Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DIAN SARI

NIM : A031171703
RMK AUDIT ENTITAS SYARIAH

A. SIFAT LAPORAN AUDIT


1. Tujuan dan Fungsi Audit Syariah
Auditor yang melaksanakan audit harus memperhatikan kode etik akuntan
profesional dan harus berpakaian dengan benar, berintegritas, dapat dipercaya, adil,
jujur, independen, obyektif, profesionalisme, hati-hati, kerahasiaan, dan standar teknis
yang terampil. Hal ini terbukti dari apa yang telah dimulai tentang alasan utama syariah
dalam semua hal yang memungkinkan. Memang inilah tujuan inti dari audit syariah. Itu
juga telah secara eksplisit ditegaskan oleh apa yang diterbitkan AAOIFI pada tahun
2010 tentang tujuan audit. Menurutnya, audit pada IFI bertujuan agar auditor dapat
memberikan pendapatnya tentang laporan keuangan organisasi, apakah disusun dalam
semua hal yang material sesuai dengan fatwa, peraturan dan pedoman yang dikeluarkan
oleh pengawas syariah pengurus IFI tersebut, standar akuntansi AAOIFI itu sendiri,
standar dan praktik akuntansi nasional, serta peraturan dan regulasi yang relevan di
negara tempat IFI beroperasi.
Berbeda dengan audit konvensional yang bertujuan untuk memaksimalkan
keuntungan semata. Laldin (2011) menjelaskan tujuan audit syariah adalah untuk
kemaslahatan umat (maslahah umat) yang berkaitan dengan urusan dunia ini dan
selanjutnya (kehidupan akhirat). Pentingnya dan luasnya fungsi audit syariah telah
dijelaskan oleh Shafiiet (2014) sebagai berikut : Fungsi audit dari pandangan Islam jauh
lebih penting dan wajib karena mewujudkan akuntabilitas auditor tidak hanya kepada
stakeholders tetapi juga kepada Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Sebagai umat Islam
kita harus meyakini bahwa tindakan dan pemikiran seseorang adalah selalu diawasi oleh
Allah (konsep muraqabah). Sama dengan yang telah disebutkan dalam QS. An-Nisa
ayat 86 yang artinya, "Ketika salam (sopan) ditawarkan kepadamu, temui dengan salam
yang masih lebih sopan, atau (setidaknya) dengan sopan santun yang sama. Allah
memperhatikan segala sesuatu".

1
2. Program Audit Syariah

Salah satu tantangan penting dalam metode pelaksanaan audit syariah adalah
mengembangkan program yang sistematis dan melalui audit, sebagaimana dikemukakan
oleh Rahman (2008). Dia mendefinisikan program audit syariah sebagai "sebuah
dokumen berbasis manual yang dengan jelas menjelaskan langkah demi langkah
prosedur, kebijakan dan proses audit syariah saat menawarkan layanan keuangan
Islam". Program ini juga harus mencakup prosedur operasi standar, peraturan dan
persyaratan lainnya. Akan ada program audit yang terpisah, misalnya untuk
dokumentasi hukum, dan untuk prosedur operasional, dll. Desain program audit
bertujuan untuk mengaudit area tertentu dari praktik audit secara keseluruhan. Oleh
karena itu, terdapat beberapa program audit untuk kegiatan bisnis yang berbeda dan
untuk berbagai departemen. Program ini juga perlu dibuat dalam bahasa yang dapat
dimengerti oleh para pemangku kepentingan potensial, karena umpan balik mereka
sangat penting untuk menguji efektivitas program itu sendiri. Oleh karena itu, yang
dibutuhkan adalah kerjasama yang erat antara auditor internal dan eksternal dengan unit
syariah untuk memastikan kepatuhan syariah.
Yaqoob & Donglah (2012) yang menyatakan dalam mempertimbangkan
pesatnya pertumbuhan industry syariah, sangat penting untuk lembaga keuangan
syariah untuk memiliki check and balance yang memadai mengenai mekanisme dalam
bentuk audit syariah yang sesuai dengan tujuan dan misi dari maqashid syariah. Dengan
adanya audit syariah untuk lembaga keuangan syariah memberikan jaminan dan
akuntabilitas yang independen kepada parapemegang saham mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan operasi lembaga keuangan syariah berdasarkan prinsip syariah. Secara
umum audit dalam Islam merupakan proses untuk melihat dan menginspeksi dari proses
review, controlling, dan laporan keuangan, kemudian dikoreksi untuk memastikan
kesesuaian dengan syariah, dimana Islam mengisyaratkan adanya kemanfaatan,
kepercayaan, kebenaran, tepat waktu dan laporan keuangan dimana harus adil dalam
mengambil keputusan.
Audit dalam prespektif syariah memiliki beberapa karakteristik kelayakan,
diantaranya seperti yang akan dibahas dibawah ini :

2
1) Didasarkan pada kepercayaan bahwa hanya Allah pemilik semesta ini, dan
kepercayaan bahwa akan dating hari perhitungan amal bagi umat manusia.
2) Berdasarkan pada moral, yaitu, ketaatan pada Allah, kejujuran, kepercayaan,
menepati janji, dapat bekerjasama dan saling membantu.
3) Prinsip audit dalam Islam berasal dari sumber hukum Islam yaitu al-Qur’an dan as-
Sunnah.
4) Auditing dalam islam hanya berurusan dengan transaksi yang sah, menghindari
transaksi kecurangan dan melanggar hukum.
5) Audit dalam Islam menopang pada aspek perilaku karyawan termasuk pada
motivasi dan intensifitas pada jalan yang lurus sesuai dengan syariah.
6) Kerangka audit dalam Islam lebih luas, karena mencakup aspek spiritual dan
material.

B. KONTEN LAPORAN AUDIT


Secara umum, berikut ini adalah delapan bagian dari laporan audit standar tanpa
pengecualian. (Umiyati, 2018)
a. Judul Laporan
Standar auditing mensyaratkan bahwa laporan harus diberi judul yang
mengandung kata independen. Kewajiban mencantumkan kata independen
dimaksudkan untuk memberi tahu para pemakai laporan bahwa audit tersebut dalam
segala aspeknya dilaksanakan secara tidak memihak atau tidak bias.
b. Paragraf Pendahuluan
Paragraf pertama laporan menunjukkan bahwa kantor akuntan publik
bersangkutan telah melaksanakan audit, yang membedakan laporan audit dari laporan
kompilasi atau laporan review.
c. Tanggung Jawab Manajemen
Judul dan paragraf ini menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan
tanggung jawab manajemen.
d. Tanggung Jawab Auditor
Paragraf pertama menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum. Paragraf kedua menguraikan ruang lingkup audit
dan bukti audit yang dikumpulkan. Paragraf ketiga menunjukkan auditor yakin bahwa

3
bukti audit yang tepat dan telah mencukupi telah diperoleh demi mendukung pendapat
auditor.
e. Paragraf Pendapat
Paragraf terakhir dalam laporan audit standar menyatakan kesimpulan auditor
berdasarkan hasil audit. Bagian laporan ini begitu penting, sehingga sering kali
keseluruhan laporan audit dinyatakan secara sederhana sebagai pendapat auditor.
f. Nama dan Alamat KAP
Nama mengidentifikasi kantor akuntan publik (KAP) atau praktisi yang
melakukan audit. Selain itu, kota dan negara lokasi KAP itu harus dicantumkan.
g. Tanggal Laporan Audit
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan pada laporan audit adalah ketika auditor
menyelesaikan prosedur audit di lokasi pemeriksaan. Tanggal ini merupakan hal yang
penting bagi para pemakai laporan karena menunjukkan hari terakhir dari tanggung
jawab auditor untuk me-review peristiwa-peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal
laporan keuangan

Menurut Sultan (2007), ada daftar item/elemen yang harus dimuat dalam laporan
audit syariah. Item tersebut adalah sebagai berikut.
 Judul
 Ringkasan eksekutif
 Pengantar laporan
 Tujuan dan ruang lingkup audit
 Waktu
 Metodologi dan pendekatan
 Ringkasan temuan kunci
 Temuan rinci
 Rekomendasi
 Respon manajemen
 Kesimpulan
 Apendiks
 Glosarium

4
C. BENTUK DAN JENIS LAPORAN AUDIT
Laporan Dalam AkuntansiLaporan akuntansi keuangan berupa ringkasan
mengenai keuangan perusahaan secara keseluruhan karena akan memenuhi
kebutuhan pihak luar perusahaan, sedangkan laporan akuntansi menajemen lebih
bersifat rinci mengenai bagian dari perusahaan, misalnya laporan bagian
produksi, laporan bagian penjualan, laporan bagian pembelian bahan baku, arena
laporan ini ditujukan kepada pihak internal perusahaan yang berisikan laporan
biaya, laporan pelaksanaan operasi, dan laporan-laporan analitis khusus lainnya.
Laporan keuangan merupakan prodak atau hasil akhir dari proses
akuntansi adapun jenis laporan dalam akuntansi Islam adalah :
a. Daftar neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu.
b. Perhitungan Laba Rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya dan
laba rugi perusahaan pada suatu priode tertentu.
c. Laporan keuangan arus akas, yang menggambarkan arus kas perusahaan
selama satu priode tertentu dimana transaksi kas dikelompokkan pada :
 Transaksi Kegiatan
 Transaksi kegiatan pembiayaan
 Transaksi kegiatan investasid.
d. Laporan Sumber dan pengunaan dana, laporan ini disebut juga laporan
posisi keuangan atau fund statement.
e. Laporan kegiatan keungan, dalam laporan ini dicantumkan semua
transaksi dan kejadian perusahaan yang mempunyai konsekuensi kas.
f. Laporan pendukung, laporan ini berupa daftar laba ditahan, daftar
perubahan modal dan daftar perhitungan harga pokok produksi.
g. Catatan atas laporan keuangan, yang berisi catatan lebih rinci atas
laporann keuangan.
D. DOKUMENTASI PROSES AUDIT
1. Jenis Prosedur Substantif

5
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima rendah, maka auditor harus
menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal. Ada tiga tipe
pengujian substantif yang dapat digunakan, yaitu:
Pengujian rinci atau detail saldo
Metodologi yang digunakan oleh auditor untuk merancang pengujian detail
saldo akun beorientasi pada tujuan spesifik audit. Pengujian detail saldo akun yang
direncanakan harus memadai untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit dengan
memuaskan.
Metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu:
a) Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun.
b) Menetapkan risiko pengendalian.
c) Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis.
d) Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara
memuaskan.
Pengujian detail transaksi
Pengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukan:
a) Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien.
b) Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal.
c) Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku
pembantu.
Apabila auditor mempunyai keyakinan bahwa transaksi tersebut telah dicatat
dan diposting secara tepat, maka auditor dapat meyakini bahwa saldo total buku besar
adalah benar.
Prosedur analitis
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atauratio
yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor. Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses
audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Prosedur
analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang
mengaitkan berbagai hubungan dan unsur data.

6
Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
a) Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit
lainnya.
b) Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi.
c) Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit.
Efektivitas dan efisiensi yang diharapkan dari suatu prosedur analitik dalam
mengidentifikasikan kemungkinan salah saji tergantung atas, antara lain:
a) Sifat asersi.
b) Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubungan.
c) Ketersediaan dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangkan harapan.
d) Ketepatan harapan.
Prosedur Analitik dalam Perencanaan Audit
Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu
dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk
memperoleh bukti saldo akun atau golongan transaksi tertentu. Untuk maksud ini,
prosedur analitik perencanaan audit harus ditujukan untuk:
a) Meningkatkan pemahaman auditor atas bisnis klien dan transaksi atau peristiwa yang
terjadi sejak tanggal audit terakhir dan,
b) Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang
bersangkutan dengan audit. Jadi, tujuan prosedur ini adalah untuk mengidentifikasikan
hal seperti adanya transaksi dan peristiwa yang tidak biasa, dan jumlah, rasio serta trend
yang dapat menunjukkan masalah yang berhubungan dengan laporan keuangan dan
perencanaan audit.
Prosedur analitik yang diterapkan dalam perencanaan audit umumnya
menggunakan data gabungan yang digunakan untuk pengambilan keputusan di tingkat
atas. Lebih lanjut kecanggihan, lingkup, dan saat audit, yang didasarkan atas
pertimbangan auditor dapat berbeda tergantung atas ukuran dan kerumitan klien. Untuk
beberapa entitas, prosedur analitik dapat terdiri dari review atas perubahan saldo akun
tahun sebelumnya dengan tahun berjalan, dengan menggunakan buku besar atau daftar
saldo (trial balance) tahap awal yang belum disesuaikan. Sebaliknya, untuk entitas yang

7
lain, prosedur analitik mungkin meliputi analisis lapotan keuangan triwulan yang
ekstensif.

DAFTAR PUSTAKA
Meme bali. 2016. Auditing dan Atestasi
http://memebali.blogspot.com/2013/05/auditing-dan-atestasi-bukti-audit-serta.html
(diakses tanggal 27 september 2020)
Faris, Miftah. 2016. Audit Syariah : Basic Overview.
https://www.kompasiana.com/miftah_faris/574fa6f1ed9273c806c13a22/audit
%20syariah-basic-overview#:~:text=Prinsip%20audit%20syariah,%2C
%20beretika%2C%20Berkomitmen%20untuk%20Keagamaan. (diakses tanggal
23 September 2020)

Umiyati. 2018. Cepat Tanggap Audit Syariah. UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai