Anda di halaman 1dari 49

BAB II

GELOMBANG MEKANIK
A. PENDAHULUAN
Gelombang adalah gangguan atau getaran yang merambat dalam
suatu medium. Getaran merupakan pergeseran dari suatu bagian medium
elastis dari kedudukan setimbangnya. Yang merambat pada sebuah
gelombang adalah gangguan atau energinya, sedangkan mediumnya tidak
ikut merambat.
Berdasarkan sumber getarnya gelombang dapat digolongkan atas
dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang mekanik memerlukan medium dalam perambatannya,
sedangkan gelombang elektromagnetik tidak. Contoh gelombang mekanik
adalah gelombang pada tali, gelombang permukaan air dan gelombang
suara Semua gelombang mekanik dapat diuraikan secara penuh oleh
persamaan gerak Newton. Sedangkan gelombang elektromagnetik,
menggunakan persamaan Maxwell. Gelombang elektromagnetik di dalam
medium memerlukan persamaan Maxwell dan persamaan gerak Newton
dalam pembahasannya.
Gelombang mekanik dapat dibedakan dengan meninjau bagaimana
gerak partikel materi dihubungkan kepada arah penjalaran gelombang itu
sendiri. Jika gerak partikel materi yang mengangkut gelombang tersebut
adalah tegak lurus terhadap arah penjalaran gelombangnya, maka
gelombang itu disebut gelombang transversal. Apabila gerak partikel yang
mengangkut gelombang mekanik searah (dapat bergarak bolak-balik
sepanjang arah penjalaran) maka gelombang itu disebut gelombang
longitudinal.
Beberapa gelombang bukanlah gelombang transversal murni maupun
gelombang longitudinal murni. Misalnya gelombang pada permukaan air
laut, partikel air bergerak ke atas dan ke bawah serta ke belakang dan ke
depan yang berbentuk elips sewaktu gelombang tersebut bergerak.
Gelombang juga dapat diklasifikasikan sebagai gelombang
berdimensi satu, berdimensi dua dan berdimensi tiga. Pengklasifikasiannya
sesuai dengan banyaknya dimensi atau derajat kebebasan yang digunakan
gelombang tersebut untuk menjalarkan tenaga atau energinya. Sebagai
contoh gelombang satu dimensi adalah gelombang tali, gelombang dua
dimensi adalah gelombang pada permukaan air sedangkan gelombang suara
merambat dalam ruang tiga dimensi.
B. GELOMBANG SATU, DUA DAN TIGA DIMENSI.

Gelombang dapat diklasifikasikan sebagai gelombang berdimensi


satu, berdimensi dua dan berdimensi tiga. Pengklasifikasiannya sesuai
dengan banyaknya dimensi atau derajat kebebasan yang digunakan
gelombang tersebut untuk menjalarkan tenaga atau energinya.

1. Gelombang satu dimensi


Gelombang tali merupakan contoh gelombang mekanik paling
sederhana. Gelombang tali yang akan dibahas di sini adalah gelombang
transversal satu dimensi yang merambat pada seutas tali dengan
pengandaian sebagai berikut :
1. Bersifat lentur (flexibel); hanya dapat menimbulkan gaya tegangan
tangensial dan tidak memiliki kekakuan (stiffness) untuk melawan gaya
transversal.
2. Memiliki distribusi massa merata sepanjang tali ; p (g/cm) = konstan
3. Panjang tali tak banyak berubah ; arah tali tak pernah menyimpang dari
arah horisontal selama proses gerak gelombang.
4. Gaya berat tali dapat diabaikan (tali cukup ringan).
5. Tali cukup panjang sehingga efek ujung dapat diabaikan.

Gaya-gaya yang bekerja pada elemen tali saat gelombang bergerak


dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

Kedudukan setimbang
T2
2

  x  dx 
1
  x
T1
X x+dx
Gambar 2.1 Gaya yang bekerja pada elemen tali

Untuk menyusun persamaan gerak tali marilah kita tinjau gaya yang
bekerja pada suatu elemen tali dalam kedudukan umum ( tidak seimbang),
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.1. Menurut Gambar 2.1 gaya –
gaya yang bekerja pada elemen tersebut dapat diungkapkan terhadap sumbu
x dan sumbu y sebagai berikut:

31
 Fx  T 2 cos 2  T1 cos1 …………………………………..
2.1
 Fy  T sin   T sin 
2 2 1 1

 Fy  (T cos ) tan   (T cos


2 2 2 1 1
) tan 1 …………………..
2.2
Dengan T1 dan T2 menyatakan gaya tegangan yang bekerja pada kedua
ujung elemen tali. Karena elemen tali ini tidak bergerak dalam arah x, maka
ΣFx = 0, dan menurut hukum Newton akan menghasilkan persamaan:
T2 cos  2  T1 cos  1  T0 ……………………………………… 2.3
Dengan T0 = gaya tegangan tali pada kedudukan setimbang yaitu    0  .
Gaya dalam arah tegak lurus dapat di ungkapkan oleh :
f ( x)dx  T0 tan  2  T0 tan 1
   
f ( x)dx  T0   
 x x  dx x x 

Di mana f (x) = gaya persatuan panjang.


Kemudian dengan uraian deret Taylor di sekitar x:
    (dx) 2  2   
  ( dx)     .....
x x  dx x x x x x 2! x 2  x  x
Dan aproksimasi bahwa (dx) 2  1 , sehingga suku deret ketiga dan
selanjutnya dapat diabaikan, maka persamaan menajadi :
  2 
f ( x )  T0  2 
 x  …………………………………………… 2.4

Selanjutnya berdasarkan hukum Newton II dapat dituliskan :


  2 
f ( x)(dx )  (dm) a  ( dx) 2 
 t 
Ini berarti :

  2 
f ( x )    2 
 t  ........................................................................ 2.5

Atau:
 2  2
T0  
x 2 t 2
 2   2

x 2 t 2
32 To
Dengan To /ρ = v2.
Persamaan ini lazim dituliskan dalam bentuk ”baku” untuk gelombang satu
dimensi yaitu:
2................................................................................... 2.6
 1  2
 2 0
Karena arah t 2
2
x vpenjalaran gelombangnya berada pada satu derajat

kebebasan x , dan bergarak dalam waktu t, sehingga fungsi gelombang di
atas dapat ditulis menjadi :

 2 1 2  
 2  2 2   x, t   0 ............................................2.7
 x v t   

Persamaan ini dikenal dengan persamaan diferensial gelombang. Kecepatan


rambat gelombang pada tali adalah:
v  T0  .................................................................... 2.8

Dengan To adalah tegangan tali dan ρ adalah massa persatuan panjang tali
dan
 
 x, t = pergeseran kedudukan transversal terhadap kedudukan
setimbang

2. Gelombang dua dan tiga dimensi


Untuk gelombang yang terjadi dalam ruangan bebas pada umumnya
memenuhi persamaan yang berbentuk lebih umum. Gelombang selaput
elastis dan gelombang permukaan air atau riak di atas air yang disebabkan
oleh batu kecil yang dijatuhkan ke dalam kolam yang tenang adalah contoh
dari gelombang berdimensi dua. Persamaan yang berlaku adalah:
  2  1 2 
2
 2  2  
  2 2  x, t  0 ……………………… 2.9
 x1 x 2  v t 

Dengan x = ( x1 , x2) merupakan fungsi kedudukan dan t fungsi waktu.


Gelombang ini lazim disebut gelombang permukaan atau gelombang
bidang karena menjalar dalam dua dimensi. Kecepatan rambat
gelombangnya dalam kasus gelombang selaput elastis ditentukan oleh
rumus:

v …………………………………………….. 2.10

33
Dengan  = gaya tegangan permukaan per satuan panjang sepanjang sisi
selaput dan  = rapat massa medium per satuan luas permukaan.

Gelombang bunyi yang merambat secara radial dari sebuah sumber


suara adalah gelombang berdimensi tiga. Perluasan untuk gelombang dalam
ruang tiga dimensi, memenuhi persamaan:
 2 1 2 
   2  
 x, t  0 …………………………. 2.11
v t 2 

2 2 2
Dengan 2    ………………..…………. 2.12
x12 x22 x32
Solusi persamaan dalam ketiga sistem koordinat tersebut masing –
masing berupa gelombang datar dengan bentuk ungkapan umum:
  x, t   f  x  vt 
Untuk membuktikan pernyataan di atas,tuliskan:
Untuk membuktikan pernyataan diatas, tuliskan :
x  vt  
Maka :
f  f f 2 f
  f ',  f'  f"
x x  x x 2
Dan : f   f  vf ' f f
dengan  v
t t  t x
2 f
 v2 f "
t 2
Berdasarkan persamaan di atas jelas f(x,t) memenuhi :
2 f 1 2 f
 0
x 2 v 2 t 2

Begitu pula dapat di buktikan bahwa f(x + vt) memenuhi persamaan


gelombang yang sama. Jadi, solusi lengkap persamaan gelombang secara
umum adalah:
 ( x, t )  f ( x  vt )  g ( x  vt ) …………………………….. 2.13
Fungsi f dan g pada umumnya berbeda bentuk. Bentuk khusus fungsi
tersebut ditentukan oleh pola osilasi lokal yang ditimbulkan oleh sumber
gelombangnya.

Pengertian f(x+vt) menunjukkan arah perambatan gelombang


terhadap posisi x = 0 yaitu untuk f(x-vt) gelombang bergerak arah kekanan
dari sumbu x = 0, sedangkan f(x+vt) gelombang bergerak arah kekirinya.
C. GELOMBANG HARMONIS

34
Gelombang harmonis adalah gelombang yang memiliki energi yang
konstan selama merambat sehingga amplitudonya juga konstan. Pada
bagian berikut akan dijelaskan untuk gelombang harmonis satu dimensi.
Bentuk solusi paling sederhana dari persamaan diferensial gelombang
satu dimensi
 2 1 2  
 2  2 2   x, t   0
 x v t   

adalah dalam bentuk gelombang harmonis :

Ψ ( x,t ) = ψ0 cos k ( x – vt ) (2.13)

Atau :

Ψ ( x,t ) = ψ0 cos ( kx – ωt ) (2.14)

Dengan ω dan k sebagai konstanta gelombang yang memenuhi hubungan


ω = kv dan ψ0 adalah amplitudo gelombang

Fungsi ψ ( x, t ) dapat dihayati dari segi temporal dan spatial


secara terpisah. Untuk segi temporal kita tinjau ψ ( x,t ) pada titik x tertentu
( x = 0 misalnya ) dalam medium yang bersangkutan. Maka ψ (0,t) = ψo cos
ωt jelas melukiskan osilasi lokal seperti diungkapkan persamaan (1.4)
dengan frekuensi temporal ν atau frekuensi sudut ω dan perioda T :

ω = 2πν = frekuensi sudut temporal (1.4a)

T= = =perioda temporal (1.4b)

Di pihak lain ,pada tertentu (t = 0 misalnya ), ψ berbentuk fungsi


harmonis/sinusoidal dalam ruang : ψ (x, 0) = ψo cos (kx), dengan :

k = frekuensi ruang (spatial) atau bilangan gelombang (wave


number)

λ= = perioda ruang (spatial) atau panjang gelombang (2.14)

Hasil uraian di atas dapat dirangkumkan dengan hubungan :

35
v= = fλ = (2.15)

dan bentuk gelombang :

ψ (x, t) = ψo cos (kx – ωt) = ψo cos (2.15a)

Dalam contoh gelombang sederhana ini terlihat jelas adanya


kesetangkupan bentuk dan hubungan matematis antara segi temporal dan
segi spatial fungsi gelombang. Namun perlu diingat perbedaan arti fisis
antara bentuk temporal yang melukiskan pola eksitasi gelombang dan
bentuk spatial yang berkaitan dengan bentu perambatan gelombang dalam
medium bersangkutan. Untuk memperjelas hubungan kedua segi itu,
ungkapan (2.15) dan proses gerak gelombang harmonis divisualisasikan
dalam gambar 2.3

Gamabar 2.3 Visualisasi perambatan osilasi harmonis local dengan v =

2.3 PERAMBATAN ENERGI DAN IMPEDANSI GELOMBANG

A. Arus Energi

Gerak gelombang adalah peristiwa perambatan suatu gangguan


lokal. Terjadinya gangguan pada titik tertentu berarti adanya masukan
(input) eneri pada titik medium tersebut. Karena itu, gerak gelombang juga
merupakan proses perambatan energy yang berawal dari lokasi gangguan
semula itu.

Gambar 2.4 Bentuk gelombang sinusoida yang menjalarkan masukan


energy di x ke arah kanan.

36
Untuk perumusan yang konkret, kembali kita tinjau gelombang
sinusoida yang merambat ke kanan pada tali akibat suatu gaya sinusoida
yang bekerja pada ujung kiri tali. Selanjutnya kita ambil suatu titik
sembarang Q seperti dilukiskan dalam gambar 2.4. bagi medium disebelah
kanan Q, masukan energi yang diterima berupa kerja yang dilakukan oleh
gaya tegangan tali di sebelah kirinya. Mengingat bahwa gerak titik Q
hanya berlangsung dalam arah vertical, maka secara efektif gaya
penggerak yang bersangkutan diungkapkan oleh :

F = - T sin θ

= - (T cos θ ) tan θ

= - T0 tan θ

= - To
x
(2.16)

( Sebagai latihan, turunkan persamaan ini dengan mengambil titik Q’


sebagai ujung kiri tali). Selanjutnya daya sesaat yang diberikan kepada tali
sebelah kanan adalah :


PF
t
(2.17)

Subtitusi persamaan (2.16) untuk F dalam persamaan (2.17) menghaslkan


ungkapan arus energy
 
P  ( T )
t t

(2.18)

Gelombang ø (x – vt) yang menerima daya dari sebelah kiri dan


menjalarkannya ke arah kanan akan memenuhi persamaan :

37
=-
(2.19)

Dengan ini, besarnya arus energy yang berangkutan diungkapkan oleh


rumus :

2 2
P=+ = T0
(2.20)

Rumus ini berlaku pula untuk gelombang ø (x + vt) yang arah rambatnya
berlawanan, sedangkan rumus (2.16) dan (2.19) akan memperoleh tanda
berlawanan untuk kasus ini. Dengan demikian, rumus (2.18) akan
menghasilkan harga P negative untuk gelombang ø (x, t); sedangkan
rumus (2.20) tetap memberikan harga (magnitude) yang sama.

B. Kasus khusus gelombang sinusoidal

Andaikan gelombang tali yang ditinjau memenuhi persamaan


(2.15a) :

Ψ (x, t) = ψ0 cos (kx – ωt)

Maka persamaan (2.20) akan memberikan ungkapan arus energi :

P = T0 vk2 ψ02 sin2 (kx – ωt)


(2.21)

Selanjutnya dari persamaan (2.7b) dan persamaan (2.15) dapat dituliskan


hubungan :

T0 = v2ρ = ρ

Dengan ini persamaan (2.21) menjadi :


2
P = vρ = vρu2 (x, t)
(2.21a)

Dengan u (x, t) = ω0 ψ0 sin (kx – ωt) = kecepatan osilasi di titik x. i


menggambarkan perambatan energi ke kanan dengan kecepatan v.

38
Harganya pada titik tertentu berosilasi dengan waktu, sedangkan hasil
pengukuran besarnya arus energy melalui bidang penampang tertentu lebih
tepat diungkapkan sebagai harga rata-rata P menurut rumus :

2
<P> = T0 v { }
(2.22)

= vρω2ψo2 { sin2 (ωt – kx) }

Dengan definisi harga rata-rata :

{sin2 (ωt – kx) } = sin2 (ωt – kx) dt =


(2.23)

Maka ungkapan <P> di atas menjadi :

<P> = vρω2ψo2 = v {ϵ}


(2.24)

Ungkapan dalam tanda kurung di atas menyatakan harga rerata rapat


energi kinetik maksimum per satuan panjang tali dengan :

Umaks = ωψo = kecepatan osilasi maksimum

Untuk osilator harmonis, rapat energi totalnya persatuan panjang sama


dengan jumlah rapat energi potensial dan energi kinetic atau salah satu
harga maksimumnya (lihat soal latihan) :

ϵ = å + år = ñù2 ø02 sin (kx – ùt) + ñù2 ø02 cos2 (kx – ùt)

= ñù2 ø02
(2.25)

39
dan harga ini merupakan harga suatu konstanta, <ε> =ε. Maka secara
eksplisit, <P> dapat dituliskan dalam bentuk arus energy :
<P> = <ε> v = εv (2.26)
Bentuk ungkapan ini serupa dengan rapat arus muatan listrik j = ρv dengan
ρ= rapat muatan listrik, atau rapat arus fluida dengan ρ = rapat massa fluida.

C. Impedansi gelombang
Sebagai tanggapan (respons) terhadap gangguan gaya luar F, tali
akan memperoleh kecepatan gerak osilasi lokal. Untuk media resistif,
respons ini bersifat linea. Maka itu, besarnya respons terhadap Ftertentu
bergantung pada konstanta karakteristik mediu, Z, menurut rumus:

= F (2.27)
Untuk gelombang yang merambat ke kanan,

= (- ); Z = (2.27a)
Hubungan ini mengingatkan kita kepada analogi dengan rangkaian listrik.
Dalam rangkaian listrik, beda potensial V sebagai penggerak muatan listrik
akan menimbulkan arus I pada kawat dengan impedansi Z menurut rumus
Ohm :

I=
Berdasarkan analogi yang eratini, Z disebut impedansi gelombang. Harga
Zditentukan oleh karakteristik gelombang dan medium yang bersangkutan.
Jelas bahwa untuk gaya gangguan tertentu, kecepatan osilasi yang
ditimbulkan oleh gangguan tersebut berbanbanding terbalik dengan Z.
Khusus untuk gelombang tali ø (x – vt), persamaan (2.27a) dan (2.19)
memberikan hubungan :

Z= (2.28)
dan dengan ini persamaan (2.21) menjadi :

P=Z = (2.29)
Dapat ditunjukkan bahwa rumus (2.28) dan (2.29) berlaku pula untuk
gelombang ø (x – vt). Perhatikan bahwa rumus (2.29) memiliki bentuk
serupa dengan rumus disipasi energi ohmik dalam rangkaian listrik.
Selanjutnya dari persamaan (2.7a) dan (2.28) dapat diperoleh
ungkapan Z yang lain untuk gelombang tali :

40
Z= (2.30)
Bentuk ini menarik untuk dibandingkan dengan persamaan (2.8b) :

V=
Akhirnya untuk melengkapi ketentun impedansi berbagai jenis media dapat
dibedakan

Medium resesif : F = Z( ); Z ≈ R (2.27)


Medium reaktif : F = Zø; Z ≈ (2.31)

=Z( );Z≈
(2.32)

41
A. Gelombang Harmonis

Bentuk solusi paling sederhana bagi persamaan gelombang


adalah gelombang harmonis:
 ( x, t )   0 cos k ( x  vt ) atau  ( x, t )   0 cos(kx  t )
Dengan  dan k sebagai konstanta gelombang yang memenuhi hubungan
 = kv.
Fungsi  ( x, t ) dapat dihayati dari segi temporal dan spatial secara
terpisah. Untuk segi temporal kita tinjau  ( x, t ) pada titik x tertentu (x =
0 misalnya)dalam medium yang bersangkutan. Maka  (0, t )   0 cos t
jelas melukiskan osilasi lokal dengan frekuensi temporal v atau frekuensi
sudut  adalah perioda T:

  2v = frekuensi sudut temporal


2 1
T   = perioda temporal
 v

Dipihak lain, pada t tertentu (t = 0 misalnya),  berbentuk fungsi


harmonis/sinusoidal dalam ruang :  (0, t )   0 cos( kx ) ,dengan:
k= frekuensi ruang (spatial) atau bilangan gelombang (wave number)

2
 = perioda ruang (spatial) atau panjang
k
gelombang
Hasil uraian diatas dapat diranngkum dengan hubungan:
 
v   v 
k T

Dan bentuk ungkapan gelombang:


  x t 
 ( x, t )   0 cos(kx  t )   0 cos2   
   T 
Dalam contoh gelombang sederhana ini terlihat kesetangkupan bentuk dan
hubungan matematis antara segi temporaldan segi spatial fungsi gelombang.
Namun perlu diingat perbedaan arti fisis antara bentuk temporal yang
melukiskan pola eksitasi gelombang dan bentuk spatial yang berkaitan
dengan bentuk perambatan gelombangdalam medium bersangkutan.

1. Besaran-besaran gelombang

42
Tata nama (terminologi) dari besaran-besaran gelombang dapat
dimengerti dengan mudah dengan memperhatikan gelombang tali pada
gambar di atas. Sebelum tali diganggu (sebelum tali dilalui gelombang) tali
berposisi OO’. Pada waktu tali dilalui gelombang , energi dibawa dan
berpindah dari kiri ke kanan, dan garis OO’ disebut garis (atau arah)
rambatan gelombang. Partikel tali, misalnya yang posisinya di titik A
bergetar, berarti bergerak naik turun dari titik A ke titik B, dan kembali ke
titik A.
Waktu yang diperlukan partikel untuk bergerak dari titik A ke
titik B dan kembali lagi ke titik A disebut periode (T).
Jumlah getaran yang yang terjadi dalam setiap detik disebut
frekuensi (f). Frekuensi sebuah gelombang secara alami ditentukan oleh
frekuensi sumber.
Hubungan T dengan f diberikan oleh f:1/T. Kalau T dinyatakan
dalam detik, maka satuan f adalah hertz (Hz), dimana 1 Hz = 1
getaran/detik = 1 putaran/detik. Periode dan frekuensi gelombang tidaklah
berbeda dengan dengan periode dan frekuensi getaran.
Setiap saat tali dapat tampak seperti yang ditunjukkan gambar
diatas. Titik-titik serupa titik A disebut gunung gelombang (atau puncak
gelombang). Titik-titik seperti titik D disebut lembah gelombang. Dengan
berlalunya waktu, titik puncak (atau titik lembah) gelombang bergerak
dalam arah rambat dengan kecepatan v yang disebut kecepatan rambat
gelombang.
Untuk mentransmisikan gelombang mekanis maka diperlukan
suatu medium bahan. Sifat-sifat medium yang menentukan laju sebuah
gelombang melalui medium tersebut adalah inersia dan elastisitasnya.
Semua medium bahan termasuk air memiliki sifat-sifat ini dan dapat
mentransmisikan gelombang mekanis. Elastisitasnyalah yang menimbulkan
gaya-gaya pemulih pada setiap bagian medium yang dipindahkan dari
kedudukan kesetimbangannya. Inersianyalah yang menentukan bagaimana
bagian yang dipindahkan dari medium itu akan menanggapi gaya pemulih
tersebut.
Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik puncak
bertetangga (atau jarak antara setiap dua titik yang bersesuaian yang
bertetangga). Dalam waktu T puncak yang bergerak dengan kecepatan v itu
akan menempuh jarak l. Dengan mengingat rumus s = vt, dapat ditulis
l=vT karena f = 1/T maka rumus ini juga dapat ditulis l = v/f
Amplitudo gelombang adalah nilai maksimum simpangan
suatu gelombang. Pada gambar diatas amplitudo adalah jarak AC, (bukan
jarak AB).
Mari kita meninjau sebuah tali yang panjang yang diregangkan
dalam arah x sepanjang mana sebuah gelombang transversal sedang
berjalan. Pada suatu saat, katakanlah t = 0, bentuk tali dapat dinyatakan oleh

43
Y= f(x) t = 0
Dimana y adalah pergeseran transversal dari tali pada kedudukan x. pada
suatu waktu t kemudian gelombang tersebut telah berjalan sejarak vt ke
kanan, dimana v adalah besarnya kecepatan gelombang yang dianggap
konstan. Maka persamaan kurva pada t adalah y = f(x-vt) t=t
persamaan ini memberi bentuk gelombang yang sama di sekitar titik x = vt.
Untuk sebuah fase khas dari gelombang tersebut didapatkan dengan mudah.
Untuk sebuah fase khas dari gelombang yang berjalan ke kanan kita
mengharuskan bahwa
x-vt = konstan
maka diferensiasi terhadap waktu akan memberikan
dx/dt-v = 0 atau dx/xt = v
sehingga v merupakan sebuah kecepatan fase (phase velocity) gelombang
teersebut. Untuk sebuah gelombang yang berjalan ke kiri kita dapatkan –v,
dengan cara yang sama, sebagai kecepatan fasenya.
Marilah sekarang kita tinjau sebuah bentuk gelombang yang
khas, misalkan bahwa pada waktu t = o kita mempunyai sebuah deret
gelombang sepanjang tali yang diberikan oleh
y= A sin (2p/l).x
dengan bertambahnya waktu misalkan gelombang tersebut berjalan ke
kanan dengan sebuah fase V, maka persamaan gelombang tersebut pada
waktu t adalah
y= A sin (2p/l)(x-vt)
Perhatikan bahwa persamaan tersebut mempunyai bentuk yang diharuskan
untuk sebuah gelombang berjalan. Dari persamaan l= vT, apabila
dimasukkan ke dalam persamaan diatas maka akan menghasilkan
y = A sin 2p(x/l-t/T)
untuk mereduksi persamaan tersebutke bentuk lain maka kita
mendefinisikan dua kuantitas, yakni bilangan gelombang (wave number) k
dan frekuensi sudut (angular frequency) w. Kuantitas-kuantitas tersebut
diberikan oleh:
k = 2p/l dan w = 2p/T
dengan menggunakan kuantitas-kuantitas ini, maka persamaan sebuah
gelombang sinus yang berjalan ke kanan (arah x positif) adalah:
y = A sin (kx-wt)
untuk sebuah gelombang sinus yang berjalan ke kiri (arah x negatif), kita
memperoleh
y = A sin (kx+wt)
dengan membandingkan kedua persamaan sebelumnya, kita melihat bahwa
kecepatan fase v dari gelombang tersebut adalah
v = l/T = w/k

5. Perambatan energi dan impedansi gelombang

44
A. Arus Energi

Q Q’

x  (x,t) X
T

Untuk perumusan yang kongkret kembali kita tinjau


gelombang sinusoida yang merambat ke kanan pada tali akibat suatu gaya
sinusoida yang bekerja pada ujung kiri tali. Selanjutnya kita ambil suatu
titik sembarang Q seperti dilukiskan dalam gambar diatas. Bagi medium di
sebelah kanan Q, masukan energi yang diterima berupa kerja yang
dilakukan oleh gaya tegangan tali di sebelah kirinya. Mengingat bahwa
gerak titik Q hanya berlangsung dalam arah vertikal, maka secara efektif
gaya penggerak yang bersangkutan diungkapkan oleh:
F = -T sin q
= -(T cos q) tan q
= -T tan q
= -T (¶y /¶x) (2.15)
Selanjutnya daya sesaat yang diberikan kepada tali sebelah kanan adalah:
P = F ¶y /¶t
(2.16)
Substitusi persamaan sebelumnya untuk F dalam persamaan diatas
menghasilkan ungkapan arus energi:
P = -(T. ¶y /¶x). ¶y /¶t
(2.17)

Gelombang y(x-vt) yang menerima daya dari sebelah kiri dan


menjalarkannya ke arah kanan akan memenuhi persamaan:

¶y /¶x = -1/v ¶y /¶t


(2.18)

dengan ini besarnya arus energi yang berangkutan diberikan oleh rumus:

45
P = T/v( ¶y /¶t)2 = T0v(¶y /¶x)2
(2.19)

Rumus-rumus ini berlaku pula untuk gelombang y(x+vt) yang arah


rambatnya berlawanan, sedangkan rumus 2.16 dan 2.19 akan memperoleh
tanda berlawanan untuk kasus ini. Dengan demikian, rumus 2.18 akan
menghasilkan harga P negatif untuk gelombang y(x,t) sedangkan rumus
2.20 tetap memberikan harga (magnitude) yang sama.

B. Kasus Khusus Gelombang Sinusoidal

Andaikan gelombang tali yang ditinjau memenuhi persamaan


y(x,t)= y0 cos (kx-wt)

maka persamaan 2.19 akan memberikan ungkapan arus energi:

P= T 0 vk2 y02 sin2 (kx-wt)


(2.20)

Maka selanjutnya kita akan mendapatkan hubungan

To = v2r = (w2/k2) r

Dengan ini persamaan sebelumnya menjadi:


P = vr[wy0sin (kx-wt)]2 = vru2 (x,t)

Dengan u(x,t) = w0 y0 sin (kx-wt) = kecepatan osilasi di titik x. Persamaan


ini menggambarkan perambatan energi ke kanan dengan kecepatan v.
Harganya pada titik tertentu berisolasi dengan waktu sedangkan hasil
pengukuran besarnya arus energi melalui bidang penampang tertentu lebih
tepat diungkapkan sebagai harga rata-rata P menurut rumus:

(P) = T0v(¶¶y /¶x)2


= vrw2y02 [sin2 (wt-kx)]

dengan defenisi harga rata-rata:

[sin2 (wt-kx)] = 1/T 0òT sin2(wt-kx) dt = ½

maka ungkapan (P) diatas menjadi

(P) = ½ vrw2y02 = v (e)

46
ungkapan dalam tanda kurung di atas menyatakan harga rata-rata rapat
energi kinetik maksimumper satuan panjang tali dengan
vmaks = wy0 = kecepatan osilasi maksimum
untuk osilator harmonis , rapat energi totalnya persatuan panjang sama
dengan jumlah rapat energi potensial dan energi kinetik atau salah satu
harga maksimumnya:

e = ek + ep = ½ rw2y02 [sin2 (kx-wt)] + ½ rw2y02 [cos2 (kx-wt)]


= ½ rw2y02
dan harga ini merupakan suatu konstanta, (e) = e. Maka secara eksplisit ,
(P) dapat dituliskan dalam bentuk arus energi :

(P)= (e) v = ev

C. Impedansi gelombang

Sebagai tanggapan (respons) terhadap gangguan luar F, tali akan


memperoleh kecepatan gerak osilasi lokal. Untuk media resistif, respns ini
bersifat linear. Oleh karena itu, besarnya respons terhadap F tertentu
bergantung pada konstanta karakteristik medium, Z, menurut rumus:

¶y /¶t=1/Z.F (2.21)

Untuk gelombang yang merambat ke kanan,

(¶y /¶t)=1/Z(-T0.¶y /¶t); Z=T0(¶y /¶x)/¶y /¶t


(2.22a)

Hubungan ini mengingatkan kita kepada analogi dengan listrik.


Dalam rangkaian listrik, beda potensial V sebagai penggerak muatan listrik
akan menimbulkan arus I pada kawat dengan impedansi menurut rumus
Ohm:

I=V/Z
(2.22b)

Berdasarkan analogi yang erat ini, Z disebut impedansi gelombang.


Harga Z ditentukan oleh karakteristik gelombang dan medium yang
bersangkutan. Jelas bahwa untuk gaya gangguan tertentu, kecepatan osilasi
yang ditimbulkan oleh gelombang tersebut berbanding terbalik dengan Z.
Khusus untuk gelombang tali y(x-vt) Persamaan 2.22a memberikan
hubungan:

47
Z=T0/V (2.23)

Dan dengan ini persamaan diatas menjadi:

P=Z( ¶y /¶t)2=1/Z(T0.¶¶y /¶x)2


(2.24)
Dapat ditunjukkan bahwa rumus 2.23 dan 2.24 berlaku pula untuk
gelombang y(x+vt). Perhatikan bahwa rumus 2.24 memiliki bentuk serupa
dengan rumus disipasi energi ohmik dalam rangkaian listrik.
Selanjutnya dari persamaan 2.22b dan 2.23 dapat diperoleh
ungkapan Z yang lain untuk gelombang tali:

Z= ÖT0.r
(2.25)
Bentuk ini menarik untuk dibandingkan dengan persamaan 2.22b:

V= ÖT0/r
(2.26)

akhirnya untuk melengkapi ketentuan impedansi berbagai jenis media dapat


dibedakan:

medium resistif F= Z( ¶y /¶t); Z=R


(2.27)
medium reaktif F=Zy; Z=C-1
(2.28)
= Z(¶2y/¶t2); Z=L-1
(2.29)

6. PEMANTULAN DAN TRANSMISI GELOMBANG

PERUMUSAN SOAL SYARAT BATAS


Menijau peristiwa yang terjadi pada perbatasan antara dua media
gelombang yang berbeda sifat, misalnya dua tali yang berbeda
kerapatannya. Gelombang yang merambat pada batas kedua medium
mempunyai syarat batas dalam persamaan diferensial berupa syarat syarat
kontinuitas

1  2

48 1   2
t t
Simpangan

Kecepatan

 1  2
 = kontiniutas slope atau kemiringan gelombang sesaat
x x

Pada gelombang harmonis, solusi untuk masing masing medium berbentuk


umum :

 1   m   r   mo cos k1 x  1t    ro cos k1' x  1' t 

 2   t syarat
Penerapan cos k12 xmenghasilkan
  to batas  2t  persamaan
 mo   ro   to 1 r  t
Atau
Dengan definisi
Koefisien pantul / refleksi

r  to
 mo
 Koefisien transmisi
t  ro
 mo syarat batas 2 memberikan hasil yang sama
Penerapan
Penerapan syarat batas 3 menghasilkan persamaan

 mo   ro  k1   to k 2
k
1 r  t 2
Diperoleh k1
2k1 k k
t r 1 2
k1  k 2 k1  k 2
Pemantulan dapat menimbulkan pembalikan fase gelombang. Dengan
mengambil contoh gelombang tali yang memenuhi hubungan

  
k1     Z t t  1,2
v1  To 
Dapat dituangkan dalam bentuk

2 Z1 Z1  Z 2
t r
Z1  Z 2 Z1  Z 2

49
Tugas 2
1. Diketahui fungsi gelombang
 (x,t)=0,02 sin { 2 (0,5x – 10t)}m
x  meter, t  det ik ,tentukan
a. Panjang gelombang dan vektor gelombang
b. Frekwensi dan frekwensi sudut
c. Perode
d. Kecepatan fase
Jawab :
 (x,t) = A sin (kx-wt) =0,02sin { 2   0,5  w }
A=0,02m
K=  , w  20
2 2
K=      2m  panjang gelombang
 
20
W= 20  2f  f   10 Hz  frekwensi
2
1 1
T  det ik  periode
f 10
w= 20rad  frekwensi sudut
w 20
v=   20 m  koefisien
k  dt
arah perambatan pada sumbu x pada amplitudo 0,02m
2. sutu osilator mekanik dengan fungsi  (t)=0,01 sin
(20t)dihubungkan dengan seutas tali, sehingga pada tali terjadi

50
gelombang trasversal. Tegangan tali 10N, rapat masa 20g/m
tentukan:
a. cepat rambat gelombang pada tali
b. frekwensi. C. Panjang gelombang
c. Daya rata-rata yang diberikan oleh osilator
Jawab :
T 10 N 1000
a. v   kg
  500 m dt
 0,02 m 2
w 20 10
b. w  20  w  2f  f    Hz
2 2 
w w 2 2 w 2v
v k  k     
k v   v w
c.
2 500  500
  m
20 10
d.daya rata-rata dari isolator
2
T0      
   0,2 cos 20t  
2
<p> =   
v  t   t 
=0,04 cos2 (20t)
2

 0,02
t
1 T0 2 2
<P> = w A
2 v
T
= 0,02 0  T0  T cos
v
T
v=  500

10 cos  500 1  500
=0,02    
500 10 4 40

  xvt  2
3. panjang gelombang :  (x,t) =  0 a2

merambat pada tali dengan  kg m dengan a satuan konstanta
tentukan : a. Energi kinetik b.Energi potensial

51
c. Momentum
Jawab :
2
1 1    m
a. Ek = mv 2        m  
2 2  t  

 x vt  2
 d 
 0  a
2

t dt
v  x  vt 
= -2 2
a a2
2

a.  p =mgh =mg 0  g0  p  1 k  x  2   


2  x 
 v  x  vt   x vt  2 a 2
b. p=mv=     2 2 
t a a2
2
 1   v  x  vt   x vt  2 a 2 
k   4   2  
 2  a  a  
2
 v  x  vt   x vt  2 a 2 
h   2   2  2  
a  a  
2
   
p=  
v  t 

4.Fungsi gelombang :   x, t    0 cos kx  wt 


tentukan : a. rapat energi rata-rata
b. Daya rata-rata
c. hubungan jawaban a dengan b
bandingkan dengan jv pada listrik
Jawab :
a. Rapat energi rata-rata
1
  w 202
2
2
2    
  v     k 0 sin  kx  wt 
 x  x
1
= v k  0 sin  kx  wt   sin  kx  wt  
2 2 2 2

52
1 2 2 2
  v k  0  w  kv
2
1
  w 2 02
2

b. daya rata-rata
2
    
p=     w 0 sin  kx  wt 
v  t  t

2
1 2 2   
p  w  0  p  T2 v 
2 v  x 
1
p  vw 2 02
2
p v 
p 0
   vv


p     p v
v

c. Hubungan a dengan b
Pada listrik j  v  rapat arus rapat arus j identik dengan
rapat energi gelombang.

4. Pulsa denga amplitude 1cm, merambat pada dua tali yang


disambung dengan intensitas masing-masing 50 gr/m dan 20gr/m
kedua tali mempunyai tegangan yang sama (T) tentukan :
a. amplitudo pulsa pantul
b. amplitudo pulsa transisi
c. reflektansi dan transmitasi pulsa pada tali tersebut
Jawab :
a.
T T T T v1  v 2 A
v1    Z1  0  0 r= 
1 0,05 v1 T
0 , 05 v1  v 2 Ad
T T T v  v2
v2   Z2  0  0 A  1 Ad
0,02 v2 T v1  v 2
0 , 02

53
Z 1  Z 2 T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02 A
r=  
Z 1  Z 2 T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02
Ad

T0 / T T0 / T
m  amplitudo
0 , 05 0 , 02
A  0,01
T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02

gelombang pantul

b. Amplitudo gelombang transisi


At
t=
Ad
 2 z1 
t = t . Ad = 0.01  
 z1  z 2 
 2T0 / T 0, 05 
At = 0.01  
 T0 / T 0, 05  T0 / T
0 , 02 
 2
T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02
Reflektansi R = r2 =
T0 / T
0 , 05 T0 / T
0 , 02

Transmitansi
Z2 2 Z2   2
2T0 / T 0,05
T t   
Z1 Z1  T / T
0 , 05  T0 / 0 , 02 
T
 0 

Latihan :

1. Gelombang pada seutas tali diungkapkan oleh persamaan :


y (x,t) = 0,03 sin (3x - 2t), x daiam meter, t dalam detik ,
tentukanlah .
Cepat rambat, panjang gelombang, dan perioda.

54
2. Persamaan gelombang dinyatakan oleh: y (x,t) = 0,02 cos (5x – 2t),
  2
dan
gambarkan bentuk dari t t 2 (gelombang kecepatan dan
gelombang percepatannya )

3. Dua buah tali digabungkan menjadi satu, rapat massannya.


Berturut-turut adalah 0,01 kg/m dan 1,1 kg/m. Jika tali dipengaruhi
oleh gaya tegangan tali sebesar 100 N dan amplitudo gelombang
datang 20 cm tentukanlah:
a. Perbandingan kecepatan pada kedua tali
b. Koefisien refleksi dan transmisi
c. Rapat arus energi pada gelombang datang, gelombang
pantul dan gelombang transmisi, bila frekuensi osilasi 20 Hz
dan
Fd = 0,2 cos 2p (5x - 60t)

Tugas Rumah :

1. Tunjukanlah bahwa arus energi gelombang memenuhi :


2 2
T      
P o   To v 
v  dt   dx  berlaku untuk gelombang merambat
ke kiri ke kanan.

2. Gelombang pada tali dinyatakan oleh persamaan y (x,t) = 0,1 sin 2p


(x/5 + 60t) x dalam meter, t dalam detik. Jika r tali adalah 0,01
kg/m tentukanlah:
a. Tegangan tali pada kedudukan seimbang
b. Impedansi gelombang
c. Daya rata-rata
d. Kerapatan gelombang rata-rata

3. Jelaskan perambatan gelombang pada medium dispersif dan non


dispersif ditinjau dari bentuk gelombang kecepatan fase dan
kecepatan group lukiskan dalam bentuk skema atau diagram)

Latihan :

1. Udara dalam ruang terbuka memiliki parameter-parameter sebagai


berikut : Tekanan P = 10 dyne/cm2
Rapat massa r = 1,3 . 10-3 gr.cm3

55
Perbandmgan g = Cp/Cv = 1.4, tentukanlah
a. Kecepatan rambat gelombang dan impedansi yang berangkat.
b. Harga rata rata dari rapat arus energi jika kecepatan osilasi
lokal yang bersangkutan dinyatakar oleh u(t) - 5 sin (wt)

2. Sebuah speker memancarkan gelombang suara speris dengan daya


5 watt. Pancaran membentuk sudut 20o dan berbentuk kerucut
uniform. Tentukanlah:
a. Kerapatan daya pada jarak 10 m dari speris.
b. Pada jarak berapakah intensitasnya 10-6 w/m2

3. Jelaskan perbedaan diskripsi gelombang satu, dua dan tiga dimensi


ditinjau dari segi cepat rambat gelombang dalam medium dan
penjalaran gelombang

4. Jelaskan perbedaan impedansi gelombang dua dan tiga dimensi.

Tugas Rumah :

1. Misalkan gelombang permukaan air mengikuti hukum gelombang


silendris pada sebuah kolam yang panjangnya 5m, merambat
gelombang silendris isotropis. Bila intensitas gelombang tersebut
pada jarak 1 m adalah 1,6.103 watt/m2 tentukanlah:
a. Intensitas pada jarak 10 m dari sumber.
b. Berapa intensitas pada jarak 5m dan panjang kolam 2m.

2. Buktikan persamaan gelombang bola adalah :


 2 2   2  
2
 v 
  
t 2
 r
2
r r 
bila
A
 (r , t )  sin(kr  t )
r

3. Jelaskan perbedaan penjalaran gelombang speris dan silendris dan


bagaimana bentuk sumber gelombangnya.

4. Sebuah loadspeaker memancarkan suara diudara dengan daya 25


watt kesegala arah. Tentukanlah:
a. Intensitas gelombang pada jarak 25 m dari loadspeaker.
b. Amplitudo molekul udara pada jarak diatas. Jika suhu
20oC, rv = 1,3 kg/m2 dan frekuensi =500 Hz

56
DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Frederick. 1994. Teori dan Soal-Soal Fisika. Jakarta : Erlangga.


Resnick, Halliday. 1988. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Tjia, M.O. 1994. Gelombang. Bandung : Dabara Publisher.

Contoh 1. massa total suatu pegas 0.5 kg yang panjang awalnya1.5 m


diperpanjang sebanyak 5cm saat itu diregangkan oleh suatu gaya 20 N.
tentukan percepatan dari gelombang mekanis sepanjang pegas?
Jawab:
l
F= kl  K
l
kita temukan
Fl 20 N x 1.5m
K 
l 0.05m
 600 N

rapat massa yang linier adalah


0.5 kg
t   0.33 kg / m.
1.5 m
kemudian
K
Cw  =42.4m/sec.
t

Terlihat bahwa di dalam contoh yang terdahulu,pegas itu sendiri


adalah sebagai rapat massa, dan yang mengherankan mengapa kita dapat
menggunakan persamaan gelombang itu, Eq. ( 4.11). yang benar-benar
diperoleh dari suatu model mempunyai pegas yang terpisah ( tanpa
berkumpul) dan massa. jawaban bagi pertanyaan ini adalah bahwa x ,
panjangnya yang diduduki oleh satuan kombinasi massa-pegas, karena
percepatan ditentukan oleh K, modulus lenting, dan rapat massa  t .

57
jumlah kedua-duanya terbatas tak peduli kecil x . dengan begitu
walaupun kita memulai dari suatu medium terpisah, mengambil suatu batas
sesuai ( x 0), kita dapat memasuki suatu medium berlanjut, seperti
pegas yang kita gunakan pada contoh itu. pegas mempunyai suatu massa
yang sama yang panjangnya sepanjang semula. suatu cara serupa akan
digunakan pada bab 9 gelombang elektromagnetis.

4.4. Energi yang terdapat pada gelombang

Di dalam bab 2 ditunjukkan dengan singkat bahwa semua


gelombang mempunyai energi dan daya gerak dengannya. jika kita lihat
pada kasus gelombang terdapat massa-pegas pada garis transmisi. kita
tempatkan lagi di satuan x. jarak massa pada penempatan ini telah diberi

oleh dengan begitu percepatan massa menjadi: v( x, t ) 
t

dan energi kinetik massa diberi oleh


2
1 1   
K .E.  mv 2  m  ( j)
2 2  t 
pegas mempunyai tenaga potensial di sebelah kanan massa adalah
1
P.E.  k   x  x     x  
2

2
menggunakan perluasan Tylor untuk   x  x  kita temukan:
2
1 2   
P.E.  k  x   
2  x 
 d
bagaimanapun,  c w , X  x  cwt
t dX
 d
dan  ,
x dX
2
1  d 
kita temukan K .E .  mc 2 w 
2  dX 
2
1 2  d 
P.E.  k  x   
2  dX 
k  x 
2
c2w 
m

58
Dapat kita simpulkan pada gelombang mekanis, tenaga potensial
(karena elastisitas) dan energi kinetik ( oleh karena gerakan massa) adalah
sama tiap satuan waktu.

59
Gambar 4.8 . gelombang transfersal dan gelombang longitudinal. Pada
gelombang longitudinal perpindahan Ψ sama dengan arah kecepatan
gelombang cw pada gelombang transfersal. Perpindahan Ψ normal dengan
cw.

∆x (gambar 4.9) Bagian massa diberikan oleh:

ρt ∆x (kg)
Tujuan kita disini adalah untuk memperoleh sebuah persamaan dari gerak
untuk massa ini. Kita juga menentukan pergeseran untuk sebuah akhir dari
bagian Ψ(x) dan Ψ(x+∆x). yang mana pilihan kita sekarang adalah garis
tegak untuk sumbu x yang menunjukkan gelombang penyebaran. Karna tali
terletak di bawah gaya tegang T(N), kita menemukan gaya vertikal
F=F+ -F-=T sin θ2 - Tsin θ1 ,
Dimana θ2 dan θ1 sudut tangen pada garis A dan B , maka ,

Tan θ1=∂Ψ/dx pada x

Tan θ2=∂Ψ/∂x pada x+∆x

Jika perpindahan Ψ(x,t) kecil, sudutnya juga kecil , dan kita bisa
menganggap sin θ sama dengan θ maka :
F=T(θ2- θ1)
=T(∂Ψ/∂xI x+∆x -∂ Ψ/∂xIx)

60
Dimana ∂ Ψ/∂xIx+∆x menunjukan nilai dari ∂Ψ/dx dinilai pada x+∆x. dengan
menggunakan perluasan taylor (persamaan (3.12)) kita dapatkan (masukkan
f=d Ψ/dx)
∂ Ψ/∂xIx+∆x -∂ Ψ/∂xIx=∆x∂2 Ψ/∂x2

Dan kemudian
F=∆xT ∂2Ψ/∂x2

Ini adalah gaya yang bekerja pada bagian dengan massa ρt ∆x . yang mana
persamaan Newton dari gerakan diberikan oleh
ρt ∆x∂2 Ψ/∂t2=∆xT∂2 Ψ/∂x2
Atau
∂2 Ψ/∂t2= T∂2 Ψ/ ρt∂x2
Persamaan ini identik dengan persamaan (4.15) kecuali K diganti dengan T,
keduanya mempunyai dimensi yang sama yaitu N. persamaan (4.50)
menghasilkan kecepatan dari gelombang transversal pada tali, persamaan
(4.44).

Contoh 5. sebuah rangkaian gelombang transversal bergerak sepanjang tali


dengan massa jenis 20 g\m. tali memiliki tegangan 40 N. amplitudo dari
gelombang 5 mm dengan frekuesi gelombang 80 cycles/s.
A) cari perpindahan dari gelombang Ψ(x,t)
B) carilah kecepatan gelombang
C) hitung energi rata rata , massa jenis , daya dan momentum

a)kecepatan gelombang adalah


cw=√T/ ρt=√40N/0.02kg/m=44.7m/sec
dari frekuensi 80 cycles/s dan amplitudo 5mm, kita dapatkan
Ψ(x,t)=5*10-3(m)sin(2x/-2vt)
=5*10-3(m)sin(11.25x-503t)
Dimana =cw/v=0.56m adalah panjang gelombang

b)dari kecepatan gelombang kita dapatkan


v (x,t)= ∂ Ψ/∂t
kita mendapatkan
v(x,t)=5*10-3*(-503)cos(11.25x-503t)m/sec
=-2.5(m/sec)cos(11,25x-503t)
c)bisa kita lihat bahwa hasilnya dapat kita peroleh sebelum energi,
daya, dan momentum pada gelombang longitudinal pada pegas
juga sesuai dengan gelombang transversal pada tali (soal 6)kemudian
dari persamaan (4.28)(4.29)dan(4.42) kita dapatkan :
energi rata rata=1/2 ρt2 Ψ2
=6.3*10-2 J/m

61
daya rata rata =cw*berat jenis
=2.8 W
momentum rata rata =daya/cw
=6.3*10-2N

Kamu mungkin ingin tahu bagaimana mungkin momentum bisa


berjalan di sepanjang tali walaupun rata rata dari perpindahan Ψ adalah
transversal pada tali. Pada contoh dari pegas, elemen pegas (atau massa )
bergerak sepanjang pegas , dan kita bisa menghitung momentum .
sebenarnya elemen pada tali sangat kecil tapi perpindahannya terbatas.
Untuk cepat rambat gelombang hanya perpindahan gelombang transversal
yang dibutuhkan. Bagaimanapun juga kita mendapatkan momentum untuk
gelombang pada pegas. Kita harus hati hati pada hambatan yang kecil. Dan
membutuhkan kuantitas yang tinggi untuk menghitung momentum..
Coba fikirkan sebuah bagian dari tali ∆x bahwa percobaan
perpindahan transversal Ψ diperlihatkan pada gambar 4.10. kecepatan
sesaat dari bagian ini adalah tegak lurus dengan perpindahan tali. Kecepatan
komponen pada tali diberikan oleh
V=- θv -∂Ψ∂Ψ/∂x∂t

Kita bisa memasukkan θ∂Ψ/dx dan v =∂Ψ/∂t, dan anggap sebuah sudut θ
sangat kecil jadi sin θ sama dengan θ. Kemudian momentum dari ∆x
adalah
dp= -∆xρt ∂Ψ∂Ψ/∂x∂t

62
Asumsikan perpindahan harmonik Ψ(x,t)= Ψ 0sin(kx-t) ,dan x rata
rata , kita hasilkan RMS berat jenis
½ρt(Ψ0)2 k/(N.sec/m)
(langkah dari latihan 6 diatas itu sama dengan yang kita dapatkan pada
massa momentum pada pegas dan konsisten dengan hubungan umum antara
massa jenis energi dan massa jenis momentum , persamaan (4.43).

SOAL
1) ketika sebuah pegas spiral dengan massa 0.1 kg dan
panjang 2 m ditarik dengan gaya 30 n, dan terjadi
pemanjangan 10 cm . cari kecepatan dari gelombang
longitudinal sepanjang pegas, asumsikan bahwa pegas
sangat panjang. (jawab :109.5 m/s)

2) sebuah alat yang disebut gelombang demonstator terdiri


dari tangkai(momen inersia dari I(kg.m2)) dan
pegas( konstanta torsional (N.m) (jawab: (b) c w=√

3) Seorang pengemudi mengambungkan sebuah pegas


panjang pada bagian belakang mobil denga massa jenis 0.5
kg/m dan modulus elestik 300 N membentuk gelombang
sinusoidal dari perpindahan dengan amplitudo 2cm dan
frekuensi 40 cycles/s . dengan mengabaikan pantulan
gelombang carilah (a) daya rata rata atu RMS (b)tetapan
rata rata dari perpindahan momentum
4) Sebuah bunyi
Ψ(x,t)= Ψ0e-(x-cwt)2/a2
Merambat dengan kecepatan cw sepanjang sebuah pegas
dengan massa
jenis ρ(kg/m) dan modulus elastik K(N). hitung
a)energi kinetik
b)energi potensial
c) momentum

5) rangkaian gelombang sinusoida berjalan di sepanjang


sebuah pegas. Amplitudo dari
perpindahan gelombang adalah 0.5 cm dan cepat rambat 25
m/s (a)cari perpindahan gelombang Ψ(x,t) (b) cari
kecepatan gelombang

6) tunjukkan bahwa energi rata rata , daya rata rata dan


tatapan perpindahan momentum rata rata hubungkan

63
dengan gelombang transversal berbentuk sinusoda pada
sebuah tali yang identik dengan yang berasal dari
gelombang longitudinal pada pegas .

7) sebuah kawat baja dengan jari jari 0.5 mm dan dengan


tegangan 10 N . baja memiliki massa jenis 7800 kg/m3.
cari kecepatan dari gelombang transversal pada kawat.
(Jawab :40.4 m/s)

8) sebuah kawat baja memiliki jari jari 0.4 mm digantung


pada langit langit . ketika sebuah massa 5 kg digantung
pada ujungnya . berapa kec gelombang transversal pada
kawat. ( Jawab :112 m/s)
9) perlihatkan jika ketegangan divariasikan dengan jumlah
yang kecil ∆T, ganti kecepatan dari
gelombang transversal pada tali kira kira diberikan oleh
∆cw= 1/2 ∆T/T cw , dimana Tdan cw adalah ketegangan dan
kecepatan .
10) perlihatkan jika massa jenis divariasikan dengan beda yang
kecil ∆ρ, ganti kecepatan dari gelombang transversal pada
tali kira kira diberikan oleh ∆cw=- 1/2 ∆ρt/ρt c w, dimana ρt
adalah massa jenis

11) sebuah osilator mekanik dihubungkan dengan ujung dari tali


yang direntangkan menciptakan perpindahan transversal
pada ujungnya yang diberikan oleh Ψ=0.01 (m) sin(20t)

Ketegangan tali 10N dan tali memiliki massa jenis 20 g/m,


carilah (a) kecepatan gelombang transversal (b) frekuensi v,
(c) panjang gelombang (d) daya rata rata yang dihasilkan
oleh osilator. Jawab :22,4 m/s , 3,2 Hz, 7,0 m, 9 mw)

Sehubungan dengan perbandingan arus energy tersebut dikenal defenisi


reflektansi serta transmitansi yang diungkapkan sebagai berikut :

64
R= = = r²
(2.67)

T= = = t² = t²
(2.67a)

Untuk kedua besaran ini jelas berlaku hubungan kekekalan energy


(buktikan sendiri) :
R + T += 1 (2.68)
Selanjutnya akan dibahas hubungan antara kecocokan impedansi dan
efisiensi transmisi melalui beberapa kasus khusus. Untuk maksud tersebut
kita tuliskan ø₁ dalam bentuk umum :
ø₁ = ø cos (k₁x – ùt) + rø cos (k₁x + ù) (2.69)

a) Untuk kasus dengan kesesuaian (matching) impedansi yang


sempurna, Z₂ = Z₁, maka :

r=0;R=0

t=1;T=1

ψ₁ = ψ cos (k₁x – ωt) = ψ₂ (2.70)

Hasil ini jelas menggambarkan kasus transmisi total.

b) Untuk kasus Z₁/Z₂ = 0 (infinite drag), maka :

r = -1 = (pembalikan fase); R = 1

t=0;T=0

ψ₁ = ψ cos (k₁x – ωt) – ψ cos (k₁x + ωt)

=ψ cos (ωt) cos (k₁x) + sin (ωt) sin (k₁x) ] – ψ [ cos (ωt) cos
(k₁x) – sin (ωt) sin (k₁x) ]

65
= 2ψ sin (k₁x) sin (ωt)

= ψₒ (x) sin (ωt)


(2.71)

Dalam kasus ini, pemantulan total menghasilkan gelombang berdiri


dengan distribusi amplitude:

ψₒ (x) = 2 ψ sin (k₁x)

dan dengan ujung bebas :

ψₒ (x) = ψₒ (x) = 0, x = 0

c) Lihat halaman revisi

Dari kasus-kasus di atas jelas terbaca bahwa kecocokan impedansi


antara dua media akan menentukan efisiensi transmisi energy
gelombang. Makin besar perbedaan impedansi tersebut, makin
rendah efisiensi transmisi energy yang dicapai. Perhatikan pula
proses pemantulan dapat menimbulkan pembalikan fase pada
gelombang pantul. Tidak demikian halnya dengan proses transmisi.

2.6. SUPERPOSISI LINEAR GERAK GELOMBANG

Menurut prinsip superposisi linear, efek keseluruhan dari beberapa


gerak gelombang ψ₁, ψ₂,….ψ yang berlangsung secara serempak
pada suatu medium tertentu dapat dinyatakan sebagai kombinasi
linear dari semua gelombang yang bersangkutan. Jadi, jika ψ (x, t)
menyatakan resultan yang dimaksud tersebut, maka :

66
Ψ (x, t) = ψ₁ (x, t) + ψ₂ (x, t) + … + ψ (x, t) (2.73)

Sebaliknya, setiap gerak gelombang selalu dapat diuraikan sebagai


suatu kombinasi linear dari beberapa komponen gerak gelombang
yang berlangsung secara serempak pada medium yang
bersangkutan. Prinsip ini merupakan landasan metoda analisis
Fourieryang akan dibahas khusus dalam bab 3.

Berikut ini akan ditinjau sebagai contoh, superposisi dua


gelombang harmonis yang berbeda frekuensi sebagai berikut :

Ψ (x, t) = ψ₁ (x, t) + ψ₂ (x, t)

= ψₒ sin (k₁x - ω t) + ψₒ sin (k₂x - ω₂t)


(2.74)

= 2ψₒ cos (k₁ - k₂) x – (ω₁ - ω₂) t ] sin [ (k₁ - k₂) x –


(ω₁ - ω₂) t ]

= 2ψₒ cos (k x – ω t) sin (k x – ω t)


(2.74a)

Dengan defenisi frekuensi modulasi temporal dan spatial :

ω = (ω₁ - ω₂) , k = (k₁ - k₂)


(2.75)

dan frekuensi rata-rata :

ω = (ω₁ + ω₂) , k = (k₁ + k₂)


(2.75a)

67
Uraian di atas menunjukkan bahwa gejala superposisi linear dapat
pula dipandang sebagai suatu proses modulasi amplitude yang akan
dibahas secara khusus dalam bab 4. Sekalipun ekuivalensecara
matematik, kedua bentuk tersebut menggambarkan dua efek fisis
yang berbeda. Untuk gelombang bunyi misalnya dapat dibedakan
dua kasus sebagai beikut :

a) Bila ω 6 % ω maka akan terdengar paduan dua


nada suara berbeda masing-masing dengan frekuensi : v₁ =
ω₁/2 dan v₂ = ω₂/2

b) Bila ω 6 % ω maka akan terdengar pelayangan


(beat) suara dengan nada pokok v = ω /2 dan frekuensi
pelayangan v = ω /2 . Dengan kata lain, ψ (x, t)
mengesankan hasil modulasi gelombang sin (k x – ω t)
dengan amplitude yang berosilasi menurut fungsi : 2ψₒ cos (k
x – ω t)

Batas frekuensi ù 6 % ù dapat berkisar menurut kepekaan telinga


pendengar.
Andaikan sekarang kedua gerak gelombang dalam pesamaan (2.74)
berlngsung serempak pada seutas tali dengan tegangan setimbang Tₒ dan
rapat massa per satuan panjang ñ. Maka arus energy sesaat dapat ditentukan
dengan rumus (2.18) sebagai berikut :

Dengan energi kinetik maksimum osilasi lokal untuk


gelombang ke-i.Ini berarti bahwa untuk dua gelombang yang tidak koheren
( ),harga <p> gelombang paduannya tidak mengandung suku
silang(interferensi).Untuk kasus”koheren”, (dengan sendirinya k
=k),dengan mengambil contoh :
Para pembaca dapat meyakinkan dri bahwa <p> bersangkutan mengandung
suku silang dan <p>
Sebagai contoh lain kita tinjau super posisi gelombang masuk dan
gelombang pantul dalam kasus pemantulan sempurna, Z / Z
=0.Resultannya dinyatakan oleh fungsi :

68
Dalam hal ini kedua komponen gelombang merambat dalam arah
berlawanan,hasil perhitungan dengan rumus (2.20) tidak sama dengan hasil
yang diperoleh dengan persamaan (2.18).Rumus (2.18) Membedakan arah
arus energi,sedangkan rumus(2.20)mengungkapkan besarnya
saja.Penerapan persamaan (2.18)langsung pada gelombang dalam
persamaan (2.78)menghasilkan ungkapan arus energi total :
Perhatikan bahwa harga rata-rata <p> di atas sama dengan nol,sesuai
dengan penafsiran gelombangberdiri yang tidak merambatkan osilasi(dapat
dengan sendirinya energi)dalam medium bersangkutan.Hasil ini dapat
diartikan pula sebaga akibat sama besarnya harga rerata arus energi tyang
mengalir dalam arah berlawanan.
Di pihak lain,perhitungan persamaan (2.20)untuk persamaa (2.78)
akan menghasilkan ungkapan :
Dengan harga rata-rata :
Kedua ungkapan diatas lebih tepat ditafsirkan sebagai distribusi
daya(atau”intensitas”)sepanjang tali akibat efek paduan(atau”interferensi”)
kedua komponen gelombang dalam persamaan (2.78) pada medium
bersangkutan.Kehadiran faktor 4 diatas akan dijumpai kembali dalam sub
pasal 6.1 (B).

2.7. GELOMBANG DALAM RUANG DUA/TIGA DIMENSI

Semua gejala gelombang yang dibahas sejauh ini merupakan


pristiwa fisis yang memenuhi persamaan gelombang bebas satu dimensi
(2.7a) :
Namun kecuali dalm medium berdimensi satu seperti tali dan
kawat,gelombang yang trjadi dalam ruang bebas pada umumnya memenuhi
persamaan yang berbentuk lebih umum.
Dalam medium berdimensi dua,misalnya selaput elastis yang
direntang, persamaan yang berlaku adalah :
Dengan = ( , ),gelombang ini lazim disebut gelombang
permukaan.Kecepatan rambatnya dalam kasus gelombang selaput elastis
ditentukan oleh rumus :
Dengan = gaya tegangan permukaan per satuan panjang sepanjang sisi
selaput, = rapat masa medium per satuan luas permukaan,dan ( , ) =
pergeseran kedudukan transversal terhadap kedudukan setimbang.
Persamaan (2.81) mempunyai dua jenis solusi yang perlu mendapat
perhatian khusus.Sejalan dengan uraian dalam pasal 2.2.A dapat ditarik
analogi bentuk umum jenis solusi pertama sebagai berikut :
Dalam persamaan (2.82), menyatakan vektor kedudukan dalam arah
,sedangkan dalam persamaan (2.82a) menyatakan vektor kedudukan suatu
titik pada permukaan selaput.Karakteristik gelombang ini dapat diperjelas
dengan bantuan konsep muka gelombang(wave front) yaitu,tempat

69
kedudukan semua titik sefase pada saat tertentu untuk gelombang yang
bersangkutan.Jadi,muka gelombang tesebut ditentukan oleh semua vektor
yang memenuhi syarat =konstanata untuk t tertentu(=0
misalnya).Dengan bantuan gambar2.7 jelas terlihat bahwa muka gelombang
tesebut berupa garis lurus (atau garis “datar”)yang tegak lurus pada arah
rambat gelombang( k).Karena arah k tetap,maka persamaan
(2.82)atau(2.82a)menggambarkan gelombang yang menjalar hanya
sepanjang satu arah,dengan karakteristik yang serba sama sepanjang arah
tegak lurus arah rambat tesebut.Karena itu,gelombang “datar” secara efektif
dapat dipandang sebagai gelombang satu dimensi.
Gambar 2.7 Tempat kedudukan ujung vektor yang memenuhi syarat
kontanta pada t tertentu.
Bentuk solusi umumyang kedua adalah fungsi :
Fungsi ini memenuhi persamaan gelombang(buktikan sendiri):
Yang diperoleh dari persamaan (2.81) melalui transformasi sistem
koordinat kartesian ke dalam sistem koordinat polar :
berdasarkan hubungan:
Menurut pengertian kecepatan fase yang diuraikan dalam pasal
2.2.B,gelombang(2.83) atau(2.83a) mempunyai kecepatan rambat dan
amplitudo yang sama dalam semua arah(tak tergantung pada )pada
permukaan medium.selanjutnya,gelombang ini mempunyai muka
gelombang(kr=konstanta) yang berupa lingkaran sepusat seperti
diperhatikan oleh gambar 2.8.Karena itu gelombang ini disebut gelombang
lingkaran atau gelombang sirkular,dan lazim terjadi dalam medium
isotropis akibat gangguan titik yang menjadi pusat lingkaran
tersbut.Gelombang ini sering terlihat sebagai gelombang riak pada
permukaan air yang timbul akibat lemparan batu kecil kedalam air
tersebut.Perhatikan kehadiran faktor dalam ungkapan gelombang ini
yang “diperlukan” untuk menjamin kekekalan energi gelombang mengingat
bahwa rapay arus energi ,sedangkan arus energi total .Besaran
ini akan berharga tetap bila
Gambar 2.8 Gelombang sirkular pada medium dua dimensi yang
isotropis.”Muka” gelombang berupa lingkaran-lingkaran sepusat yang
ditunjukkan dengan garis putus.
Perluasan untuk gelombang dalam ruang tiga dimensi berarti perluasan
persamaan (2.81) atau (2.84) menjadi persamaan :
Atau bentuk ekuivalennya dalam koordinat silnder dan koordinat
bola.Solusi persamaan dalam ketiga sistem koordinat tersebut masing-
masing berupa gelombang datar dengan bentuk ungkapan umum :
Gelombang silinder dengan ungkapan umum :
Dimana = koordinat radial silinder,dan gelombang bola(sferis) dengan
ungkapan umum :

70
Gelombang datar ditimbulkan oleh sumber terkomilasi,dan
menjalar sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa
bidang datar tegak lurus pada arah rambat.Gelombang ini secara efektif
dapat dipandang sebagai gelombang satu dimensi bila berpolarisasi
linear.Gelombang silinder berasal dari sumber eksitasi uniform sepanjang
suatu garis lurus,menjalar dalam semua arah tegak lurus dalm garis tersebut
dengan kecepatan sama dan dengan muka gelombang silinder yang koaksial
(sesumbu).Akhirnya,gelombang sferis pada umumnya berasal dari suatu
sumber titik,menjalar ke semua arah menuju ke atau menjauhi pusat bola
dengan kecepatan sama dan dengan muka gelombang berupa permukaan
bola sepusat.Karakteristik ketiga gelombang ini ditunjukkan dalam gambar
2.9.Kehadiran faktor dan ,masing-masing dalam persamaan (2.88)
dan (2.89),dapat dipahami atas dasar kekekalan energi seperti dalam uraian
terdahulu mengenai gelombang sirkular.
Gambar 2.9 Muka gelombang dan arah rambatgelombang-gelombang
(a)datar,(b)silinder,dan(c)sferis.
Perlu dicatat disini bahwa semua pembahasan bab ini,gangguan
atau osilasi lokal selalu dianggap berlangsung dalam suatu arah tertentu;
yaitu transversal atau longitudinal.Karena itu,pengertian polarisasi
gelombang tidak disentuh dalam bab ini,dan baru akan dibahas dalam bab 5
untuk gelombang elektromagnetik.

Perlu dicatat di sini bahwa dalam semua pembahasan bab ini, gangguan
atau osilasi local selalu dianggap berlangsung dalam suatu arah tertentu;
yaitu transversal atau longitudinal. Karena itu, pengertian polarisasi
gelombang tidak disentuh dalam bab ini, dan baru akan dibahas dalam bab
5 untuk gelombang elektromagnetik.
2.8. EFEK DOPPLER
Dalam pembahasan sejauh ini, frekuensi gelombang dianggap sebagai
parameter yang tetap yang ditentukan oleh sumbernya saja. Pengamatan
yang dirintis oleh C. J. Doppler menunjukkan bahwa frekuensi gelombang
yang terdengar (atau diukur) oleh seorang pengamat juga bergantung pada
kecepatan gerak relatif antara sumber dan pengamat, bahkan dipengaruhi
pula oleh kecepatan medium. Gejala pergeseran frekuensi gelombang yang
kini dikenal dengan sebutan efek Doppler merupakan salah satu cirri
gelombang yang berperan dan berguna luas. Selain dikenal dalam

71
pengalaman sehari-hari sebagai gejala perubahan nada sirine yang terdengar
ketika dilalui mobil ambulans/polisi, efek pergeseran Doppler (seperti “red
shift” pada garis spectral “quasar”, dan pelebaran Doppler dalam spectrum
gas atom) juga merupakan pokok kajian ilmiah yang menghasilkan
informasi penting. Kini bahkan telah dikembangkan berbagai macam alat
pengukur kecepatan yang disebut dengan velosimeter Doppler.
A. Rumusan pergeseran frekuensi untuk gelombang material
Untuk menurunkan rumus dasar efek Doppler kita tinjau sebuah sumber
yang memancarkan gelombang elastis dengan frekuensi tetap v 0.
Andaikan sumber ini maupun pengamatnya masing-masing bergerak
dengan kecepatan vs dan vP yang searah dengan kecepatan rambat
gelombang v, sepanjang garis lurus tertentu. Selanjutnya misalkan
frekuensi gelombang yang “terdengar” oleh pengamat tersebut adalah
, dan medium gelombang dalam keadaan diam. Pembaca dipersilakan
mmebuat gambar yang menjelaskan kondisi tersebut, dan proses
pengamatan yang diuraikan berikut ini.

Sekarang misalkan gelombang yang berasal dari sumber (S) itu


diterima oleh pengamat (P) dalam waktu t 0 setelah dipancarkan oleh
sumbernya pada t=0. Misalkan pula jarak awal SP = l. Maka jarak total
yang ditempuh gelombang tersebut sama dengan vt 0 = l + vPt0. Ini
berarti waktu yang diperlukan gelombang itu untuk mencapai
pengamatnya adalah:

(2.90)

Kemudian kita tinjau gelombang ynag dipancarkan sumber S pada saat


(diukur dari saat awal yang sama t = 0) dari kedudukan yang
berjarak dari kedudukan semula. Gelombang ini akan mencapai
pengamat P pada saat , setelah menempuh jarak
dalam jangka waktu . dengan
demikian,

Selang waktu antara saat diterimanya kedua gelombang terebut oleh P,


, ditentukan oleh persamaan (2.90) dan (2.91) sebagai
berikut:

(2.92)

72
Karena jumlah panjang gelombang ( ) yang dipancarkan S selama ,
diterima oleh P dalam selang waktu , maka . Berdasarkan
persamaan (2.92), ini berarti:

(2.93)
Jika dan cukup kecil, maka dengan jabaran binominal dapat diperoleh
rumus aproksimasi order pertama:

(2.94)

Perhatikan bahwa vs dan vP yang searah dengan v akan diberi tanda


positif dalam persamaan (2.93) dan (2.94), dan tandanya menjadi
negatif jika berlawanan arah dengan v.

B. Perluasan rumusan
Berikut ini akan diberikan secara ringkas beberapa bentuk perluasan
rumus yang diturunkan dalam (A). pertama-tama, untuk kasus arah
gerak relatif yang membuat sudut terhadap arah rambat gelombang,
rumus (2.94) harus diperluas menjadi:

(2.95)

Kemudian, jika medium gelombang bergerak dengan kecepatan


searah (karena angin misalnya), maka persamaan (2.93) harus
dikoreksi menjadi:

Untuk gelombang elektromagnet yang memiliki kecepatan rambat


konstan dalam ruang hampa, lepas dari pengaruh gerak sumbernya,
rumus Doppler yang bersangkutan berbentuk:

dengan 73 (2.97)
dengan adalah kecepatan relatif antara sumber dengan pengamat,
beertanda positif jika S dan P saling menjauhi dan negatif sebaliknya.
Perhatikan bahwa dalam hal ini, keadaan gerak yang berperan hanya
kecepatan relatif, tanpa membedakan gerak S dan P secara terpisah
seperti halnya dengan efek Doppler untuk gelombang bunyi dan
gelombang material lainnya. Selain itu, persamaan (2.97) pada
hakikatnya adalah rumus transformasi Lorentz. Berdasarkan rumusan
ini juga dapat ditunjukkan (namun tidak dilakukan disini) adanya gejala
pergeseran Doppler transversal pada arah pengamatan (arah ) yang
tegak lurus pada arah rambat gelombang. Efek ini tidak akan teramati
dalam batas klasik, , seperti tampak pada persamaan (2.95).

SOAL LATIHAN BAB 2


GELOMBANG
1. Jelaskan manakah di antara fungsi-fungsi berikut ini yang
mengungkapkan secara realistis sebuah gelombang menjalar dan
berapakah kecepatannya? (A dan B adalah konstan)
a. e.

b. f.

c. g.

d. h.

2. Di antara fungsi-fungsi dalam soal (1), manakah yang mengungkapkan


gelombang harmonis murni?

74
3. Tunjukkan dengan bantuan gambar yang jelas bahwa rumus arus
energy gelombang tali dan rumus impedansi:

berlaku untuk gelombang yang merambat ke kiri maupun ke kanan.


4. Gelombang pada seutas tali diungkapkan oleh fungsi:

dengan dan dinyatakan dalam meter dan dalam detik, dan


mengungkapkan kedudukan sesaat pada titik-titik sepanjang
tali. Tentukan:

a. Kecepatan rambat gelombang , frekuensi sudut , bilangan


gelombang , panjang gelombang dan periode osilasi

b. Pergeseran kedudukan titik dan meter pada ,


detik, serta beda fase kedua osilasi tersebut
c. Bentuk tali pada dan detik
d. Kecepatan gerak osilasi titik meter sebagai fungsi dan
harga maksimumnya
5. Andaikan gelombang dalam soal (4) berlangsung pada tali dengan rapat

massa . Tentukan:
a. Tegangan tali tersebut pada kedudukan setimbang
b. Impedansi gelombang tali tersebut

6. Tinjaulah tali dengan rapat massa merata yang digantung dalam


arah vertikal.
a. Tunjukkanlah bahwa persamaan gelombang yang berlaku untuk
gelombang transversal dalam medium ini adalah:

dengan x = koordinat yang diukur dari ujung bawah.

b. Tunjukkan pula bahwa kecepatan rambatnya dapat diturunkan dari


persamaan (2.7b): .

75
c. Jelaskan secara kualitatif perubahan bentuk pulsa yang menjalar
dari atas ke bawah, dengan bantuan “hukum kekekalan”
tertentu,bahwa pulsa tersebut menyempit dan bertambah besar
amplitudonya.
7. Diketahui gerak gelombang yang berlangsung dalam medium tertentu
memiliki bentuk (profil) gelombang:

pada . Andaikan gelombang menjalar dengan kecepatan


dalam medium nondispersif.

a. Tentukan ungkapan lengkap bagi gelombang tersebut


b. Gambarkan bentuk gelombang tersebut pada dan
8. Tunjukkan bahwa gelombang “displacement” di dalam kokom gas
dapat pula dirumuskan sebagai:
a. Gelombang tekanan
b. Gelombang rapat massa
9. Turunkan persamaan gelombang longitudinal yang dapat terjadi pada
sebuah yang sangat panjang. Diketahui bahwa batang tersebut memiliki
luas penampang serta rapat massa yang merata dan modulus
elastik Young yang menentukan hubungan tegangan-tegangan
dalam arah sumbu batang.
10. Turunkan persamaan gelombang transversal pada batang dalam soal (6)
jika diketahui pula bahwa batang tersebut memiliki modulus geser
(Shear modulus) G.
11. a. Dalam gelombang tali yang bersifat sinusoidal murni,
, ditunjukkan bahwa osilasi lokal yang
bersangkutan dapat dipandang sebagai “osilasi pegas” dengan konstanta
pegas = .
b. Tunjukkan selanjutnya bahwa rapat energi kinetik dan rapat energi
potensial (persatuan panjang) masing-masing berosilasi dengan waktu,
namun jumlahnya merupakan konstanta menurut persamaan (2.25).

12. Udara dalam ruang terbuka memiliki parameter-parameter sebagai

berikut: Tekanan ; Rapat massa ;

Perbandingan . Tentukan:
a. Kecepatan rambat gelombang dan impedansi yang bersangkutan

76
b. Harga rerata rapat arus energi jika kecepatan osilasi lokal yang
bersangkutan dinyatakan oleh
c. Perubahan kecepatan akibat kenaikan suhu udara menjadi 1,44 kali
harga semula
13. Andaikan tali dalam soal (5) bersambung di ujung kanannya dengan tali

lain yang memiliki rapat massa . Tentukan:


a. Gelombang dan arus energi yang diteruskan pada batas kedua
media itu
b. Gelombang dan arus energi yang dipantulkan
c. Resultan gelombang yang terjadi pada tali pertama

14. Pada sebuah kawat baja dengan rapat massa dan

modulus geser berlangsung gerak gelombang


yang dibangkitkan oleh gerak osilasi lokal pada ujung
kirinya .
a. Tentukan kecepatan rambat, impedansi gelombang dan ungkapan
selengkapnya untuk gelombang tersebut
b. Andaikan kemudian bahwa kawat itu dibatasi di ujung kanannya
sehingga terjadi pemantulan dengan koefisien . tuliskan
ungkapan gelombang resultan yang terjadi pada kawat tersebut dan
jelaskan karakteristiknya
c. Tentukan harga sesaat dan harga rerata rapat arus energi gelombang
resultan tersebut
15. a. mengulangi soal (13a) dengan osilasi lokal yang bersifat longitudinal

dan diketahui modulus Young kawat


b.Mengulangi soal (13b) tetapi medium yang bersambungan dengan
kawat di ujung kanannya diketahui memiliki yang sama tetapi

dengan modulus Young

16. Buktikan bahwa


17. Ulangi uraian dan penurunan hasil serupa persaamaan (2.79) dan (2.80)
(2.80a) untuk gelombang:
.
18. Untuk gelombang permukaan air di dekat pantai berlaku rumus
kecepatan rambat: dengan tinggi permukaan air.

77
Berikan penjelasan karakteristik gelombang pantai yang menggulung
dan pecah dari atas berbentuk pulsa itu.
19. Sebuah kendaraan pemadam kebakaran bergerak menuju dinding
sebuah bangunan besar dengan kecepatan 30 m/s. Dalam perjalanan itu,
kendaraan tersebut membunyikan sirine yang berfrekuensi 1,5 KHz.
Andaikan kecepatan rambat bunyi v = 340 m/s, berapa frekuensi bunyi
terpantul yang terdengar oleh pengemudi kendaraan.
20. Radar “highway patrol” memantau kecepatan kendaraan dengan
menggunakan sumber gelombang electromagnet mikro (

) atas dasar rumus:


a. Tunjukkan bahwa rumus ini diturunkan dari rumus (2.97) dengan

pengabaian . Perhatikan bahwa bila S dan P saling mendekat


dan negatif sebaliknya.
b. Jika oleh radar yang diam di tempat
“terdengar” pergeseran frekuensi sebesar 500 Hz, berapa
kecepatan mobil yang “diincar’ itu?

78

Anda mungkin juga menyukai