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi
perkembangan dalam lingkungan keluarga. Karena itulah peranan orang tua
menjadi amat serta dan sangta besar dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik itu secara lansung maupun tidak langsung
(Ariana, 2010)
Terdapat fungsi keluarga antara lain :
a. Fungsi keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,
menanamkan dan menumbuhkan serta nila-nilai dalam agama
b. Fungsi sosial budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota
keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa
yang beraneka ragam dalam kesatuan
c. Fungsi cinta dan kasih
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap
hubungan suami dengan istri, orangtua dengan anak-anaknya, anak
dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga
keluarga menjadi tempat utama berseminya kehidupan yang penuh cinta
kasih lahir dan bathin
d. Fungsi perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam
menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap
anggota keluarganya
e. Fungsi reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaa untuk melanjutkan keturunannya
yang sudah meenjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang
kesejahteraan umat manusia secara universal
f. Fungsi sosialisasi dan pendidikan
47

Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada


keluarganya dalam mendidik keturunananya sehingga dapat
menyesuaikan kehidupan diamasa mendatang

g. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsu pendukung kemandirian dan ketahanan
keluarga
h. Fungsi pembinaan keluarga
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota
keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan
seimbang sesuai aturan dan dayaa dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis

6. Tahap Dan Perkembangan Keluarga


a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (Beginning Family)
Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing indivudu, yaitu
suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya, misalnya kebiasaan makan, tidur,
bangun tidur, bangun tidur, bekerja dan sebagainya.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga antara lain teman, dan
kelompok sosial
4) Merencanakan anak (KB)
5) Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orangtua
b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (Child Bearin
Family)
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :
1) Persiapan menjadi orangtua
48

2) Membagi peran dan tanggung jawab


3) Mengembangkan suasana yang menyenangkan dirumah untuk anak
4) Mempersiapkan biaya
5) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan anak
6) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
c. Tahap ketiga keluarga dengan anak prasekolah (Families With
Preschool)
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,4 tahun dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orangtua beradptasi terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan minta anak.
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : kebutuhan tempat
tinggal, privasi, dan rasa aman.
2) Membantu anak bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus dipenuhi
4) Mempertahankan hubungan baik
5) Pemberian tanggung jawab kepada keluarga
d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (Families With
Children)
Tahap ini mulai saat anak memasuki sekolah pada usia anak 5
tahun, dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada tahap ini keluarga
(orangtua) perlu belajar memberi kesempatan pada anak untuk untuk
bersosialisasi baik aktivitas disekolah maupun diluar sekolah
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini sebagai berikut :
1) Memberikan perhatian tentang kegiatan sosial anak pendidikan dan
semangat belajar
2) Tahap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam
perkawinan
3) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (Families With Teenagers)
Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 15 tahun dan biasanya
berakhir pada usia 19-29 tahun
49

Tugas perkembangan keluarga tahap ini :


1) Memberikan kebebsan yang seimbang dengan tanggung jawab
2) Mempertahankan hubungankeluarga
3) Memoertahankan komukasi terbuka antara anak dan orangtua
f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan
(Lounching Center Families)
Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah,
keluarga mempersiapkan anak yang tertua untuk membentuk keluarga
dan hidup mandiri.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Membantu orangtua suami atau istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua
3) Mempersiapkan hidup mandiri dan menerima kepergian anak
4) Berperan sebagai suami, istri, kakek dan nenek
g. Tahap ketujuh keluarga pertengahan (Middle Age Families)
Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiunan atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Memulihkan hubungan natara generasi muda dengan generasi tua
3) Keakraban dengan pasangan
4) Memelihara hubungan dengan anak dan keluarga
5) Persiapan masa tua atau pensiuan meningkatkan keakraban dengan
pasangan
h. Tahap kedelapan keluarga lanjut usia
Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal.
Tahap perkembangan tahap ini :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
50

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan


fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

7. Tugas Kesehatan Keluarga


Friedman (1998 dalam padila, 2012) menjelaskan bahwa ada lima tugas
kesehatan keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan pada setiap anggota keluarganya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat setelah
mengetahui tindakan yang tepat setelah mengetahui masalh
kesehatannya
c. Melakukan perawatan pada anggota kelaurganya yang mengalami sakit
d. Memodifikasi lingkungan untuk menunjang keberhasilan keperawatan.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada seperti dirumah sakit

F. Konsep Dukungan Keluarga


1. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sebuah sikap dan tindakan penerimaan
yang diberikan keluarga kepada anggota keluarga lainnya. Dukungan
keluarga bersifat interpersonal dimana terdapat hubungan antara keluarga
dengan anggota keluarga lainnya untuk memberikan sebuah perhatian
(Friedman M, 2010)
Dalam dukungan sosial keluarga merupakan sebuah wujud dukungan
yang terjadi sepanjang masa kehidupan dengan sifat dan jenis dukungan
yang berbeda-beda. Sifat dan jenis dukungan yang berbeda-beda tersebut
akan terjadi diberbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan sosial
keluarga bermanfaat untuk membentuk sebuah keluarga berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal (Febriyanti, 2017).

2. Jenis Dukungan Keluarga


51

Keluarga mempunyai fungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota-


anggota keluarga lainnya. Keluarga mempunyai berbagai macam jenis
dukungan keluarga diantaranya (Febriyanti, 2017) :

a. Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai kolektor dan diseminator yang
diharapkan mampu untuk menyebarkan atau membagikan berbagai
macam informasi terkait perilaku perineal Hygiene saat menstruasi serta
manfaat dari menjaga kebersihan organ genitalia. Keluarga bisa
mendapatkan informasi terkait perilaku perineal Hygiene dari berbagai
sumber seperti media elektronik, media masa, serta penyuluhan
kesehatan.
b. Dukungan penilaian
Keluarga dalam memberikan dukungan penilaian berfungsi
untuk menindak lanjuti sebuah bimbingan umpan balik. Keluarga juga
bertindak sebagai pembimbing dan penengah dalam memecahkan suatu
permasalahan serta sebagai sumber dan validator atas identitas setiap
anggota. Dukungan dan perhatian yang diberikan keluarga kepada
anggota keluarga merupakan salah satu bentuk penghargaan positif.
Contoh konkrit dukungan penilaian yaitu keluarga bersedia menerima
keluh kesah apabila terdapat gangguan pada anak saat menstruasi.
Selain itu keluarga tetap membimbing dan memberikan pengarahan
agar anak tetap merawat organ genitalia baik saat menstruasi atau tidak.
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit
terhadap kebutuhan individu. Contoh konkrit dukungan instrumental
dalam keluarga dapat berupa sebuah pelayanan ataupun bantuan secara
finansial. Keluarga memenuhi kebutuhan anaknya seperti membelikan
keperluan perawatan diri saat menstruasi contohnya pembalut.
d. Dukungan emosional
52

Keluarga berfungsi sebagai tempat yang aman dan damai serta


membantu individu dalam menguasai emosi. Individu akan merasa
lebih nyaman dan merasa sangat diperhatikan apabila dalam
menghadapi suatu masalah terbantu oleh keluarga. Bentuk dukungan
emosional keluarga dapat berupa suatu pemberian semangat, rasa
empati, rasa kepercayaan, serta memberikan perhatian kepada anak
remajanya terkait perilaku hygiene saat mengalami menstruasi.
Keluarga selalu mengingatkan anak remajanya untuk selalu menjaga
organ genitalia agar terhindar dari berbagai penyakit.
G. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan dan dukungan


Vulva Hygiene saat menstruasi : keluarga yang baik akan
1. Umur memberikan dampak positif
2. Usia menarche terhadap prilaku dan
3. Pengetahuan tanggung jawab terhadap
4. Dukungan keluarga organ genitalia khususnya
5. Sarana kebersihan dan saat menstruasi (Wawan,
kesehatan 2015).
6. Kepercayaan
(Ariyana, 2014)

Dampak tidak menjaga vulva Pengetahuan dan dukungan keluarga


hygiene yaitu salah satunya dengan penatalaksanaanvulva hygiene
terjadi infeksi pada saat menstruasi
vagina/vulvovaginitis (Wibowo,
2008)
Indikator vulva hygiene saat
menstruasi
1. Kebersihan organ genital
2. Mengganti celana dalam
3. Kebersihan pembalut
(Kusmiran, 2012)
53

Sumber : Ariyana (2014), Kusmiran (2012), Wawan (2015),(Wibowo, 2008)


BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Konsep adalah absraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan
dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel
(baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti) dan dibuat berdasarkan
kerangka teori untuk mendeskripsikan secara jelas variabel yang dipengaruhi
(variabel dependent) dan variabel pengaruh (variabel independent)
(Nurussalam, 2017).
1. Variabel Independen (bebas)
Variabel Independen adalah variabel yang apabila ia berubah akan
mengakibatkan perubahan pada variabel lain (Sastroasmoro dan ismael,
2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan
dukungan keluarga
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel Dependen adalah variabel yang berubah akibat perubahan
pada variabel bebas (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Variabel dependen
pada penelitian ini adalah penatalaksanaan Vulva Hygiene

Bagan 3.1 Kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Penatalaksanaan Vulva
Hygiene Saat Menstruasi

Dukungan Keluarga

Keterangan :
: Variabel Independen : Variabel yang teliti
: Variabel Dependen
Sumber : Kumalasari (2014), Notoatmodjo (2010). Yuni (2015)

54
55

B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
cara menentukan variabel dan mengukur variabel (Nursalam, 2013).
Klasifikasi variabel dan definisi operasional dibuat dalam bentuk tabel
dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Penelitian Definisi Operasional
Variabel independen Segala sesuatu yang diketahui oleh remaja
- (Pengetahuan) putri dalam menjaga atau membersihkan
daerah genitalia saat menstruasi (Tahu,
paham, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi)
- (Dukungan Keluarga) Sikap, tindakan penerimaan keluarga
terhadap anggota keluarganya berupa
dukungan emosional, penilaian,
instrumental, informasional
Variabel dependen Suatu tindakan membersihkan daerah
(Penatalaksanaan Vulva kemaluan meliputi area vulva seperti
Hygiene) penatalaksanaan vulva hygiene dalam
menjaga kesehatan genitalia, kesehatan
pakaian dan penatalaksanaan hygiene saat
menstruasi.

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
peneliti (La Biondo – Wood) dalam Nurussalam (2017) adalah suatu
petanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang
diharapkan bisa menjawab suatu petanyaan dalam peneliti.
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu :
Ha :
Ada hubungan pengetahuan dengan penatalaksanaan Vulva Hygiene saat
menstruasi pada remaja.
Ada hubungan dukungan keluargadengan penatalaksanaan Vulva
Hygiene saat menstruasi pada remaja.
H0 :
Tidak ada hubungan pengetahuan dengan penatalaksanaan Vulva
Hygiene saat menstruasi pada remaja
56

Tidak ada hubungan dukungan keluargadengan penatalaksanaan Vulva


Hygiene saat menstruasi pada remaja
57

BAB IV
METODELOGI PENELITIAN

A. Pertanyaan Panduan (Keyword)


Pertanyaan panduan :
1. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan Penatalaksanaan vulva
hygiene saat menstruasi pada remaja?
2. Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan Penatalaksanaan vulva
hygiene saat menstruasi pada remaja?
Kata-kata Kunci : Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Penatalaksanaan vulva
hygienesaat menstruasi, remaja.

B. Kriteria
a. Kriteria inklusi
1. Artikel yang memiliki judul dan isi relevan dengan tujuan yaitu,
berbahasa indonesia dan full text
2. Artikel dengan responden remaja
3. Artikel dengan responden remaja putri yang sudah pernah mengalami
menstruasi
b. Kriteria ekslusi
1. Belum menstruasi

C. Data/Jurnal Diperoleh Dari Database Elektronik


Data diperoleh dari database elektronik yaitu Google Scholar dan Pubmed
antara tahun 2007-2020. Dari kata-kata kunci yang dituliskan di database
tersebut didapatkan 1.890 artikel yang ditemukan, peneliti memilih sendiri
artikel sesuai dengan materi, dan artikel yang tidak terkait dengan kriteria
inklusi dihilangkan dari semua artikel jurnal yang ditemukan peneliti memilih
ada enam belas jurnal yang dipilih.
Dari enam belas artikel yang dipilih, masing-masing artikel yang dipilih
untuk dibaca dengan cermat dari abstrak, tujuan, data analisis dari pertanyaan
awal peneliti untuk mengumpulkan informasi tentang hubungan pegetahuan

38
58

dan dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat


menstruasi pada remaja.

Gambar 4.1 Proses Literatur Review


Identification

Database Search Strategy

Google Scholar hubungan pegetahuan dan dukungan


keluarga dengan penatalaksanaan vulva
hygiene saat menstruasi pada remaja.

Pubmed Knowledge AND Menstruation AND A


Teenager

1.890 artikel yang 2.200 artikel dikecualikan


Seleksi

ditemukan di database melalui membaca judul dan


abstrak
18 artikel yang dipilih
di database

2 dikeluarkan setelah
membaca teks lengkap
Inklusi

16 artikel yang dipilih


untuk literatur review
terakhir
59

BAB V
HASIL PENELITIAN

Dari enam belas artikel yang dipilih untuk literatur review ini, semua
artikel merupakan studi kuantitatif. Enam belas artikel diterbitkan antara tahun
2010-2020. Studi dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Masing-masing dari enam belas artikel yang dipilih untuk dibaca dari abstrak,
tujuan, data analisis dari pertanyaan awal peneliti untuk mengumpulkan
informasi tentang hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan
penatalaksanaan vulva hygiene saat mesntruasi.
Studi literatur review ini didapatkan enam belas artikel yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Dari tinjauan artikel di ketahui ada hubungan pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi pada
remaja. Dijelaskan di Tabel 5.1 berikut ini.

Tabel 5.1 Daftar Literatur Review

No Nama Negara Tujuan Desain Sampel Prosedur Aspek Hasil


Penulis
1. Nuzulul Banda Untuk Cross N=51 Menggun Perilaku Berdasarkan hasil
Rahmi, aceh, mengetahui section Siswi akan hygiene penelitian ini di
Asmaul Indonesia faktor-faktor al kuesioner remaja dapatkan dari analisis
Husna & yang multiple saat statistik p value ≤ 0.05
Fauziah berhubungan choise. menstrua yaitu ada hubungan
Andika dengan si, pengetahuan,
2016 perilaku pengetah dukungan keluarga
hygienis uan, dan sikap dengan
remaja saat dukungan prilaku higienis
menstruasi keluarga, remaja saat menstruasi
di SMA sikap. di SMA Kartika XIV-
Kartika 1 Banda Aceh
XIV-1
Banda Aceh
Tahun 2016
2. Erni Yogyakart untuk Cross N=51 Mengisi Sumber Berdasarkan hasil
Gustina a, mengetahui section Siswi kesioner informasi penelitian ini di
& Sitti Indonesia hubungan al kelas dan dapatkan sumber
Nur antara VII pengetah informasi yang
Djannah sumber uan diterima siswa dari
2015 informasi tentang ibu 64 siswa (81%),
dan 40 menstrual kakak 57 siswa
pengetahuan hygiene (72,2%), guru 53
60

hubungan pada siswa (67,1%), dan


antara remaja teman sebaya 40
sumber putri siswa (50,6). Terdapat
informasi hubungan yang
dan bermakna secara
pengetahuan statistik antara sumber
tentang informasi dengan
menstrual pengetahuan
hygiene pada menstrual hygiene
remaja putri pada siswa dengan
nilai p<0,05.
3. Cecep Jatinagor, untuk Deskri N=104 Menggun Data Berdasarkan hasil
Imas indonesia mengidentifi ptif siswa akan demograf penelitian ini
Rohimah kasi kuantit kuesioner i, disimpulkan bahwa
, Tetti pengetahuan, atif pengtahu ada hubungan
Solehati sikap dan an, sikap pengetahuan, sikap,
& Citra tindakan dan dan tindakan siswi
Windani siswi tindakan kelas VI di SDN
Mamban sekolah responde Jatinagor, Cipacing 1,
g Sari dasar n Cipacing II dan
2019 wilayah Cikuda dalam
kerja menjaga kesehatan
puskesmas alat reproduksi
jatinangor (hygiene genetalia),
dalam didapatkan hasil
menjaga sebagian dari
kebersihan responden memiliki
alat pengetahuan cukup
reproduksi (76,0%), sikap
(hygiene mendukung (53,9%),
genitalia) tetapi sebagian besar
siswi memiliki praktik
hygiene genetalia
yang buruk (52,9%).
Hal ini dikarenakan
sebagian besar sisiwi
beranggapan bahwa
penggunaan sabun
mandi dan sabun sirih
baik untuk kesehatan
genitalia, frekuensi
penggunaan pembalut
yang tidak tepat, tidak
mencuci tangan
sebelum
membersihkan
genitalia dan tidak
mengeringkan organ
61

genitalia setelah
membersihkannya.
4. Ainur semarang, Untuk Cross N=27 Menggun Pengetah Berdasarkan hasil
Ema Indonesia mengetahui section Orang akan uan penelitian ini
Rahmaw gambaran al kuesioner tentang responden mempunyai
ati, pengetahuan kebersiha pengetahuan tentang
Hapsari siswi tentang n alat kebersihan alat
Windaya kebersihan kelamin, kelamin saat
nti & alat kelamin menstrua menstruasi sebagian
Rini saat si besar kategori cukup
Susanti menstruasi (55,6%) pengetahuan
2019 pada siswi di pengertian alat
MTs. At- kelamin saat
Thosari menstruasi semuanya
kabupaten kategori baik
semarang (100,0%), akibat tidak
menjaga kebersihan
alat kelamin saat
menstruasi sebagian
besar kategori baik
(85,2%),
penatalaksanaan
membersihkan alat
kelamin saat
mesntruasi sebagian
besar kategori kurang
(37,0%), cara
membersihkan alat
kelamin saat
menstruasi sebagian
besar kategori cukup
(44,4%)
5. Supatmi Surabaya, Untuk Cross N=58 Menggun Personal Berdasarkan hasil
& Asta Indonesia mengetahui Section siswa. akan Hygiene, penelitian ini dari 58
Adyani tindakan al Kuesione reproduk responden siswi kelas
2015 personal r si SMP Muhammadiyah
hygiene X, Analis dengan
(Vulva pairet T-test
Hygiene) didapatkan hasil
saat p=0,000 dengan
menstruasi α<0,05 yang artinya
pada siswi health education dapat
SMP meningkatkan
Muhammadi tindakan responden
yah X dalam melakukan
Surabaya. vulva hygiene saat
menstruasi menjadi
lebih baik.
62

6 Maidarta Bandung, Untuk Cross N=81 Menggun Pengetah Berdasarkan hasil


ti, Sri Indonesia mengetahui Section respond akan uan, penelitian ini
hayati & hubungan al en. Kuesione prilaku didapatkan ada
Legi pengetahuan r vulva hubungan antara
Agus dengan hygiene pengetahuan dengan
Nurhida prilaku vulva pada saat prilaku vulva hygiene
2016 hygiene pada menstrua pada saat menstruasi
saat si, remaja pada remaja putri usia
menstruasi 13-15 tahun di SMPN
pada remaja 30 bandung dengan
putri usia hasil p value sebesar
(13-15) 0,000
tahun di
SMPN 30
Bandung
7 Mukhlis Indonesia Untuk Cross N=38 Menggun Dukunga Berdasarkan hasil
Gus mengetahui Section siswi akan n penelitian ini ada
Prasetyo, hubungan al kelas Kuesione orantua, hubungan yang
Winarsih antara IV,V r kesiapan signifikan antara
Nur A, dukungan dan VI remaja, dukungan orang tua
M.Kep orangtua menarche dengan kesiapan
& dengan menarche di SD
Endang kesiapan Negeri Dukuh 01
Zulaicha remaja putri Mojoban Sukoharjo
M.Kep dalam
2016 menghadapi
datangnya
menarche
63

8 Nabila Surabaya, Untuk kualitat Narapi Menggun Dukunga Berdasarkan hasil


Mu’taz Indonesia menggambar if dana akan n sosial, penelitian ini adalah
Dzakiyy kan peremp wawanca pribadi ada hubungan dengan
a1 & dukungan uan ra genitalia dukungan yang
Moham sosial yang dari mendala kebersiha diterima oleh tahanan
mad diterima oleh lembag m n, wanita selama masa
Zainal wanita napi a tahanan penahanan untuk
Fatah dalam pemasy mendukung perilaku
2019 praktik arakata genitalia kebersihan
perilaku n kelas pribadi, yaitu keluarga
kebersihan IIA tahanan wanita, teman
pribadi Sidoarj sekamar tahanan
genital o wanita, kepenjara.
selama Dukungan diberikan
periode dalam bentuk
penahanan informasi untuk
dilembaga barang barang yang
pemasyaraka dibutuhkan
tan kelas IIA
Sidoarjo

9 Taufiani Bengkulu, Untuk Cross N=67 Menggun Dukunga Berdasarkan hasil uji
e Rossita Indonesia mengetahui Section siswi akan n statistik di dapat nilai
2019 hubungan al kelas II Kuesione keluarga, r value = 0,008 berarti
pengetahuan, SMPN r kejadian r<r (0,05), sehingga
sumber 10 pruritus terdapat hubungan
informasi Bengku vulvae, yang signifikan antara
dan lu pengetah dukungan keluarga
dukungan uan, dengan kejadia
keluarga sumber pruritus vulvae saat
terhadap informasi mesntruasi di SMPN
kejadian 10 Bengkulu Selatan
pruritus tahun 2019
vulvae saat
menstruasi
10 Tetik Ponorogo, Untuk Uasi N=35 Menggun Booklet, Berdasarkan hasil
Nurhayat Indonesia mengetahui ekperim respond akan mentruasi penelitian ini siswi
i &Dian perbedaan en ensiswi Kuesione , yang memiliki
Laila pengetahuan dengan yang r pendidika pengetahuan baik
Purwani siswi tentang rancan bermuk n meningkat dari 28
ngroom personal gan im di kesehatan siswi (80%) menjadi
(2016) hygiene One pondok , pondok 35 siswi (100%)
genetalia Group pesantr pesantren dengan nilai p sebesar
sebelum dan Pretest en , siswi 0,08. sehingga
sesudah and Darul didapatkan ada
Posttest
diberikan Huda hubungan antara
Design.
pendidikan pengetahuan siswi
kesehatan tentang personal
64

melalui hygiene genetalia


media sebelum dan sesudah
booklet diberikan pendidikan
kesehatan melalui
media booklet
11 Meika Semarang, Untuk Cross N=68 Menggun Pengetah Berdasarkan hasil
Ayu Indonesia menganalisis Section respond akan uan, penelitian ini Hasil uji
Cahya pengaruh al enkelas Kuesione sikap, regresi logistik
Ningrum pengetahuan, VIII r dukungan menunjukkan bahwa
& Dyah sikap, SMP keluarga, ada hubungan dengan
Rini dukungan Negeri 1 perilaku pengetahuan lebih
Indriyant keluarga dan Mojowa kebersiha dominan
rno
i 2018 dukungan n haid. mempengaruhi
teman perilaku kebersihan
sebaya menstruasi p = 0,011
perilaku dan nilai OR 8,645.
kebersihan
haid remaja
perempuan.
12 Akpenpu Nigeria Untuk Cross N=200 Menggun Menstrua Berdasarkan hasil
un, menguji section respond akan si, observasi tentang
Joyce pengetahuan, al en observasi kebersiha penyebab menstruasi,
Rumun persepsi, remaja n 92,5% menjawab
& praktik dan wanita menstrua bahwa itu alami atau
Azende pengalaman si, wanita pengetahuan mereka
Peter remaja muda. tampaknya tidak
Msuega perempuan efesien karena hanya
2014 berusia 12,0% yang tahu
antara 10-19 bahwa pendarahan
tahun berasal dari rahim.
tentang Sekitar 70,5% remaja
masalah menggunakan
menstruasi pembalut wanita
dan selama periode.
kebersihan
menstruasi.
13 Shanbha Bangalore Untuk Cross N=506 Menggun Kebersih Berdasarkan hasil
g D, menilai section anak akan an, penelitian ini sebagian
Shilpa R, persepsi dan al peremp Kuesione menstrua besar dari 99,6%
D’Souza praktik uan r dan si, remaja siswa telah mendengar
N, mengenai wawanca putri tentang menstruasi
Josephin kebersihan ra dan 57,9% telah
e P, menstruasi mendapatkan
Singh & di antara pengetahuan sebelum
Goud yang terpilih menarche. Sumber
BR 2012 gadis-gadis informasi yang paling
sekolah umum adalah ibu
menengah di
65

tempat
terbatas
sumber daya
di daerah
sekitar kota
Bangalore
14 Asep Pekalonga Untuk Non N= 75 Menggun Tingkat Terdapat hubungan
dwi n, mengetahui eksperi orang akan pengetah antara tingkat
prasetyo indonesia hubungan mental Purpusiv uan, pemgetahuan dengan
2015 tingkat e dukungan personal hygiene pada
pengetahuan sampling keluarga siswi di SDN panjang
dan personal wetan IV kecamatan
dukungan hygiene pekalongan utara kota
keluarga pekalongan dengan
dengan nilai p value 0,021,
personal terdapat hubungan
hygiene pada dengan personal
soswa di hygiene pada siswi di
SDN SDN panjang wetan
panjang IV kecamatan
wetan IV pekalongan utara kota
kecamatan pekalongan dengan
pekalongan nilai p value 0,034
utara kota
pekalongan
15 Najwa Jeddah, Untuk survei N=400 Menggun Menstrua Berdasarkan hasil
Karout Saudi mengetahui section siswa akan si, penelitian ini ada
2015 Arabia Pengetahuan al Kuesione Pengetah hubungan yang
dan r dan uan, signifikan ditemukan
keyakinana wawanca Keyakina antara status
tentang ra n, Gadis- perkawinan, tahun
menstruasi gadis akademik dan skor
siswa Saudi pengetahuan dan
keperawatan kepercayaan tetapi
saudi tidak dengan usia.
Meskipun sumber
informasi di antara
sebagian besar peserta
berasal dari ibu
mereka, mereka yang
memiliki pengetahuan
baik adalah peserta
yang termasuk dalam
tahun akademik ke-3
di atas.
16 Niru Dhaka, Untuk Cross N= 106 Menggun Kebersih Berdasarkan hasil
Shamsun Banglades menilai section siswa akan an, penelitian ini
Nahar, h tingkat al peremp Kuesione Pengetah menyimpulkan bahwa
66

Ratna pengetahuan uan r uan, lebih dari separuh


Khatun, dan praktik Mesntrua responden memiliki
Khondok kebersihan si, tingkat pengetahuan
er menstruasi Mahasis sedang dan berlatih
Mahmud di kalangan wa tentang kebersihan
a Akter mahasiswi Perawat, menstruasi. Sebagian
Halim, keperawatan Praktik besar (67,0%) dari
Sharmin di responden terkejut
Islam, Bangladesh. selama pertama kali
Faisal menstruasi dan hampir
Muham delapan persepuluh
mad (79,2%) menyebutkan
2019 bahwa mereka
memiliki siklus
menstruasi yang biasa.

BAB VI
METODELOGI PENELITIAN
A. Pembahasan
Menstruasi yang pertama kali disebut dengan menarche dan rata-rata
terjadi pada usia 12-16 tahun. Menstruasi atau datang bulan adalah perdarahan
yang terjadi setiap bulan pada wanita usia subur kecuali jika terjadi kehamilan.
Darah yang keluar ketika menstruasi merupakan darah akibat peluruhan
dinding rahim (endometrium) yang mengalir dari rahim menuju leher rahim,
untuk dikeluarkan melalui vagina. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2
sampai 8 hari (Najmi, 2011).
67

Fishcer (2010) menjelaskan bahwa anak remaja perempuan yang


memasuki usia prapubertas mempunyai kerentanan yang tinggi terhadap
infeksi karena mukosa vagina yang tipis dan atrofi (kekurangan stimulasi
estrogen), kurangnya bantalan lemak labial dan rambut pubis yang belum
tumbuh lengkap, tercemar oleh feses (hygiene yang buruk), serta mekanisme
imunitas vagina yang relatif terganggu. Pola kebiasaan remaja dalam
melakukan perawatan, seperti kebiasaan cebok dari belakang ke depan,
penggunaan alat toilet duduk, kebiasaan bermain di tanah dan menggaruk
daerah vulva dengan jari kotor, merupakan faktor yang dapat menyebabkan
infeksi pada vulva (Pardede, 2006).
Kebersihan daerah genetalia terutama pada saat menstruasi sering
diabaikan oleh remaja. Pada saat menstruasi darah dan keringat keluar serta
menempel pada vulva dapat menyebabkan daerah genetalia menjadi lembab.
Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan memungkinkan
remaja tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi yang dapat
membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri. Vulva hygiene menstruasi
merupakan kebersihan diri pada saat menstruasi. Hygiene menstruasi sangatlah
penting, karena bila penanganan selama haid tidak steril maka dapat
mengakibatkan infeksi alat reproduksi. Sedangkan infeksi alat reproduksi ini
mempunyai dampak yang buruk ke masa depan atau dengan kata lain
mempunyai dampak seumur hidup, seperti kemandulan. (Kusmiran, 2011)
Dari hasil penelitian perilaku positif perawatan genetalia 69,6% dan
perilaku negatif 31,01%, dari presentase tersebut yang tidak melakukan
perilaku personal hygiene menstruasi cenderung terkena infeksi (Riswanto,
49
2009). Angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi di dunia
adalah pada usia remaja (35%-42% ) dan dewasa (27%-33%). Prevalensi ISR
pada remaja di dunia tahun 2006 yaitu: kandidiasis (25%-50%), vaginosis
bekterial (20%-40%), dan trikomoniasis (5%-15%). Diantara negara-negara di
Asia Tenggara, wanita indonesia lebih rentan mengalami ISR yang dipicu
iklim Indonesia yang panas dan lembab. Jumlah kasus ISR di Jawa Timur
seperti candidiasis dan servisitis yang terjadi pada siswi sebanyak 86,5%
ditemukan di Surabaya dan malang. Penyebab tertinggi dari kasus tersebut
68

adalah jamur candida albican sebanyak 77% yang senang berkembang biak
dengan kelembapan tinggi seperti pada saat mentruasi.
Vulva hygiene saat menstruasi kemungkinan besar dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (Indriastuti, 2009)
Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan
perempuan tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi yang dapat
membahayakan kesehatan reproduksinya sendiri (BKKBN, 2011). Seseorang
yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi akan cenderung
mengabaikan kesehatan reproduksi dan pada akhirnya ia akan memiliki
tindakan yang membahayakan bagi dirinya sendiri. Salah satu akibat
kurangnya pemahaman Bagian tubuh yang tertutup dan terdapat lipatan-
lipatan, seperti organ genitalia, cenderung mudah lembab apabila tubuh
mengeluarkan banyak keringat, sehingga mikroorganisme seperti jamur dapat
berkembang biak lebih pesat didaerah tersebut. Hal ini ditunjukkan oleh
banyak wanita yang mengalami gatal-gatal keputihan di daerah genitalianya,
hingga infeksi saluran kemih (Fitriyah, 2014).
Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sangat diperlukan oleh
masyarakat, terutama pada remaja. Karena semakin baik pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi maka akan mempengaruhi perilaku remaja
dalam menjaga kesehatan genetalianya. Pengetahuan yang minim
menunjukkan bahwa remaja perlu diberikan informasi yang baik dan positif
melalui tenaga kesehatan, orang tua, teman sebaya dan guru (Azwar, 2012).
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal
dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektronik, buku
petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan keluarga.
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar)
informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari
dukungan keluarga ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena
informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada
individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran,
petunjuk dan pemberian informasi. Dukungan keluarga bertindak sebagai
69

sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan


masalah, sebagai sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya
memberikan support, penghargaan, perhatian. Dukungan keluarga, dalam hal
membentuk sebuah perilaku dari seseorang terkhusus, tidak hanya dukungan
yang diberikan secara emosional atau berupa informasi, tetapi juga dukungan
yang diberikan melalui material atau instrumen kepada orang yang
bersangkutan (Taylor, dalam Maziyah, 2015).
Remaja yang kurang mendapatkan dukungan dari orang tua yaitu
dukungan informasi, emosional, penghargaan, dan instrumental mengenai
menstruasi, merupakan pengalaman yang sangat buruk. Lingkungan dalam
keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak
(Aryani, 2010).
Upaya dalam menjaga kebersihan organ reproduksi dengan cara yaitu :
1. Membasuh alat kelamin dari arah depan (vagina) ke belakang (anus),
2. Mengeringkan vagina dengan handuk bersih atau tissue
3. tidak memakai sabun dalam membersihkan vagina
4. Tidak memakai bedak pada daerah vagina
5. Memotong rambut kemaluan
6. Mencuci tangan dengan sabun sebelum maupun sesudah menyentuh
vagina
7. Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari
8. Menggunakan celana dalam berbahan katun
9. Tidak memakai pembalut selama lebih dari 6 jam dan menggunakan
pembalut (sanitary pad) penggunaan pembalut dan frekuensi penggantian
pembalut, penggunaan pembersih untuk daerah kewanitaan, dan
kebersihan kamar mandi (bobak et al, 2005; poltekkes depkes jakarta i,
2010).
Remaja masih ada yang merasa kurang nyaman untuk membicarakan
tentang masalah menstruasi dalam keluarga, sehingga remaja kurang memiliki
pengetahuan yang cukup baik tentang perawatan alat kelamin pada saat
menstruasi atau datang bulan (Proverawati,2009). Keluarga adalah sumber
informasi pertama tentang menstruasi, sehingga terhindar dari pemahaman
70

yang salah mengenai kebersihan menstruasi dan kesehatan reproduksi. Remaja


perlu diberikan informasi yang baik dan positif melalui keluarga terkhusus
orangtua. Namun masyarakat menganggap kesehatan reproduksi masih tabu
dibicarakan oleh remaja. Hal tersebut dapat membatasi komunikasi antara
orangtua dan remaja tentang menstrual hygiene. Akibatnya, remaja kurang
mengerti, kurang memahami dan kadang-kadang mengambil keputusan yang
salah mengenai kesehatan reproduksi (Suryati, 2012).

B. Keterbatasan
Penelitian yang dilakukan saat ini masih memiliki keterbatasan
kekurangan yang banyak. Pada penelitian ini hanya mengambil enam belas
artikel, sedikitnya jumlah artikel yang di ambil karena keterbatasan sumber dan
keyword yang terkait.

BAB VII
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah dari enam belas artikel yang telah di analisis,
Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan
dukungan keluarga dengan penatalaksanaan vulva hygiene saat menstruasi
pada remaja.

B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti memberikan
saran sebagai masukan dan bahan pertimbangan. Adapun saran yang dapat
diberikan peneliti adalah untuk mencari artikel yang lebih banyak lagi dan
71

melihat variabel yang akan di analisis agar tidak kekurangan sumber untuk
artikel yang akan di ambil sebagai bahan untuk literature review.

53
DAFTAR PUSTAKA

Adyani, A., &Supatmi. (2015). Tindakan personal hygine (vulva hygine) saat
menstruasi Pada siswi smp muhammadiyah X surabaya. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/Health/article/download/122/85

Agra, N.R. (2016). Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal


Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Sma Negeri 1 Sungguminasa Tahun
2016 http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5708/ Diakses 22 oktober 2019
Pukul 18.35

Agustina, W, A., Pamiliana, P.D, & verayanti, D. (2019). Prilaku Remaja Putri
Dengan Personal Hygiene Saat Menstruasi Di SMA Etidlandia Medan
Tahun 2018 Gaster Vol. 17 No. 1 Februari 2019
http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/341/209
# diakses tanggal 06 oktober 2019 pukul 22.57 wib

Andriyani, W., & Maharani, R. (2018). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwati Di MTS
Pondok Pesantren Dar El Hikmah Kota Pekanbaru. Jurnal Kesmas Volume
1. No 1, Januari-Juni 2018.https://www.researchgate.net/publication/
326384307_faktor_Yang_Berhubungan_dengan_Prilaku_Personal_Hygiene
_saat_Menstruasi_Pada_Santriwati_di_MTs_POndok_Pesantren_Dar_El_H
ikmah_Kota_Pekanbaru diakses tanggal 07 oktober 2019 pukul 23.47 wib

Ayu, C.N.M., & Rini, I.D. (2018) The Influence of Knowledge, Attitude, Family
Support and Peer Supporton The Behavior of Female Teenage Menstrual
Hygiene.https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/phpj/article/view/15148

Dwi N,. E & Sri Y,.T. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang
Menstruasi Dengan Kecemasan Pada Remaja Putri Kelas VII di SMP
Tarakanita Solo Baru Sukoharjo (The
CorrelationKnowledgeableAboutMen trualWiththeAnxiety Level On Young
TeenageGirlClass VII At SMP Tarakanita Solo Baru
Sukoharjo)https://ejournal.ijmsbm.org/index.php/ijms/article/view/65/65

Dwi, P.A. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan dan Dukungan keluarga


dengan personal Hygiene pada siswa di sdn panjang wetan iv Kecamatan
pekalongan utara kota
Pekalongan.https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/download/
1902/1944

Efendi. F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Erna, F. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prilaku Perineal


Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Awal https://www.google.com /url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.undip.ac.id/55917/1/PROPOSA

72
73

L_ERNA_F_22020113120026.pdf&ved=2ahUKEwjK1dW284fmAhXMWi
sKHaPTARMQFjACegQIAhAB&usg=AOvVaw0qhZhKE0oPND6k4g1sO
EKE&cshid=1574773116780 Diakses tanggal 26 November 2019 Pukul
20.01

Fatimah, R. (2016). Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin


Pada Saat Menstruasi Di Smu Negeri 2 Kendari https://www.google.com
url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekkeskdi.ac.id/151/1/KT
I%2520RINI%2520FATIMAH%2520%2528NIM.
%2520P00324013059%2529.pdf&ved=2ahUKEwizsZfn8-
XlAhXJLo8KHW_8CeY4ChAWMAh6BAgAEAE&usg=AOvVaw2qScnC
UVfRTeBI-xLA8wMB Diakses tanggal 13 November 2019 Pukul 07.20

Friedman, M.M., Yani S., & Hamid. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga :
Riset, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Friedman, M.M., (1998). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktek. Jakarta:


EGC

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawaesi


Selatan : Pustaka As Salam.

Haryono, R. (2016). Siap menghadapi ,menstruasi dan menopouse. Gen,


Yogyakarta: gosyen publishing

Hayati,S., Maidartati., & Agus N.L (2016). Hubungan pengetahuan dengan


perilaku vulva hygiene pada saat menstruasi remaja putri.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/download/405/311

Husna, A., Andika, F., & Rahmi, N. (2016). Studi Crossectional Hubungan Sikap,
Dukungan Keluarga dan Pengetahuan dengan Perilaku Higienis Remaja
Saat Menstruasi di SMAKartika X1V-1 Banda Aceh.
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+pengetahuan,
+dukungan+keluarga+dengan+kebersihan+genitalia&hl=id&as_sdt=0&as_
vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DhD2UZxKLU-cJ

Megatsari, H., & Pertiwi, I. (2015).Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Praktik


Menstrual Hygiene Siswi Sdn 4 Pacarkembang Surabaya.
file:///C:/Users/User/Downloads/7182-36723-2-PB.pdfdiakses tanggal 23
november 2019 pukul 21.56 wib

Muhlisin, A., & Kartinah A. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang


Personal Hygiene Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Di SDN Rembes 1
Dusun Watugimbal Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang.
file:///D:/jurnal%20kesiapan%20menarche/KEBERSIHAN
%20DIRI.pdfdiakses tanggal 23 november 2019 pukul 21.36 wib
74

Karout, N. (2016). Knowledge and belief sregarding menstruation among Saudi


nursing
students.https://www.researchgate.net/profile/Najwa_El_Karout/publication
/282434879_Knowledge_and_beliefs_regarding_menstruation_among_Sau
di_nursing_students/links/5623695a08ae93a5c92ac1a8.pdf

Kementerian kesehatan RI, (2015). Stuasikesehatan reproduksi remaja.


Www.depkes.go.id. Jakarta : pusat data dan informasi

Khatun, R., DKK. (2019). Assessment of knowledge and practice of menstrual


hygiene among the Female nursing students in a selected private nursing
college in Dhaka City.
https://www.researchgate.net/publication/332748516_Assessment_of_know
ledge_and_practice_of_menstrual_hygiene_among_the_female_nursing_stu
dents_in_a_selected_private_nursing_college_in_Dhaka_City

Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta


Salemba Medika

Laila, N. (2016). Buku pintar menstruasi: Solusi mengatasi segala keluhannya.


Biru: jogjakarta. JOUR

Laila, P.D., & Nurhayati, T. (2016). Pengetahuan siswi tentang personal hygiene
genetalia saat menstruasi di madrasah aliyah darul
huda.https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/view/405

Lestari, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Tentang Hygiene Dengan Sikap


Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Santriwatidi Pondok Pesantren Al-
Qodiri Kabupaten Jember.

Meinarisa. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menstrual Hygiene (PMH)


Terhadap Sikap Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Selama
Menstrual Vol 4 (!) Februari 2019 (141-149) http://www.researchgate.net/
publication//331451973_Penagruh_Pendidikan_Kesehatan_menstrual_hygie
ne_PMH_terhadap_sikap_remaja_putri_dalam_menjaga_kebersihan_diri_se
lama_menstruasi/link/5c7972f8299bf1268d309336/download diakses
tanggal 08 oktober 2019 pukul 00.16 wib

Mulyana, F. (2012). Gambaran tingkat pengetahuan tentang kesehatan organ


reproduksi wanita dan perilaku vulva hygiene pada remaja awal putri di
smp negeri 17 tanggerang selatan. FIK UI, 2012.

Notoatmodjo, S. (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan, edisi Revisi, PT.. Rineka


Cipta, Jakarta

Nur D.S & Gustina, E. (2015). Sumber informasi dan pengetahuan tentang
menstrual hygiene pada remaja putri.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/download/18362/17442
75

Nur, W.,Endang , Z., &Gus, P.M. (2016). Hubungan antara dukungan orang tua
dengan kesiapan Remaja putri dalam menghadapi menarche di sekolah
dasar Negeri 01 dukuh mojolaban sukoharjo.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/42390

Rossita, T (2019). Hubungan Pengetahuan Sumber Informasi Dukungan


KeluargaTerhadap Kejadian Pruritus Vulvae Saat Menstruasi Di Smpn 10
Bengkulu Selatan.. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnal.unived.ac.id/index.php/JM/artic
le/download/767/643/&ved=2ahUKEwj1oOHz5P_lAhVbcCsKHSfPC-
k4FBAWMAB6BAgAEAE&usg=AOvVaw30-tpzDMnV5jD8jFzvvROD

Rumun, J., & Peter, M.A., & Akpenpuun. (2014). Menstrual knowledge and
practices among adolescent females In makurdi metropolis.
https://www.academia.edu/download/40867045/KNOWLEDGE-vol-3-3-
gjiss.pdf

Setiadi. (2013). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawtan. Jakarta: Graha Ilmu

Siregar., & Satriawan, D. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Tentang


Menstruasi Dengan Kesiapan Remaja Putri Menghadapi Menarche Di Smp
Swasta Nurul Ilmi Padangsidimpuan

Shilpa, R., DKK. (2012). Perceptions regarding menstruation and Practices


during Menstrual cycles among high school going adole scent girls in
Resource limited setting saround Bangalore city, Karnataka, India.
https://www.iomcworld.org/articles/perceptions-regarding-menstruation-
and-practices-duringmenstrual-cycles-among-high-school-going-adolescent-
girls-in-resource-limited-settings-around-bangalore-city-karnataka-india.pdf

Solehati, T., Windani, M.S.C., & Imas R.C. (2019). Pengaruh Pengetahuan,
Sikap dan Tindakan Siswi Sekolah Dasar Terkait Genitalia Hygiene.
https://www.researchgate.net/publication/334297654_Pengetahuan_Sikap_
Dan_Tindakan_Siswi_Sekolah_Dasar_Terkait_Genitalia_Hygiene

Trisyani. M., & Solehat. `T. (2017). Hubungan sumber informasi dan usia remaja
puteri dengan prilaku perawatan diri saat menstruasi. Jkp – vulume 5
nomor 2 agustus 2017 https://www.researchgate.net/publication/
323632063_hubungan_sumber_informasi_usia_remaja_puteri_dengan_prila
ku_perawatan_diri_saat_menstruasi/link/5aa143beaca272d448b36075/down
loaddiakses tanggal 08 oktober 2019 pukul 00.20 wib

Panji, A.C., & Setiya, A. (2018). Faktor yang berhubungan dengan personal
hygiene saat menstruasi. Jurnal Kesehatan Manarang. Vulume 4, Nomor 2,
Desember 2018. Pp. 104-113. http://download.garuda.ristek
dikti.go.id/article.php?article=12603&title=Faktor%20yang
%20Berhubungan%20%dengan%20personal%20Hygiene%20Saat
%20Menstruasi diakses ditanggal 07 oktober 2019 pukul 23.45 wib.
76

Windayanti, H., Susanti, R., & Ema, R.A. (2019). Gambaran pengetahuan siswi
tentang kebersihan alat Kelamin saat menstruasi pada siswi di mts. At-
thosari Kabupaten semarang. http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/164

Yuni, N.E. (2015), Buku personal hygiene. Gen, Yogyakarta: Nuha medika.

Yusiana, M.A,. & Saputri, M.S.T. (2016). Perilaku Personal hygiene remaja puteri
pada saat menstruasi. Jurnal STIKes RS Baptis kediri, 9(1).JOUR.

Zainal, F.M., & Mu’taz, D.N. (2019). Faktor Dukungan Sosial Perilaku Personal
Hygiene Genitalia Napi Perempuan di Lapas Kelas IIA Sidoarjo.
http://103.114.35.30/index.php/JKM/article/view/2054

Anda mungkin juga menyukai