Oleh :
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmad dan hidayah-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
penyusunan Makalah ini kami telah berusaha memberikan yang terbaik dengan berbagai
dukungan dari berbagai sumber atau litelatur yang ada,akan tetapi, apabila masih ditemukan
beberapa kesalahan dalam penulisan materi kami selaku penyusun mohon maaf.
Dalam kesempatan ini, kami juga tidak lupa menghanturkan ucapan terimakasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu, khusunya kepada Ibu Lili Lestari,M.Kep selaku
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi kami sendiri dan pembaca maka
dari itu kritik serta saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami perlukan demi
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................................2
1. Tujuan Umum....................................................................................................................2
2. Tujuan Khusus...................................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
TINAJUAN TEORI.........................................................................................................................3
A. Definisi...................................................................................................................................3
B. Fungsi Hukum Dalam Layanan Keperawatan.......................................................................3
C. Hak Pasien dan Perawat.........................................................................................................3
D. Tanggung Jawab Dalam Praktik Keperawatan......................................................................4
E. Tanggung Gugat...................................................................................................................10
F. Aspek Hukum.......................................................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................................22
KASUS DAN PEMMBAHASAN KASUS...................................................................................22
A. Kasus....................................................................................................................................22
B. Pembahasan Kasus...............................................................................................................22
BAB IV..........................................................................................................................................24
PENUTUP......................................................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................................24
B. Saran.....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat sebagai salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat umum yang tugas utamanya adalah memberikan asuhan atau
melalui kegiatan penyuluhan dan pendidikan oleh perawat dalam institusi sarana
kerja yang berbeda sesuai dengan pembagian unit dalam rumah sakit. Keterbatasan
jumlah tenaga medis (dokter) dalam setiap pelaksanaan pelayanan kesehatan telah
memaksa dokter untuk membutuhkan perawat sebagai tenaga pendukung dalam setiap
tugasnya. Namun tidak jarang dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, perawat melakukan
kesalahan yang memberikan dampak negatif pada pasien, seperti kesalahan pemberian
dosis obat, kesalahan pemberian diet pasien, kesalahan penanganan gawat darurat,
kesalahan pelayanan perawatan pasca operasi dan sebagainya. Seperti juga halnya dokter,
maka setiap tindakan perawat sebagai suatu subjek hukum akan berhadapan dengan
\l 1057 ].
aturan hukum yang secara khusus menentukan hal-hal yang seharusnya dilakukan atau
larangan perbuatan sesuatu bagi profesi perawat dalam menjalankan profesinya. Aspek
1
2
tentang registrasi dan praktik perawat; Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No.
Y.M.00.03.2.6.956 tentang hak dan kewajiban perawat. Sampai saat ini profesi
keperawatan di Indonesia belum memiliki aturan hukum khusus tentang praktik perawat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
di Indonesia.
C. Manfaat
1. Bagi Akademis
Hasil makalah ini merupakan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalah hukum-
Hasil makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu bagi pelayanan di Rumah Sakit agar
keperawatan.
Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan pada pasien sesuai dengan hukum
TINAJUAN TEORI
A. Definisi
dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku
dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu
sanksi.
kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari
individu dan masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek
1. Hak pasien
2. Hak perawat
4
5
Menurut PPNI Tanggung jawab perawat telah termuat dalam kode etik yang telah
disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi keperawatan.
Wadah yang membina profesi keperawatan di Indonesia ialah Dewan Pimpinan Pusat
Musyawarah Nasional PPNI di Jakarta pada tanggal 29 November 1989. Hingga saat ini,
rumusan itu masih relevan dan berlaku serta menjadi acuan keperawatan.
keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 5 bab dan 16 pasal. Bab 1 terdiri dari empat
pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat. Bab 2 menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya. Bab
3 terdiri dari dual pasal , menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap sesame perawat
dan profesi kesehatan lain. Bab 4 terdiri dari empat pasal menjelaskan tanggung jawab
perawat terhadap profesi keperawatan. Bab 5 terdiri dari dua pasal , menjelaskan tentang
Fungsi dari perawat tertentu tidak bisa dipisahkan dari kepercayaan klien dan
perawat maka keberadaan dan eksistensi perawat dalam dunia kesehatan dianggap
tidak berguna. Oleh karena itu, menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perawat
6
adalah keniscayaan. Perawat memiliki banyak tanggung jawab terhadap klien yang
budaya, adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga,
dan masyarakat. Artinya seorang perawat dituntut untuk beradaptasi dengan adat
sebuah norma di tengah masyarakat, sementara norma tersebut tidak sesuai dengan
masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan
upaya kesejahteraan pada umumnya, baik secara formal maupun informal. Formal
dalam arti kegiatan yang diprakarsai oleh institusi yang menaungi perawat atau
pribadi atau swadaya. Langkah ini sebagai bagian dari tugas perawat dan
Selain memiliki tanggung jawab kepeda klien perawat juga memiliki tanggung jawab
terhadap tugas yang diembannya. Inilah tanggung jawab perawat terhadap tugasnya :
keluarga dan masyarakat. Dengan kata lain , ketika menjalankan tugasnya perawat
harus memiliki keterampilan dan keahlian yang mempuni agar tugas yang
orang.
diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan kata lain ada beberapa informasi yang harus diketahui oleh public (pasien)
dan ada beberapa informasi yang tidak boleh dibocorkan kepada siapapun kecuali
perawat yang membuka rahasia akan dikenakan sangsi hokum. Pasal 322
menyatakan dnegan tegas , barang siapa dengan sengaja membuka suatu rahasia ,
mengugurkan bayi secara mudah dan alamiah sehingga memicu banyak orang
disimpan untuk diri sendiri dan dipergunakan untuk kepentingan orang banyak.
bertanggung jawab untuk bersikap netral , independen dan objektif. Artinya ketika
umur, jenis kelamin aliran politik,agama yang dianur, budaya dan adat istiadat ,
baik di institusi maupun diluar institusi yaitu keselamayan jiwa pasien. Tidak
dunia keperawatan.
f. Perawat harus memenuhi kebijakan dan prosedur risiko tinggi yang ada di
g. Perawat harus member tahu dokter pada saat kedatangan pasien maupun selama
hospitalisasi jika pasien mengalami gejala kondisi medis. Perawat juga harus
mendokumentasikan bahwa dokter telah diberi tahu. (Melakukan hal yang hanya
komunikasi antara perawat dengan dokter akan menjadi pelindung hukum bagi
perawat. Oleh karena itu, perawat harus mencatat setiap upaya yang dilakukan
untuk menghubungi dokter, waktu, dan isi pesan yang ditinggalkan, segala
termasuk dengan siapa percakapan itu terjadi dan apa yang dikatakan.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab terhadap sejawat atau terhadap
sesame perawatdan profesi kesehtan lin. Tanggung jawab perawat terhadap sesame
a. Baik ketika melaksanakan tugs maupun tidak setiap perawat bertanggung jawab
untuk memelihara hubungan dengan baik antara sesame perawat dan tenaga
kesehatan secara menyeluruh. Janga sampai antara perawat dengan perawat lainya
perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
pasien.
b. Setiap perawat bertanggung jawab untuk menjungjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan nenunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur. Ini
penting dilakukan karena setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat akan
menjadi cermin dari institusi atau profesi yang disandang. Artinya jika sikap dan
tindakan perawat baik, institusi atau profesi keperawatan akan dinilai baik oleh
halayak. Jika selama ini profesi perawat sering diragukan oleh pasien dalam
pelayanan kesehatan hal ini sebenarnya disebabkan oleh prilaku dan sifat pribadi
perawat.
keperawatan.
11
terakhir dari seorang perawat yang harus diembannya selama menjalani profesi
sebagai perawat. Berikut adalah tanggung jawab perawat terhadap Negara atau
pemerintahan:
kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah atau Negara dalam bidang
keperawatan kepada masyarakat. Dengan kata lain perawat tidak hanya dituntut
G. Tanggung Gugat
pihak lain. Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat terjadi sebagai
akibat adanya hubungan hukum antara tenaga medis ( dokter, bidan, perawat) dengan
12
pengguna jasa ( pasien) yang diatur dalam perjanjian. Tanggung Gugat dapat diartikan
sebagai bentuk partisipasi perawat dalam membuat suatu keputusan dan belajar
tanggung gugat artinya bila ada pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani
Perawat harus mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
klien, sedangkan sebagai pekerja atau karyawan perawat memilki tanggung jawab
ikatan profesi dan sebagai anggota team kesehatan perawat memiliki tanggung gugat
terhadap ketua tim biasanya dokter sebagai contoh: perawat memberikan injeksi
terhadap klien. Injeksi ditentukan berdasarkan advis dan kolaborasi dengan dokter,
perawat membuat daftar biaya dari tindakan dan pengobatan yang diberikan yang
tanggung gugat terhadap klien, dokter, RS dan profesinya. Perawat memilki tanggung
gugat dari seluruh kegitan professional yang dilakukannya mulai dari mengganti
laken, pemberian obat sampai persiapan pulang.Hal ini bisa diobservasi atau diukur
kinerjanya.
Ikatan perawat, PPNI atau Asosiasi perawat atau Asosiasi Rumah sakit telah
tercantum.baik itu dalam input, proses atau outputnya. Misalnya apakah perawat
mencuci tangan sesuai standar melalui 5 tahap yaitu.Mencuci kuku, telapak tangan,
punggung tangan, pakai sabun di air mengalir selama 3 kali dan sebagainya.
13
a. Contractual Liability
Tanggung gugat jenis ini muncul karena adanya ingkar janji, yaitu tidak
pihak lain sebagai akibat adanya hubungan kontraktual. Dalam kaitannya dengan
hubungan terapetik, kewajiban atau prestasi yang harus dilaksanakan oleh health
care provider adalah berupa upaya (effort), bukan hasil (result). Karena itu dokter
atau tenaga kesehatan lain hanya bertanggunggugat atas upaya medik yang tidak
memenuhi standar, atau dengan kata lain, upaya medik yang dapat dikatagorikan
b. Liability in Tort
Tanggung gugat jenis ini merupakan tanggung gugat yang tidak didasarkan atas
melawan hukum tidak hanya terbatas pada perbuatan yang berlawanan dengan
hukum, kewajiban hukum diri sendiri atau kewajiban hukum orang lain saja tetapi
juga yang berlawanan dengan kesusilaan yang baik & berlawanan dengan
ketelitian yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau
c. Strict Liability
Tanggung gugat jenis ini sering disebut tanggung gugat tanpa kesalahan (liability
negligence. Tanggung gugat seperti ini biasanya berlaku bagi product sold atau
article of commerce, dimana produsen harus membayar ganti rugi atas terjadinya
14
d. Vicarious Liability
Tanggung gugat jenis ini timbul akibat kesalahan yang dibuat oleh bawahannya
employer) dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga
H. Aspek Hukum
praktik sesuai etika dan standar profesinya. Profesi perawat memiliki kewajiban untuk
dalam melayani masyarakat perawat terikat oleh aturan hukum, etika dan moral.
hukum dengan perawat adalah UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Pasal 1
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
32/1996 Pasal 2 ayat (1) jo, ayat (3) perawat dikatagorikan sebagai tenaga
keperawatan.
Ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU No. 23 tahun 1992 jo. Pasal 21 ayat (1) PP No.
memenuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Standar profesi merupakan
kesehatan, khususnya terkait dengan tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga
yang ada.
Sumpah Perawat, Standar Profesi Perawat, Standar Asuhan Keperawatan, dan Kode
yang berlaku bagi perawat disebut instrumen normatif, karena keempatnya meskipun
norma yang harus dipatuhi oleh perawat agar terhindar dari kesalahan yang
berdampak pada pertanggungjawaban dan gugatan ganti kerugian apabila pasien tidak
program pendidikannya, D3 atau S1. Lafal sumpah ada dua macam yaitu lafal
Keperawatan.
sesuai dengan Standar Profesi tenaga kesehatan. Standar profesi merupakan ukuran
16
dengan teliti; harus sesuai dengan ukuran ilmu pengetahuan keperawatan; sesuai
keperawatan yang sama; dengan sarana dan upaya yang wajar sesuai dengan tujuan
pengalaman rata-rata seorang perawat dengan kualifikasi yang sama, maka dia
merupakan faktor penentu citra dan mutu rumah sakit. Di samping itu, tuntutan
optimal.
tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, doter
gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau
tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi
dimana dalam menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan
apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidik rendah dapat diberikaqn
kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga tidak
pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana
keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara
hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus tergantung pada
Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,
menengah dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3
tahun. Dalam pasal 3 dihelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga
terhadapnya. UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan
tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagai mana sisitem rekruitmen calon
pesrta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankaqn wajib kerja
18
dll. Yang perlu diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan sebagai
tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga
(termasuk bidan) dan paramedic non keperawata. Dari aspek hukum, sartu hal
yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga
keperawatan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diizinkan mengadakan praktik
swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diizinkan. Dokter dapat
membuka praktik swasta untuk mengobati orang sakit dan bidan dapat menolong
persalinan dan pelayanan KB. Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau
adil bagi propesi keperawatan. Kita ketahuai Negara lain perawat diizinkan
terutam dipuskesmas- puskesmas tetapi secara hukum hal tersebut tidak dilindungi
secara resmi tidak diakui, maka seharusnya perawat dibebaskan dari pelayanan
kredit poin
19
Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau
naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka kredit tertentu. Dalam SK
ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : penyenang kesehatan, yang sudah
perawat karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung kepada pangkat/
golongan atasannya.
1) Pasal 32 ayat 4
2) Pasal 53 ayat 1
3) Pasal 53 ayat 2
4. Jenis-jenis hukum
itu tentunya peraturan yang dapat menjamin dan melindungi masyarakat dalam
Aspek hukum lingkungan dalam pelayanan kesehatan, khususnya bagi
(1) Persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7ayat (1) harus
Rumah Sakit.
21
mengenai Dampak Lingkungan dilaksanakansesuaidenganperaturan perundang-
undangan.
Pasal 8 ayat (2) diatas mengacu kepada undang-undang no.32 tahun 2009 tentang
adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
menurut pasal 1 angka 12, yang dimaksud dengan upaya pengelolaan lingkungan
UPL, adalah : “ pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha atau kegiatan yang
beberapa undang-undang yang bersifat sektoral. Dalam pasal 23 ayat (3) Undang-
dari pemerintah. Kemudian dalam pasal 34 ayat (2) undang-undang yang sama
melakukan pekerjaan profesi. Izin tersebut juga berlaku bagi pelayanan kesehatan
22
pasal 188 ayat (3) berupa peringatan secara tertulis, pencabutan izin sementara
dan/atau izin tetap. Terhadap korporasi, selain pencabutan izin usaha maka akan
dikenai pencabutan status badan hukum sesuai dalam pasal 201 ayat (2) undang-
Aspek hukum perdata dalam pelayanan kesehatan antara tenagakesehatan dan
pasien dapat dilihat dalam suatu transaksi terapeutik yangdibuat oleh kedua belah
(perjanjian atau verbintenis) untuk menentukan mencari terapi yang paling tepat
bagi pasien oleh dokter. Transaksi secara umum diatur dalam Kitab Undang-
disebutsebagai KUHPerdata.
disebut KUHP berlaku untuk penduduk dan warga negara Indonesia dengan tiada
Peraturan Hukum Pidana. Asas-asas umum hukum pidana yang terdapat dalam
A. Kasus
aborsi ilegal terancam hukuman penjara 5,5 tahun. Mudjiati yang dalam kasus ini
didakwa membantu dr Suliantoro Halim (terdakwa lain) melakukan aborsi janin dijerat
Pasal 348 (1) KUHP Jo Pasal 56ke 1 KUHP jo Pasal 65 (1) KUHP. Dalam dakwaan
yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU)Mulyono SH, terungkap bahwa tindakan
yang dilakukan Mudjiati telah menyalahi praktek kesehatan Pasal 15 ayat (1) dan (2)
tiga pasien, yakni Ade Tin Suertini,Indriwati Winoto dan Yuni Kristanti. Aborsi terhadap
Tin terjadi pada 16 Juni 2007 pukul 17.00WIB sampai dengan 19.30 WIB di lokasi
pasien membayar Rp 2 juta, namun oleh Tin baru dibayar Rp 100 ribu. Peranan Mudjiati
dalam kasus ini adalah membantu memersiapkan peralatan untuk operasiaborsi dengan
cara suction (dihisap) menggunakan alat spet 50 cc. & ldquo; Adanya aborsi inidiperkuat
dengan visum et repertum Nomor 171/VI/2007 atas nama Ade dari RS Bhayangkara
I. Pembahasan Kasus
Dalam kasus ini perawat yang ikut serta dalam pelaksanaan aborsi sudah jelas
bahwa perawat tersebut telah melanggar prinsip beneficence yaitu tidak mencegah dokter
maupun pasien untuk melakukan aborsi. Aborsi ilegal merupakan tindakan pidana, dan
secara langsung perawat tersebut membantu dalam kejahatan dan dapat membahayakan
pasien. Karena aborsi dapat menyebabkan kematian karena infeksi, perdarahan dan
23
24
perforasi uterus karena alat alat yang digunakan untuk tindakan aborsi.jika melakukan
tindakan aborsi maka sama juga membunuh, yaitu melakukan suatu perbuatan tak
bermoral dan asosial. Seharusnya perawat yg membantu dokter untuk aborsi sadar bahwa
oborsi sangat membahayakan dan merugikan pasien maupun dirinya sendiri karna jika
praktek tersebut diketahui publik akan mndapat sanksi, Tidak semestinya kita
membiarkan penghentian nyawa hidup siapapun atau hidup kita sebagai manusia menjadi
contoh kasus aborsi ini perawat tidak membantu mempertahankan standar praktek
mana perawat telah melanggar norma yang berbunyi ”Dalam setiap melaksanakan
kepada khalayak bagaimana cara mengugurkan bayi secara mudah dan alamiah
Pengetahuan itu sebiknya disimpan untuk diri sendiri dan dipergunakan untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
kehidupan. Sedangkan didalam praktik keperawatan terdapat suatu aspek hukum. Hukum
dalam kesehatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban baik dari
tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan
masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif serta organisasi dan sarana. Profesi perawat bekerja
jawab yang merupakan aspek penting dalam etika perawat yaitu sebagai cara untuk
gugat apabila terjadi penyimpangan sehingga dapat segera melaporkan dan mengambil
tindakan untuk mencegah perawat dalam praktik, ketentuan hukum (eksekusi) terhadap
tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten
25
26
Perawat memiliki tanggung iawab dan tanggung gugat dalam melakukan praktik
keperawatannya. Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan
tanggung jawab terhadap klien baik individu, keluarga maupun masyarakat, tanggung
jawab terhadap tugas dan kewajibanya, tanggung jawab terhadap sesama perawat dan
J. Saran
Sebagai seorang perawat hendaknya mengetahui dengan jelas hak dan kewajiban
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam keperawatn agar seorang perwat dapat
bekerja lebih professional agar tidak terjadi suatu kesalahan yang fatal bagi pasiennya.
Seorang perawat hendaknya tidak boleh takut dengan hukum, tetapi lebih melihat hukum
Rifiani, Nisya & Hartanti Sulihandari. 2013. Prinsip – Prinsip Dasar Keperawatan
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC