Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU FARMAKOTERAPI

KANKER PARU (LUNG CANCER)

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FADHLI

NIM : O1A1187032

KELAS :B

DOSEN : SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc., Apt.

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
“STUDI KASUS PASIEN KANKER PARU”

PENDAHULUAN

1. Kanker Paru

Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yangangka kejadiannya
memiliki kecenderungan meningkat pada setiaptahunnya. Kanker paru adalah penyebab
utama kematian akibat kanker.Sekitar 32% dari semua kematian akibat kanker pada pria dan
25% padawanita disebabkan oleh kanker paru. Sebagian besar kasus kanker paruterjadi pada
individu berusia 35-75 tahun dengan insidensi puncak terjadiantara usia 55-65 tahun. Di
Amerika Serikat pada tahun 2010, 157.300orang diproyeksikan meninggal akibat kanker
paru-paru. Angka tersebutmelebihi total jumlah kematian akibat kanker kolon, rektum,
payudara,dan prostat. Hanya sekitar 2% pasien kanker paru yang didiagnosis
denganmetastasis dapat tetap hidup lima tahun setelah diagnosis. Tingkatkelangsungan hidup
untuk kanker paru yang didiagnosis pada stadiumawal lebih tinggi, yakni sekitar 49% dapat
bertahan hidup selama limatahun atau lebih.

Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, namun paparan atauinhalasi


berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakanfaktor penyebab utama,
disamping adanya faktor lain seperti kekebalantubuh, genetik,dan lain-lain. Dari beberapa
kepustakaan, telah dilaporkanbahwa etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan
kebiasaanmerokok. Lombard dan Doering (1928) melaporkan tingginya insidenkanker paru
pada perokok dibandingkan dengan yang tidak merokok.Terdapat hubungan antara rata-rata
jumlah rokok yang dihisap per haridengan tingginya insiden kanker paru. Dikatakan bahwa 1
dari 9 perokokberat akan menderita kanker paru. Laporan beberapa penelitian mengatakan
bahwa perokok pasif pun berisiko terkena kanker paru.Diperkirakan 25% kanker paru dari
pasien bukan perokok berasal dariperokok pasif. Terdapat perubahan/mutasi beberapa gen
yang berperanandalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, dan
geneencoding enzyme (Editor, 2016).

2. Tata Laksana Terapi Kanker Paru


 Contoh Kasus
Ny. Mc umur 85 tahun mengalami batuk sedang yang berdahak tidak disertai darah.
Dia juga mengalami demam dan napas pendek-pendek. Pergi ke dokter dan menerima
antibiotic untuk kemungkinan pneumonianya.
Hasil radiogram ada infiltrat pada lobus kiri atas paru dengan hasil CT scan ditemukan
massa 6×3×3,6 cm dan sudah menyebar bagian superior kiri hilum.
Terlihat adanya adenopatiberupa jaringanparut ukuran 14×9 mm bagian mediastinal
dan beberapa nodul/kelenjar limfe.
Hasil biopsi; tipe histologi sel yaitu adenokarsinoma, hasil tes patologi yaitu grade 3
dari 4, metastase pada bagian kontralateral paru.
Riwayat penyakit hipertensi dan hyperlipidemia. Pernah hemangioma umur 23 tahun ,
kanker serviks umur 25 tahun. Tidak pernah merokok
Data laboratorium: Hb = 11,3 g/dL,
WBC = 5.200 cells/uL
Platelet = 245.000 cells/uL
Sodium normal = 14,3 mEg/L
Potassium normal -= 4,4 mEg/L
Kreatinin = 1,08 mg/dl dan Clcr = 48/menit
Status Performen = 0 – 1
Tentukan permasalahan utama pasien dan bagaimana tata laksana terapi pasien? Jika
hasil analisis status mutasi gen yaitu positif mutasi dengan wiltype EGFR bagaimana
terapinya?
 Permasalahan Pasien
Berdasarkan kasus tersebut, pasien dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Diketahui :
Umur : 85 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
- Tanda dan gejala
1. Batuk sedang yang berdahak tidak sertai darah.
2. Demam dan napas pendek-pendek
- Riwayat penyakit
1. Hipertensi dan hyperlipidemia
2. Hemangioma umur 23 tahun
3. Kanker serviks umur 25 tahun.
- Riwayat Pengobatan
1. Antibiotik untuk kemungkinan pneumonia
- Data Laboratorium
- Hb = 11,3 g/dL
- WBC = 5.200 cells/ul
- Platelet = 245.000 cell/ul
- Sodium Normal = 14,3 mEq/L
- Potasium Normal = 4,4 mEq/L
- Kreatinin = 1,0 mg/dl dan clcr = 48 ml/menit
- Hasil radiogram : ada infiltrate pada lobus kiri atas paru denganhasil CT
scan ditemukan massa 6 x 3 x 3,6 sudah menyebar bagiansuperior kiri
hilum
- Hasil Biopsi : tipe histology sel yaitu adenokarsinoma
- Hasil tes patologi : grade dari 4
- Metastase pada bagian kontralateral paru
- Adanya adenopati berupa jaringan parut ukuran 14 x 9 mm
bagianmediastinal dan beberapa nodul/kelenjar limfe
- Identifikasi masalah pasien
- Pasien diduga menderita gejala pneumonia, ditandai dengan Batuksedang
yang berdahak tidak sertai darah dan Demam dan napaspendek-pendek.
- Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanandarah itu
sendiri adalah kekuatan aliran darah dari jantung yangmendorong dinding
pembuluh darah (arteri).
- Hiperlipidemia adalah istilah medis untuk kondisi di mana kadarlipid atau
lemak dalam darah meningkat tinggi atau tidak normal.
- Hemangioma adalah benjolan merah yang berada di bawah lapisan kulit
- Hb = 11,3 g/dL dapat dikatakan normal (antara rentan pada wanitaadalah
12,1 sampai 15,1 g/dL, dan jika lebih dari itu, Andadinyatakan memiliki
jumlah Hb tinggi.
- WBC = 5.200 cells/ul dapat dikatakan normal karena masih masukpada
rentan Nilai normal leukosit berkisar 4.000 – 10.000 sel/uldarah.
- Platelet = 245.000 cell/ul dapat dikatakan rombosit normal dalamdarah
adalah sekitar 150.000 hingga 400.000 trombosit permikroliter (mcL)
- Kadar natrium dan kalium normal.
- Kisaran kadar kreatinin normal bagi pria dewasa adalah sekitar0,6-1,2
miligram/desiliter (mg/dL), sementara 0,5-1,1 mg/dL untukwanita dewasa
- Berdasarkan kmk No. 1792, 2010 tentang pedoman pemeriksaankimia
klinik Kadar Kreatinin normal untuk perempuan 85 tahun0,6-1,2 mg/dl
karena kadar pasien 1,02 mg/dl sehingga dapatdikatakan normal.
- Berdasarkan kmk No. 1792, 2010 tentang pedoman pemeriksaankimia
klinik kadar normal clerance kreatininnya masih dikatakannormal dengan
nilai 48 ml/menit untuk pasien berumur 85 tahun.
- Infiltrat merupakan gambaran radiologi paru yang abnormal, yangberbentuk
titik-titik atau bercak dengan batas tidak tegas. Infiltratmenggambarkan
proses peradangan paru yang aktif yang letaknyadi lobus kiri atas paru dan
bahkan telah menyebar bagian tashelium
- Tipe Adenokarsinoma, yaitu sel kanker yang muncul pada selorgan yang
menghasilkan cairan atau sel glandular yang dapatditemukan pada hampir
semua organ tubuh. Adenokarsinomaberciri khas dengan bentuk formasi
glandular dan kecendrungankearah pembentukan konfigurasi papilar.
Biasanya membentukmusin, sering tumbuh dari bekas kerusakan jaringan
paru (scar). Dengan penanda tumor CEA (CarcinomaEmbrionic
Antigen)karsinoma ini bisa dibedakan dari mesotelloma.
Adenokarsinomaparu biasanya terletak pada paru bagian perifer dan
menyebar keotak, tulang, hati, dan bagian paru lainnya.
- Diagnosis
- Ukuran Tumor 14 x 9 mm bagian mediasinal dan beberapa nodulatau
kelenjar limfe : any T
- Metastase pada bagian kontralateral paru : any N
- Metastase pada bagian kontralateral paru dan terdapat nodul nodulatau
kelenjar limfe : M1.Berdasarkan Tumor (T), Node (N), Metastasis (M)
Staging forNon–Small Cell Lung Carcinoma dapat pasien menderita
stadiumIV.
TATA LAKSANA TERAPI
A. Tujuan
Tujuan dari terapi pada pasien kanker yang telah metastasis adalah paliatifatau
stabilisasi penyakit yang berupa peningkatan kualitas hidupdan pengurangan gejala
dari penyakit.
B. Strategi terapi
Penderita stadium IIIb dan IV tidak dioperasi saja melainkan diterapidengan
kombinasi modalitas, yaitu gabungan radiasi dan kemoterapi denganoperasi (dua atau
tiga modalitas). Terapi kombinasi tersebut dapatmemperpanjang ketahanan hidup
(Editor, 2016).

(Burns, 2016).
1. Kemoterapi Adjuvana.

.a Paclitaxel
Paclitaxel digunakan sebagai agen alternatif aktif kemoterapi tunggalpada
pasien usia lanjut untuk kanker stadium IV (Dipiro, 2018).
Indikasi
Secara khusus diindikasikan untuk pengobatan kanker payudarametastatik dan
kanker paru-paru sel non-kecil yang bersifat lokal ataumetastatik.
Dosis
Direkomendasikan paclitaxel rejimen 60-100 mg / m diinfuskan IV lebih dari 1
jam dan diulang setiap 3 minggu sekali ditoleransi padapasien dengan kanker
payudara stadium lanjut atau metastasis lokalsetelah kegagalan kemoterapi
sebelumnya
Efek samping
Efek samping utama, yang membatasi dosis paclitaxel adalahpenekanan
sumsum tulang,dimanifestasikan oleh neutropenia,leukopenia, trombositopenia,
dan anemia.
Mekanisme aksi
Paclitaxel mengganggu fungsi normal pertumbuhan mikrotubulus.
Sementara obat-obatan seperti colchicine menyebabkandepolimerisasi
mikrotubulus in vivo, paclitaxel menangkap fungsinyadengan memiliki efek
sebaliknya; itu menstabilkan struktur mereka.Ini menghancurkan kemampuan
sel untuk menggunakan sitoskeletonnya secara fleksibel. Secara khusus,
paclitaxel berikatan dengan subunit β tubulin.
Tubulin adalah "blokpenyusun" mictotubules, dan pengikatan paclitaxel
mengunci blokpenyusun ini di tempatnya. Kompleks mikrotubulus / paclitaxel
yangdihasilkan tidak memiliki kemampuan untuk membongkar. Iniberdampak
buruk pada fungsi sel karena pemendekan danpemanjangan mikrotubulus
(dinamakan ketidakstabilan dinamis)diperlukan untuk fungsinya sebagai jalan
raya transportasi untuk sel.Kromosom, misalnya, mengandalkan sifat
mikrotubulus ini selamamitosis. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa
paclitaxelmenginduksi kematian sel terprogram (apoptosis) dalam sel
kankerdengan mengikat protein penghenti apoptosis yang disebut Bcl-2 (Bcell
leu.
.b Cisplatin
Di antara yang paling aktif agen kemoterapi sitotoksik di NSCLCadalah
cisplatin, carboplatin, docetaxel, paclitaxel, etoposide,gemcitabine, ifosfamide,
irinotecan, topotecan, mitomycin, vinblastine,vinorelbine, dan pemetrexed.
Inhibitor EGFR, erlotinib, juga aktifsebagai agen tunggal dibahas nanti dalam
Human Epidermal GrowthFactor Receptor Inhibitor (Burns, 2016).
 Indikasi : antineoplastik (digunakan untuk apa): Kemoterapi untukkanker,
termasuk ovarium, kandung kemih, paru-paru,kerongkongan, serviks,
payudara, lambung, limfoma, mieloma, dansarkoma.
 Mekanisme : Mencegah pemrosesan DNA untuk pertumbuhan danduplikasi
sel. Kontraindikasi :Hipersensitif terhadap obat ataukelas, penekan sumsum
tulang, kehamilan dan menyusui.
 Efek samping dan peringatan : Dapat menyebabkan toksisitasginjal, hati,
telinga, atau mata; kerusakan saraf; kejang; anemia;kalium atau glukosa
rendah; visi kabur; kelemahan ototkesemutan dan hilangnya kontrol otot yang
parah; ruam; gatalgatal; dan kehilangan selera. Harus digunakan dengan hati-
hatipada wanita dengan gagal ginjal atau hati, neuropati (kerusakansaraf),
gangguan pendengaran, atau penekanan sumsum tulang.
 Interaksi obat : Cisplatin dapat meningkatkan kadar obatantikonvulsan dalam
darah.
2. Terapi sistemik/target

a Erlotinib
Terapi target diberikan pada penderita dengan stadium IVKPKBSK EGFR
mutasi positif yang sensitif terhadap EGFR-TKI.Terapi EGFRTKI yang
tersedia yaitu Gefitinib, Erlotinib atauAfatinib (KPKN, 2017).
Menurut Penelitian EURTAC (European Randomized Trial ofTarceva vs
Chemotherapy) pada lanjut usia (median, 65 tahun)memperlihatkan pemberian
erlotinib mempunyai kesintasan lebihbaik (Putra dkk., 2015)
Dosis umum untuk kanker paru-paru non-sel kecil adalah 150 mgsetiap hari,
diminum setidaknya 1 jam sebelum atau 2 jam setelahmakan. Dalam
pengobatan kanker pankreas, itu Dosis yangdianjurkan adalah 100 mg setiap
hari, diminum setidaknya 1 jamsebelum atau 2 jam setelah makan. Perawatan
dilanjutkan sampaiperkembangan penyakit atau toksisitas yang tidak dapat
diterima terjadi. Di mana penyesuaian dosis diperlukan, reduksi dibuatdalam
50 mg (Sweetman, 2009)
 Indikasi: kanker paru non small cell lanjut yang menetap ataubermetastase
setelah sebelumnya gagal pada paling tidak satupemberian regimen
kemoterapi.
 Peringatan: gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjalInteraksi:
Inhibitor isoenzim sitokrom P450 CYP3A4, sepertiketoconazole, dapat
meningkatkan erlotinib konsentrasi danpenggunaan dengan inhibitor kuat
harus dihindari karenapeningkatan toksisitas dapat terjadi. Sebaliknya, Induksi
CYP3A4,seperti rifampisin, dapat mengurangi erlotinib konsentrasi dandapat
mengurangi kemanjurannya. Dosis penyesuaian mungkindiperlukan (lihat
Penggunaan dan Administrasi, di bawah).Perhatian juga diperlukan dengan
ciprofloxacin atau inhibitorampuh CYP1A2, seperti erlotinib pajanan dapat
ditingkatkan, danpengurangan dosis bisa dan menyusui.
 Efek Samping:lihat keterangan pada 8.1; diare, anoreksia, perdarahan pada
salurancerna; keratitis; kemerahan; kurang umum penyakit paruinterstisial-
hentikan jika terjadi gejala yang tidak dapat dijelaskanseperti dyspnoea, batuk
atau demam.
 Dosis: Dosis oral per hari, 150 mg diberikan 1 jam sebelum makanatau 2 jam
setelah makan.

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN KONSELING


1. Memberitahukan dosis Paclitaxel 135 mg/m2 IV over 24 hours (hari ke-1)and
cisplatin 75 mg/m2 secara IV (hari ke- 2) setiap 21 hari.
2. Menjelaskan untuk selalu mengonsumsi Erlotinib setiap hari secara PO.
MONITORING
1. Mengevaluasi toksistas dan efek samping pada pasien sehingga
dapatdilakukan perubahan umum termasuk pengurangan dosis kemoterapi
ataufarmakologis intervensi untuk mencegah atau mengobati keracunan.
DAFTAR PUSTAKA

Allredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglie Imo, B.J., Jacobson, PA., Kradjan, W.A.,
2013. Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs, 10
th ed., Lppincott Williams & Willkins, Pennsylvan ia,United States of America.

Baxter, Karen., 2009. Stockley’s Drug Interactions Pocket Companion 2009, Pharmaceutical
press : London.

Dipiro, J.T., Robert, T.L., Gary, C.Y., Gary, R.M., Barbara, G.W., L. Michael, P. 2008.
pharmacotherapy 7th Ed. Mc Graw Hill: New Yor.

Dipiro J., Burns M., Schwinghammer T., Wells B.G., Malone P.M., Kolesar J.M. 2016.
Pharmacotherapy Principles anda Practice Fourth Ed. Mc Graw Hill Education
:New York.

Editor T., 2016, Kanker Paru: Sebuah Kajian Singkat, Ina J CHEST Crit andEmerg Med ,
Vol. 4(1).

Komite Nasional Penanggulangan Kanker (KPKN). 2015. Panduan Nasional.Penanganan


Kanker Payudara. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai