Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
Disampaikan pada Pelatihan Imunisasi COVID-19 bagi Petugas Kesehatan
Pokok Bahasan
06 MANAJEMEN LIMBAH
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan melaksanaan pelayanan
imunisasi COVID-19
1) Pemberian imunisasi dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah maupun swasta yang menjadi tempat pelaksanaan pelayanan imunisasi COVID-19
3) Pelayanan imunisasi dapat dilakukan di puskesmas dan jaringan pelayanannya maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi sesuai aturan dan kebijakan
pemerintah daerah setempat
1 Menggunakan ruang/tempat yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik
3 Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir/ hand sanitizer
4 Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman minimal 1-2 meter
6 Sediakan jalan masuk dan keluar terpisah bagi orang tua/ pengantar
Catatan :
Pengaturan ruang/tempat
pelayanan imunisasi dapat
disesuaikan dengan situasi
di fasilitas pelayanan
kesehatan masing-masing
dengan menerapkan
prinsip PPI dan menjaga
jarak aman 1 – 2 meter.
Ketentuan Waktu Pelayanan Imunisasi COVID-19
Jam layanan tidak perlu lama dan dibatasi jumlah sasaran yang dilayani dalam 1 sesi
2
pelayanan
❑ Seluruh pihak terkait harus memastikan jadwal pengiriman vaksin dan logistik imunisasi dalam rangka
menjamin ketersediaan vaksin dan logistik imunisasi pada beberapa tingkat administrasi. Prinsip
pelaksanaan tidak menganggu distribusi vaksin untuk pelayanan imunisasi rutin.
❑ Pada tingkat layanan puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, petugas disarankan untuk
memantau ketersediaan stok vaksin, logistik dan APD, meninjau kapasitas rantai dingin, memastikan
manajemen penyimpanan vaksin dan logistik imunisasi sesuai dengan SOP serta memodifikasi perencanaan,
penerimaan dan jadwal distribusi vaksin saat diperlukan untuk menghindari beban berlebih pada rantai
dingin.
❑ Proses distribusi vaksin sampai ke tingkat pelayanan dilaksanakan dengan memperhatikan protokol
kesehatan serta Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen rantai dingin yang berlaku sehingga kualitas
vaksin tetap terjaga tinggi agar mampu memberikan kekebalan yang optimal kepada sasaran.
SOP Distribusi Vaksin dan Logistik
1) Distribusi vaksin dan logistik imunisasi dilakukan dengan cara diantar oleh petugas
kabupaten/kota atau dapat diambil oleh petugas puskesmas;
2) Distribusi vaksin dan logistik imunisasi dilakukan atas dasar permintaan resmi dari puskesmas
dengan mempertimbangkan stok maksimum dan daya penyimpanan vaksin dan logistik di
puskesmas;
3) Maksimal stok vaksin puskesmas adalah 1 bulan kebutuhan ditambah dengan 1 minggu cadangan
atau dapat ditambah dengan mempertimbangkan adanya pembatasan perjalanan yang
diberlakukan pemerintah setempat;
4) Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box atau vaccine carrier disertai dengan cool pack
untuk vaksin. Logistik imunisasi lainnya dapat menggunakan sarana pembawa kering lainnya;
5) Distribusi vaksin dan logistik imunisasi disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival Report (VAR);
6) Pada setiap cold box atau vaccine carrier disertai dengan indikator pembekuan;
SOP Distribusi Vaksin dan Logistik
7) Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box atau vaccine carrier dengan menggunakan cairan
disinfektan yang sesuai standar;
8) Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada saat
penataan vaksin di lemari es;
9) Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah
menangani vaksin dan logistik imunisasi;
10) Pemantauan dan perekaman suhu lemari es dilakukan 2 (kali) dalam satu hari;
11) Penyimpanan vaksin termasuk pelarut serta logistik imunisasi lainnya (Auto Disable Syringe/ADS dan Safety
Box) mengacu pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku;
12) Beberapa ketentuan yang harus selalu diperhatikan dalam pemakaian vaksin secara berurutan adalah
status VVM, masa kadaluarsa vaksin, waktu pendistribusian/penerimaan serta ketentuan pemakaian sisa
vaksin;
13) Distribusi vaksin pada fasililtas pelayanan kesehatan swasta dapat dilakukan dengan cara diantar oleh
petugas puskesmas atau diambil oleh petugas fasilitas pelayanan kesehatan swasta atas dasar permintaan
resmi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan;
14) Pencatatan dan pelaporan penerimaan dan pengunaan vaksin harus tetap dilakukan dengan menggunakan
format pelaporan yang telah ditetapkan.
Manajemen Vaksin dan Logistik
Vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini dengan platform inactivated merupakan
golongan vaksin freeze sensitive yang akan rusak pada paparan suhu dingin
(beku) sehingga perlakuan penyimpanan sama dengan penyimpanan vaksin IPV,
disimpan pada suhu 2-8⁰ C dan jauhkan dari evaporator
Manajemen Vaksin dan Logistik
*Untuk vaksin COVID-19 dengan platform lainnya mekanisme penyimpanan akan ditentukan kemudian.
Contoh Penyimpanan Vaksin
IPV
DT
COVID
COVID
COVID
COV
Td ID IPV
Jangan
menyimpan
vaksin di
pintu
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
Pengelolaan vaksin pada saat pelayanan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Petugas kesehatan/ petugas pemberi imunisasi (vaksinator) bertanggung jawab
membawa vaccine carrier ke tempat pelayanan
2) Saat pelayanan, vaccine carrier jangan terpapar matahari langsung. Pastikan
vaccine carrier dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Vaksin yang sudah
dipakai ditempatkan pada busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang
belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
3) Vaksin yang akan dipakai harus dalam kondisi baik: label masih ada, tidak
terendam air, disimpan dalam suhu 2-8⁰C, belum kadaluarsa dan VVM
dalam kondisi A atau B
*Untuk vaksin COVID-19 yang saat ini ada, belum dipastikan memiliki VVM
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
4) Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang
penyimpanan untuk disimpan di dalam lemari es pada suhu 2 - 8oC. Vaksin
tersebut didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
5) Penting untuk mencantumkan tanggal dan waktu pertama kali vaksin dibuka.
6) Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP,
sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat khusus yang
diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis sebelum
dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama anak-anak.
Dosis dan Cara Pemberian Vaksin COVID-19
❑ Pelaksanaan pemberian imunisasi tergantung dari jenis vaksin yang terbukti efektif dan
aman
❑ Vaksin COVID-19 diberikan melalui suntikan intramuskular di bagian lengan kiri atas
dengan dosis 0,5 mL
❑ Setiap sasaran akan mendapatkan 2 dosis vaksin COVID-19 dari jenis vaksin yang sama,
sesuai dengan waktu pemberian (hari ke-) yang ditetapkan.
❑ Dosis administrasi beberapa pilihan vaksin dapat dilihat pada tabel berikut:
Asal Antigen Jumlah Dosis Waktu Pemberian
Vaksin COVID-19 Cara Pemberian
(Platform) Pemberian (hari ke-)*
Sinovac
Inactivated 2 0 dan 14 I.M
(Biofarma)
Sinopharm
Inactivated 2 0 dan 21 I.M
(Kimia Farma)
*akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil kajian ITAGI
Langkah dan Prosedur Penyuntikan Vaksin COVID-19
❑ Pengambilan vaksin dengan cara memasukkan jarum ke dalam vial vaksin dan
memastikan ujung jarum selalu berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak
ada udara yang masuk ke dalam spuit
❑ Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit dan keluarkan udara
yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik dan mendorong torak sampai pada skala
0.5 ml, kemudian cabut jarum dari vial.
❑ Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan alkohol swab dan tunggu hingga
kering
Langkah dan Prosedur Penyuntikan Vaksin COVID-19
❑ Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka sasaran dan pengantar diminta
untuk tetap tinggal di pos pelayanan imunisasi selama 30 menit sesudah imunisasi dan petugas
harus tetap berada di pos minimal 30 menit setelah sasaran terakhir diimunisasi.
INGAT!!
1. PEMBERIAN vaksin dosis pertama dengan dosis kedua harus memakai jenis VAKSIN
YANG SAMA
2. PASTIKAN tidak salah dalam mengambil vaksin
3. MASUKKAN alat suntik yang sudah dipakai dalam safety box
4. JANGAN menyentuh dan menutup kembali jarum setelah penyuntikan
Beberapa hal yang diperhatikan sebelum pelayanan
imunisasi
Pastikan petugas kesehatan dalam kondisi sehat (tidak demam, batuk, pilek, dan lain-lain)
Vaksin yang akan digunakan untuk pelayanan dapat dibawa dengan menggunakan vaccine carrier
yang diisi coolpack
Bersihkan vaccine carier sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi (sebelum vaccine carrier
disimpan kembali) dengan cairan desinfektan
Membawa vaksin, ADS, Safety Box, perlengkapan anafilaktik, dan logistik imunisasi lainnya
seperlunya, dengan memperhatikan jumlah sasaran yang telah dilakukan pendataan sebelumnya
Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila tersedia juga memakai sarung tangan pada saat
penataan vaksin dalam vaccine carrier
Pembagian Tugas & Peran
Petugas Kesehatan
1. Melakukan kerja sama dengan tokoh agama/ tokoh masyarakat
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil layanan imunisasi dan logistik yang
digunakan secara lengkap pada akhir kegiatan
3. Mencatat identitas sasaran dan memberi kartu imunisasi/ kartu imunisasi elektronik
sebagai bukti kepada sasaran yang sudah diimunisasi
5. Membantu melakukan pemetaan sasaran yang tidak hadir pada saat pelayanan untuk
kemudian dilakukan upaya tindak lanjut penjangkauan
Manajemen Limbah
❑ Semua ADS yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam safety box
❑ Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box
❑ Setelah safety box terisi ¾ penuh, safety box harus diberi label, nama
tempat pelayanan dan tanggal pelayanan, dan ditempatkan pada tempat
yang aman dengan kondisi tertutup dan jauh dari jangkauan anak-anak
dan masyarakat
❑ Limbah lain (vial vaksin, kapas, masker medis, sarung tangan) dibuang ke
dalam kantong plastik khusus limbah medis/ kantong plastik biasa yang
diberi tanda limbah medis
Pengelolaan Limbah Medis Infeksius Tajam
Botol atau ampul yang telah kosong dikumpulkan ke dalam tempat sampah (kantong
plastik) berwarna kuning selanjutnya diinsenerasi (dibakar dalam incinerator) atau
menggunakan metode non insinerasi (al. autoclaving, microwave) dan dihancurkan
Apabila sumber daya dan sarana tersedia maka pengolahan limbah ini dapat
diserahkan pada pihak ketiga dengan perjanjian kerjasama (MoU) sesuai dengan
kebijakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah kabupaten/kota masing-masing.
Penugasan
1. Peserta melakukan simulasi penyiapan ruangan, peralatan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan imunisasi COVID-19 dan
prosedur manajemen limbah imunisasi
2. Peserta melakukan simulasi penyiapan vaksin dan prosedur
penyuntikan yang aman untuk imunisasi COVID-19