Anda di halaman 1dari 5

Penyelesaian Sengketa

Perjanjian GATT ketika diratifikasi dan diimplementasi (interpretasi) oleh negara jika salah
interpretasi, maka telah terjadi pelanggaran perjanjian WTO yang akan menyebabkan sengketa.

Tujuan DSU adalah elemen utama yang memberikan jaminan security dan kepastian kepada
perdagangan internasional. Maksud jaminan dan kepastian ini adalah yang melaksanakan
perdagangan ini adalah masyarakat, yang apabila kemudian individu melakukan ekspor impor ke
negara lain, apabila negara lain melakukan pelanggaran WTO, maka individu sebagai importir
atau eksportir akan terjamin, dimana negara yang melanggar wajib mengembalikan barang
kepada individu tersebut.

Jika eksporter membayar 100 persen tariff kepada amerika, dimana Amerika telah menaikkan
tariff nya, dimana tariff awal yang diatur didalam WTO adalah hanya sebesar 20%, dimana
negara yang menanungi individu tersebut melihat bahwa Amerika melanggar WTO, yang
akhirnya Indonesia bebas menggugat Amerika demi membela individu tersebut.

Syarat mengajukan gugatan kepada negara lain adalah adanya kehilangan, kerugian dan
pelanggaran suatu negara ataupun individu yang dinaungi oleh suatu negara.

Pemulihan keadaan adalah mencabut kebijakan yang merugikan tersebut dimana tidak ada lagi
para pihak yang merasa dirugikan.

Kerugian tidak serta merta langsung diterapkan ketika terjadi kerugian, dimana jauh – jauh hari
juga dapat dipikirkan apakah aturan itu merugikan suatu negara atau tidak (dimana, negara bisa
juga mengajukan gugatan atas aturan yang merugikan mereka, walaupun kerugian belum
ditimbulkan, tetapi negara telah mengira bahwa jauh – jauh hari akan terjadi kerugian
kepadanya).

Yang dirugikan tidak serta merta hanya negara saja, tetapi individu juga bisa. Contoh, tahun
2009 Amerika menetapkan ekspor rokok kretek, sehingga perusahaan yang ada yang tadinya
merugi bahkan tidak menerima keuntungan sama sekali atas adanya kebijakan tersebut. Yang
kemudian Indonesia bebas untuk menggugat amerika dalam hal membela perusahaan itu karena
letak dan domisili perusahaan itu adalah di negara Indonesia.
Tugas :

1 kasus, menganalisa gugatan (applicant) dan kontra gugatan, serta kesimpulan

Yang pertama kali dilihat adalah basic dari gugatan

Alasan gugatan adalah kerugian

Landasan kerugian ada 3, yakni :

1) adanya gugatan karena terdapat aturan yang melanggar aturan WTO

2) kerugian yang didapat karena melanggar aturan WTO

3) apabila suatu negara terbukti merugikan

Dalam artikel 26, telah dijelaskan bahwa dalam suatu negara yang dirugikan atau kehilangan
keuntungan dalam perjanjian oleh negara lain, dimana negara itu tidak melanggar WTO, dalam
arti negara itu tidak melakukan kebijakan yang melanggar WTO, akan tetapi melakukan hal – hal
yang merugikan negara lain boleh negara yang dirugikan mengajukan gugatan.

Contoh, tentang adanya barang KW, pembajakan film/music

Semisal, kondisi disuatu negara terjadi krismon, banyaknya pengangguran, dll tidak bisa
dijadikan alasan untuk merugikan negara lain dalam hal perdagangan internasional.

Struktur

Siapa dispute settlement buddy, badan yang mengorganisir penyelesaian sengketa internasional /
membantu fungsi ajudikasi, yang menjalankan fungsi ajudikasi adalah panel dan badan banding.
Fungsi nya DSB adalah dalam hal memutuskan segala sesuatu harus melakukan consensus,
menerima gugatan atau menolak gugatan yang diajukan kepada WTO, membentuk panel,
membentuk badan banding, mengadopsi sesuatu
Menjadi Appellate buddy didalam kasus, memberi bantuan

Merepresentasikan anggota WTO

Appellate buddy, memeriksa keputusan panel, dimana dibentuk oleh DSB. Terdiri atas 7 expert
(ditunjuk setiap 4 tahun sekali), yang dipecah menjadi 3 appellate body, yang kemudian terdapat
secretariat buddy, yang berfungsi menterjemahkan kasus atau memberikan bantuan.

Arbitrase, Panel, Appellate Buddy (diminta oleh para pihak, dibentuk oleh DSB)

Jika arbitrase itu diminta oleh para pihak dengan dasar mutual agreement

Pasal 25 DSB, para pihak bisa membentuk arbitrase jika para pihak menginginkannya

Jika ada arbitrase, ngapain ada panel dan appellate buddy

Biasanya arbitrase digunakan apabila ada sengketa yang tidak bisa diselesaikan di Panel,
misalnya ada kasus yang menyebabkan kerugian negara, arbitrase dibentuk bertujuan untuk
berapasih kerugian sebenarnya yang ditimbulkan

Apakah kita bisa langsung ke arbitrase?

Bisa, namun arbitrase harus mensyaratkan mutual agreement

Konsultasi, diskusi untuk mencari solusi (diberi waktu 60 hari). Ada juga mediasi

Kalau dalam 60 hari para pihak tidak menyelesaikan sengketa, maka salah satu pihak bisa
meminta DSB untuk membentuk panel ( harus bertemu DSB minimal 2 kali, 1 kali untuk
memberi tahu perkembangan konsultasi, dan memberi tahu hasil dari konsultasi, jika hasilnya
nol maka salah satu pihak bisa membentuk panel pada DSB ).
Setelah membentuk panel, kemudian panel membentuk terms of reference ( langkah kerja ) yang
hanya dilakukan 20 hari, kemudian mereka melakukan panel examination ( pemeriksaan oleh
panel ) dimana dilakukan 2 kali meeting oleh kedua belah pihak, dimana bisa memunculkan
Pihak ketiga, dimana pihak ketiga hanya bisa memberi pendapat. Lalu panel mengevaluasi
adanya kerugian, fakta, yang mana bisa membuat laporan akhir (bisa juga membuat expert
examination group, memunculkan ahli), laporannya bisa diberikan para pihak (apakah betul
barang yang diperjanjikan (dikomen)), panel membuat report atas examination yang kemudian
diberikan kepada para pihak, setelah itu diberikan kepada DSB untuk diadopsi dikarenakan
untuk mendapatkan kekuatan hukum.

Keputusan panel salah satunya adalah apakah negara itu salah atau tidak? Apakah negara
tersebut melakukan pelanggaran atau tidak? Apakah negara tersebut harus melakukan modifikasi
terhadap UU nya atau tidak?

DSB hanya memeriksa laporan panel jika tidak ada banding (apakah laporannya error atau ada
kesalahan, tidak menyeimbangkan anggota), jika ada banding maka laporan panel diperiksa oleh
badan banding.

Keputusan banding itu mempertahankan keputusan panel atau memodifikasi keputusan panel.

Selama 6 bulan DSB Memonitor ( betul tidak UU yang telah dibentuk ) – fungsi monitor
implementation.

Pasal 22 DSB, harusnya UU itu diganti karena sudah 6 bulan, maka implementasinya tidak akan
dirugikan. Selama negara yang kalah belum merekomendasikan Keputusan DSB, maka negara
yang dirugikan bisa meminta kompensasi, namun bukan merupakan kompensasi finansial,
dimana kompensasi dimisalkan negara A menetapkan tariff 10%, jika negara B dirugikan, maka
negara B bisa meminta agar tariff yang ditentukan oleh negara A diturunkan. Atau negara yang
diragukan bisa meminta retaliasi, yang menentukan retaliasi itu DSB atas permintaan negara
yang menang (itupun yang kalah tidak adanya pelaksanaan dari keputusan panel), dengan
harapan pihak yang kalah mematuhi putusan panel dan appellate buddy.

Retaliasi adalah menangguhkan kewajiban WTO atas negara yang kalah. Misal, salah satu
kebijakan adalah menurunkan tariff, tetapi karena retaliasi, negara yang menang dalam sengketa,
negara bebas menaikkan tariff kepada negara yang kalah.
Pada ujungnya, kerugian akan diganti (retaliasi). Jika negara telah mengganti UU maka retaliasi
akan diberhentikan.

Tujuan retaliasi adalah untuk melaksanakan keputusan yang telah dihasilkan oleh Panel atau
appelatte buddy atau DSB.

Fungsi Panel dan Appellate Buddy :

1) Merekomendasi atau memodifikasi untuk mencabut UU yang menganggu

Anda mungkin juga menyukai