M 4-5 Gelombang Mekanik
M 4-5 Gelombang Mekanik
GELOMBANG MEKANIK
A. PENDAHULUAN
Gelombang adalah gangguan atau getaran yang merambat dalam
suatu medium. Getaran merupakan pergeseran dari suatu bagian medium
elastis dari kedudukan setimbangnya. Yang merambat pada sebuah
gelombang adalah gangguan atau energinya, sedangkan mediumnya tidak
ikut merambat.
Berdasarkan sumber getarnya gelombang dapat digolongkan atas
dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik memerlukan medium dalam perambatannya,
sedangkan gelombang elektromagnetik tidak. Contoh gelombang mekanik
adalah gelombang pada tali, gelombang permukaan air dan gelombang
suara Semua gelombang mekanik dapat diuraikan secara penuh oleh
persamaan gerak Newton. Sedangkan gelombang elektromagnetik,
menggunakan persamaan Maxwell. Gelombang elektromagnetik di dalam
medium memerlukan persamaan Maxwell dan persamaan gerak Newton
dalam pembahasannya.
Gelombang mekanik dapat dibedakan dengan meninjau bagaimana
gerak partikel materi dihubungkan kepada arah penjalaran gelombang itu
sendiri. Jika gerak partikel materi yang mengangkut gelombang tersebut
adalah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombangnya, maka
gelombang itu disebut gelombang transversal. Apabila gerak partikel yang
mengangkut gelombang mekanik searah (dapat bergarak bolak-balik
sepanjang arah penjalaran) maka gelombang itu disebut gelombang
longitudinal.
Beberapa gelombang bukanlah gelombang transversal murni maupun
gelombang longitudinal murni. Misalnya gelombang pada permukaan air
laut, partikel air bergerak ke atas dan ke bawah serta ke belakang dan ke
depan yang berbentuk elips sewaktu gelombang tersebut bergerak.
Gelombang juga dapat diklasifikasikan sebagai gelombang
berdimensi satu, berdimensi dua dan berdimensi tiga. Pengklasifikasiannya
sesuai dengan banyaknya dimensi atau derajat kebebasan yang digunakan
gelombang tersebut untuk menjalarkan tenaga atau energinya. Sebagai
contoh gelombang satu dimensi adalah gelombang tali, gelombang dua
dimensi adalah gelombang pada permukaan air sedangkan gelombang suara
merambat dalam ruang tiga dimensi.
B. GELOMBANG SATU, DUA DAN TIGA DIMENSI.
Kedudukan setimbang
T2
2
x dx
1
x
T1
X x+dx
Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada elemen tali
Untuk menyusun persamaan gerak tali marilah kita tinjau gaya yang
bekerja pada suatu elemen tali dalam kedudukan umum ( tidak seimbang),
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.1. Menurut Gambar 2.1 gaya –
gaya yang bekerja pada elemen tersebut dapat diungkapkan terhadap sumbu
x dan sumbu y sebagai berikut:
31
Fx T 2 cos 2 T1 cos1 …………………………………..
2.1
Fy T sin T sin
2 2 1 1
2
f ( x ) 2
t ........................................................................ 2.5
Atau:
2 2
T0
x 2 t 2
2 2
x 2 t 2
32 To
Dengan To /ρ = v2.
Persamaan ini lazim dituliskan dalam bentuk ”baku” untuk gelombang satu
dimensi yaitu:
2................................................................................... 2.6
1 2
2 0
Karena arah t 2
2
x vpenjalaran gelombangnya berada pada satu derajat
kebebasan x , dan bergarak dalam waktu t, sehingga fungsi gelombang di
atas dapat ditulis menjadi :
2 1 2
2 2 2 x, t 0 ............................................2.7
x v t
Dengan To adalah tegangan tali dan ρ adalah massa persatuan panjang tali
dan
x, t = pergeseran kedudukan transversal terhadap kedudukan
setimbang
33
Dengan = gaya tegangan permukaan per satuan panjang sepanjang sisi
selaput dan = rapat massa medium per satuan luas permukaan.
34
Gelombang harmonis adalah gelombang yang memiliki energi yang
konstan selama merambat sehingga amplitudonya juga konstan. Pada
bagian berikut akan dijelaskan untuk gelombang harmonis satu dimensi.
Bentuk solusi paling sederhana dari persamaan diferensial gelombang
satu dimensi
2 1 2
2 2 2 x, t 0
x v t
Atau :
35
v= = fλ = (2.15)
A. Arus Energi
36
Untuk perumusan yang konkret, kembali kita tinjau gelombang
sinusoida yang merambat ke kanan pada tali akibat suatu gaya sinusoida
yang bekerja pada ujung kiri tali. Selanjutnya kita ambil suatu titik
sembarang Q seperti dilukiskan dalam gambar 2.4. bagi medium disebelah
kanan Q, masukan energi yang diterima berupa kerja yang dilakukan oleh
gaya tegangan tali di sebelah kirinya. Mengingat bahwa gerak titik Q
hanya berlangsung dalam arah vertical, maka secara efektif gaya
penggerak yang bersangkutan diungkapkan oleh :
F = - T sin θ
= - (T cos θ ) tan θ
= - T0 tan θ
= - To
x
(2.16)
PF
t
(2.17)
(2.18)
37
=-
(2.19)
2 2
P=+ = T0
(2.20)
Rumus ini berlaku pula untuk gelombang ø (x + vt) yang arah rambatnya
berlawanan, sedangkan rumus (2.16) dan (2.19) akan memperoleh tanda
berlawanan untuk kasus ini. Dengan demikian, rumus (2.18) akan
menghasilkan harga P negative untuk gelombang ø (x, t); sedangkan
rumus (2.20) tetap memberikan harga (magnitude) yang sama.
T0 = v2ρ = ρ
38
Harganya pada titik tertentu berosilasi dengan waktu, sedangkan hasil
pengukuran besarnya arus energy melalui bidang penampang tertentu lebih
tepat diungkapkan sebagai harga rata-rata P menurut rumus :
2
<P> = T0 v { }
(2.22)
ϵ = å + år = ñù2 ø02 sin (kx – ùt) + ñù2 ø02 cos2 (kx – ùt)
= ñù2 ø02
(2.25)
39
dan harga ini merupakan harga suatu konstanta, <ε> =ε. Maka secara
eksplisit, <P> dapat dituliskan dalam bentuk arus energy :
<P> = <ε> v = εv (2.26)
Bentuk ungkapan ini serupa dengan rapat arus muatan listrik j = ρv dengan
ρ= rapat muatan listrik, atau rapat arus fluida dengan ρ = rapat massa fluida.
C. Impedansi gelombang
Sebagai tanggapan (respons) terhadap gangguan gaya luar F, tali
akan memperoleh kecepatan gerak osilasi lokal. Untuk media resistif,
respons ini bersifat linea. Maka itu, besarnya respons terhadap Ftertentu
bergantung pada konstanta karakteristik mediu, Z, menurut rumus:
= F (2.27)
Untuk gelombang yang merambat ke kanan,
= (- ); Z = (2.27a)
Hubungan ini mengingatkan kita kepada analogi dengan rangkaian listrik.
Dalam rangkaian listrik, beda potensial V sebagai penggerak muatan listrik
akan menimbulkan arus I pada kawat dengan impedansi Z menurut rumus
Ohm :
I=
Berdasarkan analogi yang eratini, Z disebut impedansi gelombang. Harga
Zditentukan oleh karakteristik gelombang dan medium yang bersangkutan.
Jelas bahwa untuk gaya gangguan tertentu, kecepatan osilasi yang
ditimbulkan oleh gangguan tersebut berbanbanding terbalik dengan Z.
Khusus untuk gelombang tali ø (x – vt), persamaan (2.27a) dan (2.19)
memberikan hubungan :
Z= (2.28)
dan dengan ini persamaan (2.21) menjadi :
P=Z = (2.29)
Dapat ditunjukkan bahwa rumus (2.28) dan (2.29) berlaku pula untuk
gelombang ø (x – vt). Perhatikan bahwa rumus (2.29) memiliki bentuk
serupa dengan rumus disipasi energi ohmik dalam rangkaian listrik.
Selanjutnya dari persamaan (2.7a) dan (2.28) dapat diperoleh
ungkapan Z yang lain untuk gelombang tali :
40
Z= (2.30)
Bentuk ini menarik untuk dibandingkan dengan persamaan (2.8b) :
V=
Akhirnya untuk melengkapi ketentun impedansi berbagai jenis media dapat
dibedakan
=Z( );Z≈
(2.32)
41
A. Gelombang Harmonis
2
= perioda ruang (spatial) atau panjang
k
gelombang
Hasil uraian diatas dapat diranngkum dengan hubungan:
v v
k T
1. Besaran-besaran gelombang
42
Tata nama (terminologi) dari besaran-besaran gelombang dapat
dimengerti dengan mudah dengan memperhatikan gelombang tali pada
gambar di atas. Sebelum tali diganggu (sebelum tali dilalui gelombang) tali
berposisi OO’. Pada waktu tali dilalui gelombang , energi dibawa dan
berpindah dari kiri ke kanan, dan garis OO’ disebut garis (atau arah)
rambatan gelombang. Partikel tali, misalnya yang posisinya di titik A
bergetar, berarti bergerak naik turun dari titik A ke titik B, dan kembali ke
titik A.
Waktu yang diperlukan partikel untuk bergerak dari titik A ke
titik B dan kembali lagi ke titik A disebut periode (T).
Jumlah getaran yang yang terjadi dalam setiap detik disebut
frekuensi (f). Frekuensi sebuah gelombang secara alami ditentukan oleh
frekuensi sumber.
Hubungan T dengan f diberikan oleh f:1/T. Kalau T dinyatakan
dalam detik, maka satuan f adalah hertz (Hz), dimana 1 Hz = 1
getaran/detik = 1 putaran/detik. Periode dan frekuensi gelombang tidaklah
berbeda dengan dengan periode dan frekuensi getaran.
Setiap saat tali dapat tampak seperti yang ditunjukkan gambar
diatas. Titik-titik serupa titik A disebut gunung gelombang (atau puncak
gelombang). Titik-titik seperti titik D disebut lembah gelombang. Dengan
berlalunya waktu, titik puncak (atau titik lembah) gelombang bergerak
dalam arah rambat dengan kecepatan v yang disebut kecepatan rambat
gelombang.
Untuk mentransmisikan gelombang mekanis maka diperlukan
suatu medium bahan. Sifat-sifat medium yang menentukan laju sebuah
gelombang melalui medium tersebut adalah inersia dan elastisitasnya.
Semua medium bahan termasuk air memiliki sifat-sifat ini dan dapat
mentransmisikan gelombang mekanis. Elastisitasnyalah yang menimbulkan
gaya-gaya pemulih pada setiap bagian medium yang dipindahkan dari
kedudukan kesetimbangannya. Inersianyalah yang menentukan bagaimana
bagian yang dipindahkan dari medium itu akan menanggapi gaya pemulih
tersebut.
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik puncak
bertetangga (atau jarak antara setiap dua titik yang bersesuaian yang
bertetangga). Dalam waktu T puncak yang bergerak dengan kecepatan v itu
akan menempuh jarak l. Dengan mengingat rumus s = vt, dapat ditulis
l=vT karena f = 1/T maka rumus ini juga dapat ditulis l = v/f
Amplitudo gelombang adalah nilai maksimum simpangan
suatu gelombang. Pada gambar diatas amplitudo adalah jarak AC, (bukan
jarak AB).
Mari kita meninjau sebuah tali yang panjang yang diregangkan
dalam arah x sepanjang mana sebuah gelombang transversal sedang
berjalan. Pada suatu saat, katakanlah t = 0, bentuk tali dapat dinyatakan oleh
43
Y= f(x) t = 0
Dimana y adalah pergeseran transversal dari tali pada kedudukan x. pada
suatu waktu t kemudian gelombang tersebut telah berjalan sejarak vt ke
kanan, dimana v adalah besarnya kecepatan gelombang yang dianggap
konstan. Maka persamaan kurva pada t adalah y = f(x-vt) t=t
persamaan ini memberi bentuk gelombang yang sama di sekitar titik x = vt.
Untuk sebuah fase khas dari gelombang tersebut didapatkan dengan mudah.
Untuk sebuah fase khas dari gelombang yang berjalan ke kanan kita
mengharuskan bahwa
x-vt = konstan
maka diferensiasi terhadap waktu akan memberikan
dx/dt-v = 0 atau dx/xt = v
sehingga v merupakan sebuah kecepatan fase (phase velocity) gelombang
teersebut. Untuk sebuah gelombang yang berjalan ke kiri kita dapatkan –v,
dengan cara yang sama, sebagai kecepatan fasenya.
Marilah sekarang kita tinjau sebuah bentuk gelombang yang
khas, misalkan bahwa pada waktu t = o kita mempunyai sebuah deret
gelombang sepanjang tali yang diberikan oleh
y= A sin (2p/l).x
dengan bertambahnya waktu misalkan gelombang tersebut berjalan ke
kanan dengan sebuah fase V, maka persamaan gelombang tersebut pada
waktu t adalah
y= A sin (2p/l)(x-vt)
Perhatikan bahwa persamaan tersebut mempunyai bentuk yang diharuskan
untuk sebuah gelombang berjalan. Dari persamaan l= vT, apabila
dimasukkan ke dalam persamaan diatas maka akan menghasilkan
y = A sin 2p(x/l-t/T)
untuk mereduksi persamaan tersebutke bentuk lain maka kita
mendefinisikan dua kuantitas, yakni bilangan gelombang (wave number) k
dan frekuensi sudut (angular frequency) w. Kuantitas-kuantitas tersebut
diberikan oleh:
k = 2p/l dan w = 2p/T
dengan menggunakan kuantitas-kuantitas ini, maka persamaan sebuah
gelombang sinus yang berjalan ke kanan (arah x positif) adalah:
y = A sin (kx-wt)
untuk sebuah gelombang sinus yang berjalan ke kiri (arah x negatif), kita
memperoleh
y = A sin (kx+wt)
dengan membandingkan kedua persamaan sebelumnya, kita melihat bahwa
kecepatan fase v dari gelombang tersebut adalah
v = l/T = w/k
44
A. Arus Energi
Q Q’
x (x,t) X
T
dengan ini besarnya arus energi yang berangkutan diberikan oleh rumus:
45
P = T/v( ¶y /¶t)2 = T0v(¶y /¶x)2
(2.19)
To = v2r = (w2/k2) r
46
ungkapan dalam tanda kurung di atas menyatakan harga rata-rata rapat
energi kinetik maksimumper satuan panjang tali dengan
vmaks = wy0 = kecepatan osilasi maksimum
untuk osilator harmonis , rapat energi totalnya persatuan panjang sama
dengan jumlah rapat energi potensial dan energi kinetik atau salah satu
harga maksimumnya:
(P)= (e) v = ev
C. Impedansi gelombang
¶y /¶t=1/Z.F (2.21)
I=V/Z
(2.22b)
47
Z=T0/V (2.23)
Z= ÖT0.r
(2.25)
Bentuk ini menarik untuk dibandingkan dengan persamaan 2.22b:
V= ÖT0/r
(2.26)
1 2
48 1 2
t t
Simpangan
Kecepatan
1 2
= kontiniutas slope atau kemiringan gelombang sesaat
x x
2 t syarat
Penerapan cos k12 xmenghasilkan
to batas 2t persamaan
mo ro to 1 r t
Atau
Dengan definisi
Koefisien pantul / refleksi
r to
mo
Koefisien transmisi
t ro
mo syarat batas 2 memberikan hasil yang sama
Penerapan
Penerapan syarat batas 3 menghasilkan persamaan
mo ro k1 to k 2
k
1 r t 2
Diperoleh k1
2k1 k k
t r 1 2
k1 k 2 k1 k 2
Pemantulan dapat menimbulkan pembalikan fase gelombang. Dengan
mengambil contoh gelombang tali yang memenuhi hubungan
k1 Z t t 1,2
v1 To
Dapat dituangkan dalam bentuk
2 Z1 Z1 Z 2
t r
Z1 Z 2 Z1 Z 2
49
Tugas 2
1. Diketahui fungsi gelombang
(x,t)=0,02 sin { 2 (0,5x – 10t)}m
x meter, t det ik ,tentukan
a. Panjang gelombang dan vektor gelombang
b. Frekwensi dan frekwensi sudut
c. Perode
d. Kecepatan fase
Jawab :
(x,t) = A sin (kx-wt) =0,02sin { 2 0,5 w }
A=0,02m
K= , w 20
2 2
K= 2m panjang gelombang
20
W= 20 2f f 10 Hz frekwensi
2
1 1
T det ik periode
f 10
w= 20rad frekwensi sudut
w 20
v= 20 m koefisien
k dt
arah perambatan pada sumbu x pada amplitudo 0,02m
2. sutu osilator mekanik dengan fungsi (t)=0,01 sin
(20t)dihubungkan dengan seutas tali, sehingga pada tali terjadi
50
gelombang trasversal. Tegangan tali 10N, rapat masa 20g/m
tentukan:
a. cepat rambat gelombang pada tali
b. frekwensi. C. Panjang gelombang
c. Daya rata-rata yang diberikan oleh osilator
Jawab :
T 10 N 1000
a. v kg
500 m dt
0,02 m 2
w 20 10
b. w 20 w 2f f Hz
2 2
w w 2 2 w 2v
v k k
k v v w
c.
2 500 500
m
20 10
d.daya rata-rata dari isolator
2
T0
0,2 cos 20t
2
<p> =
v t t
=0,04 cos2 (20t)
2
0,02
t
1 T0 2 2
<P> = w A
2 v
T
= 0,02 0 T0 T cos
v
T
v= 500
10 cos 500 1 500
=0,02
500 10 4 40
xvt 2
3. panjang gelombang : (x,t) = 0 a2
merambat pada tali dengan kg m dengan a satuan konstanta
tentukan : a. Energi kinetik b.Energi potensial
51
c. Momentum
Jawab :
2
1 1 m
a. Ek = mv 2 m
2 2 t
x vt 2
d
0 a
2
t dt
v x vt
= -2 2
a a2
2
52
1 2 2 2
v k 0 w kv
2
1
w 2 02
2
b. daya rata-rata
2
p= w 0 sin kx wt
v t t
2
1 2 2
p w 0 p T2 v
2 v x
1
p vw 2 02
2
p v
p 0
vv
p p v
v
c. Hubungan a dengan b
Pada listrik j v rapat arus rapat arus j identik dengan
rapat energi gelombang.
53
Z 1 Z 2 T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02 A
r=
Z 1 Z 2 T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02
Ad
T0 / T T0 / T
m amplitudo
0 , 05 0 , 02
A 0,01
T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02
gelombang pantul
Transmitansi
Z2 2 Z2 2
2T0 / T 0,05
T t
Z1 Z1 T / T
0 , 05 T0 / 0 , 02
T
0
Latihan :
54
2. Persamaan gelombang dinyatakan oleh: y (x,t) = 0,02 cos (5x – 2t),
2
dan
gambarkan bentuk dari t t 2 (gelombang kecepatan dan
gelombang percepatannya )
Tugas Rumah :
Latihan :
55
Perbandmgan g = Cp/Cv = 1.4, tentukanlah
a. Kecepatan rambat gelombang dan impedansi yang berangkat.
b. Harga rata rata dari rapat arus energi jika kecepatan osilasi
lokal yang bersangkutan dinyatakar oleh u(t) - 5 sin (wt)
Tugas Rumah :
56
DAFTAR PUSTAKA
57
jumlah kedua-duanya terbatas tak peduli kecil x . dengan begitu
walaupun kita memulai dari suatu medium terpisah, mengambil suatu batas
sesuai ( x 0), kita dapat memasuki suatu medium berlanjut, seperti
pegas yang kita gunakan pada contoh itu. pegas mempunyai suatu massa
yang sama yang panjangnya sepanjang semula. suatu cara serupa akan
digunakan pada bab 9 gelombang elektromagnetis.
2
menggunakan perluasan Tylor untuk x x kita temukan:
2
1 2
P.E. k x
2 x
d
bagaimanapun, c w , X x cwt
t dX
d
dan ,
x dX
2
1 d
kita temukan K .E . mc 2 w
2 dX
2
1 2 d
P.E. k x
2 dX
k x
2
c2w
m
58
Dapat kita simpulkan pada gelombang mekanis, tenaga potensial
(karena elastisitas) dan energi kinetik ( oleh karena gerakan massa) adalah
sama tiap satuan waktu.
59
Gambar 4.8 . gelombang transfersal dan gelombang longitudinal. Pada
gelombang longitudinal perpindahan Ψ sama dengan arah kecepatan
gelombang cw pada gelombang transfersal. Perpindahan Ψ normal dengan
cw.
ρt ∆x (kg)
Tujuan kita disini adalah untuk memperoleh sebuah persamaan dari gerak
untuk massa ini. Kita juga menentukan pergeseran untuk sebuah akhir dari
bagian Ψ(x) dan Ψ(x+∆x). yang mana pilihan kita sekarang adalah garis
tegak untuk sumbu x yang menunjukkan gelombang penyebaran. Karna tali
terletak di bawah gaya tegang T(N), kita menemukan gaya vertikal
F=F+ -F-=T sin θ2 - Tsin θ1 ,
Dimana θ2 dan θ1 sudut tangen pada garis A dan B , maka ,
Jika perpindahan Ψ(x,t) kecil, sudutnya juga kecil , dan kita bisa
menganggap sin θ sama dengan θ maka :
F=T(θ2- θ1)
=T(∂Ψ/∂xI x+∆x -∂ Ψ/∂xIx)
60
Dimana ∂ Ψ/∂xIx+∆x menunjukan nilai dari ∂Ψ/dx dinilai pada x+∆x. dengan
menggunakan perluasan taylor (persamaan (3.12)) kita dapatkan (masukkan
f=d Ψ/dx)
∂ Ψ/∂xIx+∆x -∂ Ψ/∂xIx=∆x∂2 Ψ/∂x2
Dan kemudian
F=∆xT ∂2Ψ/∂x2
Ini adalah gaya yang bekerja pada bagian dengan massa ρt ∆x . yang mana
persamaan Newton dari gerakan diberikan oleh
ρt ∆x∂2 Ψ/∂t2=∆xT∂2 Ψ/∂x2
Atau
∂2 Ψ/∂t2= T∂2 Ψ/ ρt∂x2
Persamaan ini identik dengan persamaan (4.15) kecuali K diganti dengan T,
keduanya mempunyai dimensi yang sama yaitu N. persamaan (4.50)
menghasilkan kecepatan dari gelombang transversal pada tali, persamaan
(4.44).
61
daya rata rata =cw*berat jenis
=2.8 W
momentum rata rata =daya/cw
=6.3*10-2N
Kita bisa memasukkan θ∂Ψ/dx dan v =∂Ψ/∂t, dan anggap sebuah sudut θ
sangat kecil jadi sin θ sama dengan θ. Kemudian momentum dari ∆x
adalah
dp= -∆xρt ∂Ψ∂Ψ/∂x∂t
62
Asumsikan perpindahan harmonik Ψ(x,t)= Ψ 0sin(kx-t) ,dan x rata
rata , kita hasilkan RMS berat jenis
½ρt(Ψ0)2 k/(N.sec/m)
(langkah dari latihan 6 diatas itu sama dengan yang kita dapatkan pada
massa momentum pada pegas dan konsisten dengan hubungan umum antara
massa jenis energi dan massa jenis momentum , persamaan (4.43).
SOAL
1) ketika sebuah pegas spiral dengan massa 0.1 kg dan
panjang 2 m ditarik dengan gaya 30 n, dan terjadi
pemanjangan 10 cm . cari kecepatan dari gelombang
longitudinal sepanjang pegas, asumsikan bahwa pegas
sangat panjang. (jawab :109.5 m/s)
63
dengan gelombang transversal berbentuk sinusoda pada
sebuah tali yang identik dengan yang berasal dari
gelombang longitudinal pada pegas .
64
R= = = r²
(2.67)
T= = = t² = t²
(2.67a)
r=0;R=0
t=1;T=1
r = -1 = (pembalikan fase); R = 1
t=0;T=0
=ψ cos (ωt) cos (k₁x) + sin (ωt) sin (k₁x) ] – ψ [ cos (ωt) cos
(k₁x) – sin (ωt) sin (k₁x) ]
65
= 2ψ sin (k₁x) sin (ωt)
ψₒ (x) = ψₒ (x) = 0, x = 0
66
Ψ (x, t) = ψ₁ (x, t) + ψ₂ (x, t) + … + ψ (x, t) (2.73)
67
Uraian di atas menunjukkan bahwa gejala superposisi linear dapat
pula dipandang sebagai suatu proses modulasi amplitude yang akan
dibahas secara khusus dalam bab 4. Sekalipun ekuivalensecara
matematik, kedua bentuk tersebut menggambarkan dua efek fisis
yang berbeda. Untuk gelombang bunyi misalnya dapat dibedakan
dua kasus sebagai beikut :
68
Dalam hal ini kedua komponen gelombang merambat dalam arah
berlawanan,hasil perhitungan dengan rumus (2.20) tidak sama dengan hasil
yang diperoleh dengan persamaan (2.18).Rumus (2.18) Membedakan arah
arus energi,sedangkan rumus(2.20)mengungkapkan besarnya
saja.Penerapan persamaan (2.18)langsung pada gelombang dalam
persamaan (2.78)menghasilkan ungkapan arus energi total :
Perhatikan bahwa harga rata-rata <p> di atas sama dengan nol,sesuai
dengan penafsiran gelombangberdiri yang tidak merambatkan osilasi(dapat
dengan sendirinya energi)dalam medium bersangkutan.Hasil ini dapat
diartikan pula sebaga akibat sama besarnya harga rerata arus energi tyang
mengalir dalam arah berlawanan.
Di pihak lain,perhitungan persamaan (2.20)untuk persamaa (2.78)
akan menghasilkan ungkapan :
Dengan harga rata-rata :
Kedua ungkapan diatas lebih tepat ditafsirkan sebagai distribusi
daya(atau”intensitas”)sepanjang tali akibat efek paduan(atau”interferensi”)
kedua komponen gelombang dalam persamaan (2.78) pada medium
bersangkutan.Kehadiran faktor 4 diatas akan dijumpai kembali dalam sub
pasal 6.1 (B).
69
kedudukan semua titik sefase pada saat tertentu untuk gelombang yang
bersangkutan.Jadi,muka gelombang tesebut ditentukan oleh semua vektor
yang memenuhi syarat =konstanata untuk t tertentu(=0
misalnya).Dengan bantuan gambar2.7 jelas terlihat bahwa muka gelombang
tesebut berupa garis lurus (atau garis “datar”)yang tegak lurus pada arah
rambat gelombang( k).Karena arah k tetap,maka persamaan
(2.82)atau(2.82a)menggambarkan gelombang yang menjalar hanya
sepanjang satu arah,dengan karakteristik yang serba sama sepanjang arah
tegak lurus arah rambat tesebut.Karena itu,gelombang “datar” secara efektif
dapat dipandang sebagai gelombang satu dimensi.
Gambar 2.7 Tempat kedudukan ujung vektor yang memenuhi syarat
kontanta pada t tertentu.
Bentuk solusi umumyang kedua adalah fungsi :
Fungsi ini memenuhi persamaan gelombang(buktikan sendiri):
Yang diperoleh dari persamaan (2.81) melalui transformasi sistem
koordinat kartesian ke dalam sistem koordinat polar :
berdasarkan hubungan:
Menurut pengertian kecepatan fase yang diuraikan dalam pasal
2.2.B,gelombang(2.83) atau(2.83a) mempunyai kecepatan rambat dan
amplitudo yang sama dalam semua arah(tak tergantung pada )pada
permukaan medium.selanjutnya,gelombang ini mempunyai muka
gelombang(kr=konstanta) yang berupa lingkaran sepusat seperti
diperhatikan oleh gambar 2.8.Karena itu gelombang ini disebut gelombang
lingkaran atau gelombang sirkular,dan lazim terjadi dalam medium
isotropis akibat gangguan titik yang menjadi pusat lingkaran
tersbut.Gelombang ini sering terlihat sebagai gelombang riak pada
permukaan air yang timbul akibat lemparan batu kecil kedalam air
tersebut.Perhatikan kehadiran faktor dalam ungkapan gelombang ini
yang “diperlukan” untuk menjamin kekekalan energi gelombang mengingat
bahwa rapay arus energi ,sedangkan arus energi total .Besaran
ini akan berharga tetap bila
Gambar 2.8 Gelombang sirkular pada medium dua dimensi yang
isotropis.”Muka” gelombang berupa lingkaran-lingkaran sepusat yang
ditunjukkan dengan garis putus.
Perluasan untuk gelombang dalam ruang tiga dimensi berarti perluasan
persamaan (2.81) atau (2.84) menjadi persamaan :
Atau bentuk ekuivalennya dalam koordinat silnder dan koordinat
bola.Solusi persamaan dalam ketiga sistem koordinat tersebut masing-
masing berupa gelombang datar dengan bentuk ungkapan umum :
Gelombang silinder dengan ungkapan umum :
Dimana = koordinat radial silinder,dan gelombang bola(sferis) dengan
ungkapan umum :
70
Gelombang datar ditimbulkan oleh sumber terkomilasi,dan
menjalar sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa
bidang datar tegak lurus pada arah rambat.Gelombang ini secara efektif
dapat dipandang sebagai gelombang satu dimensi bila berpolarisasi
linear.Gelombang silinder berasal dari sumber eksitasi uniform sepanjang
suatu garis lurus,menjalar dalam semua arah tegak lurus dalm garis tersebut
dengan kecepatan sama dan dengan muka gelombang silinder yang koaksial
(sesumbu).Akhirnya,gelombang sferis pada umumnya berasal dari suatu
sumber titik,menjalar ke semua arah menuju ke atau menjauhi pusat bola
dengan kecepatan sama dan dengan muka gelombang berupa permukaan
bola sepusat.Karakteristik ketiga gelombang ini ditunjukkan dalam gambar
2.9.Kehadiran faktor dan ,masing-masing dalam persamaan (2.88)
dan (2.89),dapat dipahami atas dasar kekekalan energi seperti dalam uraian
terdahulu mengenai gelombang sirkular.
Gambar 2.9 Muka gelombang dan arah rambatgelombang-gelombang
(a)datar,(b)silinder,dan(c)sferis.
Perlu dicatat disini bahwa semua pembahasan bab ini,gangguan
atau osilasi lokal selalu dianggap berlangsung dalam suatu arah tertentu;
yaitu transversal atau longitudinal.Karena itu,pengertian polarisasi
gelombang tidak disentuh dalam bab ini,dan baru akan dibahas dalam bab 5
untuk gelombang elektromagnetik.
Perlu dicatat di sini bahwa dalam semua pembahasan bab ini, gangguan
atau osilasi local selalu dianggap berlangsung dalam suatu arah tertentu;
yaitu transversal atau longitudinal. Karena itu, pengertian polarisasi
gelombang tidak disentuh dalam bab ini, dan baru akan dibahas dalam bab
5 untuk gelombang elektromagnetik.
2.8. EFEK DOPPLER
Dalam pembahasan sejauh ini, frekuensi gelombang dianggap sebagai
parameter yang tetap yang ditentukan oleh sumbernya saja. Pengamatan
yang dirintis oleh C. J. Doppler menunjukkan bahwa frekuensi gelombang
yang terdengar (atau diukur) oleh seorang pengamat juga bergantung pada
kecepatan gerak relatif antara sumber dan pengamat, bahkan dipengaruhi
pula oleh kecepatan medium. Gejala pergeseran frekuensi gelombang yang
kini dikenal dengan sebutan efek Doppler merupakan salah satu cirri
gelombang yang berperan dan berguna luas. Selain dikenal dalam
71
pengalaman sehari-hari sebagai gejala perubahan nada sirine yang terdengar
ketika dilalui mobil ambulans/polisi, efek pergeseran Doppler (seperti “red
shift” pada garis spectral “quasar”, dan pelebaran Doppler dalam spectrum
gas atom) juga merupakan pokok kajian ilmiah yang menghasilkan
informasi penting. Kini bahkan telah dikembangkan berbagai macam alat
pengukur kecepatan yang disebut dengan velosimeter Doppler.
A. Rumusan pergeseran frekuensi untuk gelombang material
Untuk menurunkan rumus dasar efek Doppler kita tinjau sebuah sumber
yang memancarkan gelombang elastis dengan frekuensi tetap v 0.
Andaikan sumber ini maupun pengamatnya masing-masing bergerak
dengan kecepatan vs dan vP yang searah dengan kecepatan rambat
gelombang v, sepanjang garis lurus tertentu. Selanjutnya misalkan
frekuensi gelombang yang “terdengar” oleh pengamat tersebut adalah
, dan medium gelombang dalam keadaan diam. Pembaca dipersilakan
mmebuat gambar yang menjelaskan kondisi tersebut, dan proses
pengamatan yang diuraikan berikut ini.
(2.90)
(2.92)
72
Karena jumlah panjang gelombang ( ) yang dipancarkan S selama ,
diterima oleh P dalam selang waktu , maka . Berdasarkan
persamaan (2.92), ini berarti:
(2.93)
Jika dan cukup kecil, maka dengan jabaran binominal dapat diperoleh
rumus aproksimasi order pertama:
(2.94)
B. Perluasan rumusan
Berikut ini akan diberikan secara ringkas beberapa bentuk perluasan
rumus yang diturunkan dalam (A). pertama-tama, untuk kasus arah
gerak relatif yang membuat sudut terhadap arah rambat gelombang,
rumus (2.94) harus diperluas menjadi:
(2.95)
dengan 73 (2.97)
dengan adalah kecepatan relatif antara sumber dengan pengamat,
beertanda positif jika S dan P saling menjauhi dan negatif sebaliknya.
Perhatikan bahwa dalam hal ini, keadaan gerak yang berperan hanya
kecepatan relatif, tanpa membedakan gerak S dan P secara terpisah
seperti halnya dengan efek Doppler untuk gelombang bunyi dan
gelombang material lainnya. Selain itu, persamaan (2.97) pada
hakikatnya adalah rumus transformasi Lorentz. Berdasarkan rumusan
ini juga dapat ditunjukkan (namun tidak dilakukan disini) adanya gejala
pergeseran Doppler transversal pada arah pengamatan (arah ) yang
tegak lurus pada arah rambat gelombang. Efek ini tidak akan teramati
dalam batas klasik, , seperti tampak pada persamaan (2.95).
b. f.
c. g.
d. h.
74
3. Tunjukkan dengan bantuan gambar yang jelas bahwa rumus arus
energy gelombang tali dan rumus impedansi:
massa . Tentukan:
a. Tegangan tali tersebut pada kedudukan setimbang
b. Impedansi gelombang tali tersebut
75
c. Jelaskan secara kualitatif perubahan bentuk pulsa yang menjalar
dari atas ke bawah, dengan bantuan “hukum kekekalan”
tertentu,bahwa pulsa tersebut menyempit dan bertambah besar
amplitudonya.
7. Diketahui gerak gelombang yang berlangsung dalam medium tertentu
memiliki bentuk (profil) gelombang:
Perbandingan . Tentukan:
a. Kecepatan rambat gelombang dan impedansi yang bersangkutan
76
b. Harga rerata rapat arus energi jika kecepatan osilasi lokal yang
bersangkutan dinyatakan oleh
c. Perubahan kecepatan akibat kenaikan suhu udara menjadi 1,44 kali
harga semula
13. Andaikan tali dalam soal (5) bersambung di ujung kanannya dengan tali
77
Berikan penjelasan karakteristik gelombang pantai yang menggulung
dan pecah dari atas berbentuk pulsa itu.
19. Sebuah kendaraan pemadam kebakaran bergerak menuju dinding
sebuah bangunan besar dengan kecepatan 30 m/s. Dalam perjalanan itu,
kendaraan tersebut membunyikan sirine yang berfrekuensi 1,5 KHz.
Andaikan kecepatan rambat bunyi v = 340 m/s, berapa frekuensi bunyi
terpantul yang terdengar oleh pengemudi kendaraan.
20. Radar “highway patrol” memantau kecepatan kendaraan dengan
menggunakan sumber gelombang electromagnet mikro (
78