Anda di halaman 1dari 13

Struktur fondasi merupakan salah satu elemen struktur yang

berperan dalam menahan berat bangunan, sehingga harus di desain


dengan baik dan kokoh. Beberapa faktor yang menentukan kekuatan
fondasi adalah daya dukung tanah yang berada di bawah fondasi
serta kedalaman tanah yang keras untuk perletakan fondasi, selain
itu daya dukung juga dipengaruhi oleh jenis dan kondisi pada tanah.

Dayadukung tanah adalah besarnya kemampuan tanah untuk dapat


menerima beban dari luar sehingga menjadi stabil.
1. Bagaimana daya dukung tanah daerah penelitian
2. Perbedaan daya dukung tanah metode terzaghi dan meyerhorf
3. Bagaimna jenis pondasi yang digunakan pada daerah penelitian
4. Bagaimana rekomendasi bangunan yang di izinkan dari daya
dukung tanah daerah penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bangunan 1. Mengetahui daya dukung tanah dan
serta fondasi yang digunakan dengan menggunakan metode Terzaghi metode yang aman digunakan pada
dan Meyerhorff. daerah penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 2. Mengetahui jenis pondasi dan bangunan
1. Mengetahui perbedaan daya dukung tanah dari metode terzaghi yang diijinkan pada daerah penelitian
dan meyerhorf
2. mengetahui jenis pondasi yang disarankan pada daerah penelitian
3. mengetahui jenis bangunan yang di ijinkan dari daya dukung tanah
daerah penelitian
• Kedalaman fondasi (D) = 3 m diambil karena kurang dari
5m
• Lebar fondasi (B) = 4 m
• Panjang fondasi (L) = 4 m
• Asumsi bentuk fondasi segiempat, lajur, dan lingkaran
• Asumsi letak fondasi terhadap muka air tanah (kondisi
MAT dalam)
• Faktor keamanan 3
• Faktor daya dukung local shear failure karena ɸ < 28°

• Bobot satuan isi tanah yang digunakan yaituγwet


Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal
Metode Terzaghi (Pondasi Segiempat, Kondisi MAT dalam)
DATA SOIL PERHITUNGAN Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal
c = 0,348 kg/cm2 = 34,127 kPa Nc = 11,33 Metode Terzaghi (Pondasi Lingkaran, Kondisi MAT dalam)
Hasil Interpolasi
f= 12,881 Nq = 3,59 DATA SOIL PERHITUNGAN
(local shear failure)
g = 1,824 gr/cm3 = 17,887 kN/m3 Ng = 1,60 c = 0,348 kg/cm2 = 34,127 kPa Nc = 11,33
DATA PONDASI Hasil Interpolasi
f = 12,881 Nq = 3,59
B= 4m (local shear failure)
g = 1,824 gr/cm3 = 17,887 kN/m3 Ng = 1,60
D= 3m Daya dukung tanah
ASUMSI

DATA PONDASI
MAT dangkal qult = 716 kPa
B= 4m
Pondasi Segiempat qa = 239 kPa
D= 3m Daya dukung tanah

ASUMSI
FAKTOR KEAMANAN Beban kolom yang diijinkan
MAT dangkal qult = 711 kPa
FS = 3 P = 2686 kN
Pondasi Lingkaran qa = 237 kPa
FAKTOR KEAMANAN Beban kolom yang diijinkan
Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal FS = 3 P = 2088 kN
Metode Terzaghi (Pondasi Lajur, Kondisi MAT dalam)
DATA SOIL PERHITUNGAN
c = 0,348 kg/cm2 = 34,127 kPa Nc = 11,33
Hasil Interpolasi
f= 12,881 Nq = 3,59
(local shear failure)
g = 1,824 gr/cm3 = 17,887 kN/m3 Ng = 1,60
DATA PONDASI
B= 4m
D= 3m Daya dukung tanah
ASUMSI

MAT dangkal qult = 605 kPa


Pondasi Lajur qa = 202 kPa
FAKTOR KEAMANAN Beban kolom yang diijinkan
FS = 3 P/b = 524 kN/m
Daya Dukung Tanah Fondasi Dangkal
Metode Meyerhoff (Beban Vertikal, Kondisi MAT dalam)
DATA SOIL PERHITUNGAN
c = 0,348 kg/cm2 = 34,127 kPa Nc = 9,74
f = 12,881 sc = 1,31
g = 1,824 gr/cm3 = 17,887 kN/m3 dc = 1,02
DATA PONDASI Nq = 3,228
Hasil Interpolasi
B= 4m sq = 1,157
(local shear failure)
D= 3m dq = 1,009
L= 4m N g = 0,725
MAT dangkal s g = 1,157

ASUMSI
Beban Vertikal d g = 1,009
FAKTOR KEAMANAN
FS = 3
Daya dukung tanah
qult = 754 kPa
qa = 251 kPa
Beban kolom yang diijinkan
P = 2887 kN
Grafik Perbandingan Metode Terzaghi Pondasi Segiempat, Lajur dan Lingkaran

2600

2100

1600

1100

600

100
Ultimate Bearing Capacity (kPa) Allowable Bearing Capacity (kPa) Allowable Column Load (kN)

Pondasi Segiempat Pondasi Lajur Pondasi Lingkaran


Perbandingan Daya Dukung Tanah Metode Terzaghi dan Metode Meyerhoff

2600

2100

1600

1100

600

100
Ultimate Bearing Capacity (kPa) Allowable Bearing Capacity (kPa) Allowable Column Load (kN)

Metode Terzaghi Metode Meyerhoff


Dari analisis yang telah dilakukan, terdapat perbedaan Fondasi yang direkomendasikan dari beberapa simulasi tersebut
yang cukup signifikan di antara metode Terzaghi dan adalah fondasi segiempat karena ultimate bearing capacity,
Meyerhoff. Daya dukung tanah ultimit fondasi dangkal allowable bearing capacity, dan beban kolom yang diijinkan
metode Meyerhof lebih besar dibanding dengan metode memiliki nilai yang besar.
Terzaghi. Pada perhitungan metode Terzaghi didapat
Jenis bangunan yang direkomendasikan adalah jenis bangunan
nilai ultimate bearing capacity sebesar 716 kPa,
hunian yang memiliki ketinggian kuranglebih dua lantai ditinjau dari
allowable bearing capacity sebesar 239 kPa, dan beban
jenis fondasinya yaitu fondasi dangkal dengan beban maksimum
kolom yang diijinkan sebesar 2686 kN. Sedangkan pada
2686 kN (269,5 ton) berdasarkan metode Terzaghi dan 2887 kN
perhitungan metode Meyerhoff (vertical load) didapat
(289,74 ton) berdasarkan metode Meyerhoff.
nilai ultimate bearing capacity sebesar 754 kPa,
allowable bearing capacity sebesar 251 kPa, dan beban
kolom yang diijinkan sebesar 2887 kN.
Perbedaan hasil perhitungan daya dukung dari masing-
masing metode adalah pengaruh dari faktor-faktor Diperlukan kajian geoteknik yang lebih detail dari tiap titik fondasi
empirik yang digunakan, yaitu pada metode Meyerhoff serta memperhitungkan estimasi beban bangunan yang akan di
diperhitungkan juga faktor inklinasi, faktor bentuk, dan bangun (dead load dan live load) sehingga dapat diketahui kondisi
faktor kedalaman sedangkan pada metode Terzaghi geoteknik dari tiap fondasi dan mengetahui rekayasa geoteknik
tidak diperhitungkan. yang diperlukan untuk dibagun sebuah bangunan.

Anda mungkin juga menyukai