Volume 14 No.No.
1, Mei
1, Mei
2018
2018 Halaman
Halaman
327-340
45-58
Abstract
Everyone has need and wish to grow, the highest attainment is self-actualization. This
study aims to describe the characteristics of self-actualization on the main character in
novel Balada Si Roy written by Gol A Gong. The source of the data is text quotation of the
novel Balada Si Roy. This research is a qualitative research with content analysis. The
theory used is literary psychology. The results show that the main character is an
actualized person. Fourteen characteristics of self-actualization of the main character have
been discovered, as Abraham Maslow said. The cause of the formation of self-actualization
is the determination of the main character to fulfill his hidden wish, such as writing and
traveling. Both of them passed the main character with confidence, though he had to leave
his two beloved women in Indonesia, they are his mother and Suci.
Keywords: literary psychology, humanistic psychology, self-actualization
Abstrak
Setiap manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan dan keinginan untuk berkembang
yang pencapaian tertingginya adalah aktualisasi diri. Kajian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan ciri-ciri aktualisasi diri yang tampak pada tokoh utama novel Balada Si
Roy karya Gol A Gong. Sumber data berupa kutipan teks novel Balada Si Roy. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi. Teori yang
digunakan adalah psikologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh utama
merupakan pribadi yang teraktualisasi. Hal ini diperkuat oleh temuan data dalam novel
berupa empat belas ciri aktualisasi diri yang dikemukakan Abraham Maslow. Penyebab
terbentuknya pribadi yang teraktualisasi tersebut, tidak terlepas dari kebulatan tekad tokoh
utama untuk memenuhi hasrat terpendamnya, yakni menulis dan traveling. Kedua hal
tersebut dijalani tokoh utama dengan keyakinan walaupun harus meninggalkan dua wanita
yang dikasihinya di Indonesia: Ibu dan Suci.
Kata-kata kunci: psikologi sastra, psikologi humanistik, aktualisasi diri
DOI: 10.26499/jk.v14i1.644
How to cite: Sinaga N., Zuriyati, & Attas, S.G. (2018). Aktualisasi diri tokoh utama novel Balada Si Roy karya Gol A
Gong. Kandai, 14(1), 45-58 (DOI: 10.26499/jk.v14i1.644)
yang berbeda. Begitu pun permasalahan oleh seorang tokoh dapat memicu
yang menghambat pemenuhannya. munculnya permasalahan psikologis
Selain di kehidupan nyata, seperti rasa bersalah, rasa malu, hingga
permasalahan dan kebutuhan hidup ide bunuh diri. Permasalahan-
manusia dapat ditemukan dalam karya permasalahan tersebut berpengaruh
sastra karena karya sastra merupakan pada proses aktualisasi diri tokoh.
gambaran kehidupan. Kisah dalam Beberapa penelitian terkait sudah
karya sastra dapat dijadikan media dilakukan oleh beberapa peneliti.
untuk mempelajari kehidupan, misalnya Amertawengrum (2013) menganalisis
belajar bagaimana mencapai suatu konflik pada diri tokoh utama dalam
keinginan, bagaimana cara memenuhi novel Pudarnya Pesona Cleopatra
kebutuhan, bagaimana sebuah masalah dengan memanfaatkan psikologi sastra.
diselesaikan, dan sebagainya. Pelajaran- Dalam penelitian Amertawengrum
pelajaran tentang kehidupan tersebut ditemukan bahwa konflik batin yang
dapat ditemukan dalam keseluruhan dialami tokoh pada mulanya berupa
cerita atau dari kepribadian dan tingkah kebimbangan untuk menerima atau
laku tokoh-tokohnya. Hastuti (2014) menolak keinginan menikah dengan
misalnya, mengungkapkan kemampuan gadis pilihan ibunya. Konflik batin
tokoh Tina dalam novel Kleting Kuning itulah yang memunculkan konflik
dalam memadukan kualitas positif sisi berikutnya di sepanjang cerita karena
maskulin dan sisi feminin dalam dirinya ketidakberdayaan tokoh menolak
sehingga mencapai aktualisasi diri permintaan orang tuanya. Teori
dalam kehidupannya. Sementara itu, psikologi sastra yang digunakan dalam
Mulawati (2013) menganalisis penelitian ini, yaitu Psikoanalisis
bagaimana perjalanan hidup tokoh Laisa Sigmun Freud.
dalam novel Bidadari-Bidadari Surga Pradita (2012) meneliti konflik
membentuk watak yang pada akhirnya batin tokoh utama dalam film Sang
termanifestasi pada cara mendidik adik- Pencerah karya Hanung Bramantyo
adiknya. dengan pendekatan psikoanalisis
Salah satu tokoh dalam karya Sigmun Freud. Sementara itu, penelitian
sastra yang menarik untuk dikaji adalah Martono (2016) bertujuan
Roy dalam novel Balada Si Roy karya mendeskripsikan struktur novel Pasung
Gol A Gong. Balada Si Roy adalah Jiwa dan menguraikan kriteria,
novel berseri yang ditulis oleh Gol A penyebab, dan dampak transgender
Gong. Novel ini bercerita tentang pada tokoh utama. Penelitian Martono
perjalanan dan kisah hidup Roy dalam juga mengungkap aspek mekanisme
menemukan, menggunakan, dan pertahanan ego pada tokoh transgender
mengembangkan potensi dirinya. Dalam dalam novel Pasung Jiwa karya Okky
perjalanannya memenuhi kebutuhan Madasari ini ditinjau dari teori psikologi
tersebut ada tahapan dan hambatan yang sastra.
harus dihadapi oleh Roy hingga dapat Beberapa penelitian tersebut
terpenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu membuktikan bahwa tokoh dalam
aktualisasi diri. sebuah karya sastra dapat dikaji
Mengkaji aktualisasi diri seorang menggunakan psikologi sastra. Teori
tokoh utama terkait langsung dengan yang digunakan dalam penelitian
kajian watak dan kejiwaannya. tersebut banyak menggunakan
Rahmawati (2017) mengungkapkan psikoanalisis Sigmun Freud. Padahal,
bahwa konflik kejiwaan yang dialami ada teori lain yang bisa menjadi
46
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
47
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
48
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
49
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
50
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
51
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
52
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
Kutipan dari novel tersebut tidak hanya dijadikan hobi saja, tetapi
memperlihatkan bahwa tokoh utama bisa dikatakan pekerjaannya. Dengan
memiliki kemandirian meski dalam menulis dan traveling, tokoh utama
keadaan ekonomi yang tidak terlalu tidak hanya memiliki kepuasan batin
baik selama perjalanan. Selain itu, saja, tetapi mendapatkan kepuasan
pengarang seolah hendak memberi tahu materi dari bayaran tulisan-tulisannya.
melalui tindakan tokoh utama bahwa
para traveler memiliki kemandirian dan Kesadaran Sosial
keinginan untuk tidak menyusahkan
traveler lain. Meski begitu, mereka Orang yang pribadinya sudah
tetap saling membantu tanpa meminta teraktualisasi memiliki jiwa yang
balasan. Kemandirian mereka gunakan diliputi oleh perasaan simpati, empati,
sebagai upaya saling memahami kasih sayang, dan ingin membantu
keadaan yang dialami traveler lainnya. orang lain. Perasaan tersebut ada
walaupun orang lain berperilaku jahat
Kesegaran dan Apresiasi yang terhadap dirinya. Dorongan itu akan
Berkelanjutan memunculkan kesadaran sosial di mana
ia memiliki rasa untuk bermasyarakat
Karakteristik ini merupakan dan menolong orang lain, seperti
manifestasi dari rasa syukur atas segala tampak pada kutipan berikut.
potensi yang dimiliki orang yang
mampu mengaktualisasikan diri. Ia akan “Bagaimana ibumu, Kay? Sudah
diselimuti perasaan senang, kagum, sembuh sakit perutnya?”
tidak bosan terhadap apa yang ia miliki. “Tambah parah, Roy” Kay
Walaupun hal yang dimiliki biasa-biasa bersedih.
saja. Implikasinya, ia mampu “Belum dibawa ke rumah
mengapresiasi segala yang dimilikinya, sakit?”
seperti tampak pada kutipan berikut. “Uangnya belum cukup,” (Gong,
2012, hlm. 166).
“Tapi kamu sungguh menikmati
hidup ya, Roy.” Percakapan tersebut
“Traveling sambil menulis memperlihatkan bahwa tokoh utama
artikel dan membuat novel. Itulah memiliki kesadaran sosial yang tinggi
hidup saya. Itulah kompensasi pada orang-orang yang ditemuinya.
terbaik.” Kay, seorang anak kecil yang harus
“Wow, great! Kamu berpindah berjuang menghidupi keluarganya
dari satu tempat ke tempat lain? karena ayahnya seorang pejudi dan
Mengongkosi perjalanan dari ibunya sedang sakit, baru ditemui tokoh
tulisan-tulisanmu? Nice job, Roy!” utama di India. Meski begitu, tokoh
“Traveling is my life,” Roy utama tergugah hatinya sehingga
bergumam,” (Gong, 2012, hlm. beberapa kali membantu Kay. Ia pun
209). dapat merasakan kesedihan yang
dirasakan tokoh lain, seperti tampak
Dalam dialog tersebut, terlihat pada kutipan berikut.
bahwa tokoh utama sangat bangga dan
mensyukuri potensi dirinya. Menulis “Pemuda Roy merasakan
dan traveling merupakan dua hal yang seluruh sendi-sendi tuangnya
sangat disukai tokoh utama. Keduanya, bergetar. Dia diam, hening. Dia
53
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
54
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
pergi ke dokter. Oleh karena itu, setiap dengan makna dan nilai pendidikan.
perjumpaan selalu mereka lalui dengan Seperti tampak pada kutipan berikut.
gembira.
“From Japan?” tiba-tiba
Demokratis terdengar suara perempuan yang
lagi-lagi salah tebak.
Orang yang mampu Ketika mendengar suara tadi,
mengaktualisasikan dapat menjalin Roy baru sadar kalau di sebelah
hubungan yang baik dengan siapa pun. Kay ada seorang gadis Eropa
Dalam pertemanannya, ia tidak tersenyum. Lalu, “From Africa?”
mempermasalahkan budaya, ras, Roy balik bertanya padanya.
golongan, dan agama yang ada di Gadis Eropa itu tertawa kecil.
sekitarnya. Tampak dalam kutipan “Saya dari Jerman.”
berikut. “Barat atau Timur?”
“Jerman,” gadis bule itu
“Roy dan Ina cuma turun di menegaskan sambil mendelik. Roy
anak tangga pertama yang terendam kini tertawa. Dia memang suka
air. Mereka membersihkan wajah bercanda jika bertemu dengan
dan lengan yang penuh dengan orang Jerman,” (Gong, 2012, hlm.
corengan warna. Mereka bersenda 168).
gurau dengan penduduk sambil
membersihkan badan dari pewarna. Candaan yang dilakukan tokoh
Holy membuat mereka jadi dekat. utama sebetulnya merupakan balasan
Jadi seperti sebuah keluarga,” atas tebakan yang dilakukan orang-
(Gong, 2012, hlm. 227). orang yang menganggapnya berasal dari
Jepang. Sebenarnya tokoh utama
Kutipan tersebut menunjukkan merasa kesal karena hampir di setiap
bahwa tokoh utama tidak negara ada saja orang yang
mempermasalahkan budaya, ras, menganggapnya bukan dari Indonesia.
golongan, dan agama yang ada di Akan tetapi, kekesalannya ia tunjukkan
sekitarnya. Ia dapat berbaur dengan dengan candaan yang tidak menghina.
masyarakat India sehingga menjadi Lebih dari itu, dengan candaannya,
dekat seperti keluarga. Membuyarkan tokoh utama malah bisa mendekatkan
perbedaan-perbedaan yang ada pada diri dengan tokoh lain. Seperti pada
dirinya dan orang-orang sekitar. dialog di atas, Ina pada akhirnya
menjadi salah satu tokoh yang paling
Rasa Humor yang Bermakna dan dekat dengan tokoh utama.
Etis
Kreativitas
Rasa humor orang yang
mengaktualisasikan diri berbeda dengan Sikap kreatif merupakan
humor kebanyakan orang. Ia tidak akan karakteristik lain yang dimiliki oleh
tertawa terhadap humor yang menghina, orang yang mengaktualisasikan diri.
merendahkan, bahkan menjelekkan Kreativitas ini tanpa tendensi atau
orang lain. Humor yang pengaruh dari mana pun dan siapa pun.
mengaktualisasikan diri bukan saja Kreativitas diwujudkan dalam
menimbulkan tertawa, tetapi sarat kemampuannya melakukan inovasi-
inovasi yang spontan, asli, dan tidak
55
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
“Kita korban masa lalu. Kita tak Seorang yang teraktualisasi diri
punya kebanggaan untuk berbuat mampu mempertahankan pendirian dan
sesuatu karena orang-orang masa keputusan-keputusan yang ia ambil.
lalu selalu menagih kita untuk Tidak goyah atau terpengaruh oleh
berbuat hal yang sama.” berbagai guncangan ataupun pendapat
... orang lain, seperti tampak pada kutipan
Hidup sebagai remaja adalah berikut.
kebebasan, selama masih murni dan
tidak ditunggangi atau dijadikan “Buat apa kau memberi dia
kekuatan oleh sebuah kelompok,” uang?”
(Gong, 2012, hlm. 19). “Dia membutuhkannya, Ina.”
“Dia masih kuat.”
Kutipan tersebut merupakan “Aku tidak peduli dia masih kuat
luapan perasaan tokoh utama terhadap atau tidak. Aku cuma iba dan ingin
keadaan di sekitarnya. Ia merasa bahwa bersedekah.”
kehidupan akan sia-sia bila tak mau “Kamu memberinya kepada
melakukan inovasi dan berani orang yang salah.”
melakukan hal-hal baru. Hal tersebut “Buatku, Ina, yang penting
membawa tokoh utama untuk keikhlasannya ketika memberi.
melakukan traveling dan menulis. Dalam agama, kita diharuskan
Kebiasaan yang jarang dimiliki menyisakan dua setengah persen
masyarakat Indonesia pada saat itu. dari penghasilan kita.”
Akan tetapi, ia melakukannya. Seperti “Untuk siapa?”
tampak pada kutipan berikut. “Untuk orang-orang miskin
seperti pengemis tadi.”
Dia kini sudah memutuskan jadi Ina manggut-manggut,” (Gong,
bagian dari alam. Dengan 2012, hlm. 232).
menulislah dia isi hari-harinya. Tak
pernah diam. Bergerak ke mana- Percakapan tersebut
mana dengan hal baru. Kadang memperlihatkan bahwa tokoh utama
benaknya jadi penuh dan luber. Ya, memiliki ciri independensi. Ciri itu
menulislah kini pelariannya,” tampak dari caranya mempertahankan
(Gong 2012, hlm. 21). keyakinan dan keputusannya untuk
membantu seorang pengemis yang
Berdasarkan pemaparan tersebut sempat ditolak oleh tokoh lain.
dapat disimpulkan bahwa tokoh utama Keyakinan bahwa memberi merupakan
merupakan seorang yang tidak takut keharusan yang mesti dilakukan dengan
untuk mencoba hal baru dan memiliki ikhlas tetap ia jaga dan lakukan.
inovasi, seperti kemampuan menulis.
Kemampuan itu ia kembangkan melalui Pengalaman Puncak ‘Peak
traveling ke beberapa negara. Baginya Experience’
menulis dan traveling tidak hanya
media untuk menyampaikan ide, tetapi Orang yang mampu
juga sarana untuk menemukan jati mengaktualisasikan diri akan memiliki
dirinya. perasaan yang menyatu dengan alam. Ia
56
Sinaga, Zuriyati, Attas: Aktualisasi Diri Tokoh Utama...
merasa tidak ada batas atau sekat antara bertelanjang dada, sedang gembira
dirinya dengan alam semesta. Orang membajak sawah, berteriaklah
yang mampu mengaktualisasikan diri padanya: Roy! Pemuda gondrong
terbebas dari sekat-sekat berupa suku, itu akan tersenyum,” (Gong, 2012,
bahasa, agama, ketakutan, keraguan, hlm. 238).
dan lain-lain. Oleh karena itu, ia akan
bersifat jujur, ikhlas, bersahaja, tulus Pada bagian itu, tokoh utama
hati, alami, dan terbuka. digambarkan sebagai seorang yang
Konsekuensinya, ia akan bersyukur bahagia dengan kehidupan barunya di
kepada Tuhan, orang lain, alam, dan desa. Perasaan bahagia terhadap
segala sesuatu yang menyebabkan kehidupan menandakan bahwa kondisi
keberuntungan hidupnya. Seperti psikologis tokoh utama sehat dan telah
tampak pada kutipan berikut. mampu melewati hambatan-hambatan
yang mengganggunya. Selain itu,
“Cuma, ah, kenapa darah selalu ekspresi gembira dalam menjalani
bergolak jika melihat persawahan profesi barunya sebagai petani
yang mulai sedikit, dan aroma menandakan bahwa tokoh utama telah
dunia yang semakin brengsek. Aku menemukan potensi dan memenuhi
memang petualang jalanan. hasrat tertingginya untuk menyatu
Hutanku adalah beton-beton yang dengan alam.
menuding langit sehingga matahari
sangat susah dinikmati. Hewan- PENUTUP
hewanku adalah manusia itu
sendiri, yang kata beberapa orang Berdasarkan pembahasan yang
frustasi, “We are more than telah dilakukan, dapat disimpulkan
animal!” Itulah sebabnya, selagi bahwa tokoh utama novel Balada Si
langit menangis dan bumi belum Roy merupakan pribadi yang
mati, aku ingin merasakan dan teraktualisasi diri. Hal itu diperkuat oleh
menikmatinya,” (Gong, 2012, hlm. temuan data dalam novel berupa empat
30). belas ciri aktualisasi diri yang
dikemukakan Abraham Maslow. Ciri-
Inilah karakteristik yang ciri tersebut di antaranya, mampu
mendasari keseluruhan perjalanan tokoh melihat realitas secara efisien,
utama. Perasaannya yang telah menyatu penerimaan terhadap diri sendiri dan
dengan alam membuatnya ingin orang lain apa adanya, spontanitas,
menjelajahi dunia. Mengunjungi setiap kesederhanaan, dan kewajaran, terpusat
tempat, menemui orang-orang, pada persoalan, membutuhkan
merasakan secara langsung kuasa Tuhan kesendirian, dan otonomi: kemandirian
dan kehidupan sosial masyarakat. terhadap kebudayaan dan lingkungan,
Setelah perjalanan panjang tersebut, kesegaran dan apresiasi yang
pada bagian akhir cerita, tokoh utama berkelanjutan, kesadaran sosial,
digambarkan hidup menetap di sebuah hubungan interpersonal, demokratis,
desa di Banten, seperti tampak pada rasa humor yang bermakna dan etis,
kutipan berikut. kreativitas, independensi, serta
pengalaman puncak (peak experience).
“Jika kalian sedang tersesat ke Di kehidupan nyata, kebutuhan
kampung terpencil dan melihat aktualisasi diri setiap orang tentu
seorang pemuda gondrong berbeda-beda, bergantung minat dan
57
Kandai Vol. 14, No. 1, Mei 2018; 45-58
58