Anda di halaman 1dari 16

u Halaman 17 - 32

JIA Vol. XVI No.1,


Jurnal Ilmu Administrasi (JIA) pp (17-32) © 2019.
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi ISSN 1829 - 8974
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019 e-ISSN 2614-2597

EFEKTIFITAS KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA DALAM PELAYANAN


ADMINISTRASI DI KOTA DEPOK
Effectiveness of The Performance of Civil Servant in Administrative Services In Depok City

Muh. Kadarisman
Universitas Muhammadiyah Jakarta
e-mail: muh.kadarisman@umj.ac.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK

Article History : Pelayanan administrasi oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota
Dikirim Tgl. : 22 November 2018 Depok, telah menghasilkan kinerja nyata. Jika pelayanan ini terjadi stagnasi,
Revisi Pertama Tgl. : 06 Mei 2019 hampir dipastikan sektor lain terkena dampaknya. Efektifitas kinerja ASN di
Kota Depok adalah di antara faktor yang menentukan keberhasilan
Diterima Tgl. : 10 Juni 2019
organisasi, tujuan akhirnya berupa kepuasan publik atas pelayanan yang
didapatkan. Senyatanya di Kota Depok terindikasi bahwa ASN belum
optimal dalam memberikan pelayanan publik. Penelitian menggunakan
Kata Kunci :
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
efektifitas kinerja, pelayanan,
primer dengan wawancara mendalam; observasi; dan focuss group discussion,
aparatur sipil negara. serta validasi data dengan triangulasi. Hasil penelitian/Temuan: kinerja ASN
di Kota Depok terbukti sudah cukup efektif sesuai perencanaan dan harapan
Keywords : publik. Adanya kerjasama yang baik dalam menyelesaikan beban tugas, dan
performance effectiveness, pemanfaatan waktu secara optimal, sehingga dapat mencapai sasaran kerja
administrative services, civil individu dan tim sesuai perencanaan. Kegiatan tersebut, didukung sarana
servants. dan prasarana yang memadai, serta kemampuan ASN dalam beradaptasi
dengan lingkungan kerja. Rekomendasi: perlu dibuat time management yang
lebih baik di Pemerintah Kota Depok berkaitan dengan pencapaian dan
perwujudan visi, misi, tujuan, dan program kerja organisasi.

Abstract
Administrative services by the Civil Servant in Depok City have resulted in
real performance. If this service occurs stagnation, almost certainly other sectors will
be affected. The performance effectiveness of the Civil Servant is among the factors that
determine the success of the organization, the ultimate goal of public satisfaction with
the services obtained. In fact, in Depok, it is indicated that the Civil Servant not yet
optimal in providing public services. The research method uses descriptive method
with a qualitative approach. Data collecting using in-depth interviews; observation;
and focus group discussion, as well as data validation with triangulation. The result
showed that the Civil Servant performance in Depok City proved to be quite effective
according to planning and public expectations. The existence of good cooperation in
completing the task load, and optimal use of time so that it can achieve individual work
goals and teams according to planning. These activities, supported by adequate
facilities and infrastructure, and the ability of the Civil Servant to adapt to the work
environment. Recommendation: it is necessary to make good time management in the
Depok City Government regarding the achievement and realization of the
organization's vision, mission, goals, and work program.

A. PENDAHULUAN Depok adalah para pegawai yang berkedudukan


Kelancaran penyelenggaraan tugas sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk
pemerintahan dan pembangunan nasional sangat memberikan pelayanan kepada masyarakat
tergantung pada kesempurnaan aparatur Sipil (termasuk pelayanan di bidang administrasi)
Negara (ASN), sebagaimana yang dijelaskan dalam dengan “lima S (senyum, salam, sapa, semangat,
Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2014 tentang dan sepenuh hati). Dalam pelayanan administrasi
Aparatur Sipil Negara. Hasil observasi awal di tersebut, dikenal dengan pelayanan sepenuh hati,
lapang penelitian (field research) dan sebagai nilai yakni pelayanan yang berasal dari dalam sanubari
kebaruan menunjuk kan, bahwa ASN di Kota diri para ASN. Sanubari merupakan tempat

Jurnal 17
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

bersemayamnya emosi, watak, keyakinan, nilai, implementasi hak dan kewajiban antara Pemerintah
sudut pandang dan perasaan para ASN. Pelayanan Kota (Pemkot) Depok dan masyarakatnya yang
administrasi sepenuh hati ASN dilakukan harus diwujudkan secara berimbang dalam
berdasarkan pada pertimbangan logis (pikiran) dan penyelenggaraan pemberian pelayanan oleh ASN
perasaan. secara profesional sebagai tugas utamanya
Untuk itu, dalam pelayanan administrasi (Misnawati, 2016) (Kadarisman, 2013); (Daraba,
sepenuh hati di Kota Depok, yaitu bagaimana ASN 2015); (Mandey, 2015).
memandang diri sendiri, memandang orang lain Terkait hal tersebut, dari hasil observasi di
dan memandang pekerjaan. Dalam memandang lapang penelitian menunjukkan bahwa akhir-akhir
diri sendiri, ASN memiliki penuh kepercayaan diri ini tuntutan masyarakat di Kota Depok untuk
terhadap dirinya sendiri. ASN memiliki mendapatkan pelayanan secara kuantitas maupun
kemampuan berhubungan dengan orang lain. Suka kualitas terus mengalami peningkatan dari waktu
menyenangkan hati pelanggan dan tidak ke waktu sesuai dengan dinamika masyarakat.
memandang dirinya rendah karena pekerjaan. ASN Tuntutan tersebut semakin berkem bang, seiring
tidak hanya ramah dan profesional, tetapi juga dengan tumbuhnya kesadaran bahwa setiap warga
mampu menjalin hubungan emosional dengan masyarakat di Kota Depok memiliki hak untuk
setiap pelanggan yang datang. ASN bangga memperoleh pelayanan sebaik-baiknya dan seadil-
terhadap dirinya, karena selama ini belum pernah adilnya. Untuk merea lisasikan hak-hak masyarakat
merugikan orang lain, bahkan terus berusaha tersebut, maka di era desentralisasi yang semakin
menambah makna terhadap pekerjaannya. menguat ini, Pemerintah Kota Depok dituntut
Ditegaskan, bahwa pelayanan administrasi kepada bekerja lebih profesional, jujur, transparan, disiplin,
masyarakat di sini merupakan rangkaian kegiatan efektif dan efisien, serta mampu mengembangkan
administrasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan segala potensi daerah secara berkesinambungan,
pelayanan sesuai peraturan perundang - undangan sehingga kesejahteraan seluruh masyarakatnya
(Kadarisman, 2013). dapat segera diwujudkan secara adil dan merata
Hal tersebut adalah sejalan dalam rangka (Sari dan Hadijah, 2016); (Harlie, 2010).
mencapai misi Kota Depok yaitu “Meningkat kan Kurniawan (2017) menjelaskan bahwa
Kualitas Pelayanan Publik yang Profesional dan efektifitas kerja merupakan kemampuan
Transparan; Mengembangkan Sumber Daya melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan
Manusia yang Religius; Kreatif dan Berdaya Saing”. program atau misi) organisasi yang tidak adanya
Untuk merealisasikan harapan tersebut, maka tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaannya
motivasi, kepuasan kerja dan disiplin kerja yang (Botutihe, 2017). Fakta empirik menunjukkan,
menghasilkan efektifitas kinerja ASN adalah bahwa saat ini konsep desentralisasi dan otonomi
sebagai faktor kunci keberhasilan organisasi daerah di Kota Depok yang diartikulasikan oleh
(Apriani & Hartoyo, 2012) (Rahadian, 2016). Dalam daerah yang hanya terfokus pada usaha menata dan
kaitan ini dikemukakan bentuk pelayanan publik memercepat pembangunan, penerjemahan seper ti
yang merupakan salah satu persoalan krusial, ini ternyata belum cukup efisien dalam
karena substansi pelayanan publik selalu dikaitkan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Sebagai sebuah lembaga di daerah, pelayanan
seseorang atau kelompok orang atau instansi publik bidang administrasi di Kota Depok
tertentu untuk memberikan bantuan dan senantiasa berusaha menjamin keberlangsungan
kemudahan kepada masyarakat dalam rangka administrasi publik yang melibatkan pengem
mencapai tujuan tertentu (Randy, 2007); (Wahyudi, bangan kebijakan pelayanan dan pengelolaan
2011); (Mariati Rahman, 2017). sumber daya yang berasal dari dan untuk
Bentuk pelayanan tersebut di antaranya adalah kepentingan masyarakat.
pelayanan administratif sebagaimana Hasil observasi di lokasi penelitian
dikemukakan di atas, yaitu pelayanan yang menunjukkan bahwa pelayanan publik di bidang
menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi administrasi di Kota Depok semakin hari semakin
yang dibutuhkan oleh publik (Pasolong, 2014). Ada dibutuhkan masyarakat, hal ini sejalan dengan
pun pelayanan administrasi tersebut di antaranya tuntutan publik yang menghendaki pelayanan yang
adalah pelayanan di bidang perizinan yaitu Izin lebih cepat, tepat, nyaman, ramah, murah, adil, dan
Usaha Perdagangan dan Surat Izin Mengemudi transparan. Pelayanan publik merupakan ujung
(Baderan dan Ingo, 2018). Dengan demikian tombak penyelengga raan pemerintahan dalam
pelayanan publik di Kota Depok merupakan berhubungan pada masyarakat (Minfiattin, 2017).

18 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

Dengan demikian kesuksesan pelayanan publik birokrasi yang masih panjang, dan masih terjadinya
adalah kesuksesan pemerintah, namun fakta inefesiensi bahkan masih ditemukan adanya
menunjukkan bahwa di Kota Depok belum semua tindakan korupsi yang dilakukan oknum pejabat
kantor yang bertugas memberikan pelayanan ASN dan kurang adanya evaluasi secara objektif
bidang administrasi telah memiliki rumusan atas program kerjanya (Humas Pemkot Depok,
standar pelayanan minimal termasuk kualitasnya 2017); (Pratama dan Isnanik, 2018). Hal-hal tersebut
(Ishak, 2018). menunjukkan bahwa kinerja (performance) sebagian
Begitu pula tentang kinerja ASN di Kota Depok ASN di Kota Depok tersebut belum optimal,
dalam pelayanan administrasi masih dijumpai sehingga hal ini tentu dapat menghambat upaya
kendala misalnya adanya surat rekomendasi dari dalam meningkatkan kualitas kinerjanya
tokoh partai politik agar kepada orang tertentu birokratnya. Ditegaskan bahwa kinerja di sini
pelayanannya lebih didahulukan. Hal ini tentu bisa merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang
mempengaruhi kinerja ASN dan masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
lainnya yang telah antri lebih awal, namun tanpa kepadanya untuk mencapai target kerja (Mandasari,
rekomendasi dari pejabat tertentu. Dalam kegiatan 2017).
pelayanan pada masyarakat, maka organisasi Di samping itu, adanya pendidikan dan
pelayanan publik seringkali dihadapkan pada pelatihan (diklat) struktural, teknis dan fungsional,
masalah-masalah prioritas dalam memberikan adanya kegiatan seminar dan lainnya yang telah
pelayanan, sehingga mekanisme pelayanan kadang diikuti oleh ASN, namun hal tersebut belum
tidak sesuai dengan urutan-urutan pelayanan itu sepenuhnya mampu merubah kapasitas ASN di
sendiri. Di samping itu aspek manajemen belum Kota Depok, karena diklat yang telah diikuti
sepenuhnya berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip terbukti belum mampu membuat kinerja lebih
managerial, terutama dilihat dari mekanisme baik. Faktor penyebabnya di antaranya adalah
fungsi-fungsi pada masing-masing unit kegiatan tidak adanya evaluasi pasca diklat secara objektif di
dalam organisasi, bahkan sering terjadi adanya tempat kerja, serta latar belakang pendidikan yang
keluhan dari masyarakat, karena rendahnya kadang tidak sesuai dengan jabatan (the right man on
koordinasi pelayanan (Akhmad, 2016). the right place) (Jaenudin dan Frida, 2015).
Di samping itu, juga ditemukan adanya
beberapa masyarakat yang sulit untuk mengikuti
peraturan atau kebijakan yang telah menjadi B. LANDASAN TEORITIS
persyaratan mendapatkan layanan, misalnya dalam Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara
pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Terkait bahasan ini, berikut dikemukakan
Ijin Usaha Industri. Ke dua surat ijin tersebut, terlebih dahulu pemahaman tentang konsep
walaupun Standart Operating Procedure (SOP) sudah efektifitas. Secara umum istilah efektifitas yang
ditampilkan di papan di dekat loket pelayanan oleh digunakan dalam lingkungan organisasi publik
petugas di Kota Depok, namun ternyata masyarakat adalah untuk menggambarkan tepat tidaknya
masih sering mengalami kesulitan dalam sasaran yang dipilih organisasi tersebut. Makna
memenuhi persyaratan yang ditentukan, sehingga efektifitas dapat dilihat dari manfaat atau pun
hal ini mengakibatkan pelayanan menjadi lebih keuntungan atas sesuatu yang dipilih untuk
lama. Sementara itu, juga diketemukan adanya kepentingan organisasi, bahkan efektifitas sering
beberapa ASN yang memberikan pelayanan kurang digunakan untuk mengukur keberhasilan yang
cepat tanggap, misalnya dalam melayani dicapai oleh organisasi publik terkait dengan
masyarakat di Kota Depok tidak langsung segera program-progam yang direncanakan. Effendy
menerima kehadiran orang-orang tersebut seperti (2017) menjelaskan, efektifitas adalah komunikasi
menunda-nunda layanan dengan alasan sedang yang prosesnya mencapai tujuan yang
sibuk, atau sedang rapat, masih dinas luar dan direncanakan sesuai dengan biaya yang
sebagainya. Terdapat pula ASN yang datang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah
terlambat, baik jam masuk di pagi hari maupun personil yang ditentukan.
datang terlambat setelah jam istirahat siang atau Dengan demikian, efektifitas di sini berarti
pulang kantor lebih awal, serta kurang ramah dalam tercapainya sasaran atau tujuan yang telah
melayani masyarakat dengan menunjukkan sikap ditentukan sebelumnya, dan merupakan sebuah
yang tidak simpatik. pengukuran bahwa suatu target telah tercapai
Terdapat pula sebagian ASN yang sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Ahli
kompetensinya belum sesuai standart, atau proses lain (Kurniawan, 2017) menjelaskan efektifitas

Jurnal 19
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

merupakan kemampuan melaksana kan tugas, produktivitas kerjanya (Umaternate, et.al., 2015).
fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari Dengan demikian untuk mengetahui kinerja
suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya pegawai, maka perlu adanya evaluasi kinerja secara
tekanan atau ketegangan di antara pelaksanaannya. objektif sehingga ASN akan berusaha
Pengertian tersebut menegaskan bahwa efektifitas meningkatkan kinerjanya (Lumentah, et, al., 2015)
merupakan tahap dicapainya keberhasilan dalam (Pasumah dan Ogotan, 2015). Ahli lain menegaskan
tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu bahwa kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
terkait dengan hubungan antara hasil yang fungsi-fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya suatu profesi dalam waktu tertentu (Wirawan,
dicapai. 2009).
Pengelolaan organisasi publik dikatakan Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat
berhasil apabila sasaran atau tujuan yang ditegaskan di sini bahwa “Efektifitas kinerja ASN,
ditetapkan mampu dilaksanakan, dan memberikan merupakan tahap keberhasilan kerja ASN dalam
kegunaan bagi organisasi publik tersebut. Istilah mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat
efektifitas dalam ruang lingkup organisasi publik, dicapai di unit kerja sesuai tanggung jawab masing-
biasanya dikaitkan dengan pelaksanaan program masing atau tanggung jawab bersama dalam rangka
yang ditetapkan atau kegiatan-kegiatan yang pencapaian tujuan organisasi sesuai prinsip-prinsip
dilakukan organisasi publik untuk memajukan dan yang ditetapkan baik dalam hal kerjasama,
mengembangkan organisasi tersebut. Untuk pemanfaatan waktu, penggunaan sarana dan
melaksanakan program atau kegiatan ini harus prasarana, maupun kemampuan beradaptasi
didukung dengan sumber daya manusia (SDM) dengan lingkungan kerja. Ada pun indikator atas
yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memadai aspek “Efektifitas Kinerja ASN” di sini meliputi: 1)
yakni kemampuan, pengetahuan/keahlian, dan efektifitas Kerjasama; 2) Efektifitas Memanfaatkan
keterampilan, serta perilaku kerja positip. Efektif Waktu; 3) Efektifitas Penggunaan Sarana dan
tidaknya suatu program yang dilaksanakan dinilai Prasarana; dan 4) Efektifitas Adaptasi Dengan
dari kemampuan ASN yang menjalankannya Lingkungan.
dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang Ditegaskan lebih lanjut tentang alasan keempat
ditetapkan, dan penilaian semacam ini bertujuan indikator tersebut ditetapkan dalam Aspek
untuk mengukur kinerja ASN yang ada. Efektifitas Kinerja ASN adalah sebagai berikut.
Kinerja ASN adalah perilaku yang nyata Kerjasama dalam kinerja oleh ASN adalah suatu
ditampilkan setiap pegawai sebagai prestasi kerja perbuatan bantu membantu atau suatu perbuatan
yang dihasilkan sesuai dengan perannya dalam yang dilakukan secara bersama-sama oleh ASN
organisasi dan prinsip-prinsip yang ditetapkan baik dengan rekan sejawatnya atau pihak lain untuk
dalam kerjasama, pemanfaatan waktu, penggunaan mencapai tujuan bersama dalam organisasi.
sarana dan prasarana, maupun kemampuan Tujuan daripada ASN melakukan kerjasama,
beradaptasi dengan lingkungan kerja (Kadarisman, adalah untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan
2018). Kinerja tersebut merupakan keadaan yang bersama dalam organisasi maupun antar organisasi
terlaporkan, transparan, dan dikonfirmasi kepada atau instansi lainnya. Agar para ASN yang bekerja
pihak-pihak tertentu untuk mengetahui sama itu dapat mencapai tujuan, maka perlu adanya
keberhasilan dalam mencapai visi lembaga, serta hubungan yang baik atau dibangun hubungan
mengetahui dampak negatip dan positip dari suatu koordinasi. Hubungan yang dilakukan oleh para
operasional kebijakan yang ditetapkan baik dalam ASN dalam usaha mencapai tujuan bersama
hal kerjasama, pemanfaatan waktu, penggunaan dinamakan hubungan kerja, yaitu hubungan baik
sarana dan prasarana, maupun kemampuan secara horizontal (sesama rekan kerja) maupun
beradaptasi dengan lingkungan kerja. vertikal dengan unsur pimpinan (Lie, 2015).
Ahli lain (Kasmir, 2016) mengemukakan bahwa Ada pun manfaat kerjasama tersebut antara
kinerja adalah hasil kerja dan perilaku kerja lain dapat membantu pembinaan hubungan
seseorang dalam satu periode biasanya 1 (satu) kebersamaan, sehingga membantu organisasi dan
tahun. Hal senada juga dikemukakan oleh ASN untuk mengembangkan rasa saling hormat,
Marwansyah (2010), bahwa kinerja adalah dan saling menerima dalam konteks kerja. Hal ini
pencapaian atau prestasi seseorang berkenaan juga membantu ASN untuk mengakui kekuatan dan
dengan tugas-tugas yang dibebankan kepada nya. kelemahan masing-masing individu ASN,
Dengan demikian, dalam pelayanan publik bidang menggunakan nya, dan menyumbangkannya
administrasi tersebut, maka hal ini adalah sebagai untuk perkembangan organisasi lebih lanjut.

20 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

Selanjutnya terkait alasan menetapkan indikator Adaptasi Dengan Lingkungan Kerja”. Alasan
“Efektifitas Memanfaatkan Waktu” dalam “Aspek indikator ini dipilih dalam mendukung aspek
Efektifitas Kinerja ASN”, dapat dijelaskan bahwa Efektifitas Kinerja ASN, bahwa lingkungan kerja
waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, karena adalah suatu lingkungan dimana para ASN dapat
waktu yang hilang sampai kapan pun tidak akan bekerja menyelesaikan tugas sesuai dengan target
pernah bisa kembali. Pengaturan waktu yang efektif yang ditetapkan. Semakin baik lingkungan kerja
bagi ASN merupakan hal yang mendasar untuk yang disediakan oleh organisasi, maka akan
lingkup berbagai pekerjaan. mempengaruhi semakin baiknya kerja ASN dalam
Manajemen waktu dapat membuat ASN mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
menyelesaikan pekerjaan secara cepat, dan dapat Apabila indikator ini tidak ada, maka
meningkatkan kualitas kinerja organisasi. organisasi sulit untuk meningkatkan efektifitas
Manajemen waktu merupakan alat yang efektif kinerja pegawainya. Lingkungan kerja dalam suatu
untuk membantu ASN maupun organisasi meraih organisasi publik, baik besar maupun kecil, akan
sasarannya. Efektifitas memanfaatkan waktu membentuk lingkungan tersendiri. Lingkungan
membuat ASN lebih produktif, dapat menghindari tersebut berbentuk akibat dari adanya sekelompok
hambatan dan gangguan yang menghalangi dari orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan
tujuan organisasi. Sebuah sistem manajemen waktu tertentu. Lingkungan kerja pada suatu organisasi
yang sesuai dengan kebutuhan, dapat membantu bisa berbeda dengan lingkungan pada organisasi
ASN menyelesakan pekerjaan dalam waktu singkat. yang lainnya, perbedaan ini disebabkan ciri dari
Karena sistem manajemen waktu yang efektif, maka karakter kegiatan yang berlangsung di dalamnya.
membantu ASN membuat prioritas dan
mengurangi kecenderungan untuk menunda- Pelayanan Administrasi
nunda pekerjaan, serta membantu ASN Pelayanan pada hakekatnya adalah
menghindari “tabrakan waktu”. Faktor-faktor yang serangkaian kegiatan atau merupakan proses yang
mempengaruhi efektifitas kerja antara lain masalah berlangsung secara rutin dan berkesinambungan,
waktu, ketepatan waktu dalam menyelesaikan meliputi seluruh kehidupan orang dalam
suatu pekerjaan merupakan faktor utama (Gie, masyarakat (Muliaty, 2016). Ada pun pelayanan
2000). Semakin lama tugas yang dibebankan itu administrasi adalah bagian dari pelayanan publik,
dikerjakan, maka semakin banyak tugas lain yang dan menjadi ranah negara melalui pemerintah yang
menyusul dan hal ini memerkecil tingkat efektifitas berinteraksi dengan lembaga non pemerintah dan
kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit. warga negaranya dalam menyediakan kebutuhan
Indikator Efektifitas Kinerja ASN berikutnya masyarakat terhadap barang dan jasa publik secara
adalah “Efektifitas Penggunaan Sarana dan luas. Pelayanan publik menjadi titik strategis untuk
Prasarana”. Alasan indikator ini ditetapkan dalam mewujudkan good governance (Wahyuni, 2014
mendukung “Aspek Efektifitas Kinerja ASN” (Koeswara & Liesmana, 2014). Di samping itu,
adalah bahwa ukuran efektifitas harus didasarkan paradigma baru pelayanan publik saat ini
pada sarana maupun prasarana organisasi. mengisyaratkan bahwa kedudukan masyarakat
Tersedianya sarana dan prasarana dibutuhkan menjadi semakin krusial dalam proses pelayanan
untuk menunjang proses dalam pelaksanaan suatu (Ibrahim, 2018).
program agar berjalan dengan efektif. Salah satu Pengertian administrasi itu sendiri dapat
perspektif tentang kinerja ASN yang berkualitas bersifat luas, tetapi dapat juga sempit (Pasalong,
ialah tersedianya penunjang proses kerja yang 2014). Administrasi dalam arti luas merupakan
memadai. Ketersediaan sarana dan prasarana kerja proses penyelenggaraan kegiatan organisasi untuk
ASN merupakan salah satu faktor penunjang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan
proses pencapaian tujaun organisasi. Dengan menggunakan SDM (human) dan bukan manusia
mengoptimalisasi pengguna an dari sarana dan (non human). Dalam arti sempit, administrasi adalah
prasarana hingga tujuan kegiatan kerja efektif dan proses kegiatan yang dilakukan dan melibatkan
efisien bagi ASN dapat tercapai dengan sebagian orang dalam organisasi, untuk mencapai
pengelolaannya yang efektif dan efisien pula. bagian sasaran antara yang ditetapkan. Dengan
Jadi dapat dikatakan bahwa sarana dan demikian, administrasi di sini adalah penerapan
prasarana Kerja bagi ASN merupakan kemampuan dan keterampilan kerja sehingga
perlengkapan atau peralatan yang dimanfaat kan tercapai tujuan secara efektif dan efisien melalui
organisasi. Indikator terakhir dalam “Aspek tindakan rasional. Tujuan secara efektif dan efisien
Efektifitas Kinerja ASN” adalah “Efektifitas melalui tindakan rasional dapat terwujud, apabila

Jurnal 21
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

ada perencanaan yang realistik dan benar-benar output yang minimal dalam mencapai hasil kerja
tepat, logis, dan dapat dikerjakan. Hal senada yang maksimal (Wahyuni, dkk., 2017 (Rahman,
dikemukakan oleh Gullick (2010: 52) yaitu 2017); (Parasuraman, et al , 1985).
Administrstion has to do with getting things done, with
the accomplishment of defenid objectives. Jadi menurut
Gullick, administrasi berkenaan dengan C. METODE
penyelesaian hal apa yang hendak dikerjakan, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
dengan tercapainya tujuan-tujuan yang hendak hal ini dimaksudkan mendapatkan fakta-fakta
ditetapkan. empirik di lapang penelitian (field research) tentang
Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa kinerja Aparatur Sipil Negara dalam pelayanan
pelayanan administrasi di sini adalah jenis administrasi di Kota Depok. Selanjutnya melakukan
pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan interpretasi secara tepat, dan melukiskan secara
berupa pencatatan, penelitian, pengambilan akurat sifat dan tindakan dari fenomena kelompok
keputusan, rekomendasi dan kegiatan tata usaha maupun individu pada tataran empiris. Penelitian
lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan ini bersifat realitas dan holistik (utuh), dinamis
produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, (tidak tetap), kompleks, saling memengaruhi,
ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain penuh makna dan terikat nilai. Memahami makna
(Pasalong, 2014). Untuk meningkatkan efektifitas realitas yang kompleks, mengonstruksi fenomena,
dan efisiensi dalam pelayanan administrasi, adalah dan bersifat induktif). Dalam penelitian ini
melalui perumusan kembali perencanaan strategi, digunakan pendekatan kualitatif, karena dilakukan
memberikan penghargaan atas kinerja pegawai, dengan memahami, mengamati dan menangkap
berorientasi pada publik dalam memberikan realitas/fenomena empirik yang menggunakan
kualitas pelayanan, dan memberdayakan pegawai latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
(Ibrahim, 2018). fenomena yang terjadi.
Semakin tingginya mobilitas, masyarakat Jadi, penelitian kualitatif di sini didasarkan
menuntut setiap organisasi pemerintah untuk pada upaya membangun pandangan mereka yang
memerbaharui cara-cara lama sekaligus diteliti secara rinci, dibentuk dengan kata-kata,
menciptakan inovasi layanan terbaru yang sesuai gambaran holistik dan rumit, membangun
dengan keinginan dan tuntutan publik (Handayani , pandangan subjek penelitian yang rinci (perspektif
2016). Penyelenggaraan pelayanan publik emik) latar alamiah atau pada konteks dari suatu
merupakan upaya Negara untuk memenuhi keutuhan (entity) dan uraian secara rinci (thick
kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga description) (Kadarisman, 2010). Penelitian ini
Negara atas barang, jasa, dan pelayanan dilaksanakan di kantor Pemkot Depok, yang
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelaksanaannya adalah awal Januari 2018 sampai
pelayanan publik (Lembaga Administrasi Negara, dengan April 2018. Instrumen penelitiannya
2003) (Pratama, dkk., 2018). Dengan demikian, menggunakan: 1. pengamatan (observasi langsung),
pentingnya diwujudkan inovasi dan Good yaitu dilakukan melalui pengamatan langsung atau
Governance melalui pelayanan publik (Wahyuni, peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan
2014); (Dwiyanto, 2014); (Rahman, 2017); (Aagaard, atau lokasi penelitian; 2. wawancara mendalam
Peter, 2012); (Jalonen, 2016); (Kurniasari, dkk., 2017); (indepth interview), adalah proses memperoleh
(Prawira, dkk., 2014); (Suwastiti, dkk., 2016). keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanat kan tanya jawab sambil bertatap muka antara
kepada Negara untuk memenuhi kebutuhan dasar pewawancara dengan para Informan dengan
setiap warga Negara demi kesejahteraannya, menggunakan alat yang dinamakan interview guide
sehingga efektifitas suatu sistem pemerintahan (panduan wawancara).
sangat ditentukan oleh baik buruknya Selanjutnya 3. Focus Group Discussion (FGD),
penyelenggaraan pelayanan publik termasuk merupakan kelompok diskusi terarah, sehingga
kearifan lokalnya (Awar, dkk., 2017) (Saputra, dkk., memberikan kemudahan dan peluang bagi peneliti
2018). Masyarakat menuntut pelayanan yang efektif untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan
dalam berbagai hal, yakni dalam penyelesaian memahami persepsi, sikap, serta pengalaman yang
pekerjaan secara efektif berarti menyelesaikan dimiliki oleh para Informan berjumlah 4 orang; 4.
pekerjaan secara tepat waktu sesuai dengan Triangulasi (cek & ricek), di sini lebih kepada validasi
kuantitasnya dan kualitas standar pelayanan yang atas data kualitatif dan data kuantitatif yang ada; 5.
ditentukan serta penggunaan sumber daya atau pun Dokumentasi, yaitu informasi diperoleh lewat fakta

22 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, baik, dan terjadinya komunikasi, koordinasi, dan
buku, arsip foto, hasil rapat, jurnal, hasil penelitian negosiasi secara efektif sehingga mampu
terdahulu yang relevan, peraturan perundang- menghasilkan kinerja sesuai target yang
undangan dan sebagainya terkait kinerja Aparatur direncanakan serta disiplin dan motivasi/kepuasan
Sipil Negara dalam pelayanan administrasi di Kota kerja tinggi (Putra & Ruzikna, 2017) (Franklin &
Depok (Moleong, 2010). Pagan, 2016) (Sari dan Hadijah, 2018).
Teknik Penentuan Informan dilakukan dengan Hal senada dikemukakan hasil wawancara
teknik purposive, yaitu pemilihan dilakukan secara mendalam dengan para Informan Kunci maupun
sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan Informan Pendukung bahwa kerjasama atau team
dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian work oleh para ASN di Pemkot Depok dapat
dengan pertimbangan bahwa informan tersebut diartikan sebagai kerja tim atau kerjasama. Team
benar-benar memahami substansi penelitian dan work atau kerjasama tim, merupakan bentuk kerja
Peneliti di sini sebagai Informan Utama. Dalam kelompok ASN di Pemkot Depok baik dalam unit
penelitian ini sebagai Informan Kunci adalah tertentu maupun antar unit kerja di lingkungan
sebanyak 3 orang pegawai Pemkot Depok yaitu Pemkot Depok dengan keterampilan yang saling
Sekretaris Daerah; Kepala Badan Kepegawaian; dan melengkapi, serta berkomitmen untuk mencapai
Asisten Administrasi. Sebagai Informan misi yang sudah disepakati sebelumnya untuk
Pendukung adalah sebanyak 5 orang pegawai mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien
Pemkot Depok yaitu Sekretaris Badan dalam kinerja dan terdapat pengukuran dalam
Kepegawaian; Kepala Bidang Data dan performance tersebut (Chairunisa, dkk, 2015)
Administrasi Kepegawaian; Kepala Bidang (Gedeona, 2015). Pada umumnya ASN di Pemkot
Pendidikan dan Pelatihan; Kepala Bidang Depok menyadari bahwa teamwork merupakan
Pengembangan Karier; dan Kepala Bidang peleburan berbagai pribadi ASN yang ada yang
Pembinaan dan Disiplin Pegawai. menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan
Di samping itu, terdapat 2 orang pegawai bersama.
Pemkot Depok di luar 8 orang Informan tersebut Sebuah tim kerja tersebut, sangat
yang ditetapkan sebagai Informan dalam Focus membutuhkan kemauan untuk saling
Group Discussion (FGD), yaitu Sekretaris Badan bergandengan-tangan, komunikasi, negosiasi,
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Depok; kepemimpinan dan bahu membahu menyelesaikan
dan Staf Ahli Bidang Pemerintahan Kota Depok. pekerjaan yang dibebankan pada tim, serta
Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu semangat kepublikan Birokrasi di era reformasi
tahap reduksi data, display data, dan kesimpulan (Aries & Baskoro, 2017); (Iskandar, 2016). Para ASN
atau verifikasi (Cresswell, 2015). di Pemkot Depok sadar, bahwa bisa jadi satu orang
pegawai tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan tertentu, namun
D. PEMBAHASAN dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah
Efektifitas Kerjasama ASN yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi
Terkait indikator penelitian ini, berikut untuk satu tujuan bersama serta saling
dikemukakan hasil FGD bahwa hasil kerja yang melengkapiantar sesama.
ditunjukkan Pemkot Depok adalah kinerja seluruh Penjelasan tersebut didukung hasil proses
ASN di Pemkot Depok dalam menyelesaikan tugas- triangulasi yang menunjukkan bahwa kerja tim di
tugas yang harus dikerjakan, dan hasilnya bisa antara ASN di Pemkot Depok adalah sebagai proses
memberikan kepuasan bagi masyarakatnya. Oleh kerja sebagaimana dinyatakan oleh Buchholz (2000),
karena itu, hasil kerja ASN tersebut telah memberi bahwa “Teamwork is the process of working in a group by
manfaat dalam menyelesaikan tugas dan fungsinya. participative leadership, shared responsibility, aligned on
Untuk mengetahui kerjasama para ASN di Pemkot purpose, intensive communication, future focused,
Depok, sebagian besar pegawai tersebut ternyata focused on task, creative talents and rapid response to get
telah memiliki hasil kerja (output) yang cukup baik the aims of the organization ”(Liden et al, 2001).
sesuai perencanaan kerja yang ada. Untuk Sajangbati, (2013) (Suryadi, (2010) (Akhmad , (2017)
menciptakan hasil kerja para ASN di Pemkot Depok menegaskan bahwa kerja tim adalah proses kerja
yang optimal tersebut, tentu dipengaruhi juga dalam kelompok dengan adanya kepemimpinan
dengan berbagai fasilitas yang memadai, komitmen yang partisipatif, tanggung jawab yang terbagi,
yang sungguh-sungguh di samping kerjasama penyamaan tujuan, komunikasi yang intensif, fokus
membangun team work yang tangguh, disiplin yang pada masa depan, fokus pada tugas, bakat kreatif

Jurnal 23
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

dan inovatif, disiplin serta cepat tanggap atau Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
respek yang siap dilakukan untuk mencapai tujuan efektifitas kerjasama ASN dalam pelayanan publik
organisasi. Dengan demikian, saling mengerti dan di Kota Depok sudah cukup baik. Berdasarkan hasil
mendukung satu sama lain, merupakan kunci penelitian yang telah diuraikan mengenai efektifitas
kesuksesan dari teamwork tersebut. kerjasama dapat ditunjukkanASN di Pemkot
Di antara ASN di Pemkot Depok tidak pernah Depok, dalam melakukan kerjasama antar pegawai
mengabaikan dukungan ini, walaupun tidak bisa tersebut sangatlah diperlukan dalam menghasilkan
dipungkiri terdapat pula pegawai yang kurang kinerja pegawai yaitu adanya komunikasi dan
mempedulikannya. Sedang dari hasil observasi koordinasi yang baik antara pegawai yang satu
dapat dijelaskan bahwa meskipun sering terjadi dengan lainnya. Unsur pimpinan, unit pengawasan,
perbedaan pemahaman serta perselisihan antar dan unit kepegawaian telah melakukan monitoring
pribadi pegawai, namun dalam tim tersebut mampu dan mengawasi kinerja ASN di Pemkot Depok,
segera dikesampingkan terlebih dahulu. Hal ini sehingga kinerja pegawai tersebut dapat dicapai
disadari bahwa apabila perselisihan tersebut tidak lebih maksimal. Dalam kinerja tersebut, bisa
dikesampingkan, maka kehidupan dalam tim jelas dikelola baik secara individual performance maupun
akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi dalam work groups (Liden, et al. 2001), serta
berasal dari latar belakang unit kerja yang berbeda pentingkan dibangun Manajemen Pelayanan
yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Terpadu (Hidayah, 2015).
Pentingnya dibangun proses negosiasi atau
pembagian kekuasaan/kewenang an, antara Efektifitas Memanfaatkan Waktu
pemangku kepentingan yang sepenuhnya untuk Dalam mencapai hasil kerja yang baik oleh para
mendukung proses dan layanan publik (Hamudy, ASN di Pemkot Depok, senantiasa memanfaatkan
2010). waktu yang tersedia, artinya tidak menyianyiakan
Oleh karena itu, sangat penting untuk waktu yang sangat berharga, sehingga beban kerja
menjunjung tinggi kesadaran akan kebersamaan yang harus diselesaikan oleh tim kerja tersebut
sebagai anggota tim di atas segalanya. Untuk dapat diselesaikan dengan sangat baik dan disiplin
membentuk dan membangun team work yang solid tepat waktu. Penjelasan tersebut dikemukakan dari
di Pemkot Depok, tentu tidak semudah membalikan hasil wawancara dengan para Informan
telapak tangan. Team work yang solid, akan Pendukung, yang menjelaskan bahwa pemanfaatan
menciptakan hasil kerja yang maksimal dalam suatu waktu kerja oleh para ASN di Pemkot Depok telah
tim tersebut, kinerja organisasi dan dukungan dilakukan dengan menerapkan disiplin waktu kerja
perilaku organisasi yang konstruktif (Indermun & yang tinggi. Hal ini juga sesuai dengan yang
Bayat, 2013) (Gibson, et al. 2000). Dijelaskan, bahwa dikemukakan oleh Apriani & Hartoyo, (2012).
kinerja merupakan hasil pekerjaan yang Diperlukan time management dalam mencapai
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis kinerja secara efektif dan efisien yaitu tentang
organisasi, kepuasan masyarakat, dan memberikan perencanaan hari/waktu supaya bisa melakukan
kontribusi pada eksistensi instansi di Kota Depok penggunaan paling baik atas waktu yang dimiliki.
baik dalam skala lokal, nasional maupun Terkait hal ini, Singh & Jain (2013) mengemukakan
internasional. bahwa time management adalah tindakan atau proses
Kerjasama tim adalah kelompok ASN di perencanaan dan pelaksanaan pantauan sadar atas
Pemkot Depok, yang usaha-usaha individual nya sejumlah waktu yang digunakan untuk aktivitas
menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah khusus, terutama untuk meningkatkan efektifitas,
masukan individual. Hal ini memiliki pengertian efisiensi, dan produktivitas. Dengan demikian,
bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim, lebih terhindat atas hal-hal yang tidak diinginkan seperti
baik daripada kinerja per individu ASN yang ada di konflik, dan stres kerja (Nur, 2013). Humes (dalam
Pemkot Depok. Namun, masing-masing ASN Adebisi, 2013), menegaskan bahwa time management
tersebut tetap terdiri atas individu-individu yang secara singkat dapat diartikan sebagai suatu seni
tangguh, sehingga menyatu dalam tim menjadi tim mengatur, mengorganisasi, menjadwalkan, serta
kerja yang hebat dan berkualitas (Hosmani & mengang garkan waktu seseorang untuk
Shambhushankar, 2014). Kinerja organisasi yang menghasilkan kerja lebih efektif dan produktif.
unggul tercermin dalam implementasi e-government Waktu adalah sumber daya berharga, tidak
dan mewujudkan pemerintahan modern yang dapat diganti dan tidak dapat diubah. Maka dari itu,
akuntabel, disiplin, dan transparan (Nurhakim, sangat perlu untuk menggunakan waku dengan
2014); (Denhardt, et al, 2003). bijaksana. Time management mencakup tindakan

24 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

menata, menjadwal, mengorganisasi, dan antara manajemen waktu dengan efektifitas kerja
mengalokasikan setiap waktu seseorang yang pada karyawan. Semakin baik manajemen waktu,
digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas maka semakin baik pula efektifitas kerjanya.
hariannya. Terkait pemanfaatan waktu tersebut, Sebaliknya, semakin buruk manajemen waktu,
misalnya jam masuk kerjadan pulang kerja ASN di maka semakin buruk pula efektifitas kerjanya.
Pemkot Depok adalah berdasarkan Keputusan Waktu di sini merupakan salah satu hal penting
Walikota Depok Nomor: 061.2/204/Kpts/Ortala/ yang perlu diperhatikan dan dipatuhi, karena
Huk/2006 tentang Penetapan Hari dan Jam Kerja di sedikit pun waktu yang Tuhan sediakan tidak akan
Lingkungan Pemkot Depok. Hari Senin s.d Kamis: 1. pernah bisa diulangi (Talasaz et al, 2014). Menjaga
Pukul 07.30 WIB: Masuk Kerja (diawali apel pagi); 2. efektifitas dan efisiensi waktu adalah salah satu hal
Pukul 12.00-12.30 WIB: Istirahat; 3.Pukul 15.30 WIB: wajib yang harus dilakukan, terutama dalam
Pulang Kerja b. Hari Jum'at: 1. Pukul 07.30 WIB: bekerja. Manajemen waktu diperlukan, agar ASN di
Masuk Kerja (diawali apel pagi); 2. Pukul 11.30- Pemkot Depok tersebut bisa lebih disiplin dalam
13.00 WIB: Istirahat 3. Pukul 16.30 WIB: Pulang mengelola beban tugas organisasi yang terus
Kerja. bertambah dan semakin kompleks. Penjelasan
Masalah time management tersebut merupakan tersebut didukung dengan hasil FGD bahwa
hal umum bagi banyak orang maupun instansi, dan meskipun melakukan atau memanfaatkan waktu
banyak orang mengakui dan merasakan tentang bagi para ASN di Pemkot Depok tersebut bukanlah
perlunya, namun dalam kenyataannya tidak sedikit satu hal yang mudah, namun butuh kebiasaan dan
yang tidak memerhatikan, menerapkan, dan mungkin sedikit paksaan dari dalam diri para
mematuhinya. Dari hasil wawancara mendalam pegawai sendiri sehingga terbangun budaya kerja
dengan para Informan Kunci yang didukung hasil organisasi yang tinggi, hal ini sesuai yang
proses triangulasi ditegaskan bahwa ASN di dikemukakan baik oleh Wayan & Riana, (2015)
Pemkot Depok dalam memberikan pelayanan maupun Jamaluddin dkk, (2017).
publik rata-rata sudah tepat waktu, karena pegawai Kendati demikian, bukan hal yang tidak
dalam melayani masyarakat telah mempunyai mungkin ASN di Pemkot Depok bisa memiliki
aturan yang jelas,dan adanya standart Operating manajemen waktu yang baik tersebut. Dalam
Procedure (SOP) yang senantiasa ditaati, sehingga kerangka percepatan kinerja ASN di Pemkot Depok
pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tersebut, telah digulirkan trikarsa birokrasi yang
disiplin waktu kerja dan komitmen yang baik. Dari antara lain memuat penguatan soliditas aparatur.
hasil proses triangulasi diinformasikan bahwa Berikut penguatan akses pelayanan yang semakin
masing-masing ASN di Pemkot Depok telah mudah, nyaman & aman. Hal ini terus diperkuat
ditetapkan job description-nya, sehingga apa yang dengan penanaman spirit terhadap nilai-nilai
telah ditulis dalam job description tersebut kemudian organisasi yang sekaligus menjadi kunci
diwujudkan dengan kerja nyata dan tepat waktu. kepemimpinan bersama, yang memuat komitmen
Ada pun langkah-langkah kerja para ASN di (commitment), unggul (competitiveness), jujur
Pemkot Depok tersebut adalah sebagai berikut. (integrity), ahli (professional & accountable), normatif
Pertama, dengan membuat daftar dan menentukan (normative) serta gagasan (innovation) (Kholisa,
prioritas sasaran dalam minggu pertama sampai 2012). Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa
minggu keempat dalam setiap bulannya, sehingga dalam memanfaatkan waktu, ASN di Pemkot
didapatkan progres report yang dicapai selama kurun Depok sudah cukup disiplin karena jam masuk kerja
waktu seminggu itu. Kedua, dengan meggunakan pegawai di Pemkot Depok yaitu dari jam 07.30 WIB
daftar pekerjaan yang harus dituntaskan hari ini, s.d jam 16.00 WIB pada umumnya telah ditaati.
membuat ASN tersebut menentukan skala prioritas Namun tetap saja masih terdapat beberapa pegawai
(Kadaris mаn, 2012). Hasil observasi menambahkan yang datang terlambat dan pulang sebelum jam
bahwa ASN di Pemkot Depok tersebut telah kerja berakhir.
menetapkan mana yang lebih mudah dulu Pimpinan yang ada di Pemkot Depok juga telah
dikerjakan, dan disesuaikan dengan kondisi para memberikan peringatan atau saksi terhadap
ASN sendiri. Pentingnya manajemen waktu, agar pegawai yang melanggar ketentuan yang berlaku
ASN di Pemkot Depok lebih produktif dalam dan apabila tetap ada pegawai yang melanggar,
bekerja. Uraian tersebut didukung dengan hasil maka tidak segan-segan sangsi atau hukuman
penelitian yang dilakukan oleh Kholisa (2012), disiplin tetap dijatuhkan sesuai Peraturan
Baharuddin, dkk , (2017), dan Maydiana, dkk. (2008) Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
yang menegaskan bahwa terdapat hubungan positif Pegawai Negeri Sipil. Ke depan tentu berharap tidak

Jurnal 25
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

ada lagi pegawai yang datang terlambat dan pulang mencapai tujuan. Sarana dan prasarana Pemkod
sebelum waktunya, artinya semuanya benar-benar Depok menjadi bagian penting yang perlu
taat pada ketentuan jam kerja kantor, dan tidak disiapkan secara optimal dan berkesinambungan,
sekedar masuk kantor tetapi juga disiplin kerja, sehingga dapat menjamin kelancaran aktivitas kerja
sehingga pegawai mampu menghasilkan kinerja para ASN, artinya tanpa adanya sarana maupun
secara optimal. prasarana yang memadai maka jangan berharap
ASN mampu bekerja secara optimal, sehingga ASN
Efektifitas Penggunaan Sarana dan Prasarana nya juga harus dipersiapkan kemampuanya,
Terkait bahasan indikator ini, berikut pengetahuannya, keterampilan nya maupun
dikemukakan hasil wawancara mendalam dengan perilaku kerjanya.
para Informan Kunci, bahwa terkait efektifitas Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya
dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada penambahan sarana dan prasarana kantor untuk
di Pemerintah Kota Depok. Sarana dan prasarana di mendukung pelayanan kepada masyarakat agar
Pemkot Depok merupakan suatu alat yang lebih berhasil dalam menjalankan beban tugasnya.
menunjang pada pekerjaan ASN yang ada. Dengan Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri
sarana dan prasarana yang cukup memadai, maka Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
ASN di Pemkot Depok dapat bekerja dengan baik. 63/Kep/M.PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003
Adanya sarana dan prasarana yang mendukung tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
kerja, maka hambatan pekerjaan pegawai dapat Pelayanan Publik khususnya pada prinsip
diatasi. Dengan kata lain, ASN yang ada di Pemkot Pelayanan Publik Poin 7 yaitu masalah kelengkapan
Depok dalam menggunakan sarana dan prasarana sarana dan prasarana yang isinya sebagai berikut.
kerja sudah termasuk dalam kategori efektif. “Tersedianya sarana dan prasarana kerja serta
Keterangan tersebut didukung hasil FGD bahwa pendukung lainnya yang memadai termasuk
upaya peningkatan kualitas pelayanan dilakukan penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
Pemkot Depok dengan adanya sarana dan informatika”. Dalam proses triangulasi
prasarana kantor yang memadai. dikemukakan bahwa pengelolaan sarana dan
Sarana kantor Pemkod Depok di sini lebih prasarana Pemkod Depok, merupakan proses
ditujukan untuk benda-benda bergerak seperti kerjasama yang mendayagu nakan semua unsur
komputer dan mesin-mesin. Sedang prasarana ASN di Pemkot Depok, sehingga sarana dan
kantor Pemkod Depok lebih ditujukan untuk benda- prasarana yang ada dapat digunakan secara efektif
benda yang tidak bergerak seperti gedung, ruang, dan efisien.
dan tanah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Pengelolaan sarana dan prasarana di Pemkod
Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Depok yang baik, hal ini telah menjadi perhatian
Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, pihak manajemen, yaitu dilakukan mulai tahap
Pasal 1 menjelaskan bahwa sarana kerja kantor perencanaan, pengadaan, pencatatan
adalah suatu fasilitas yang secara langsung (inventarisasi), penyimpanan, pendistribusian,
berfungsi sebagai penunjang proses pemeliharaan, dan penghapusan secara profesional.
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam Baik pihak manajemen maupun para ASN di
mencapai sasaran yang ditetapkan, antara lain: Pemkot Depok menyadari bahwa apabila sarana
ruangan kantor, perlengkapan kerja dan kendaraan dan prasarana kantor mengalami beberapa
dinas. Sedang prasarana kerja kantor adalah fasilitas masalah, maka hal ini akan menghambat aktivitas
yang secara tidak langsung berfungsi menunjang kerja ASN sehingga semuanya telah berkomitmen
terselenggaranya suatu proses kerja aparatur dalam untuk senantiasa menjaga dan memeliharanya.
meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan Di sadari bahwa tanpa adanya sarana dan
tanggung jawabnya, seperti gedung kantor, rumah prasarana, tidak mungkin tujuan organisasi akan
jabatan dan rumah instansi. dapat dicapai dengan mudah. Demikian halnya
Penjelasan tersebut didukung hasil observasi di dengan kantor, yang merupakan tempat untuk
lapang penelitian yang menunjukkan bahwa melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
prasarana ini merupakan segala sesuatu yang pekerjaan ketatausahaan atau administrasi. Bahkan
dibutuhkan dalam kegiatan yang sifatnya tidak akan ada pekerjaan kantor yang tidak
permanen atau tetap seperti gedung, lapangan, aula berkaitan dengan sarana dan prasarana kantor.
dan sebagainya di Pemkod Depok. Sarana dan Dengan demikian, terkait penggunaan sarana dan
prasarana tersebut, adalah salah satu faktor prasarana yang ada di Pemkot Depok oleh para
pendukung bagi keberhasilan Pemkot Depok dalam ASN, hal ini telah dilakukan cukup efektif

26 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah sekitarnya. Perbedaan wilayah, dalam hal ini adalah
(Perda) Nomor 46 Tahun 2000 tentang Kewenangan regional development akan membedakan sosial dan
Daerah. Tentu saja, sarana maupun prasarana di ekonomi suatu wilayah yang merupakan penyebab
Pemkot Depok tersebut belum sepenuhnya ideal dari pergerakan penduduk antara wilayah yang
atau sangat sempurna, artinya terdapat pula satu dengan wilayah yang lainnya. Salah satu di
kekurangan-kekurangan atau perawatan/ daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
pemeliharaan maupun perbaikan yang harus (Jabotabek) yang dijadikan tempat bermigrasi
dilakukan, sehingga sarana prasarana tersebut bisa penduduk tersebut di antaranya adalah Kota
dimanfaatkan secara optimal untuk waktu yang Depok.
lama atau berkelanjutan. Hal yang menarik dari penduduk kota Depok
Dalam rangka menunjang kerja ASN secara adalah sebagian mereka tidak mencari pekerjaan di
optimal, maka perlengkapan sarana dan prasarana Kota Depok, namun tetap memertahankan tempat
di Pemkot Depok juga perlu dimutakhirkan dengan bekerjanya di DKI Jakarta. Penjelasan tersebut
berbagai teknologi modern, sehingga dapat didukung hasil wawancara mendalam dengan para
mempercepat dan meningkatkan kualitas Informan Kunci bahwa para ASN di Pemkot Depok
pelayanan publiknya. Keberadaan sarana, menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan
prasarana dan perawatannya, sangat menentukan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi
tingkat keberhasilan pemerintah dalam maupun berbagai akses kemudahan melakukan
mengakomoda sikan berbagai kegiatan dan kegiatan dengan baik. Lingkungan kerja di sini
kebutuhan pegawai serta masyarakat. Dengan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan
demikian Pemerintah Kota Depok harus kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik
menyediakan dan memberikan anggaran ke setiap (Lumentah, dkk., 2015: 103-115) . Lingkungan kerja
unit kerja, khususnya di 11 kantor kecamatan yang fisik dan lingkungan kerja non fisik juga
ada di seluruh Kota Depok agar pegawai dapat berpengaruh terhadap motivasi dan semangat kerja
menghasilkan kinerja yang baik dan optimal, ASN di Pemkot Depok, karena apabila lingkungan
mencegah terjadinya pemborosan atau inefisiensi kerja di Kota Depok tersebut nyaman dan
serta bentuk-bentuk penyalahgunaan anggaran menyenangkan tentunya para ASN dapat
lainnya terkait kegiatan pengadaan barang. meningkatkan kinerja dan kariernya, sehingga
tujuan organisasi dalam mewujudkan service
Efektifitas Adaptasi Dengan Lingkungan Kerja exelence atas keluhan pelayanan dari masyarakat
Dalam membahas indikator ini, berikut dapat diatasi dengan baik (Harlie, 2010) (George &
dikemukakan hasil observasi bahwa Lingkungan Garcth, 1997); (Hariani, 2008).
kerja yang memadai tentunya akan membuat ASN Kondisi demikian sejalan dengan hasil
di Kota Depok betah bekerja, sehingga timbul penelitian Putra, dkk (2013) bahwa terdapat
semangat kerja dan kegairahan kerja pegawai dalam pengaruh signifikan antara lingkungan kerja
melaksanakan pekerjaannya, sehingga disiplin terhadap kinerja karyawan. Dari para Informan
kerja dan kinerjanya meningkat (Astria, et al, 2015). Pendukung didapatkan keterangan bahwa
Sedang lingkungan kerja yang tidak memadai, hal lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
ini dapat mengggangu konsentrasi ASN dalam sekitar ASN di Pemkot Depok yang dapat
melaksanakan pekerjaaannya dan dapat memengaruhi para pegawai dalam menjalankan
menimbulkan kesalahan dalam bekerja sehingga tugas-tugas. Kondisi lingkungan kerja yang baik
kinerjanya akan menurun. Dari hasil penelitian ini adalah salah satu faktor penunjang produktivitas
menunjukkan bahwa untuk mencapai kepuasan ASN yang pada akhirnya berdampak pada
kerja ASN di Pemkot Depok, diperlukan adanya kenaikan tingkat kinerjanya. Kondisi ingkungan
peningkatan lingkungan kerja yang memadai yaitu kerja dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu lingkungan
dalam arti mampu mendukung pelaksanaan kerja kerja fisik dan lingkungan kerja non-fisik. Contoh
dengan baik dan optimal. lingkungan kerja fisik adalah penerangan, warna
Dengan demikian, kondisi lingkungan tersebut dinding, sirkulasi udara, musik, kebersihan, dan
dapat memengaruhi kinerja para ASN (Pamesti, keamanan.
2014). Pada hakekatnya Kota Depok adalah Sedang lingkungan kerja non-fisik contohnya
merupakan salah satu tempat bagi penduduk untuk adalah struktur tugas, desain pekerjaan, pola
tinggal atau menetap. Penduduk yang kerjasama, pola kepemimpinan, dan budaya
terkonsentrasi pada wilayah kota atau urban ini, organisasi. Adanya pembagian mengenai
berasal terutama dari berbagai wilayah di lingkungan kerja tersebut tidak dapat dipisahkan

Jurnal 27
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

satu sama lain. Antara keduanya harus saling Ditegaskan bahwa para ASN di Pemkot Depok
seimbang, karena baik lingkungan kerja fisik juga telah berusaha menjaga etika pergaulan dalam
maupun non-fisik sama-sama dapat memengaruhi lingkungan kerja, karena menyadari bahwa etika
kinerja ASN. Untuk menyeim bangkan keduanya, adalah hal yang perlu dibangun bersama secara
diperlukan kesadaran pihak manajemen Pemkot berkelanjutan apalagi mereka ada yang belum
Depok tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan mengenali pribadi atau karakter dan menjaga tutur
lingkungan kerja yang kondusif untuk menunjang bahasa, semangat kerja, dan menjalin silaturahim
kinerja ASN dalam melaksanakan pekerjaannya, baik secara formal maupun informal dengan semua
sehingga hasil kerja yang diperoleh dapat tercapai orang di lingkungan kerja. Etika kerja di sini adalah
secara optimal. Dengan demikian, penting adanya nilai-nilai atau kebiasaan yang harus dilakukan para
efektifitas adaptasi dalam ligkungan kerja, karena ASN di Pemkot Depok ketika berada di lingkungan
tanpa adanya adaptasi dalam suatu pekerjaan yang kerja. Sehingga etika kerja di sini merupakan sistem
baru dan lingkungan yang baru, maka sulit para nilai yang dijalankan secara perorangan maupun
ASN di Pemkot Depok dapat menyelesaikan berkelompok, yaitu hubungan horizontal (antar
pekerjaan dengan lebih sempurna. ASN) dan hubung an vertikal (antara atasan dan
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk bawahan) serta hubungan koordinatif dengan stake
mengetahui bagaimana ASN di Pemkot Depok holders lainnya.
dalam melakukan adaptasi kerja dengan baik, di Etika kerja mengatur hubungan yang lebih
antaranya dapat menyesuaikan diri antara atasan bersifat ke dalam (instansi Pemkot Depok), yakni
dan bawahan, datang tepat waktu mininal 15 menit antara ASN dan organisasi secara umum. Kumulasi
sebelum jam kerja dimulai sehingga tidak terlambat sikap atau perilaku, cara berhubungan dan
masuk kerja, menjaga etika kerja karena etika adalah bagaimana proses kerja tersebut dilaksanakan, akan
hal yang perlu dijaga terus apalagi mereka belum membangun budaya kerja yang merupakan salah
sepenuhnya mengenali pribadi masing-masing dan satu elemen penting dalam organisasi publik ini.
menjaga tutur bahasa, menunjukkan semangat Terkait hal ini, ASN di Pemkot Depok dapat
kerja, dan mengenali semua orang termasuk unsur dikatakan sudah efektif dalam melakukan adaptasi
pimpinan di lingkungan kerja (Apriani, 2010). Oleh kerja, sehingga pegawai dapat bekerja baik secara
karena itu, ASN di Kota Depok dapat dikatakan individu maupun dalam team work. Hasil kajian
sudah efektif dalam melakukan adaptasi kerja di literatur menunjukkan bahwa pendidikan karakter
kantor. Namun di Pemkot Depok juga terdapat dan penanaman nilai-nilai humanisme kepada para
faktor penghambat efektifitas kerja, di antaranya pelaksana pemberi layanan (elit pemerintahan/
yaitu kejenuhan dalam melakukan pekerjaan dan politik, aparatur birokrasi) sangat penting dan harus
jumlah pegawai yang masih kurang, sehingga dilakukan agar proses pelayanan publik dapat lebih
membuat pekerjaan pegawai menjadi kurang berkualitas dan memberi kepuasan optimal bagi
maksimal dan memerlukan waktu yang lama dalam para penerima layanan (Prasodjo, 2017: 38-45).
menyelesaikan pekerjaan. Berikut dikemukakan fokus yang kedua yaitu
Sedang faktor pendukung efektifitas kerja ASN faktor penghambat dan pendukung efektifitas kerja
di Pemkot Depok adalah sarana dan prasarana yang ASN di Pemkot Depok. Faktor penghambatnya
semakin lebih memadai, sehing ga mampu adalah kurangnya jumlah ASN di Kota Depok. Hasil
meningkatkan motivasi kerja pegawai (Syamsir, analisis jabatan (job analysis) maupun analisis beban
2014). Begitu pula terkait efektifitas dalam kerja (work load analysis) kekurangan pegawai
lingkungan kerja, bahwa ASN di Pemkot Depok tersebut berjumlah 5000 orang tahun 2017. Faktor
dalam melakukan adaptasi kerja di lingkungan penghambat lainnya adalah kejenuhan dalam
instansi pemerintah Kota Depok sudah cukup melakukan pekerjaan, yang dalam hal ini bisa
efektif. Hal ini berarti ASN di Pemkot Depok terjadi karena faktor lamanya bertugas di satu unit
terbukti dapat menyesuaikan diri antara atasan dan tertentu, atau pekerjaan tersebut bersifat rutin yang
bawahan, antar pegawai, dan sebagian besar ASN kurang menuntut kreativitas atau inovasi. Sedang
datang tepat waktu mininal 15 menit sebelum jam faktor pendukungnya adalah semakin lengkapnya
kerja, sehingga tidak terlambat masuk kerja. sarana dan prasarana sebagaimana telah diuraikan
Pegawai yang tidak bisa hadir atau datang di atas, guna menunjang kerja ASN di Pemkot
terlambat, pada umumnya telah memberitahukan Depok dalam melayani masyarakat. Antara atasan
baik kepada teman sejawat atau disampaikan dan bawahan telah terjadi komunikasi dan
langsung kepada atasan melalui berbagai sarana koordinasi secara baik, guna memerlancar tugas
informasi yang ada. dan fungsi serta untuk menjaga hubungan yang

28 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

harmonis antar sesama pegawai. Pada umumnya Dalam tahap awal ini, call center masih belum
para ASN di Pemkot Depok menyadari, bahwa bisa memberikan one stop solution, dalam arti baru
tanpa terjalin komunikasi maupun koordinasi yang dapat merespon aduan yang bersifat umum,
baik, maka kemungkinan pekerjaan tidak bisa sementara untuk pertanyaan dan keluhan dari
diselesaikan secara maksimal sesuai dengan apa warga yang lebih detail akan ditampung dan
yang diharapkan. dilanjutkan kepada Unit Pelayanan Dasar (UPD)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 46 terkait. Tiap UPD diberikan batas waktu 3 x 24 jam
Tahun 2011, maka untuk mewujudkan pembinaan untuk memberikan jawaban kepada masyarakat,
ASN berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem dan nantinya pihak call center akan menghubungi
karier yang menitikberatkan pada sistem prestasi kembali untuk memberikan jawaban kepada warga
kerja. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian yang bertanya. Selanjutnya akan dibangun road map
prestasi kerja bagi setiap ASN dan setiap ASN wajib hingga masyarakat Kota Depok bisa langsung
menyusun Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) terhubung dengan UPD terkait mengenai keluhan
berdasarkan rencana kerja tahunan instansi yang yang diutarakan.
memuat kegiatan tugas jabatan dan target yang Call Center diharapkan bisa menjadi sarana
harus dicapai dalam kurun waktu penilaian yang untuk menyampaikan aspirasi, keluhan, masukan,
bersifat nyata dan dapat diukur atas kinerjanya keinginan dan harapan terhadap semua pelayanan
(performance apraisal). Sistem informasi ini Pemkot Depok. Pihak Diskominfo Kota Depok juga
membantu pegawai untuk mengelola proses SKP sudah melakukan publikasi melalui running text,
secara terpadu, sehingga dapat memermudah media di web, twitter, facebook, memasang stiker,
semua pihak dalam mendapat kan data melakukan banyak dialog dan juga
kepegawaian secara akurat dan cepat, serta menginformasikan kepada UPD lain mengenai call
masyarakat mendapatkan pelayanan publik secara center. Diharapkan tercipta interaksi yang
berkualitas, efektif, ASN yang kompeten, dan konstruktif dan mendewasakan warga Kota Depok
kepemimpinan yang amanah (Fajar, 2010); (Effendy, untuk memberikan aspirasi dan keluhan secara
2000); (Erawati, dkk, 2017). elegan. Call Center Depok yang dikelola Diskominfo
Berikut adalah sesuatu yang baru (novelty) dari dibuka Senin sampai Jumat pukul 08.00-15.30.
penelitian ini, bahwa atas dasar keinginan untuk
menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat
dan sebagai upaya menjalankan program andalan E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kota Depok sebagai Cyber City sebagaimana Kesimpulan
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Kinerja ASN di Pemkot Depok ternyata sudah
Menengah Daerah (RPJMD), Pemkot Depok kini cukup efektif seperti yang diharapkan. Hal ini dapat
menyediakan layanan masyarakat Call Center dilihat dari beberapa kriteria yakni, a. kerjasama,
dengan nomor layanan 1500664 yang dilaunching dalam kegiatan pelayanan administrasi baik secara
saat perayaan HUT RI 2017. Melalui layanan ini individu maupun team workyang dicapai oleh ASN
warga dapat melakukan pengaduan kapan pun di Pemkot Depok sudah cukup efektif dan
selama jam kerja. Dijelaskan bahwa dalam program maksimal, komplain/protes atas pelayanan
andalan Depok Cyber City ada kewajiban dari tersebut hampir tidak pernah terjadi, artinya
Pemkot Depok untuk menyediakan informasi dan masyarakat telah menerima bentuk-bentuk
layanan pengaduan yang responsif kepada pelayanan bidang administrasi oleh ASN di Pemkot
masyarakat, sebagai bagian dari keterbukaan Depok. ASN dalam menjalankan tugas pelayanan
informasi publik. administrasi berpedoman pada Standart Operating
Selain datang langsung atau pun melalui surat, Procedure (SOP) dan work load analysis, senantiasa
warga sebelumnya juga bisa berinteaksi dengan komitmen dengan job description masing-masing
Pemkot Depok melalui twitter, web dan facebook sehingga performance-nya semakin tinggi serta
namun penggunaan media tersebut dirasa kurang profesional; b. pemanfaatan waktu, untuk mencapai
interaktif. Dengan call center lebih interaktif dan bisa pekerjaan yang sesuai harapan ASN dan harapan
dihubungi selama jam kerja. Layanan call center masyarakat di Pemkot Depok dapat melakukan
pada tahun ini merupakan tahap awal dan pihak pekerjaan dengan memanfaatkan waktu yang ada
Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) (time management).
Pemkot Depok masih menjaring informasi Manajemen waktu sangat ditekankan,
sebanyak-banyaknya mengenai kebutuhan sehingga ASN di Pemkot Depok tersebut bisa lebih
pelayanan informasi masyarakat. disiplin dalam mengelola beban tugas organisasi

Jurnal 29
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

yang terus bertambah dan semakin kompleks, kemungkinan tumpang tindihnya pekerjaan,
sehingga ASN dapat mencapai sasaran kerja pemborosan dan saling melempar tanggung jawab
individu dan sasaran kerja tim (team work) yang bilamana terjadi kesalahan.
telah ditentukan sebelumnya; c. sarana dan Adanya tugas dan tanggung jawab dari setiap
prasarana yang ada di Pemkot Depok sudah cukup ASN di Pemkot Depok dalam melaksankan tugas
memadai dan sangat mendukung optimalisasi mereka, maka direkomendasikan tetap terjaga
kinerja, sehingga ASN dapat melayani masyarakat bahkan ditingkatkan kondisi yang dapat
dengan baik dan memuaskan; d. kemampuan memberikan semangat untuk para ASN dalam
adaptasi dengan lingkungan kerja ASN di Pemkot melaksankan pekerjaan mereka sehingga merasa
Depok sudah cukup baik dan kondisi demikian aman, nyaman, tentram, puas dalam menyelesaikan
sangat diperlukan, sehingga membuat ASN betah pekerjaan dalam ruangan kerjanya. Kondisi
bekerja, menimbulkan semangat kerja, berinovasi lingkungan kerja yang nyaman baik dari segi faktor
dan kegairahan kerja pegawai yang terus fisik berupa: peralatan kerja, suhu tempat kerja,
meningkat. kesesakan dan kepadatan, kebisingan, luas ruang
kerja, maupun faktor non fisik berupa: hubungan
Rekomendasi kerja yang terbentuk di instansi antara atasan
Untuk membuat time management yang baik di dengan bawahan serta sesama ASN merupakan hak
Pemkot Depok, maka direkomendasikan adanya para pegawai dan kewajiban dari pihak organisasi
penetapan yang baik mengenai apa saja yang untuk mendukung kontribusi para ASN untuk
penting dalam kehidupan kerja organisasi. Time meningkatkan kinerjanya dan dapat mencapai
management yang baik mestinya berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dengan kata lain
pencapaian dan perwujudan visi, misi, tujuan, dan kelangsungan Pemkot Depok sangat ditentukan
program kerja organisasi Pemkot Depok. Time oleh kinerja ASN-nya.
management yang baik sangat penting dalam
menghadapi berbagai tantangan organisasi
modern, dan ASN di Pemkot Depok tanpa harus REFERENSI
mengalami banyak stress atau beban psikologis Akhmad. (2016). Studi Pengembangan Kemampu an
yang berat karena beban tugas yang semakin tinggi. Sumber Daya Manusia Dalam Pelayanan Publik
Time management bukan berarti seseorang harus Di Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten
mengerjakan banyak pekerjaan, melainkan bahwa Jeneponto Dosen Universitas Perjuang Republik
ASN fokus atas tugas utama yang ditetapkan; Indonesia (UPRI) Makassar. Jurnal
melakukan pekerjaan berkualitas tinggi, bukan Administrasi Publik, Vol. 6, No. 2, Hal. 1-21.
kerja banyak tetapi berkualitas rendah. Aagaard, Peter. (2012). Drivers and Barriers of Public
Betapa pun tingginya kemampuan ASN atau Innovation in Crime Prevention. The Innovation
pun hebatnya seorang pimpinan di Pemkot Depok, Journal: The Public Sector Innovation Journal,
maka tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan Vol 17, No. 1, article 6. Hal. 73-89.
dengan sendiri, dan tidak ada seorang pun yang Aries S., & Baskoro. S. W. (2012). Pengaruh Motivasi
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dalam Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin
Kerja serta Dampaknya pada Kinerja Karyawan
organisasi yang besar dengan bekerja sendirian.
(Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) APD
Dengan adanya beban kerja yang diberikan dan
Semarang). Jurnal Sumber Daya Manusia, Vol.
dapat diselesaikan dengan baik, maka hal ini
7. No. 2, hal. 77-84.
berpengaruh terhadap kinerja ASN di Pemkot
Apriani, D., & Hartoyo, W. E. (2012). Pengaruh
Depok secara keseluruhan. Dalam dunia kerja
Motivasi, Kepuasan Kerja dan Disiplin Kerja
bahwa beban kerja pegawai merupakan sesuatu hal
Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Sandang
yang selalu perlu diperhatikan dan disesuaikan
Asia Maju Abadi Semarang. Jurnal Ilmu
dengan kemampuan dan keterampilan ASN, karena
Administrasi Bisnis, Vol. 1. No. 4, Hal. 76-86.
untuk meningkatkan daya saing organisasi Pemkot
Botutihe, Nuzlan (2017). Analisis Efektivitas
Depok serta dapat mengefektifkan pekerjaan yang Pelayanan Publik Pada Rumah Sakit Aloe Saboe
ada dalam mengatur beban kerja, maka Provinsi Gorontalo. Jurnal Ilmu Administrasi,
direkomendasikan harus dilihat dari kesiapan ASN Vol. XII. No. 1. April 2014. Hal. 22-41.
itu sendiri sehingga pekerjaan yang diberikan dapat Buchholz, Steve. (2000). Creating the High
dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Di Performance Team. Canada: John Wiley & Sons,
samping itu, juga sesuai dengan beban kerja yang Inc.
menjadi tanggung jawab ASN serta mencegah Cresswell, John W. (2002). Research Design.

30 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

Quantitative & Qualitative Approaches, New Provinsi Gorontalo Diklatpim Iv Pola Baru Policy
York: Sage Publication, Inc. Implementation to Improving Public Services
Daraba, Dahyar. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Quality in Gorontalo Provincial Government.
Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Terpadu Satu Jurnal Ilmu Administrasi (JIA). Vol. XV. No. 2.
Pintu Dalam Rangka Mewujudkan Pemerintahan Desember 2018. Hal. 242- 260.
Yang Baik Di Kabupaten Takalar. Jurnal Ishak, Fitroy. (2018). Kualitas Pelayanan Publik Di
Administrasi Publik, Vol. 5. No. 1. Hal. 60-78. Kantor Kecamatan Biluhu, Jurnal Ilmu
Denhardt, Janer V, dan Robert B. Denhardt. (2003). Administrasi, Vol. 4, No 2, hal. 105-109.
The New Public Service: Serving Not Steering. Iskandar, Dadi, Junaedi. (2016). Reaktualisasi
Armonk, N.Y: M.E.Sharpe. Semangat Kepublikan Birokrasi Di Era Reformasi.
Dharma, Surya. (2011). Manajemen Kinerja (Falsafah Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. XIII. No. 1.
Teori dan Penerapannya), cetakan keempat. April 2014. Hal. 139-154.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jalonen, Harri. (2016). Social Networking Sites (SNSs):
Dwiyanto, Agus. (2014). Mewujudkan Good Smart Platforms for Public Service Innovation?.
Governance Melalui Pelayanan Publik. International Journal of Virtual Communities
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. and Social Networking (IJVCSN), Vol. 8, No.
Erawati, Irma. Muhammad Darwis, Muh. 2. Hal. 43-60.
Nasrullah. (2 ‎ 017). Efektivitas Kinerja Pegawai Kadarisman, Muh. (2013). Manajemen Pengem
pada Kantor Kecamatan Pallangga bangan Sumber Daya Manusia, Depok: PT
Kabupaten Gowa, Jurnal Office, Vol.3, No.1. RajaGrafindo Persada.
Hal. 1-19. Kurniasari, Herwinda dan Susi Sulandari. (2017).
Fajar, Apriani, (2010). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Inovasi Pelayanan Publik di Balai Pelayanan
dan Kepemimpinan terhadap Efektivitas Kerja, Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Jurnal BISNIS & BIROKRASI: Jurnal Ilmu Indonesia (BP3TKI) Semarang. Journal of Public
Administrasi dan Organisasi; Vol. 16, No 1. Policy and Management Review Vol. 6, No. 2.
Hal. 1-16. Hal. 1-19.
Franklin, A. L., & Pagan, J. F. (2006). Organization Keputusan Walikota Depok Nomor:
Culture as an Explanation for Employee Discipline 061.2/204/Kpts/Ortala/Huk/2006 tentang
Practices, Review of Public Personnel Penetapan Hari dan Jam Kerja di Lingkungan
Administration, Vol. 26, No. 1, hal. 52-73. Pemerintah Kota Depok.
Gedeona, Hendrikus T. (2015). Analisis Model Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Alternatif Instrumen Pengukuran Kinerja Unit Negara No. 63 Tahun 2003 tentang
Pelayanan Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Jawa Barat. Jurnal Ilmu Administrasi, Vol. XII. Koeswara, Hendri And Roza Liesmana. (2014). The
No. 3 Desember 2015. Hal. 469-490. Analysis of Public Service Expense Policy in the
Harianty, Anwar, Risma Niswaty, Sirajuddin Saleh. Regional Budget. International Journal of
(2017). Pelayanan Penerbitan Buku Pelaut Administrative Science & Organization,
Berbasis Online. Jurnal Ilmiah Ilmu January 2014. Bisnis & Birokrasi , Jurnal Ilmu
Administrasi Publik, Vol.7, No.1, Hal. 1-18. Administrasi dan Organisasi, Vol. 21, No.1.
Hariani, Dyah. (2008). Manajemen Komplain dan Hal. 50-57
Penanganan Keluhan dalam Pelayanan Publik. Lumentah, Jeferson Glandy; Posumah, Jhonny
Jurnal Ilmu Administrasi dan Kebijakan Hanny; Ogotan, Martha. (2015). Evaluasi
Publik. Vol. 5, No. 2, Hal. 245-246, 247, 248. Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam
Handayani, Sri. (2016). Inovasi Layanan (Studi Kasus Meningkatkan Pelayanan Publik Di Kantor
Emergency Call 115 sebagai Inovasi Layanan pada Camat Tompaso Kabupaten Minahasa, Jurnal
Kantor Basarnas Kelas A Biak), Jurnal Administrasi Publik, Vol. 3, No. 031, Hal. 103-
Administrasi Publik, Vol. 6 No. 1. Hal. 31-46. 115
Harlie. (2010). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi dan Lie, Elsye, Selviana. (2015). Pengaruh Komitmen
Pengembangan Karier terhadap Kinerja Pegawai Organisasional Dan Perilaku Kepemimpinan
Negeri Sipil pada Pemerintah Kabupaten Terhadap Kualitas Pelayanan Bank Ntt. Program
Tambolong di Tanjung Kalimantan Selatan. Magister Ilmu Administrasi Universitas.
Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 11, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 5. No. 2. Hal.
No. 2, hlm 117-124. 1-23.
Ibrahim, Irfan. (2018). Implementasi Kebijakan Minfiattin , Hartutiningsih, Achmad Djumlani,
Diklatpim IV Pola Baru Dalam Meningkatkan (2017). Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kualitas Pelayanan Publik Di Pemerintah Dalam Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan

Jurnal 31
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Efektifitas Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Pelayanan Administrasi di Kota Depok
u Muh. Kadarisman

Loa Janan, eJournal Administrative Reform, Pasolong, Harbani, (2014). Teori Administrasi Publik,
Vol. 5, No. 3, hal. 612-621. Bandung: Alpabeta.
Muliaty, (2016). Faktor-Faktor Yang Mempenga ruhi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun
Kualitas Pelayanan Pada Politeknik Negeri Media 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana
Kreatif Makassar Politeknik Negeri Media Kreatif Kerja Pemerintah Daerah.
Makassar. Jurnal Administrasi Publik, Vol. 6 Putra, Fariz Ramanda, Utami, Hamidah Nayati &
No. 1. Hal. 34-46. Hakam, M.S. (2013). Pengaruh Lingkungan
Mandasari, Pika, Adam Idris, Letizia Dyastari, Kerja Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan
(2017. Kinerja Aparatur Sipil Negara (Asn) PT. Naraya Telematika Malang). Jurnal
Dalam Meningkatkan Kualitas Birokrasi Di Administrasi Bisnis, Vol 6, No 1. Hal. 45-59.
Kelurahan Bontang Baru Kota Bontang, eJournal Pamesti, R. (2014). Pengaruh Motivasi, Disiplin,
Ilmu Pemerintahan, 2017, Vol. 5, No. 4, hal. Lingkungan dan Kemampuan Terhadap Kinerja
1385-1398. Karyawan. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,
Mandey, Donevan Jeremy, (2015). Pengaruh Vol. 3. No. 2, hlm 1-10.
Profesionalisme Aparat Kelurahan Terhadap Putra, A. W., & Ruzikna. (2014). Motivasi Kerja,
Kualitas Pelayanan Publik Di Kelurahan Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja Dan Kinerja.
Malalayang Satu Kecamatan Malalayang Kota Jurnal Administrasi Pembangunan, Vol. 2.
Manado. Jurnal Administrasi Publik, Vol. 3, No. 3, hlm 227-360.
No. 031, Hal. 43-51. Prasodjo, Tunggul, (2017). Paradigma Humanis dalam
Mariati, Rahman, dkk. (2017). Kualitas Layanan Pelayanan Publik Dosen STISIP 17-8-1945
Kesehatan Pasien Peserta Badan Penyelenggara Makassar. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
Jaminan Sosial (BPJS) di Rumah Sakit Universitas Publik, Vol. 7, No.1. Hal. 38-45.
Hasanuddin, Makassar. Jurnal Ilmiah Ilmu Suryadi, E. (2010.) Ananlisis Peranan Leadership dan
Administrasi Publik, Vol. 7, No.1, Hal. 15-26. Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai.
Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Jurnal Manajerial, Vol. 8. No. 16, hal. 1-9.
Kualitatif, Bandung, Penerbit: Remaja Sari, Ririn, Nur Indah, Hady Siti Hadijah. (2018).
Rosdakarya, Cetakan Ke 27. Peningkatan Kinerja Pegawai Melalui Kepuasan
Nur, Kholisa. 2012. Hubungan Manajemen Waktu Kerja dan Disiplin Kerja, Jurnal Pendidikan
Dengan Efektivitas Kerja Karyawan, Journal of Manajemen Perkantoran (JPMANPER), Vol 1,
Social and Industrial Psychology, Vol. 1. No. No. 2. Hal. 1-13.
1. Hal. 1-16. Saputra, Boni, Suripto, Yulvia Chrisdiana, (2018).
Pratama, Arif Budy, Ajeng Tri Isnanik. (2018). Indigeneous Public Administration: Melihat
Evaluasi Berjalan Program Penyediaan Air Administrasi Publik Dari Perspektif Kearifan
Minum Dan Sanitasi Berbasis Masyarakat, jurnal Lokal (Local Wisdom), Jurnal Ilmu Administrasi
Ilmu Administrasi (JIA), Vol XV, No. 2, (JIA) Vol. XV. No. 2. Desember 2018. Hal. 278 –
Desember 2018, Hal. 148-162. 292.
Pasolong, Harbani. (2014). Teori Administrasi Publik. Umaternate, Arfia Rompas, Sonny Tampi, Gustaf
Bandung: CV Alfabeta, Hal. 41-60. Budi. (2015). Pengaruh Motivasi Terhadap
Peraturan Menteri Pendayagunan Aparatur Negara Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Di
dan Reformasi Birokrasi Nomor 30 Tahun Kantor Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera
2014 tentang Pedoman Inovasi Pelayanan Publik. Kecamatan Tikala Kota Mana do, Jurnal
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Administrasi Publik, Vol 3, No. 031. Hal. 70-83
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Wahyuni, Nina, Maesaroh, Albury. (2014). Analisis
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Inovasi Pelayanan Di Kepolisian Daerah Jawa
Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Tengah (Studi Kasus Smile Police), Jurnal
Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerin tah Administrasi Publik, 2014: Vol 4, No 2, p. 1-20.
Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Wahyuni, Nurfitri, Haedar Akib & Muhammad
Usaha Milik Daerah Tahun 2017. Darwis. (2017). Keefektifan Pelayanan Kartu
Prawira, Maulana Arief, dkk. (2014). Inovasi Layanan Tanda Penduduk Elektronik (KTP-EL)
(Studi Kasus Call Center SPGDT 119 sebagai Universitas Negeri Makassar. Jurnal Ilmiah
Layanan Gawat Darurat pada Dinas Kesehatan Ilmu Administrasi Publik, Vol. 7, No. 1. Hal.
Provinisi DKI Jakarta). Jurnal Administrasi 21-43.
Publik (JAP). Vol. 2. No. 4 Hal. 715-721.
Parasuraman, Zeithaml, A.V. dan Berry L.L. 1985, A
Conceptual model of Service Quality, Journal of
Retailing, Vol. 67, No. 3. Hal. 420-450.

32 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume XVI | Nomor 1 | Juni 2019
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi

Anda mungkin juga menyukai