Anda di halaman 1dari 16

Bab 6

Gangguan Pramenstruasi Dysphoric


IRANI NUR RAMADANI
K012181163
RAHMA BADARUDDI N
K012181170
ANDI MARIANI
K012181167
 Gangguan dysphoric premenstruasi merupakan suatu sindrom
premenstruasi (PMS), nyeri pramenstruasi (PMT) atau gangguan
dysphoric pramenstruasi (PMDD).
 Akibatnya, PMS / PMDD menjadi masalah yang diakui secara luas
dan mempengaruhi populasi perempuan. Kekhawatiran tentang
PMS / PMDD dipicu oleh dampak langsung yang terjadi pada
kehidupan banyak pada wanita usia produktif
6.1 Epidemiologi
 Survei epidemiologis memperkirakan bahwa hingga 75% wanita
mengalami PMS / PMDD, dan

 3 - 8% wanita mengalami kesulitan parah yang didiagnosis


sebagai PMDD (Steiner dan Born, 2000)
6.2 Definisi

 PMS / PMDD adalah gejala emosional, perilaku, interaksi dan


somatik yang terjadi selama beberapa hari hingga > 1 minggu
sebelum menstruasi dan mereda setelah periode menstruasi.
 Frank (1931) , menggambarkan kasus-kasus nyeri pramenstruasi.
Dengan gejala fisik dan emosional yang dikaitkan dengan siklus
menstruasi dan hasilnya pada tahun 1953,( Greene dan Dalton)

 emosional merupakan salah satu dari komponen premenstruasi,


sehingga di usulkan sebagai sindrom pramenstruasi.
Faktor psikologis menarche, perkembangan seksual dan reproduksi berdasarkan tingkat keparahan
 Beberapa peneliti (mis. Frank et al., 1993; Johnson, 1995)
memasukkan gejala kognitif, dimana pada konsensus yang
berkembang bahwa tidak ada efek kognitif yang dapat dibuktikan
dari menstruasi
 Gangguan suasana hati yang paling umum ditunjukkan pada Tabel 6.1
(Frman,2003).

Tabel 6.1 Gejala umum PMS / PMDD


Figure 6.2 Perbedaan gejala psikologis PMS / PMDD
pada wanita Muslim yang tinggal di Yugolavia dan
wanita di Indonesia.

73% wanita Muslim di Yugoslavia, dan 23% wanita di Indonesia


melaporkan gejala psikologis
 Sebagai contoh, dalam satu penelitian internasional (WHO, 1981),
ditemukan bahwa perubahan suasana hati seperti lekas marah
dan depresi sangat bervariasi.

 Ada laporan budaya bahwa wanita mengalami peningkatan nyeri


pramenstruasi, mengalami pembengkakan perut, sakit kepala
dan perubahan suasana hati seperti lekas marah, depresi dan
ketegangan (Ruble dan Brooks-Gunn, 1979;
6.3 Penilaian / Pengukuran
 memiliki kriteria khusus untuk PMDD. Dimana terdapat gangguan
pramenstruasi dalam fungsi interpersonal.

 Dengan demikian, kriteria tersebut membahas waktu, tingkat


keparahan dan pengecualian (APA, 1994)
 penilaian fungsi seringkali ditentukan oleh penilaian dokter
berdasarkan wawancara (Pearlstein et al., 2000).

 Menurut Klasifikasi Penyakit Internasional edisi ke-10 (ICD-10;


WHO, 1987) PMS diklasifikasi sebagai gangguan ginekologis dan
bukan gangguan mental Dan membutuhkan 1 gejala yang negatif
untuk diagnosis PMS
Kekurangan ICD 10
klasifikasi PMS / PMDD secara klinis ini tidak memiliki kriteria
spesifik lainnya seperti :

 tingkat keparahan gejala,


 tingkat perubahan gejala dalam siklus haid ataupun yang
berhubungan dengan gangguan lain
 Hasil kriteria diagnostik ICD-10 menyatakan bahwa perubahan
pramenstruasi menunjukkan setidaknya peningkatan 30% dari
intensitas gejala yang diukur pada fase folikuler, di hari 5 – 10 siklus
menstruasi lebih baik dibandingkan dengan yang diukur dalam fase
pramenstruasi

Anda mungkin juga menyukai