Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA


PASIEN TB

Nomor KAK/UKM/011/01/2019
Terbit 02 Januari 2019
No.Revisi 00
Mulai berlaku 02 Januari 2019
Disahkan
oleh
Kepala UPTD
Puskesmas Susukan Dr. Esha Krestriana
NIP.196803312002121004

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG
UPTD PUSKESMAS SUSUKAN
JL. K.H. UMAR IMAM PURO NO 96 SUSUKAN 50777
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA PASIEN TB

1. PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Adapun tanda dan gejala TB adalah batuk berdahak
lebih dari 2 minggu dengan atau tidak disertai darah,sesak nafas,berat badan menurun,
demam dan keringat dingin pada waktu malam hari. Kasus TB bisa disembuhkan dengan
pengobatan rutin selama 6 sampai dengan 8 bulan.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan
telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective). Strategi
DOTS adalah strategi penyembuhan TB Paru jangka pendek dengan pengawasan secara
langsung. DOTS menekankan pentingnya pengawasan terhadap penderita TB-Paru agar
menelan obatnya secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga
dengan strategi ini proses penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS
adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang
menular (hasil pemeriksaan sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat
memutus mata rantai penularan dan dengan demikian akan menurunkan insidens TB di
masyarakat.
Keberhasilan Program pemberantasan TB dapat dinilai dari angka konversi dan
keberhasilan pengobatan. Konversi pasien TB yang diobati pada bulan kedua atau ketiga
pengobatan serta angka keberhasilan pengobatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah status nutrisi pasien. Sedangkan wilayah kerja Puskesmas Susukan
merupakan wilayah dengan status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah, sehingga
keadaan ini tidak sejalan dengan prinsip pengobatan TB, dimana status nutrisi
mempengaruhi angka kesembuhan. Oleh karena itu perlu bagi puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang status nutrisi pasien TB yang sedang
dalam masa pengobatan.

2. LATAR BELAKANG
Penyakit TB paru merupakan salah satu masalah utama di indonesia begitu pula di
Kabupaten Semarang.Salah satu indikator proses yang penting dalam keberhasilan
program TB di Puskesmas Susukan, yaitu angka kesembuhan pengobatan pasien BTA
positif (cure rate) dari tahun ke tahun tidak bisa mencapai target ideal 100%. Data pada
tahun 2016, angka cure rate sebesar 88,63%. Meskipun sudah melewati target Kabupaten
Semarang sebesar 75% dan target nasional sebesar 85%, namun angka tersebut tidak
optimal sebab belum mencapai target nasional sebesar 100%. Sedangkan indikator utama
keberhasilan program TB yaitu angka keberhasilan pengobatan TB (Treatment Sucessfull
Rate), dari tahun ke tahun Puskesmas Susukan tidak bisa mencapai target ideal sebesar
100% walaupun sebenarnya sudah mencapai target nasional yaitu sebesar 85%. Data
pada tahun 2016, angka keberhasilan pengobatan pasien TB sebesar 91,93%.Oleh
karena target yang belum bisa tercapai secara optimal tersebut, maka Puskesmas
Susukan menetapkan kebijakan pada tahun 2017 untuk mengadakan kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan.
Kegagalan kesembuhan ataupun kegagalan terhadap angka keberhasilan
pengobatan dapat disebabkan oleh status nutrisi pasien TB yang rendah. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan status nutrisi pasien TB selain dengan cara
penyuluhan pentingnya nutrisi, adalah pemberian makanan tambahan (PMT). Maka pada
tahun 2017, Puskesmas Susukan menetapkan kegiatan pemberian makanan tambahan
pada pasien TB yang memang memerlukan dengan kriteria yaitu pasien dengan status
nutrisi sangat rendah dan status sosial ekonomi juga rendah.

3. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan pasien TB.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan status nutrisi pasien TB dengan status nutrisi dan sosial ekonomi yang
rendah.
b. Untuk meningkatkan angka kesembuhan dan angka keberhasilan pengobatan pasien
TB.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Pengadaan Susu untuk PMT.
b. Menetapkan Status Nutrisi dan Status Sosial Ekonomi Pasien TB
c. Memberikan Susu kepada pasien TB yang memerlukan dengan kriteria status
nutrisi dan status sosial ekonomi yang rendah.
d. Memantau perkembangan status nutrisi Pasien TB yang sudah mendapatkan
PMT.
2. Rincian kegiatan
Rincian kegiatan dalam kegiatan penyuluhan dan pelacakan TB mangkir antara lain:
a. Pengadaan Susu untuk PMT.
1) Pengadaan susu untuk PMT dilakukan pada Bulan Maret Tahun 2018
2) Pengadaan Susu PMT melalui mekanisme lelang dengan pihak ketiga.
3) Susu yang telah diterima oleh puskesmas maesan disimpan di gudang oleh
penanggung jawab barang.
b. Menetapkan Status Nutrisi dan Status Sosial Ekonomi Pasien TB
1) Setiap pasien TB yang baru diobati diukur berat badan dan tinggi badannya
2) Mencatat berat badan pasien TB di formulir TB 01.
3) Menghitung skor IMT berdasarkan berat badan dan tinggi badan
4) Menetapkan kategori status nutrisi berdasarkan skor IMT
5) Menanyakan kepada pasien TB dan/atau keluarganya jumlah anggota
serumah dan penghasilan masing-masing anggota keluarga
6) Menghitung penghasilan total keluarga pasien TB
7) Menetapkan kategori status sosial ekonomi pasien TB
8) Mencatat status nutrisi ke buku bantu penanggung jawab program TB
9) Menetapkan apakah pasien TB berhak dan memerlukan PMT dalam bentuk
susu.
c. Memberikan Susu kepada pasien TB yang berhak dan memerlukan dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
d. Memantau perkembangan status nutrisi Pasien TB yang sudah mendapatkan
PMT.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Metode Pelaksanaan
1. Tahap Pengadaan Susu Untuk PMT
a. Penanggung Jawab P2 TB menyampaikan usulan pengadaan susu untuk PMT
pada Bulan Maret Tahun 2018 kepada bagian pengadaan barang dan jasa
Puskesmas Susukan
b. Bagian pengadaan barang dan jasa Puskesmas Susukan mengusulkan
Pengadaan Susu PMT kepada bagian pengadaan barang dan jasa Dinas
Kesehatan kabupaten Semarang
c. Bagian pengadaan barang dan jasa Dinas Kesehatan kabupaten Semarang
melakukan pembelian susu untuk PMT melalui mekanisme lelang dengan pihak
ketiga.
d. Bendahara barang menerima susu untuk PMT dari bagian pengadaan barang
dan jasa Dinas Kesehatan kabupaten Semarang
e. Susu yang telah diterima oleh Bendahara Barang Puskesmas Susukan disimpan
di gudang.
2. Tahap Penetapan Status Nutrisi dan Status Sosial Ekonomi Pasien TB
a. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB mengukur berat badan dan
tinggi badan setiap pasien TB yang baru diobati.
b. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB mencatat berat badan
pasien TB di formulir TB 01.
c. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB menghitung skor IMT
berdasarkan berat badan dan tinggi badan
d. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB menetapkan kategori status
nutrisi berdasarkan skor IMT
e. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB menanyakan kepada pasien
TB dan/atau keluarganya jumlah anggota serumah dan penghasilan masing-
masing anggota keluarga
f. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB menghitung penghasilan
total keluarga pasien TB
g. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB menetapkan kategori status
sosial ekonomi pasien TB ke dalam 5 kelompok:
1) Sangat Rendah : Penghasilan Total Kurang Dari Rp.
2) Rendah : Penghasilan Rp. 300.000 sd Rp. 600.000,-
3) Cukup : Penghasilan Rp. 600.000 sd Rp. 3.000.000,-
4) Baik : Penghasilan Rp. 3.000.000 sd Rp. 6.000.000,-
5) Sangat Baik : Penghasilan lebih dari Rp. 6.000.000,-
h. Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB mencatat status nutrisi ke
buku bantu penanggung jawab program TB.
i. Penanggung Jawab P2 TB menetapkan apakah pasien TB berhak dan
memerlukan PMT dalam bentuk susu. Pasien yang berhak mendapatkan Susu
adalah pasien TB dengan status nutrisi kurus atau sangat kurus dan status sosial
ekonomi rendah atau sangat rendah.
3. Tahap Pemberian PMT
Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB memberikan susu kepada
pasien TB yang berhak dan memerlukan dengan kriteria yang telah ditetapkan pada
nomor 2 poin i di atas. Jumlah pasien yang berhak mendapatkan PMT dalam satu
tahun sebanyak 20 pasien. Setiap pasien TB yang mendapatkan PMT diberi susu 12
dus masing-masing 800 gram untuk 30 hari. Dua dus susu diminum untuk satu
bulan. Pemberian PMT secara berangsur, dimana setiap pemberian maksimal 2 dus.
4. Tahap Pasca Pemberian PMT
Penanggung Jawab P2 TB dan/atau petugas Poli TB memantau perkembangan
status nutrisi Pasien TB yang sudah mendapatkan PMT setiap kali pasien TB datang
ke Poli TB untuk ambil obat.
B. Pelaksana Kegiatan

JENIS TUGAS DAN PERAN DALAM


NO PELAKSANA KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN
1 Pengadaan a. Penanggung Jawab a. Menyampaikan usulan
Susu untuk P2 TB Puskesmas pengadaan susu untuk PMT
PMT Susukan pada Bulan mei s/d oktober
tahun 2019 kepada bagian
pengadaan barang dan jasa
Puskesmas Susukan

JENIS TUGAS DAN PERAN DALAM


NO PELAKSANA KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN

b. Bagian pengadaan b. Mengusulkan Pengadaan


barang dan jasa Susu PMT kepada bagian
Puskesmas Susukan pengadaan barang dan jasa
Dinas Kesehatan kabupaten
Semarang.
c. Bagian pengadaan c. Melakukan pembelian susu
barang dan jasa Dinas untuk PMT melalui
Kesehatan Kabupaten mekanisme lelang dengan
Semarang pihak ketiga.
d. Bendahara barang d. Menerima susu untuk PMT
Puskesmas Susukan dari bagian pengadaan
barang dan jasa Dinas
Kesehatan kabupaten
Semarang.
e. Menimpan Susu yang telah
diterima di gudang.
2 Penetapan Penanggung Jawab a. Mengukur berat badan dan
Status Nutrisi Program P2 TBC dan tinggi badan setiap pasien
dan Status Petugas Poli TB di TB yang baru diobati.
b. Mencatat berat badan
Sosial Puskesmas Susukan
pasien TB di formulir TB 01.
Ekonomi
c. Menghitung skor IMT
Pasien TB
berdasarkan berat badan
dan tinggi badan
d. Menetapkan kategori status
nutrisi berdasarkan skor IMT
e. Menanyakan kepada pasien
TB dan/atau keluarganya
jumlah anggota serumah
dan penghasilan masing-
masing anggota keluarga
f. Menghitung penghasilan
total keluarga pasien TB
g. Menetapkan kategori status
sosial ekonomi pasien TB
h. Mencatat status nutrisi ke
buku bantu penanggung
jawab program TB.

JENIS TUGAS DAN PERAN DALAM


NO PELAKSANA KEGIATAN
KEGIATAN KEGIATAN
i. Penanggung Jawab P2 TB
menetapkan apakah pasien
TB berhak dan memerlukan
PMT dalam bentuk susu.
3 Pemberian Penanggung Jawab a. Memberikan susu kepada
PMT Program P2 TBC pasien TB yang berhak dan
memerlukan dengan kriteria
yang telah ditetapkan pada
nomor 2 poin i di atas.
b. Jumlah pasien yang berhak
mendapatkan PMT dalam
satu tahun sebanyak 10
pasien.
c. Setiap pasien TB yang
mendapatkan PMT diberi
susu 2 dus masing-masing
800 gram untuk 30 hari. Satu
dus susu diminum untuk satu
bulan.
d. Cara pemberian PMT secara
berangsur-angsur, dimana
setiap pemberian maksimal 2
dus.
4 Pemantauan Penanggung Jawab P2 TB Memantau perkembangan
perkembanga dan/atau petugas Poli TB status nutrisi Pasien TB yang
n status nutrisi sudah mendapatkan PMT
Pasien TB setiap kali pasien TB datang ke
yang sudah Poli TB untuk ambil obat.
mendapatkan
PMT

6. SASARAN
Sasaran kegiatan Pemberian PMT pasien TB antara lain:
1. Angka kesembuhan (cure rate) minimal sebesar 85% pada tahun 2018
2. Angka keberhasilan pengobatan TB (Treatment Success Rate = TSR) minimal
sebesar 85% pada tahun 2018
3. Angka Konversi minimal 80% pada tahun 2018

7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


A. Jadwal Pelaksanaan
2019
Kegiatan
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nop Des
Pengadaan
Susu Untuk p p p p p p
PMT
Penetapan
Status
Nutrisi dan p p p p p p
Status Sosial
Ekonomi

Pemberian
PMT
p p p p p p
Pemantauan
Status nutrisi
Pasca p p p p p p
Pemberian
PMT

Keterangan:
P: Pelaksanaan
B. Biaya
1. Sumber Dana: Dana BOK Tahun 2019.
2. Rincian Biaya:
Jumlah pasien yang berhak mendapatkan PMT dalam satu tahun sebanyak 20
pasien. Setiap pasien TB yang mendapatkan PMT diberi susu 12 dus masing-masing
800 gram untuk 30 hari. Dua dus susu diminum untuk satu bulan. Harga setiap dus
susu sebesar Rp. 90.000,-. Sehingga rincian biaya kegiatan pemberian PMT pada
pasien TB adalah sebagai berikut:
20pasien x 40 dus @ Rp. 90.000,- = Rp. 21.600.000,- (Dua Puluh Satu Juta Enam
Ratus Ribu Rupiah).

8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


A. SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
Sistem monitoring kegiatan pemberian PMT pasien TBdilakukan dengan dua
tahap, yaitu Pasca Kegiatandan Periodik. Monitoring dan evaluasi paska kegiatan
mengevaluasi antara lain:
1. Ketepatan waktu, tempat, sasaran dan petugas pelaksana kegiatan pemberian
PMT pasien TB.
2. Peran bagian pengadaan barang dan jasa Puskesmas Maesan dalam lelang
pengadaan barang dan jasa untuk pembelian PMT.
3. Peran bagian pengadaan barang dan jasa Dinas Kesehatan dalam lelang
pengadaan barang dan jasa untuk pembelian PMT.
4. Peran pihak ketiga dalam lelang pengadaan barang dan jasa untuk pembelian
PMT.
5. Peran Petugas Poli TB dalam kegiatan penetapan status nutrisi dan status sosial
ekonomi pasien TB.
6. Peran Petugas Poli TB dalam kegiatan pemberian PMT.
7. Peran Petugas Poli TB dalam kegiatan pematauan status nutrisi pasien TB yang
sudah mendapatkan PMT.
8. Respon pasien dalam bentuk kepatuhan minum susu PMT.
Monitoring dan evaluasi secara periodik dilakukan setiap tiga bulan oleh
programmer TB, Koordinator UKM dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Susukan.
Monitoring dan evaluasi periodik memonitor dan mengevaluasi antara lain: ketepatan
waktu, tempat, sasaran dan petugas pelaksana pemberian PMT pada pasien TB.
B. METODE MONITORING DAN EVALUASI
1) Yang melaksanakan evaluasi: Penanggung Jawab Program P2 TBC, Koordinator
UKM dan Ketua Tim Mutu Puskesmas Susukan.
2) Indikator evaluasi:
a. Kesesuaian SOP: Langkah dan tahapan sesuai dengan SOP pemberian PMT
pasien TB.
b. Ketepatan Jadwal:
a) Pelaksanaan pengadaan susu untuk PMT dilaksanakan tidak lebih dari satu
bulan setelah usulan dibuat oleh penanggung jawab P2 TB Puskesmas
Susukan.
b) Penetapan status nutrisi dan sosial ekonomi pasien TB serta pemberian PMT
dilaksanakan segera setelah PMT diterima oleh bendahara barang
Puskesmas Susukan.
c. Ketepatan Tempat Pelaksanaan:
Penetapan status nutrisi dan sosial ekonomi pasien TB serta pemberian PMT
pasien TB dilaksanakan di Poli TB.
d. Ketepatan sasaran:
Setiap pasien TB yang sedang diobati wajib diperiksa dan dinilai status nutrisi
dan status sosial ekonomi.
Pemberian PMT diberikan hanya kepada pasien TB yang memenuhi kriteria.
e. Ketepatan alat yang digunakan:
1. Pengukuran IMT menggunakan rumus perbandingan berat badan dan tinggi
badan (Lampiran 1).
2. Berat badan diukur dengan timbangan injak
3. Tinggi badan diukur dengan meteran tinggi badan.
4. Penetapan kategori status nutrisi dan sosial ekonomi menggunakan
Instrumen Skoring Status Nutrisi dan Status Sosial Ekonomi (Lampiran 2).
5. Pemberian PMT menggunakan Lembar Pernyataan Serah Terima PMT
(lampiran 3).
6. Pemantauan Status Nutrisi menggunakan Instrumen Pemantauan Status
Nutrisi Pasien (lampiran 4).
3) Cara menganalisis: membandingkan antara indikator (poin 2 di atas) dengan
pelaksanaan oleh pelaksana.
Waktu evaluasi dilaksanakan: Setiap akhirbulansejak bulan Mei 2019.

9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Instrumen, format pencatatan dan instrumen yang digunakan dalam kegiatan
pemberian PMT pasien TB antara lain:
a. Pelaporan:
Laporan dalam bentuk formulir TB 01, Instrumen Skoring Status Nutrisi dan Status
Sosial Ekonomi (lampiran 2), Lembar Pernyataan Serah Terima PMT(Lampiran 3) dan
Pemantauan Status Nutrisi Pasien (lampiran 4). Laporan dibuat oleh pelaksana,
penanggung jawab program P2 TB setiap kali pasien TB ambil obat di Poli TB.
b. Tindak lanjut pelaporan dan hasil evaluasi:
Setiap laporan dijadikan bahan evaluasi. Sedangkan hasil evaluasi digunakan untuk
menyusun rencana tindak lanjut (RTL) perbaikan. Laporan dan hasil evaluasi serta
RTL perbaikan disampaikan kepada pelaksana.
c. RTL akan disusun setelah dianalisis dan dibahas dalam pertemuan minilokakarya
bulanan, komunikasi internal program dan tinjauan manajemen jika ada masalah yang
sulit atau tidak bisa terpecahkan.
Mengetahui,
Kepala Puskesmas Susukan Penanggung Jawab Program

Dr. Esha Krestriana Daryono, S.Kep.,Ns


NIP. 196803312002121004 NIP. 196710241988031004

Anda mungkin juga menyukai