Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN

INTERAKSI SOSIAL

DISUSUN OLEH :
KDK KEMBAR AYU MANIK SUKRAENY (P07120218014)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI S.TR KEPERAWATAN
A. Konsep dasar penyakit
1. Definisi
Perilaku menarik diri merupakan usaha individu menghindari suatu interaksi atau
hubungan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak
mampu membagi pengalaman dengan orang lain dan tidak adanya perhatian (Stuart dan
Sundeen, 1990). Perilaku menarik diri adalah percobaan menghindari hubungan atau
suatu interaksi dengan orang lain (Rawlins dikutip oleh Tim Keperawatan Jiwa Fakultas
Ilmu Keperawatan UI, 1999). Perilaku menarik diri merupakan kegagalan dalam
membina hubungan dengan teman, sekolah, kurangnya dukungan guru dan pembatasan
serta dukungan yang tidak konsisten dari orang tua mengakibatkan anak menjadi frustasi
terhadap kemampuannya, merasa tidak mampu menarik diri dari lingkungannya (Herber,
dkk dikutip oleh Tim Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan UI, 1999).
Kerusakan interaksi sosial adalah suatu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel,
tingkah maladaptif dan mengganggu fungsi individu dalam hubungan sosialnya (Stuart
dan Sundeen, 1998).
Kerusakan sosial adalah suatu keadaan seseorang berpartisipasi dalam pertukaran
sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif (Towsend, 1998).
Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam berinteraksi
dengan orang lain yang salah satunya mengarah pada perilaku menarik diri.

2. Penyebab
Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negative terhadap diri sendiri dan kemampuan, hilangnya kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan yang diiekspresikan secara langsung
maupun tak langsung.
Beberapa faktor predisposisi / pendukung terjadinya prilaku menarik diri :
1. Faktor Tumbang
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama
proses tumbang setiap tahap tumbang memiliki tugas yang harus dilalui individu
dengan sukses. Apabila tugas-tugas perkembangan tidak terpenuhi, akan dapat
menghambat fase perkembangan selanjutnya
2. Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan hubungan sosial termasuk komunikasi yang tidak jelas dimana seorang
anggota keluarga menerima pesan saling bertentangan dalam waktu yang bersamaan,
ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga, pola asuh keluarga yang tidak
menganjurkan anggota keluarga untk berhubungan di luar lingkungannya.
3. Faktor Sosial Budaya Isolasi sosial dari lingkungannya merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam berhubungan sosial. Hal ini disebabkan oleh adanya norma-norma
salah yang dianut oleh keluarga. Setiap anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari
orang lain. Misalnya : penyandang cacat, usila dan penyakit kronis.

4. Faktor Biologis
Faktor keturunan juga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam berhubungan
sosial. Organ tubuh yang jelas mengalami perubahan adalah otak. Misalnya: pada klien
Skizoprenia, terdapat struktur abnormal pada otak.
B. Faktor Presipitasi (Stuart dan Sundeen, 1998)
Faktor pencetus terjadinya gangguan hubungan sosial dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan
eksternal yang dapat dikelompokkan menjadi :
1. Stressor sosial budaya
Stressor yang timbul dari faktor sosial budaya, antara lain keluarga yang labil, perpisahan orang
tua terdekat, misalnya dirawat dirumah sakit akibat penyakit kronis.
2. Stressor Psikologik
Stressor psikologik yaitu menuju pada kecemasan yang cukup berat dengan terbatasnya
kemampuan dalam menyelesaikan masalah kecemasan tersebut.
3. Model Biologikal Lingkungan Sosial
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap stress saat
terjadinya interaksi dengan stressor dilingkungan sosial.
3. Pohon masalah

Isolasi sosial Gangguan


interaksi sosial

Malu, menutup diri,


menghindari interaksi.

Harga diri rendah

Tidak mampu membagi


Pencapaian diri tidak pengaaman dengan
sesuai seseorang
Tidak ada perhatian

4. Gejala klinis
Menarik diri, merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Tergantung (dependen), terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa
percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi secara sukses.
Manipulasi, merupakan gangguan hubungan sosial yang terdapat pada
individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak
dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
Curiga, terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya dengan
orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-
tanda cemburu, iri hati, dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai dengan
humor yang kurang, dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang
dingin dan tanpa emosi.

Tingkah laku klien menarik diri


a. Kurang spontan.
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
c. Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi sedih).
d. Afek tumpul
e. Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri
f. Komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak bercakap-cakap dengan
klien lain/perawat.
g. Mengisolasi diri (menyendiri). Klien tampak memisahkan diri dari orang lain,
misalnya pada saat makan.
h. Tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya.
i. Pemasukan makanan dan minuman terganggu.
j. Retensi urine dan faeces.
k. Aktifitas menurun.
l. Kurang energi (tenaga).
m. Harga diri rendah.
n. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
Mekanisme koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping
yang sering digunakan pada menarik diri adalah regresi, represi dan isolasi.

5. Penatalaksanaan medis
a. Psikofarmakologi
Antipsikosis bermanfaat untuk terapi psikosis akut dan kronik.
Kegunaannya pada psikoneuresis dan penyakit psikomatik belum jelas.
b. Non psikofarmakologi
Terapi psikososial
Pada umumnya lebih efektif diberikan pada saat penderita berada dalam
fase perbaikan. Dibandingkan fase terapi ini meliputi terapi perilaku, terapi
keluarga, terapi kelompok, dan psikoterapi individual.
Terapi perilaku
Menggunakan hadiah ekonomi dan latihan keterampilan social untuk
meningkatkan kemampuan social, kemampuan memenuhi diri sendiri,
laihan praktis, dan komunikasi interpersonal. Perilaku adaptif didorong
dengan pujian atau hadiah yang dapat ditebus untuk hal-hal yang
diharapkan.
A. Konsep dasar asuhan keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Menurut Keliat (1998) dan Lowcend (1998) diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada klien dengan kerusakan interaksi sosial menarik diri adalah :
1. isolasi social
data Subjektif
1. Merasa ingin sendirian
2. Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif
1. Menarik diri
2. Tidak berminat atau menolak berinteraksi dengan orang lain

2. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri


Data objektif : apatis, afek tumpul, bersedih, menyendiri, berdiam diri dikamar,
banyak diam, kontak mata kurang,menolak berhubungan dengan orang lain, tidak
mau melakukan perawatan diri
Data subjektif : sukar didapat jika klien menolak berkomunikasi, kadang hanya
menjawab dengan singkat, ya atau tidak

2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul


1. Isolasi social
Ketidakmampuan untuk membina hubungan yang erat, hangat, terluka, dan
interdependen dengan orang lain
Penyebab
1. Keterlambatan perkembangan
2. Ketidakmampuan menjalin hubungan yg memuaskan
3. Ketidaksesuaian minat dengan tahap perkembangan
4. Ketidaksesuaian nilai dengan norma
5. Ketidaksesuaian perilaku social dengan norma
6. Perubahan pernampilan fisik
7. Perubahan status mental
8. Ketidakadekuatan sumber daya personal
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
3. Merasa ingin sendirian
4. Merasa tidak aman di tempat umum
Objektif
3. Menarik diri
4. Tidak berminat atau menolak berinteraksi dengan orang lain
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Merasa berbeda dengan orang lain
2. Merasa asik dengan pikiran sendiri
3. Merasa tidak mempunyai tujuan yg jelas
Objektif
1. Afek datar
2. Afek sedih
3. Riwaayat ditolak
4. Menunjukkan permusuhan
5. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6. Kondisi difable
7. Tindakan tidak berarti
8. Tidak ada kontak mata
9. Perkembangan terlambat
10. Tdak bergairah atau lesu
Kondisi klinis terkait
1. Penyakit alzeimer
2. AIDS
3. Tuberculosis
4. Kondisi yg menyebakan gangguan mobilisasi
5. Gangguan psikiatrik

2. Gangguan interaksi social


Kuantitas dan atau kualitas hubungan social yang kurang atau berlebihan
Penyebab:
1. Defisiensi bicara
2. Hambatan perkembangan
3. Ketidakadaan orang terdekat
4. Perubahan neurologis
5. Disfungsi system keluarga
6. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan
7. Penganiayaan atau pengabaian anak
8. Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
9. Impulsive
10. Perilaku menantang
11. Perilaku agresif
12. Keengganan berpisah dengan orang terdekat
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Merasa tidak nyyaman dengan orang lain
2. Merasa sulit menerima perasaan
Objektif
1. Kurang responsive atau tertarik dengan orang lain
2. Tidak berminat melakukan kontak emosi dan fisik
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Sulit mengungkapkan kasih sayang
Objektif
1. Gejala cemas berat
2. Kontak mata kuranng
3. Ekspresi wajah tidak responsive
4. Tidak kooperatif
5. Perilaku tidak sesuai usia
3. Rencana keperawatan
no DIAGNOSA TUJUAN SLKI SIKI RASIONAL
1 Gangguan TUM: klien dapat Setelah dilakukan asuhan Label SIKI
interaksi sosial berinteraksi dengan keperawatan selama 15 Modifikasi perilaku
orang lain menit dalam 1x pertemuan keterampilan social
TUK I: klien dapat diharapkan interaksi social Observasi
membina hubungan pasien dapat meningkaat 1.identifikasi penyebab 1.untuk mengetahui
saling percaya dengan kriteria hasil : kurangnya keterampilan seberapa
TUK II: Klien dapat 1. Perasaan nyaman social kerusakanyang
menyebutkan penyebab dengan situasi social 2.identifikasi focus pelatihan dialami pasien
menarik diri meningkat keterampilan social 2.untuk menerapkan
TUK III: Klien dapat 2. Perasaan mudah Terapiutik intervensi secara
menyebutkan menerima atau 3.motivasi untuk berlati efektif
keuntungan mengkomonikasika berhubungan social 3,4.untuk
berhubungan dengan n perasaan 4.beri upan baik positif mendukung pasien
orang lain dan kerugian meningkat Edukasi (persuasive)
tidak berhubungan 3. Responsive pada 5.jelaskan tujuan intervensi 5.agar pasien tidak
dengan orang lain orang lain 6.jelaskan manfaat interaksi deficit pengetahuan
meningkat social 6.meningkatkan
4. Perasaan tertarik 7.anjurkan mengungkapkan minat pasien
pada orang lain perasaan melakukan intraksi
meningkat 8.edukasi keluarga untuk 7.untuk melatih
5. Minat melakukan dukungan keterampilan pasien melakukan
kontak emosi sosial interaksi social
meningkat 8.agar keluarga juga
6. Mengverbalisasikan dapat berperan pada
wajah responsive intervensi ini
meningkat
7. Kooperatif dengan
orang lain
meningkat
8. Cemas menurun
2 Isolasi sosial TUM: untuk membantu Setelah dilakukan asuhan Label SIKI
pasien menunjukkan keperawatan selama Promosi sosialisasi
diri sebagai individu 15menit dalam Obervasi
TUK I : untuk melatih 1xpertemuan, diharapkan 1.idenetifikasi kemampuan 1,2.untuk
pasien bersosialisasi keterlibatan sosial pasien melakukan interaksi mengetahui
TUK II : agar pasien meningkat dengan kriteria 2.identifikasi hambatan seberapa
mau berinteraksi hasil : melakukan interaksai terganggunya px
TUK III: untuk 1. Minat berinteraksi Terapiutik
meningkatkan harga meningkat 3.motivasi meningkatkan
diri pasisen 2. Verbalisasi tujuan keterlibatan dalam suatu 3.untuk mendorong
yang jelas hubungan px melakukan
meningkat 4.motivasi kesabaran dalam interaksi
3. Verbalisasi isolasi mengembangkan suaatu 4.agar pasien bisa
menurun hubungan melalukan interaksi
4. Verbalisasi 5.motivasi berinteraksi di dengan tepat
ketidakamanan di luar lingkungan 5.agar interaksi px
tempat umum 6.beri umpan balik positif lebih luas
menurun Edukasi 6.agar px merasa
5. Perilaku menarik 7.anjurkan berinteraksi diargai
diri menurun 8.anjurka ikut serta kegiatan
6. Verbalisasi 9. anjurkan berbagi 7,8.untuk
preokupasi dengan pengalaman mengurangi isolasi
prilaku sendiri pd px
menurun 9.untuk memancing
7. Afek murung orang lain
menurun berinteraksi dengan
8. Perilaku px
bermusuhan
menurun
9. Perilaku sesuai
dengan harapan
orang lain membaik
10. Perilaku bertujuan
membaik
11. Kontak mata
membaik

4. Implementasi
5. Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai