PENUGASAN INDIVIDU
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA TN. P YANG MENGALAMI GANGGUAN
KOGNITIF DEMENSIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN MEMORI
PETRUS WESLLY
1490123206
Page |
Lembar Bimbingan Praktik
Mengetahui
Kordinator Area :
Laporan Pendahuluan
MAHASISWA:
PETRUS WESSLY
1490122228
I. Laporan Pendahuluan
A. Definisi
Demensia adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir, dan penurunan kemampuan
tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.
Kumpulan gejala yang ditandai dengan penurunan kognitif, perubahan
mood dan tingkah laku sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan
sehari-hari penderita (Aspiani, 2014).
Demensia adalah penyakit degerative neurologic yang progresif dan
permanen (ireversibel) yang dimulai secara bertahap dan dicirikan oleh
kehilangan fungsi kognitif secara bertahap serta gangguan perilaku dan
afek (Suddarth, 2011).
Kesimpulan demensia adalah penurunan kemampuan daya ingat dan pikir
pada lansia secara bertahap yang menyebabkan perubahan pada mood
dan tingkah laku lansia
B. Etiology
Penyebab demensia menurut Nugroho (2008) dapat digolongkan menjadi
3 golongan yaitu :
1. Sindrom demensia dengan penyakit yang etiologi dasarnya tidak
dikenal kelainan yaitu: terdapat pada tingkat subsuler atau secara
biokimiawi pada system enzim, atau pada metabolisme
2. Syndrome demensia dengan etiologi yang dikenal tetapi belum dapat
diobati, penyebab utama dalam golongan ini diantaranya penyakit
degenerasi spino-selebelar, subakut leuko-esefalitis sklerotik fan
bogaert dan khorea hungtington
3. Syndrome demensia denga etiologi penyakit yang dapat diobati,
dalam golongan ini diantaranya penyakit kardiovaskuler, penyakit-
penyakit metabolic, gangguan nutrisi, dan akibat intoksikasi menahun
C. Factor Resiko
1. Faktor genetic
2. Radikal bebas
3. Akibat infeksi virus
4. Pengaruh lingkungan lain
5. Kurang Pendidikan
6. Gangguan imunitas
7. Depresi
8. Hipertensi sistolik
D. Klasifikasi
Klasifikasi Demensia menurut Aspiani (2014) dapat dibagi dalam 3 tipe yaitu :
1. Demensia Kortikal dan Sub Kortikal
a. Demensia Kortikal Merupakan demensia yang muncul dari kelainan
yang terjadi pada korteks serebri substansia grisea yang berperan
penting terhadap proses kognitif seperti daya ingat dan bahasa.
Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia kortikal
adalah Penyakit Alzheimer, Penyakit Vaskular, Penyakit Lewy
Bodies, sindroma Korsakoff, ensefalopati Wernicke, Penyakit Pick,
Penyakit Creutzfelt Jakob
b. Demensia Subkortikal Merupakan demensia yang termasuk non-
Alzheimer, muncul dari kelainan yang terjadi pada korteks serebri
substansia alba. Biasanya tidak didapatkan gangguan daya ingat dan
bahasa. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan demensia
kortikal adalah penyakit Huntington, hipotiroid, Parkinson,
kekuranganvitamin B1, B12, Folate, sifilis, hematoma subdural,
hiperkalsemia, hipoglikemia, penyakit Coeliac, AIDS, gagal hepar,
ginjal, nafas, dll.
2. Demensia Reversibel dan Non reversible
a. Demensia Reversibel Merupakan demensia dengan faktor penyebab
yang dapat diobati. Yang termasuk faktor penyebab yang dapat
bersifat reversibel adalah keadaan/penyakit yang muncul dari
proses inflamasi (ensefalopati SLE, sifilis), atau dari proses
keracunan (intoksikasi alkohol, bahan kimia lainnya), gangguan
metabolik dan nutrisi (hipo atau hipertiroid, defisiensi vitamin B1,
B12, dll).
b. Demensia Non Reversibel Merupakan demensia dengan faktor
penyebab yang tidak dapat diobati dan bersifat kronik progresif.
Beberapa penyakit dasar yang dapat menimbulkan demensia ini
adalah penyakit Alzheimer, Parkinson, Huntington, Pick, Creutzfelt
Jakob, serta vaskular.
3. Demensia Pre Senilis dan Senilis
a. Demensia Pre Senilis Merupakan demensia yang dapat terjadi pada
golongan umur lebih muda (onset dini) yaitu umur 40-50 tahun dan
dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis yang dapat
mempengaruhi fungsi jaringan otak (penyakit degeneratif pada
sistem saraf pusat, penyebab intra kranial, penyebab vaskular,
gangguan metabolik dan endokrin, gangguan nutrisi, penyebab
trauma, infeksi dan kondisi lain yang berhubungan, penyebab toksik
(keracunan), anoksia).
b. Demensia Senilis Merupakan demensia yang muncul setelah umur
63 tahun. Biasanya terjadi akibat perubahan dan degenerasi
jaringan otak yang diikuti dengan adanya gambaran deteriorasi
mental.
E. Patofiology
Proses menua tidak dengan sendirinya menyebabkan terjadinya
demensia. Penuaan menyebabkan terjadinya perubahan anatomi dan
biokimiawi di susunan saraf pusat yaitu berat otak akan menurun
sebanyak sekitar 10% pada penuaan antara umur 30 -70 tahun. Berbagai
factor etiologi yang telah
disebutkan diatas merupakan kondisi kondisi yang dapat mempernaruhi
sel sel neuron korteks serebri. Penyakit degenerative pada otak, gangguan
vascular dan penyakit lainnya serta gangguan nutrisi, metabolic dan
toksitasi secara langsung maupun tak langsung depat menyebabkan sel
neuron mengalami kerusakan melalui mekanisme iskemia, infrak,
inflamasi, deposisi protein abnormal sehingga jumlah neuron menurun
dan mengganggu fungsi dari are kortikal ataupun sub kortikal. Disamping
itu kadar neurotransmitter di otak yang diperlukan untuk proses konduksi
saraf juga akan berkurang. Hal ini akan menimbulkan gangguan fungsi
kognitif (daya ingat, daya pikir dan belajar), gangguan sensorium
(perhatian, kesadaran), persepsi, isi pikir, emosi dan mood. Fungsi yang
mengalami gangguan tergantung lokasi area yang terkena (kortikal atau
subkortikal) atau penyebabnya, karena manifestasinya dapat berbeda.
Keadaan patologis dari hal tersebut akan memicu keadaan konfusio akut
demensia (Boedhi-Darmojo, 2009). Ketika seorang lansia mengalami
demensia maka perubahan kemampuan untuk merawat diri juga akan
terganggu hal ini akan menimbulkan masalah keperawatan seperti
ketidakseimbangan nutrisi pada pasien dikarenakan pasien yang lupa
untuk makan, pasien yang lupa untuk merawat dirinya sehingga
muncullah gangguan citra tubuh. Selain itu demensia juga dapat
menyebabkan seorang lansia kehilangan kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan masalah, yang nantinya dapat menimbulkan gangguan
proses pikir, kerusakan interaksi sosial, koping tidak efektif serta
kerusakan komunikasi verbal.
G. Diagnostic penunjang
Menurut Aspiani (2014), Pemeriksaan fungsi kognitif awal bila
menggunakan Minimental-state examination (MMSE) dari folstein dengan
skor/ angka maksimal 30. Jika mempunyai skor dibawah 24, pasien patut
dicurigai mengalami demensia. Meskipun nilai skor ini sangat subjektif
karena pengaruh pedidikan juga berperan pada tingginya nilai skor. Tidak
ada perbedaan pada wanita maupun pria. Jadi pemeriksaan MMSE
dianjurkan ditambah dengan clock drawing test, dengan menggambar jam
sekaligus diatur waktu jamnya. Nilai skor berkisar antara 0-4 dengan
perincian skor :
1. Dapat menggambar lingkaran bulat yang benar (nilai 1)
2. Penempatan nomor tepat pada tempatnya (nilai 1)
3. Lengkap 12 nomor tepat (nilai 1)
4. Penempatan panah tunjuk pendek/panjang tepat (nilai 1).
H. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif: Factor predisposisi : proses Gangguan memori
Pasien mengatakan sering lupa autoimun, genetic, penyakit bawaan
↓
sesuatu Degenerasi neuron
↓
Kelainan neurotransmitter
Data Objektif :
↓
pasien tampak bingung Asetikolin pada otak
pasien tidak dapat mengingat ↓
dan mengulang kalimat Demensia
↓
Kehilangan kemampuan mengawasi
keadaan yang kompleks dan berfikir
abstrak
↓
Gangguan memori
Data Subjektif:
2 Factor predisposisi : proses Kerusakan
Pasien mengatakan ia lebih suka interaksi
menyendiri, jika ada masalah ia autoimun, genetic, penyakit bawaan sosial
lebih banyak diam ↓
Degenerasi neuron
↓
Kelainan neurotransmitter
Data Objektif: ↓
Pasien tampak lebih focus Asetikolin pada otak
kepada dirinya sendiri ↓
Pasien lebih banyak diam Demensia
↓
Kehilangan kemampuan
menyelesaikan masalah
↓
Kerusakan interaksi sosial
No Data Etiologi Masalah
3 Data Subjektif: Factor predisposisi : proses Deficit perawatan diri
autoimun, genetic, penyakit bawaan
Pasien mengatakan ia sering lupa ↓
Degenerasi neuron
untuk sikat gigi ↓
Kelainan neurotransmitter
↓
Data Objektif: Asetikolin pada otak
↓
Gigi pasien tampak kotor Demensia
Pasien tampak acuh pada ↓
dirinya Perubahan kemampuan merawat
diri (hygiene)
↓
Deficit perawatan diri
I. Ringkasan Diagnosa Keperawatan
Setiap Diagnosa Keperawatan harus dilengkapi dengan format ringkasan.
Dx Keperawatan Gangguan Memori
Definisi Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau perilaku
A. DATA DEMOGRAFI
Petunjuk Pengisian
1) Berilah tanda check list ( √ ) pada tempat yang disediakan
2) Setiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban
a) Nama : TN. P
b) Usia : 63 Tahun
c) Jenis Kelamin : laki – laki
d) Pendidikan terakhir : SMA
e) Status pekerjaan terdahulu : Karyawan Swasta
f) Status pekerjaan sekarang : Tidak Bekerja
g) Status perkawinan : Menikah
h) Keluarga yang tinggal serumah : Istri dan anak
i) Jumlah penghasilan lansia/keluarga per bulan : > 3.000.000 rupiah
j) Pengukuran TD
Hari pertama
Tanggal pemeriksaan : 17/4/2024
Tekanan darah : 130/80 mmhg
Hari kedua
Tanggal pemeriksaan : 18/4/2024
Tekanan darah : 140/70 mmhg
Hari ketiga
Tanggal pemeriksaan : 19/4/2024
Tekanan darah : 130/70 mmhg
B. Format Pengkajian
RIWAYAT KESEHATAN
Nama (inisial) : TN. P Jenis Kelamin: Laki Laki
Usia : 63 th
Alamat : Jl. Karet, Gg. Matan X
KELUHAN DAN PENYAKIT 3 BULAN TERAKHIR:
Pasien mengatakan saat ini ia sering lupa, susah tidur malam dan pandangan sering tiba-tiba terasa gelap
Menurut keluarga, pasien pernah jatuh dihalaman rumahnya karena pandangannya yang gelap. Selain itu, pasien
juga mudah lupa menyimpan sesuatu dan lupa untuk mengingat hal yang sudah dipesankan kepadanya.
terkadang pasien juga lupa untuk makan. Pasien akhir-akhir ini mulai tidak mengenal tetangga disekitar
rumahnya, Menurut, keluarga pasien saat ini lebih sering menyendiri
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA:
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang mengidap penyakit menular atau penyakit lainnya
GENOGRAM
Keterangan:
RIWAYAT JATUH
WAKTU : pasien mengatakan ia pernah jatuh 4 bulan yang lalu
LOKASI & PENYEBAB: pasien mengatakan ia jatuh dihalaman rumahnya, akibat pandangannya yang
gelap tiba-tiba
DAMPAK PADA KESEHATAN: pasien mengatakan setelah ia jatuh, ia merasakan nyeri dibagian lututnya
selama seminggu
*GEJALA ‘FEAR OF FALLING’: untuk saat ini pasien mengatakan ia tidak merasakan nyeri dilututnya
KEPALA: LEHER:
Bersih, tidak berminyak, tidak ada lesi dan JVP tidak meninggi, KGB tidak teraba,
benjolan, bentuk oval, rambut berwarna hitam pergerakan baik, tidak kaku dan tidak ada
sudah lebuh banyak beruban dan keluhan nyeri saat digerakkan
bergelombang
MATA: DADA: bentuk simetris, tidak ada keluhan
letak simetris, konjungtiva tampak pucat, sklera nyeri, ada bunyi nafas tambahan wheezing
putih, reflek pupil ++/++, sudah menggunakan saat inspirasi dan expirasi, vibrasi teraba
alat bantu kacamata sama dikedua lobus paru, ekspansi paru
simetris, jantung terdengar murni regular
(s1s2)
HIDUNG: ABDOMEN :
simetris, tidak ada penumpukan secret, septum cembung, tidak ada nyeri tekan, hati dan
berada ditengah, lubang hidung berjumlah dua, ginjal tidak teraba, bising usus 10x/m,
fungsi penciuman baik dan bisa membedakan tidak tampak acites
bau dengan baik
INTEGUMEN: REFLEKS:
warna kulit sawo matang, keadaan bersih, Refleks biseps+/+, refleks triseps+/+, refleks
tampak kulit pasien yang sudah keriput, CRT > 2 patella +/+, refleks brakioradialis +/+, refleks
detik achilles+/+, refleks superfisialis
(abdominalis) +/+
OBAT-OBATAN YANG DIKONSUMSI
RESEP DOKTER : TANPA RESEP DOKTER
Pasien mengatakan ia biasanya minum obat Pasien mengatakan ia biasanya hanya membeli
rutin antihipertensi. obat paracetamol di warung jika rasa demam
Amlodifine 10 mg/hari, (Anti Hipertensi)
Bicnat 2 x 1 tab, (obat anti asidosis
metabolic)
Calcium Bicarbonat 2x1 capsul, (Kalsium)
Asam Folat 1x100 mg (anti anemia
defisiensi asam folat)
PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
KEBIASAAN MEROKOK: > 3 BTG sehari / < 3 BTG sehari / TIDAK MEROKOK/ INGIN BERHENTI/TIDAK
INGIN BERHENTI
KEBIASAAN MENGKONSUMSI ALKOHOL: TIDAK MENGKONSUMSI / > 200 ml / < 200 ml sehari
*OLAH RAGA: SELALU / KADANG-KADANG / TIDAK PERNAH WAKTU/LAMA OLAH RAGA: 15-
30 menit
*JENIS: BERJALAN/BERLARI/ SENAM / BERENANG / OLAH RAGA Ket: JIKA BERJALAN NAPAS
TERASA SESAK
LAINNYA
POLA TIDUR
JUMLAH WAKTU TIDUR SEHARI: MALAM: ± 3-4JAM / SIANG: ± 30 menit - 1 JAM
>6 JAM/4-6 JAM/ < 4 JAM
GANGGUAN TIDUR: TIDAK ADA / ADA *INSOMNIA/SERING TERBANGUN/SULIT
MENGAWALI/ LAINNYA
KEBIASAAN KHUSUS: SUKA MAKAN BATU ES, GUNA MENGURANGI RASA HAUS
POLA ELIMINASI
BAK: > 5 KALI/3 -5 KALI/ < 3 KALI /HARI BAB: 1 KALI / 2 KALI / ≥ 3 KALI / HARI
WARNA URINE: KUNING JERNIH/PUTIH KONSISTENSI: ENCER / KERAS / LEMBEK
JERNIH/KUNING KERUH
GANGGUAN BAK: TIDAK ADA / ADA* GANGGUAN BAB: TIDAK ADA / ADA*
Ket: ANURIA PASIEN ON HD Ket :
MASALAH DGN POLA BAK: TIDAK ADA / ADA* MASALAH DGN POLA BAB: TIDAK ADA / ADA*
POLA KEBERSIHAN DIRI
MANDI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 KALI DENGAN SABUN/TIDAK Ket : pasien bisa mandi sendiri
tetapi harus sering diingatkan
SEHARI DENGAN SABUN
untuk mandi dan sikat gigi
SIKAT GIGI: YA/TIDAK
FREKUENSI DLM SEHARI: 1 KALI/2 KALI/ ≥ 3 KALI SAAT MANDI/SETELAH MAKAN/SEBELUM
TIDUR/ LAINNYA
MENGGUNAKAN PASTA GIGI / KADANG - KADANG / TIDAK MENGGUNAKAN*
BERGANTI PAKAIAN BERSIH: 1 KALI SEHARI/ > 1 KALI SEHARI/ 2 HARI SEKALI
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
FREKUENSI MAKANAN SEHARI: 1 KALI / 2 KALI / 3 HABIS 1 PORSI / ½ PORSI / < ½ PORSI/LAINNYA
KALI / TIDAK TERATUR (…….)
JENIS MAKANAN (Observasi satu hari)
Pagi: Nasi atau kue
Siang: Nasi dan lauk
Malam: Nasi dan sayur
Snack/Makanan tambahan: Gorengan jika ada
PREFERENSI MAKANAN KHUSUS: Konsumsi daging, rendah Natrium
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: Pasien mengatakan mereka jarang makan buah karena harga
buah yang lumayan mahal
PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN
FREKUENSI MINUM: < 3 GELAS* / > 3 GELAS Ket: PEMBATASAN INTAKE CAIRAN,
SEHARI
JENIS MINUMAN: AIR PUTIH / TEH / SUSU / KOPI / LAINNYA ( BATU ES )
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN: tidak ada
POLA SOSIALISASI
KEMAMPUAN SOSIAL: pasien mengatakan ia sudah jarang bergaul dengan orang sekitar
SIKAP KLIEN TERHADAP ORANG LAIN: pasien tampak lebih banyak menyendiri
MASALAH DALAM BERSOSIALISASI: pasien mengatakan ia jarang berkumpul dengan orang sekitar
karena merasa harus banyak istirahat dan menghindari aktifitas berlebih
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL
PANDANGAN KLIEN: pasien memandang Tuhan adalah segalanya bagi hidup pasien
KEGIATAN YANG DILAKUKAN: pasien diajak anaknya kegereja hari mingu dan berdoa saat tidur malam
MASALAH DALAM UPAYA PEMENUHAN : pasien mengatakan ia biasanya lupa untuk kegereja jika
tidak diingatkan
C. PENGKAJIAN COMPREHENSIF GERIATRIC ASSESSMENT (CGA)
NO FUNGSI NILAI
1. Mengendalikan rangsang pembuangan tinja
Keterangan:
0= tak terkendali/ tak teratur (perlu pencahar) 2
1= kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu)
2= terkendali teratur
2. Mengendalikan rangsang berkemih
0= tak terkendali atau pakai 2
kateter
1= kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
2= mandiri
3. Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)
0 = tergantung pertolongan orang lain 1
1= mandiri
4. Penggunaan jamban,masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana,
membersihkan, menyiram)
0 = tergantung pertolongan orang lain
1= perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan
2
sendiri beberapa kegiatan yang lain
2 = mandiri
5. Makan
0 = tidak mampu 2
1 = perlu ditolong memotong makanan
2 = mandiri
6. Berubah sikap dari berbaring ke duduk
0= tidak mampu
1 = perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 3
2 = bantuan minimal 1 orang
3 = mandiri
7. Berpindah/berjalan
0 = tidak mampu
1 = bisa (pindah) dengan kursi roda 3
2 = berjalan dengan bantuan 1 orang
3 = mandiri
8. Memakai baju
0 = tergantung orang lain
2
1 = sebagian dibantu (misalnya mengancing baju)
2 = mandiri
NO FUNGSI NILAI
9. Naik turun tangga
0 = tidak mampu
1_
1 = butuh pertolongan
2 = mandiri
10. Mandi
0 = tergantung orang lain 1
1= mandiri
JUMLAH 19
Penilaian:
20 : Mandiri
12 - 19 : Ketergantungan ringan
9 - 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan
Pontianak,18/4/2024
PETRUS WESSLY
Sumber:
Mahoney, F.I., & Barthel, D. (1963). Functional evaluation: the Barthel Index. Maryland State Med
Journal, 14: 56-61.
PENGKAJIAN FUNGSIONAL: INDEKS KATZ
Pedoman: Lingkari skor yang menampilkan kegiatan yang mampu dilakukan oleh klien
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAB atau BAK), berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandiri
B Kemandirian dalam semua hal kecuali dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah
dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
Bandung ,18/4/2024
(PETRUS WESSLY)
MINI MENTAL STATUS EXAM (MMSE)
Nama Klien : TN. P Usia : 63 tahun
Tempat : Jl. Karet Tanggal : 18/4/2024
1 Sekarang hari? 1 0
Tanggal 1 0
Bulan 1 0
Tahun 1 1
Musim 1 1
2 Sekarang kita berada di Negara? 1 1
Sekarang kita di Provinsi? 1 1
Sekarang kita di kota? 1 1
Sekarang kita di dimana (jalan)? 1 1
Sekarang kita di ruang / wisma? 1 1
3 Pewawancara menyebutkan nama tiga buah benda (Contoh: bola,
kursi, lampu), ucapkan perlahan 1 detik untuk tiap benda.
Mintalah lansia untuk mengulang ke tiga nama tersebut
3
Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar. 0
Bila masih salah, ulanglah menyebutkan 3 benda tersebut sampai
lansia dapat menyebutkan dengan benar.
4 Ejalah kata dunia/lampu/lipat (kata dengan 5 huruf) dari akhir ke 5 0
awal. Contoh: a-i-n-u-d/ u-p-m-a-l/ t-a-p-i-l
5 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan 3 0
sebelumnya (registrasi).
Berikan angka 1 untuk setiap jawaban yang benar.
6 Apakah nama benda-benda ini? (perlihatkan pensil dan arloji) (2 2 2
angka bila benar).
7 Ulangilah kalimat berikut: “Jika Tidak Dan Atau Tapi” 1 0
8 Bacalah dan laksanakan perintah berikut: ‘PEJAMKAN MATA ANDA’ 1 1
9 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk menulis 1 1
sebuah kalimat
10 Laksanakan 3 buah perintah ini: “peganglah selembar kertas dengan 3 3
tangan kanan, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkanlah
di lantai (3 angka bila benar)
11 Berikan selembar kertas dan pensil. Minta klien untuk meniru gambar 1 1
ini ( 1angka bila benar)
NO Aspek Yang Dikaji Skor Skor Klien
Dokumentasi gambar:
Skor Total 30 16
Catatan Pemeriksa:
Saat pemeriksaan pasien tampak kesulitan mengingat kata-kata atau pun kalimat contohnya saat
mengeja kata, menyebutkan tiga benda yang diucapkan sebelumnya serta mengulangi kalimat
Interpretasi hasil:
Skor 24-30 : Normal
Skor 18-23 : Kemungkinan mengalami gangguan kognitif
Skor 0 -17 : Klien mengalami gangguan kognitif
Bandung, 18/4/2024
(PETRUS WESSLY )
Sumber:
Folstein, M., Folstein, S.E., McHugh, P.R. (1975). “Mini-Mental State” a practical method for grading
the cognitive state of patients for the clinician. Journal of Psychiatric Research, 12(3): 189-198.
ABBREVIATED MENTAL TEST
Skor Total 6
Interpretasi hasil:
0 – 3 = gangguan ingatan berat
4 – 7 = gangguan ingatan
sedang
8 – 10 = normal Pontianak ,18/4/2024
(PETRUS WESSLY)
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
SKRINING RISIKO JATUH HENDRICH II FALL RISK MODEL (RAWAT JALAN)
Bandung ,19/4/2024
(PETRUS WESSLY)
PENGKAJIAN RESIKO JATUH
‘TIMED UP AND GO TEST’
Test 1 : 13 detik
Observasi : pasien tampak memegang kedua sisi kursi dan berjalan perlahan saat bangun
Tanggal : 19/04/2024
Test 2 : 11 detik
Observasi : pasien dapat bangun dari kursi dengan baik walaupun masih berpegangan dengan
sisi kursi
Pontianak ,19/04/2024
(PETRUS WESSLY)
Sumber:
Jacobs, M., & Fox, T. (2008). Using the “Timed Up and Go/TUG” test to predict risk of falls. Assisted
Living Consult.
Podsiadlo, D., & Richardson, S. 1991. The timed Up & Go: a test of basic functional mobility for frail
elderly persons. J Am Geriatr Soc, 39(2): 142-148.
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS) (SHORT FORM)
Keterangan skor total Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal; setiap jawaban bercetak tebal
mempunyai nilai 1
Interpretasi hasil
Skor 0-4 : Normal (tidak depresi)
Skor 5 - 9 : kemungkinan besar depresi
Skor > 10 : Depresi
Bandung ,19/4/2024
(PETRUS WESSLY )
MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT
Kategori:
12- 14 : Nutrisi baik
Skor ≤ 11 : Resiko malnutrisi
Pontianak, 20/4/2024
(PETRUS WESSLY)
PENGKAJIAN UCLA LONELINESS SCALE (SKALA KESEPIAN)
Petunjuk Pengisian:
13. Berikut terdapat pernyataan yang menjelaskan tentang bagaimana anda merasakan sesuatu.
Untuk tiap pernyataan menjelaskan seberapa sering yang anda rasakan.
2. Pada lembar jawaban terdapat 4 kolom alternatif jawaban atas respon anda. Lingkari setiap
jawaban yang sesuai dengan pilihan anda yaitu
TP (Tidak Pernah) : jika pernyataan tersebut tidak pernah anda rasakan
J (Jarang) : Jika pernyataan tersebut jarang anda rasakan
Kadang-kadang : Jika pernyataan tersebut sering anda rasakan
Selalu : Jika pernyataan tersebut sangat sering anda rasakan
Skor item
Bandung ,20/4/2024
(PETRUS WESSLY)
H. Analisa Data minimal 4 dx keperawatan tunggal
Kriteria Hasil : Batasi waktu tidur siang yang panjang Tidur siang terlalu lama akan
Keluhan sulit tidur mengganggu jam tidur malam
menurun Tidur yang terjadwal akan melatih
Terapkan jadwal tidur rutin pola istirahat pasien
Keluhan sering terjaga
menurun
Kolaborasi dengan dokter untuk Penggunaan obat tidur akan
Keluhan tidak puas memudahkan pasien beristirahat
pemberian farmakologi jika perlu
tidur menurun dengan baik
Keluhan istirahat tidak
Kolaborasi dengan keluarga untuk Pasien akan merasa lebih nyaman
cukup menurun
memberikan pijatan ringan sebelum untuk beristirahat
tidur