Anda di halaman 1dari 31

ZAKAT dan PERMASALAHANNYA

Makalah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu Fiqh

Dosen :
Dr. Hariman Siregar, M. Ag.
Hamdan Hambali, M. Ag.

Disusun oleh :

KELOMPOK X
Semester IV/C

Salma Nur Zahra (1182050085)

Tasya Laila Sari (1182050099)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, penyusunan makalah “Zakat dan Permasalahannya” ini
dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah direncanakan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hariman Surya
Siregar, M.Ag. dan Bapak Hamdan Hambali, M.Ag. selaku dosen pengampu yang
telah membimbing penulis di dalam menyusun makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penulisan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, terdapat permasalahan yang kami hadapi, tetapi
alhamdulillah, akhirnya permasalahan tersebut dapat ditemukan jalan keluarnya.
Penyusunan makalah ini, tentu masih jauh untuk dikatakan sempurna. Hal ini
karena keterbatasan kami dalam menguasai wawasan dan ilmu pengetahuan yang
masih sangat terbatas. Walaupun demikian, kami berharap semoga penyusunan
makalah ini dapat menjadi salah satu referensi pengetahuan bagi teman-teman UIN
Sunan Gunung Djati umumnya dan bagi kami selaku penyusun khususnya.
Akhir kata, semoga kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada
kami mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, amin.

Bandung, Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
C. Tujuan Pembahasan....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pengertian Manajemen (Pengelolaan) Keuangan Sekolah.............................4


B. Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan..................................6
C. Tugas Pengelolaan Keuangan Pendidikan..........................................................10
D. Ruang Lingkup Pengelolaan (Manajemen) Keuangan Pendidikan............11
E. Tahapan Pengelolaan Keuangan Pendidikan....................................................13
F. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekolah....................21
G. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah.........................................................22
H. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah...................................................................23

BAB III PENUTUP..................................................................................................................26

A. Kesimpulan.................................................................................................................26
B. Saran.............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yang mendorong penulisan makalah ini adalah niat untuk memberikan nasehat dan
peringatan akan kewajiban zakat yang telah diremehkan oleh kebanyakan kaum muslimin,
mereka tidak mengeluarkanya sebagaimana cara yang disyariatkan, meski perkara ini adalah
besar, dan merupakan salah satu dari lima rukun Islam di mana bangunan Islam tidak akan
tegak tanpanya.
" Islam dibangun di atas lima landasan: Syahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan
Muhamad utusan Alah, menegakan sholat, menunaikan zakat, puasa ramadhon dan haji."
(QS: Bukhori, Muslim).
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah
yang paling penting kerap kali dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan zakat beriringan dengan
menerangkan sembahyang. Pada delapan puluh dua tempat Allah menyebut zakat beriringan
dengan urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang
rapat sekali dalam hal keutamaannya shalat.
Ini menunjukkan bahwa zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam.
Bahkan pada masa Khalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat
diperangi sampai mereka mau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan
kewajiban mendirikan sholat.
”Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan
shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (Q.S. Al- Baqarah :
277).
Kewajiban zakat atas muslim adalah di antara kebaikan Islam yang menonjol dan
perhatianya terhadap urusan para pemeluknya, hal itu karena begitu banyak manfaat zakat
dan betapa besar kebutuhan orang-orang fakir kepada zakat.
Kitab dan sunnah serta ijma' telah menunjukan kewajibanya, barang siapa mengingkari
kewajibanya maka ia adalah kafir dan murtad dari Islam dan harus diminta agar bertaubat,
jika tidak bertaubat dibunuh, dan barang siapa kikir dengan enggan mengeluarkan zakat atau
mengurangi sesuatu darinya maka ia termasuk orang-orang dzolim yang berhak atas sangsi
dari Allah SWT, Allah SWT berfirman:
" Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan
(yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS: Ali-
Imron; 180).
Namun sayang, zakat yang seharusnya menjadi potensi ekonomi umat yang sangat baik,
pada umumnya belum digarap secara baik. Akibatnya kemiskinan di kalangan umat Islam
jumlahnya masih cukup banyak. Padahal kita pun tahu bahwa kemiskinan dan kemelaratan
merupakan bibit potensial untuk kemurtadan dan kekufuran.

B.     Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Syariah Islamiah.


2. Untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam.
3. Untuk salah satu alternatif bacaan bagi siapa saja yang ingin mendalami dan
menghayati tentang zakat.

C.    Manfaat

1. Menambah pengetahuan tentang agama Islam.


2. Menambah keimanan dan ketakwaan bagi siapa saja yang membacanya.
3. Membantu mahasiswa dalam mengkaji dan menerapkan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen (Pengelolaan) Keuangan Sekolah

Banyak pihak memahami manajemen itu diidentikkan dengan


pengelolaan, termasuk Depdiknas (2000) menggunakan istilah pengelolaan
keuangan pendidikan sebagai tindakkan pengurusan atau ketatausahaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan yang ada di lembaga pendidikan.
Jauh sebelumnya sudah dimaknai pengelolaan pendidikan merupakan usaha
memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana,
pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban keuangan dalam urusan
layanan pendidikan (Lipham, 1985).
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada
umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan
atau pengendalian.
Manajemen keuangan pendidikan atau disebut juga dengan pembiayaan
pendidikan adalah sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan pengadaan
keuangan, pemanfaatan keuangan hingga pertanggung jawaban keuangan
dengan harapan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Menurut Nanang Fattah pengelolaan keuangan adalah sejumlah uang
yang dihasilkan dan dimanfaatkan untuk membiayai kebutuhan pendidikan,
seperti gaji guru, pengadaan sarana dan prasarana, peningkatan profesionalitas
guru, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan supervisi pendidikan dan lain-lain.
Sementara itu, Sulistiyorini memaknai manajemen keuangan dalam arti sempit
yang berarti pembukuan. Sementara itu, dalam arti luas manajemen keuangan
berarti pengurusan dan pertanggung jawaban dalam menggunakan keuangan
baik kepada masyarakat, pemerintah daerah, maupun kepada pemerintah pusat,

4
5

dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai


kepengawasan dan pertanggung jawaban keuangan.
Menurut Depdiknas (2003) bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusanketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Menurut Rohiat (2009: 14), manajemen sekolah adalah melakukan
pengelolaan sumber daya yang dimiliki sekolah. Sedangkan Mulyasa (2003: 20)
mengartikan manajemen sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan
pengelolaan proses untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
Keuangan pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Tidak
ada kegiatan pendidikan yang dapat mengabaikan peranan keuangan, karena
tanpa keuangan maka proses pendidikan tidak dapat berjalan secara optimal.
keuangan pendidikan merupakan salah satu bahan kajian yang penting untuk
meningkatkan kualitas pendidikan untuk itu keuangan membutuhkan
manajemen keuangan agar keuangan tersebut dapat dikelola secara efektif dan
efesien. Manajemen keuangan adalah keseluruhan proses dalam mencari dana,
mendayagunakan dana dan memanfaatkan dana untuk kepentingan organisasi
(sekolah), yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara efesien melalui
proses mengatur lalu lintas pendanaan. Proses mengatur tersebut diawali dari
perencanaan keuangan, pelaksanaan sampai pada evaluasi dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah.
Pembiayaan pendidikan hendaknya dilakukan secara efisien. Semakin
efisien suatu sistem pendidikan, semakin kecil dana yang diperlukan untuk
pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem keuangan sekolah
dikelola secara baik akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan pendidikan
6

secara produktif, efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang


pendidikan dengan pembangunan masyarakat.

B. Fungsi dan Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Fungsi utama manajemen keuangan adalah sebagai berikut:


1. Planning atau perencanaan keuangan, meliputi perencanaan arus kas dan rugi
laba.
2. Budgeting atau anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian
anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
3. Controlling atau pengendalian keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan
atas keuangan dan sistem keuangan perusahaan.
4. Auditing atau pemeriksaan keuangan, melakukan audit internal atas keuangan
perusahaan yang ada agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak
terjadi penyimpangan.
5. Reporting atau pelaporan keuangan, menyediakan laporan informasi tentang
kondisi keuangan perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.
Fokus manajemen keuangan sekolah memungsikan dan mengoptimalkan
kemampuan menyusun rencana anggaran sekolah, mengelola sekolah
berdasarkan rencana dan anggaran tersebut dan memungsikan masyarakat untuk
berpartisipasi mengelola sekolah.
Jadi, fungsi manajemen keuangan pada prinsipnya dimulai dari proses
sebagai berikut:
1. Perencanaan Anggaran Sekolah
Kepala sekolah diharuskan mampu menyusun Rencana Anggaran dan
Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). Untuk itu kepala sekolah
mengetahui sumber-sumber dana yang merupakan sumber daya sekolah.
Sumber dana tersebut antara lain meliputi anggaran rutin, Dana Penunjang
Pendidikan (DPD), Subsidi Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan (SBPP),
Bantuan Operasional dan Perawatan (BOP), Bantuan Operasional Sekolah
(BOS),(BP3), donatur, badan usaha, serta sumbangan lain-lain. Untuk
7

sekolah-sekolah swasta sumber dana berasal dari SPP, subsidi pemerintah,


donatur, yayasan, dan masyarakat secara luas.
2. Pelaksanaan Anggaran Belanja Sekolah
Dalam mempergunakan anggaran, ada azas yang lazim dijadikan
pedoman, yaitu azas umum pengeluaran negara, bahwa manfaat penggunaan
uang negara minimal harus sama apabila uang tersebut dipergunakan sendiri
oleh masyarakat. Azas ini tercermin dalam prinsip-prinsip yang dianut
dalam pelaksanaan APBN seperti prinsip efisiensi, pola hidup sederhana,
hemat, dan sebagainya.
Tugas manajemen keuangan dibagi tiga fase, yaitu financial planning,
implementation, and evaluation. Menurut Jones (1985) yang dikutip oleh
Sulistyorini dalam bukunya, ia mengemukakan bahwa perencanaan finansial
disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya
yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis
tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementation
accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang
telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.
Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian
sasaran.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1. Prosedur anggaran.
2. Prosedur akuntansi keuangan.
3. Pembelajaran, pergudangan, dan prosedur pendistribusian.
4. Prosedur investasi.
5. Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator, dan bendaharawan.
Diatas telah kami sebutkan bahwa otorisator adalah diberi wewenang untuk
mengambil tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran
anggaran. Sedangkan ordonator yaitu pejabat yang berwenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan
8

otorisasi yang telah ditetapkan.adapun bendaharawan adalah pejabat yang


berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang
atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai otorisator dan ordonator,
dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena berkewajiban
melaksanakan pengawasan. Bendaharawan disamping mempunyai fungsi-
fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator untuk menguji hak atas
pembayaran.Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan sekolah
hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana.
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses
belajar mengajar, seperti ucapan selamat, hadiah, pesta.
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diterapkan panca tertib, yaitu :
1. Tertib program.
2. Tertib anggaran.
3. Tertib administrasi.
4. Tertib pelaksanaan.
5. Tertib pengendalian atau pengawasan.
3. Penyelenggaraan Pembukaan dan Penyampaian Laporan
Pembukuan anggaran, baik penerimaan maupun pengeluaran harus
dilakukan secara tertib, teratur, dan benar. Hal ini dilakukan supaya dapat
membuat suatu laporan keungan dan penggunaannya yang jujur dan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Adapun untuk menunjang pengelolaan keuangan yang baik, kepala sekolah
hendaknya memperhatikan :
a. Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah memiliki tempat
khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi keuangan, memiliki
alat hitung, dan memiliki buku-buku yang dibutuhkan.
9

b. Sekolah memiliki RAPBS (Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja


Sekolah) yang telah disyahkan oleh yang berwenang, serta memiliki
program penjabarannya.
c. Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki logistik (uang dan
barang) sesuai dengan mata anggaran dan sumber dananya masing-
masing, sekolah memiliki buku setoran ke Bank atau yayasan, memiliki
daftar penerimaan gaji atau honor guru dan tenaga lainnya dan sekolah
juga memiliki laporan keuangan triwulan dan tahunan.
4. Pengawasan Pelaksanaan Anggaran Sekolah
Pengawasan juga bisa disebut dengan kontrol manajerial merupakan
salah atau fungsi manajemen dalam organisasi. Fungsi tersebut mutlak harus
dilakukan dalam setiap organisasi karena ketidakmampuan atau kelalaian
untuk melakukan fungsi tersebut akan sangat mempengaruhi pencapaian
tujuan organisasi.
Pelaksaaananggaran sekolah harus dikontrol oleh kepala sekolah sebagai
manajer sekolah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyelewengan dalam
penggunaan anggaran sekolah, sehingga bisa mencapai tujuan dan bisa
dipertanggungjawabkan. Agar pengawasan bisa berjalan secara efektif ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Berkaitan erat dengan hasil yang diinginkan.
2. Objektif.
3. Lengkap.
4. Tepat pada waktunya.
5. Dapat diterima.
Sedangkan menurut Likert yang dikutip oleh Sulistyorini dalam
bukunya, suatu pengawasan akan berfungsi secara efektif, jika:
a) Pengawasan harus memungkinkan manajer dan para pegawainya
merencanakan dan mengukur prestasi kerjanya, sehingga keputusannya
dapat dijadikan sebagai dasar pengetahuan dan perkiraan yang dapat
diinformasikan.
10

b) Suatu pengawasan harus memungkinkan para manajer mendeteksi


deviasi dari standar yang ada pada waktu mengerjakan kontrol tersebut.
c) Pengawasan harus memungkinkan sebagai alat untuk menetapkan
penghargaan, penyeleksian, dan kompensasi berdasarkan suatu prestasi
kerja yang sebenarnya, daripada berdasarkan perkiraan.
d) Pengawasan harus dapat menjadi motivasi yang merangsang untuk
mencapai prestasi yang baik.Pengawasan mampu sebagai media
komunikasi yang mencakup konsep-konsep umum untuk membicarakan
kemajuan organ.
Menurut Kadarman (1992: 18) tujuan manajemen keuangan adalah:
a. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
b. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.
c. Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Sedangkan Depdiknas merumuskan tujuan manajemen keuangan pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan dana yang tersedia secara optimal berdasarkan prioritas
kegiatan pendidikan yang ditetapkan.
2. Mensinergiskan berbagai kegiatan antar bidang secara harmonis untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
3. Mengembangkan perilaku transparansi dan akuntabilitas dari pemanfaatan
keuangan pendidikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kreativitas dan inovasi
komponen lembaga pendidikan dalam menggali sumber-sumber daya,
memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan, serta melakukan pembukuan keuangan
yang bersifat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

C. Tugas Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan menganut azas pemisahan


tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendahara. Otorisator adalah
11

pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan


penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas yang telah ditetapkan.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang
dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban. Kepala Sekolah sebagai manajer, berfungsi sebagai
otorisator, dan dilimpahi fungsi ordonator untuk memerintahkan pembayaran.
Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan karena
berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Bendaharawan, disamping
mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi ordonator
untuk menguji hak atas pembayaran.
Manajer atau Kepala Bagian Keuangan sekolah berkewajiban untuk
menentukan keuangan sekolah, cara mendapatkan dana untuk infrastruktur
sekolah serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan sekolah.
Hal – hal yang harus dimiliki oleh Kepala Bagian Keuangan yaitu strategi
keuangan. Strategi tersebut antara lain :
1. Strategi Planning
Berpedoman keterkaitan internal dan kebutuhan eksternal yang datang
dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan,
ekonomi dan financial.
2. Strategi Management
Upaya mengelola proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis, struktur
organisasi, kontrol, strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategi Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara
berkesinambungan.

D. Ruang Lingkup Pengelolaan (Manajemen) Keuangan Pendidikan

Manajemen keuangan memiliki beberapa lingkup, yakni:


12

1. Keputusan investasi, yang mencakup investasi pada aset tetap dan investasi
pada aset lancar yang disebut keputusan modal kerja.
2. Keputusan finansial, ini berhubungan dengan peningkatan keuangan dari
berbagai sumber, tergantung pada keputusan mengenai jenis sumber
pendanaannya, periode pembiayaan, biaya, dan imbal hasil.
3. Keputusan dividen, seorang manajer keuangan harus bisa mengambil
keputusan yang berkaitan dengan distribusi laba bersih kepada dua bagian,
yakni kepada pemegang saham dan retained profit atau laba yang ditahan.
Di dalam pengertian umum keuangan, kegiatan pembiayaan meliputi tiga
hal, yaitu: budgeting (penyusunan anggaran), accounting (pembukuan), dan
auditing (pemeriksaan).
1. Budgeting (Penyusunan Anggaran)
Istilah anggaran sering kali ditangkap sebagai pengertian suatu rencana.
Namun dalam bidang pendidikan sering dijumpai dua istilah yakni RAPBN
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan RAPBS (Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah).dalam dua istilah tersebut
“anggaran bukanlah sebuah rencana. Istilah “rencana telah memberikan
penekanan atas pemakaian istilah “anggaran” sebagai suatu rencana.
2. Accounting (Pembukuan)
Kegiatan kedua dari administrasi pembiayaan adalah pembukuan atau
kegiatan pengurusan keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal, yaitu yang
pertama pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan
menerima atau mengeluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan istilah
pengurusan ketatausahaan. Pengurusan kedua menyangkut tindak lanjut
dari urusan pertama, yaitu menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang.
Pengurusan ini tidak menyangkut kewenangan menentukan, tetapi hanya
melaksanakan, dan dikenal dengan pengurusan bendahara. Sesuai dengan
yang disebutkan dalam ICW (Indische Comptabiliteits Wet, kemudian
diubah menjadi Indonesische Comptaniliteits Wet, peraturan akutansi,
peraturan tentang perbendaharaan yang berlaku untuk Indonesia) pasal 77,
Bendaharawan ialah orang aatu badan yang oleh Negara diserahi tugas
13

menerima, menyimpan, membayar, menyerahkan uang, surat berharga, dan


barang-barang yang termaksud di dalam pasal 55. ICW, sehingga dengan
jabatannya itu ia atau mereka mempunyai kewajiban mempertanggung
jawabkan apa yang menjadi urusannya kepada Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK).
3. Auditing (Pemeriksaan)
Yang dimaksud dengan auditing adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau
penyerahan uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yag
berwenang. Bagi unit-unit yang ada di dalam Departemen,
mempertanggung jawabkan pengurusan keuangan ini kepada BPK melalui
departemen masing-masing.

E. Tahapan Pengelolaan Keuangan Pendidikan

Pengelolaan bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, apalagi yang


berhubungan dengan keuangan atau biaya. Dalam pengelolaan keuangan
diperlukan ketelitian dalam mengatur keuangan. Pengelolaan keuangan di
lembaga pendidikan atau sekolah dikelola oleh manajer keuangan. Manajer
keuangan bertugas mengatur jalannya keuangan yang ada di lembaga
pendidikan atau sekolah tersebut. Dalam menjalankan tugasnya, seorang
manajer keuangan harus memiliki langkah-langkah yang tepat agar apa yang ia
kerjakan bisa memberikan kelancaran pada lembaga pendidikan atau sekolah
tersebut. Langkah-langkah tersebut antara lain adanya perencanaan, adanya
sumber daya manusia yang jujur, loyal, dan berkualitas, dan adanya manajer
keuangan yang terbuka, tegas dan transparan dalam setiap tugasnya.
Ada beberapa aspek penting yang harus dipahami dalam pelaksanaan
pembiayaan pendidikan, yaitu konsep penganggaran pendidikan,
pengklasifikasian kegiatan, penentuan standarisasi, dan penentuan biaya satuan
dalam penganggaran pendidikan.
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tersebut apabila
14

diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan


keuangan (budgeting), dan tahap pelaksanaan (akunting), dan tahap penilaian
atau auditing.

1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan (Budgeting)

Penganggaran merupakan langkah penyusunan anggaran yang sangat


penting dalam bidang pendidikan, karena pada dasarnya termasuk jasa
yang langka, sehingga untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan.
Jamaluddin menyatakan “anggaran adalah sejenis rencana yang
menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan dalam bentuk angka-
angka dari uang dalam bentuk angka-angka dari uang unuk jangka waktu
tertentu”. Pada dasarnya, penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau
perundingan atau kesepakatan antara puncak pimpinan dengan pimpinan
dibawahnya dalam menentukan besarna alokasi biaya suatu penganggaran.
Fungsi anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi yang
kuat atau lemah.
Harjanto menyebutkan bahwa perencanaan proses mempersiapkan
kegiatan- kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sementara itu, dalam proses penyusunan perencanaan
pembiayaan sekolah, sekolah telah sepenuhnya melakukan kegiatan yang
dalam perencanaan pembiayaan sekolah sebagaimana diungkapkan oleh
Mulyasa bahwa perencanaan pembiayaan sekolah sedikitnya mencakup
dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran dan pengembangan Rencana
Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS).
Penyusunan anggaran merupakan visualisasi atau gambaran terhadap
kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan oleh lembaga pendidikan yang
dapat diketahui pula penentuan satuan biaya untuk tiap-tiap kegiatannya.
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian juga
merupakan alat bantu bagi manajemen untuk mengarahkan lembaga pada
15

pelaksanaan kegiatan-kegiatannya. Selain itu, pula anggaran mempunyai


manfaat atau berfungsi yang dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Sebagai alat penafsir yaitu untuk memperkirakan besarnya pendapatan
dan pengeluaran, sehingga dapat dilihat kebutuhan dana yang
diperlukan untuk merealisasikan kegiatan pendidikan di lembaga.
b. Sebagai alat kewenangan yaitu dapat memberikan kewenangan untuk
pengeluaran dana, sehingga melalui anggaran dapat diketahui besarnya
uang atau dana yang boleh dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
berdasarkan perencanaan anggran sebelumnya.
c. Sebagai alat efisiensi yaitu dapat diketahuinya realisasi sebuah kegiatan
yang kemudian dapat dibandingkan dengan perencanaan, sehingga dapat
dianalisis ada tidaknya pemborosan atau bahkan adanya penghematan
anggaran.
Menurut Nanang Fattah Prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi kegiatan-kegiata yang akan dilakukan selama
periode penganggaran.
1. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,
jasa dan barang.
2. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang karena anggaran
pada dasarnya merupakan finansial.
3. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah
disetujui dan dipergunakan oelh instansi tertentu.
4. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari
pihak yang berwenang.
5. Melakukan revisi usulan anggaran.
6. Persetujuan revisi usulan anggaran.
7. Pengesahan anggaran.
b. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Madrasah (RAPBM) Proses
pengembangan RAPBM pada umumnya menempuh
langkah- langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
16

1. Pada tingkat kelompok kerja


Kelompok kerja yang dibentuk madrasah yang terdiri dari para
pembantu kepala madrasah memiliki tugas antara lain melakukan
identifikasi kebutuhan- kebutuhan biaya yang harus dikeluarkan
selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan perhitungan sesuai
dengan kebutuhan. Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang
dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan
tidak bisa dikurangi, sedangkan yang dipandang tidak
mengganggu kelancaran kegiatan pendidikan khususnya proses
pembelajaran maka dapat dilakukan pengurangan biaya sesuai
dengan dana yang tersedia.
2. Pada tingkat kerjasama dengan komite madrasah
Kerjasama antara komite madrasah dengan kelompok kerja yang
telah terbentuk perlu dilakukan untuk mengadakan rapat pengurus
dan rapat anggota dalam mengembangkan kegiatan yang harus
dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBM.
3. Sosialisasi dan legalitas
Setelah RAPBM dibicarakan dengan komite madrasah selanjutnya
disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap sosialisasi
selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. pada tahap
sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi
dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan
RAPBM kepada Kanwil Departemen Agama untuk mendapat
pertimbangan dan pengesahan.

2. Akuntansi (Accounting)

Kata Akuntansi berasal dari kata bahasa inggris to account yang berarti
memperhitungkan atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi sangat erat
kaitannya dengan informasi keuangan. Definisi akuntansi dapat dirumuskan
dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pandang pamakai jasa
akuntansi dan proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pandang pemakainya,
17

akuntansi dapat didefinisikan sebagai “suatu disiplin ilmu yang


menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengavaluasi kegiatan- kegiatan suatu organisasi”.
Iformasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
a. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan, dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
b. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditor, badan
pemerintah dan sebagainya.
Definisi dari sudut pandang proses kegiatan apabila ditinjau dari sudut
kegiatannya, akuntansi didefinisikan sebagai “proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan
suatu organisasi”. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi
merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut berbagai kegiatan. Pada
dasarnya, akuntansi harus:
a. Mengidentifikasi data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
b. Memroses atau menganalisis data yang relevan.
c. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Peran dan fungsi akuntansi dalam dunia pendidikan adalah
menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar
berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam entitas pendidikan.
a. Kepala sekolah
Kepala sekolah menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan
sekolah yang dipimpinnya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai
dalam usaha mencapai tuuan, dan melakukan tindakan-tindakan
koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil oleh kepala sekolah
berdasarkan informasi akuntansi adalah menentukan peralatan apa
sebaiknya dibeli, berapa persediaan ATK yang harus ada dibagian
perlengkapan, dan lain- lain.
b. Guru dan karyawan
18

Guru dan karyawan mewakili kelompok yang tertarik pada informasi


mengenai stabilitas dan profitabilitas di institusi pendidikan (sekolah).
c. Kreditor atau pemberi pinjaman
Kreditor atau pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. (hal ini berlaku apabila
ada kasus sekolah yang memerlukan kreditor).
d. Orang tua siwa
Para orang tua siswa berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup institusi pendidikan.
e. Pemasok
Pemasok tertarik dengan informasi tentang kemungkinan jumla yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
f. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasannya
berkepentingan terhadap alokasi sumber daya dan karena itu,
berkepentingan dengan aktivitas sekolah. Informasi dasar ini
dibutuhkan untuk mengatur aktivitas sekolah, menetapkan kebijakan
anggaran, dan mendasari penyusunan anggaran untuk tahun-tahun
berikutnya.
g. Masyarakat
Institusi pendidikan mempengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Laporan keuangan institusi pendidikan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi tentang kecendrungan dan
perkembangan terakhir pengelolaan keuangan institusi pendidikan
serta rangkaian aktivitasnya.
1) Akuntansi untuk Badan Hukum Pendidikan Dasar Dan Menengah
(BHPDM)
Tujuan penyelenggaraan akuntansi dalam Badan Hukum Pendidikan
Dasar Dan Menengah (BHPDM) adalah untuk menyediakan gambaran
tentang keadaan keuangan pada lembaga pendidikan.
19

Menurut Bastian ada 3 anggaran publik dalam anggaran pendidikan


yang harus kita perhatikan, yaitu:
a. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) yang dikelola
oleh pemerintah.
b. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang dikelola
oleh pemerintah daerah.
c. APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang dikelola
oleh sekolah.
Anggaran-anggaran itulah yang harus dipertanggungjawabkan kepada
masyarkat. Mulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan,
masyarakat harus mengetahui penggunaan/alokasi dana-dana tersebut.
2) Siklus Akuntansi dalam BHPDM
Siklus akuntansi merupakan proses akuntansi mulai dari pencatatan
transaksi keuangan sampai dengan penyusunan laporan keuangan pada
akhir suatu periode. Pada dasarnya siklus akuntansi dapat dibagi
sebagai berikut:
a. Membuat atau menerima bukti pencatatan dimana biasanya sebuah
entitas mempunyai form voucher (bukti pencatatan) sendiri atau
bukti lain yang bisa berupa kwitansi atau lainnya.
b. Mencatat dalam buku jurnal
c. Memindahkan data jurnal ke buku besar
d. Menyusun laporan keuangan.
3. Evaluasi (Controling)
Pengawasan keuangan sekolah harus dilakukan melalui aliran masuk
dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara. Hal itu dilakukan mulai
dari proses keputusan pengeluaran pos anggaran, pembelanjaan,
perhitungan dan penyimpanan barang oleh petugas yang ditunjuk. Secara
administrasi pembukuan setiap pengeluaran dan pemasukan setiap
pengeluaran dan pemasukan setiap bulan ditangani sebagai berita acara.
Kepala sekolah sebagai atasan langsung bertanggung jawab penuh atas
pengendalian, sedangkan pengawasan dari pihak berwenang, melalui
20

pemeriksaan yang dilaksanakan oleh instansi vertical, seperti petugas dari


Dinas Pendidikan dan BAWASDA.
Evaluasi merupakan tahap terakhir setelah tahap perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi. Evaluasi didefinisikan oleh
Nanang Fattah sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut suatu
perangkat criteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
Fattah juga mengemukakan bahwa diantara tujuan evaluasi adalah untuk:
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa
yang telah dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi
kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia atau tenaga,
sarana dan prasarana, biaya) secara efisien dan ekonomis.
c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpanan dilihat
dari aspek tertentu seperti program tahunan, kemajuan belajar.
Pengawasan tersebut relatif dilihat dari tugas rutinitas atas dasar
kewenangan pengawasan pembiayaan yang masuk dan diserap di
sekolah. Prosedur pengendalian penggunaan alokasi anggaran sifatnya
sangat normatif administratif artinya pemenuhan pengendalian masih
terbatas pada angka kuantitatif yang terdokumentasi. Dengan demikian
aspek-aspek realistis penggunaan sulit diukur secara obyektif. Persoalan
tersebut sering terjadi disetiap sekolah. Hal tersebut disebabkan belum
berjalannya fungsi administrasi keuangan dimana aliran uang dan barang
teridentifikasi sesuai dengan peran dan fungsi.
Fungsi evalusai pada masing-masing tahap berbeda satu sama lainnya.
Evaluasi sering dilihat sebagai upaya pencegahan. Ia bertujuan untuk
menemukan apa yang benar dan apa yang salah, serta menggunakan hasil
evalusi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Pencegahan
dari kesalahan agar tidak terulang kembali merupakan fungsi evaluasi yang
valid, namun ia memiliki kekurangan yang mendasar. Evaluasi dan
pertanggung jawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasi ke dalam tiga
hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk
21

pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan


pihak eksternal sekolah.

F. Prinsip-prinsip Pengelolaan Administrasi Keuangan Sekolah

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.


Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat
penekanan. Menurut Mestry & Tom (2009: 3), pengertian pengelolaan keuangan
sekolah adalah kinerja dari kebijakan manajemen terkait aspek pembiayaan
sekolah dengan pencapaian efektivitas sekolah yang dibawa oleh manajemen.
Sutomo (2011: 67) menjelaskan bahwa manajemen anggaran atau biaya sekolah
sebagai proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta pembinaan secara
berkesinambungan terhadap biaya operasional sekolah
Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi,
akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.
Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan
berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian
penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang menjadi tanggun jawabnya. Akuntabilitas di dalam manajemen
keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan
yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah
22

membelanjakan uang secara bertanggung jawab.


3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Penjelasan mengenai efektivitas jika lebih dalam lagi,
sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai
pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih
menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat
mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi
adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran
(output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga,
pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu,
tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik
kuantitas maupun kualitasnya.

G. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah

Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang


menentukan terlaksananya kegiatan pembelajaran bersama komponen-
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya. Tataran pengelolaan cara mengatur lalu lintas uang yang
diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
23

pelaksanaan, pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan


perencanaan menentukan untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan
dilaksanakan, dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan pengorganisasian
menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya. Kegiatan pelaksanaan
menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-masing
bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan
mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh
siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk
kesinambungan terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah.
Penyusunan rencana (planning) di dalam setiap penggunaan anggaran.
Langkah pertama dalam penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah
menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat dengan pola perencanaan
anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi keuangan, line of business,
keadaan para nasabah/konsumen, organisasi pengelola, dan skill para pejabat
pengelola. Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban.

H. Sumber-Sumber Keuangan Sekolah

Sumber keuangan dan pembiayaan sekolah dikelompokkan menjadi tiga,


yaitu (1) pemerintah pusat dan daerah yang diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan; (2) orangtua atau peserta didik; (3) masyarakat (Suryana, 2008).
1. Dana dari pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin dalam Daftar
Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua sekolah untuk setiap
tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang
dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa
kelas I, II dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing
24

jenis pengeluaran sudah ditentukan pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran


dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-
benar sesuai dengan mata anggara tersebut. Selain DIK, pemerintah
sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional sekolah.
2. Dana dari orang tua siswa
Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran
komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua
siswa ditentukan oleh rapat komite sekolah. Pada umumnya dana komite
terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh
orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di sekolah;
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya
hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya
dapat diangsur);
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa
terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya
secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
3. Dana dari masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh
perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya
karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik
swasta.
4. Dana dari alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan
25

perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para
alumni merupakan sumbangan sukarela dari para alumni yang merasa
terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi
kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima
langsung dari alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni
atau lustrum sekolah.
5. Dana dari peserta kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang
menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler,
seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris atau keterampilan
lainnya.
6. Dana dari kegiatan wirausaha sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk
mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan
wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf
sekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin sekolah, bazar tahunan,
wartel, usaha fotokopi, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banyak pihak memahami manajemen itu diidentikkan dengan pengelolaan,
termasuk Depdiknas (2000) menggunakan istilah pengelolaan keuangan
pendidikan sebagai tindakkan pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang
meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan
pelaporan keuangan yang ada di lembaga pendidikan. Jauh sebelumnya sudah
dimaknai pengelolaan pendidikan merupakan usaha memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan,
pemeriksaan dan pertanggungjawaban keuangan dalam urusan layanan
pendidikan (Lipham, 1985).
Fungsi utama manajemen keuangan yaitu planning atau perencanaan
keuangan, budgeting atau anggaran, controlling atau pengendalian keuangan,
auditing atau pemeriksaan keuangan dan reporting atau pelaporan keuangan.
Menurut Kadarman (1992: 18) tujuan manajemen keuangan adalah
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah,
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan
meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Dalam pelaksanaan manajemen keuangan menganut azas pemisahan tugas


antara fungsi otorisator, ordonator dan bendahara. Otorisator adalah pejabat
yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala
tindakan yang dilakukan berdasarkan otoritas yang telah ditetapkan.

Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan,


penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya yang dapat
dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban.

26
27

Manajemen keuangan memiliki beberapa lingkup, yakni:


1. Keputusan investasi, yang mencakup investasi pada aset tetap dan investasi
pada aset lancar yang disebut keputusan modal kerja.
2. Keputusan finansial, ini berhubungan dengan peningkatan keuangan dari
berbagai sumber, tergantung pada keputusan mengenai jenis sumber
pendanaannya, periode pembiayaan, biaya, dan imbal hasil.
3. Keputusan dividen, seorang manajer keuangan harus bisa mengambil
keputusan yang berkaitan dengan distribusi laba bersih kepada dua bagian,
yakni kepada pemegang saham dan retained profit atau laba yang ditahan.
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tersebut apabila
diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan
keuangan (budgeting), dan tahap pelaksanaan (akunting), dan tahap penilaian
atau auditing.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik.
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaban.
Sumber keuangan dan pembiayaan sekolah dikelompokkan menjadi tiga,
yaitu (1) pemerintah pusat dan daerah yang diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan; (2) orangtua atau peserta didik; (3) masyarakat (Suryana, 2008).

B. Saran
Kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah dengan kebathilan yang
terorganisir. Dari ucapan Ali bin Abi Thalib tersebut kita dapat mengambil
pelajaran bahwa manajemen sangatlah penting dalam suatu organisasi dalam
28

rangka mencapai tujuan. Begitupun dengan lembaga pendidikan. Lembaga


pendidikan akan maju, jika seluruh aspek terorganisir dengan baik, salah satunya
adalah dapat mengelola keuangan sekolah dengan tepat. Oleh karena itu, perlu
sekali diperhatikan tentang manajemen keuangan atau pengelolaan keuangan di
sekolah. Maka kami berharap, dengan adanya makalah ini, dapat meningkatkan
pemahaman pembaca tentang pentingnya pengelolaan pendidikan agar dapat
mengaplikasikannya dalam dunia nyata di kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Adillah, G. (2017). Manajemen keuangan. Jurnal Manajemen dan Supervisi


Pendidikan, 1-4.
Andiawati, E. (2016). Pengelolaan Keuangan Lembaga Pendidikan Sekolah.
Jurnal Manajemen dan Supervisi Pendidikan, 4-6.
Daulay, M. R. (2017). Manajemen Keuangan Madrasah. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
dan Keislaman Vol.2. No. 1, 34-50.
Gamar, N. (2019). Implementasi Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam Volume 7, Nomor 1, 11-19.
Jaenudin, A. (2016). Analisis Pegelolaan dan Pengawasan Keuangan Sekolah di
SD Negeri Se-Kecamatan Way Tuba. Jurnal Manajemen pendidikan, 1-9.
Jahari, J. (2013). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Fajar Media .
Komariah, N. (2018). Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan. Jurnal Al-Afkar
Vol. VI. No. 1 , 65-70.
Masditou. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Menuju Pendidikan yang
Bermutu. Jurnal Ansiru PAI Vol. 1 No. 2, 115-125.
Nafisah, D. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan di Madrasah Aliyah.
Jurnal Analisis Pendidikan Ekonomi Vol. 6 Nomor 3 , 788-796.
Sunaengsih, C. (2017). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: UPI Sumedang Press.

Anda mungkin juga menyukai