Manajemen Resiko Klinis Instalasi Gawat
Manajemen Resiko Klinis Instalasi Gawat
OLEH :
Aura Aisya Ariaputri
NPM. 20090316050
Dosen :
Dr. Boy S, dr., MARS
PROGRAM PASCASARAJANA
MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017
PENDAHULUAN
3. Pengendalian
Terdapat beberapa prosedur dan tindakan pencegahan infeksi nosokomial.
Tindakan ini merupakan seperangkat tindakan yang didesain untuk membantu
meminimalkan resiko terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain
dari pasien kepada tenaga kesehatan atau sebaliknya. Menurut Zarkasih, pencegahan
infeksi didasarkan pada asumsi bahwa seluruh komponen darah dan cairan tubuh
mempunyai potensi menimbulkan infeksi baik dari pasien ke tenaga kesehatan atau
sebaliknya. Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas pelayanan kesehatan adalah
mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan dan kesterilan dengan
lima standar penerapan yaitu:
a. Mencuci tangan untuk menghindari infeksi silang. Mencuci tangan merupakan
metode yang paling efektif untuk mencegah infeksi nosokomial, efektif mengurangi
perpindahan mikroorganisme karena bersentuhan
b. Menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari kontak dengan darah atau
cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi; pakaian khusus (apron), masker,
sarung tangan, topi, pelindung mata dan hidung yang digunakan di rumah sakit dan
bertujuan untuk mencegah penularan berbagai jenis mikroorganisme dari pasien ke
tenaga kesehatan atau sebaliknya, misalnya melaui sel darah, cairan tubuh, terhirup,
tertelan dan lain-lain.
c. Manajemen alat tajam secara benar untuk menghindari resiko penularan penyakit
melalui benda-benda tajam yang tercemar oleh produk darah pasien. Terakit dengan
hal ini, tempat sampah khusus untuk alat tajam harus disediakan agar tidak
menimbulkan injuri pada tenaga kesehatan maupun pasien.
d. Melakukan dekontaminasi, pencucian dan sterilisasi instrumen dengan prinsip yang
benar. Tindakan ini merupakan tiga proses untuk mengurangi resiko tranmisi infeksi
dari instrumen dan alat lain pada klien dan tenaga kesehatan
e. Menjaga sanitasi lingkungan secara benar. Sebagaiman diketahui aktivitas
pelayanan kesehatan akan menghasilkan sampah rumah tangga, sampah medis dan
sampah berbahaya, yang memerlukan manajemen yang baik untuk menjaga keamanan
tenaga rumah sakit, pasien, pengunjung dan masyarakat.
4. Telaah Akibat
Infeksi di rumah sakit atau infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang
menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Walaupun
beberapa kejadian infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien, namun
menyebabkan pasien dirawat lebih lama akibatnya pasien harus membayar lebih
mahal. Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated Infections
(HAIs) dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke
pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada
pasien.
5. Menghilangkan Penyebab
Penanggulangan hingga sebab dari munculnya infeksi nosokomial ini dapat menurun
angka kejadiannya yaitu :
Prosedur Pelaksanaan Penanggulangan Infeksi Nosokomial Secara Umum
A. Cuci Tangan
Tehnik mencuci tangan yang baik merupakan satu-satunya cara yang paling penting
untuk mengurangi penyebaran infeksi.Dengan cara menggosok tangan dengan sabun
atau deterjen dan air kuat kuat selama 15 detik dan dibilas baik baik sebelum dan
sesudah memeriksa penderita,sudah cukup .Namun bila selama merawat
penderita,tangan terkena darah,sekresi luka,bahan bernanah,atau bahan yang lain yang
di curigai maka harus di cuci selama 2 sampai 3 menit dengan menggunakan bahan
cuci antiseptic.
B. Asepsis
Asepsis adalah penghinderaan atau pencegahan penularan dengan cara meniadakan
mikroorganisme yang secara potensial berbahaya.Tujuan asepsis ialah mencegah atau
membatasi infeksi.di rumah sakit digunakan 2 konsep asepsis yaitu asepsis medis dan
bedah.Asepsis Medis meliputi segala praktek yang di gunakan untuk menjaga agar
para petugas medis,penderita dan lingkungan terhindar dari penyebab infeksi,seperti
cuci tangan,sanitasi dn kebersihan lingkungan rumah sakit itu hanyalah beberapa
contok asepsis medis.Asepsis Bedah meliputi cara kerja yang mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam luka dan jaringan penderita.Maka dari itu dalam asepsis
bedah semua alat kesehatan harus berprinsip steril,lingkungan harus bersanitasi,dan
juga flora mikroba di udara harus di saring lewat filter berefisiensi tinggi.
C. Disinfeksi dan Sterilisasi di Rumah Sakit
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyediaan yaitu tempat kebanyakan peralatan
dan suplai dibersihkan serta di sterilkan.Hasil proses ini di monitor oleh
laboratorium.mikrobiologi secara teratur.Kecenderungan rumah sakit untuk
menggunakan alat alat serta bahan yang di jual dalam keadaan steril dan sekali
pakai.karena dapat mempersingkat waktu tanpa harus mensterilkan alat,tetapi juga
dapat mengurangi pemindah sebaran patogen melalui infeksi silang.
D. Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit
Tujuan sanitasi lingkungan adalah membunuh atau menyingkirkan pencemaran atau
mikroba dari permukaan.Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk
mengurangi pencemaran,dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-
waktu dari permukaan lantai.
E. Pengawasan Infeksi
Ialah pengamatan dan pengawasan serta pencatatan secara sistematik terjadinya
penyakit menular,ini merupakan dasar bagi usaha pengendalian aktif.Identisifikasi
dan evaluasi masalah-masalah infeksi nosokomial dan pengembangan serta penilaian
pengendalian efektif hanya dapat dicapai denagn adanya pengawasan teratur terhadap
infeksi-infeksi semacam itu pada penderita.
F. Pengawasan Penderita atau Pasien
Pengawasan infeksi penderita di mulai ketika masuk rumah sakit dengan menyertakan
kartu data infeksi di dalam catatan medis penderita.Data yang di kumpulkan setiap
hari mengenai biakan dari laboratorium mikrobiologi serta dari hasil inspeksi
laboratoris dan klinis di catat pada setiap kartu data infeksi setiap penderita.
G. Pengawasan Pekerja Rumah Sakit
Pemeriksaan fisik harus merupakan persyaratan bagi semua petugas rumah sakit,dan
catatan imunisasi harus diperiksa.Bila tidak tercatat,maka imunisasi terhadap penyakit
polio,tetanus,difteri,dan campak harus di isyaratkan.Petugas yang menunjukkan hasil
positif pada uji tuberculin harus diperiksa dengan sinar x di bagian dada untuk
menentukan kemungkinan adanya tuberculosis aktif.
H. Pengawasan Lingkungan Rumah Sakit
Bila perawat pengendalian infeksi menemukan satu atau lebih kasus infeksi
baru,maka mungkin diperlukan banyak biakan dari penderita,petugas dan lingkungan
untuk menemukan sumber patogen dan lalu meniadakanya.
6. Pencegahan Kerugian
penanganan Infeksi Nosokomial Rumah Sakit dengan Metode Universal Precautions
1.Sterilisasi, Desinfeksi, Antiseptik dan Dekontaminasi
2.Kewaspadaan Universal dan Tes Laboratorium.
3.Kewaspadaan Universal pada Pengelolaan Alat Tajam
4.Kewaspadaan Universal di Unit tertentu & Unit Intravaskular.
5.Tindakan Prophylaxis pada Kecelakaan Kerja
6.Surveilance
7. Pengurangan Kerugian
Akan adanya kerugian pada pihak rumah sakit apabila tenaga kesehatan pula yang
terjangkit infeksi nosokomial karna kelalaiannya senidir ataupun kurang kesadaran
untuk menjaga diri sendiri dari terpaparnya infeksi yang begitu banyak dilingkungan
rumah sakit terutama di IGD. Sehingga tindakan-tindakan atau review ataupun
pelatihan dasar mengenai PPI harus dilakukan paling tidak 6 bulan sekali. Dan juga
tentunya fasilitas ataupun logitik mengenai APD dan lainnya harus dapat disediakan
dari pihak rumah sakit dengan sebaik-baiknya. Lebih baik banyak uang meneluarkan
biaya logitik yntuk mencegah adanya penularan infeksi nosokomial dibandingkan
harus terkena tuntutan maupun kurangnya tenga medis yang bekerja di sebuah IGD.
8. Alih Resiko
Resiko pekerjaan yang umum dihadapi oleh Dokter ataupun perawat kesehatan adalah
kontak dengan darah dan cairan tubuh sewaktu memberikan perawatan kepada pasien.
Darah dan cairan tubuh ini dimungkinkan membawa patogen yang merugikan.
Paparan dari patogen ini meningkatkan resiko tertularnya infeksi penyakit. Sehingga
dalam konteks ini alih resiko yang bisa diambil dengan benar-benar
meminimalisasikan angka kejadian infeksi nosokomial dengan pencegahan-
pencegahan yang ada.
Daftar Pustaka