Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

MK Elektronika
PRODI S1-PTIK FT
CRITICAL BOOK REPORT
Skor Nilai :

Nama Mahasiswa : Ferdi setiawadi


NIM : 5193351018
Dosen Pengampu : Drs. Nelson Sinaga, M.Pd.
Mata Kuliah : Elektronika

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNOLOGI


INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan
penulis kesempatan untuk dapat menyusun Critical Book Report Elektronika yang
diambil dari buku “Rangkaian Listrik”.

Adapun tujuan penulis menyusun critical Book Report ini adalah agar
penulis bisa lebih cekatan dalam hal menganalisa sebuah hasil penelitian, dan agar
tulisan ini bisa digunakan serta dimanfaatkan bagi siapa saja yang
membutuhkannya, terkhusus bagi penulis sendiri.

Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalaha,
penulis mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman penulis
masih terbatas. Oleh karena itu penulis berharap saran dan kritikan dari pembaca
yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan tugas ini. Atas perhatiannya,
penulis ucapkan terimakasih.

Medan, 04 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR........................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan CBR....................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan CBR..................................................................................1
1.4 Identitas Buku..................................................................................................2
BAB II RINGKASAN ISI BUKU......................................................................3
BAB IIIPEMBAHASAN.....................................................................................3
1. Perbedaan antar buku................................................................................16
2. Kelebihan buku..........................................................................................16
3. Kekurangan buku.......................................................................................16
BAB IVKESIMPULAN......................................................................................17
Kesimpulan............................................................................................................17
Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Review merupakan salah satu alat yang dapat


mendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran dibangku
perkuliahan. Indikator keberhasilan Critical Book Review untuk
mendukung keberhasilan dalam pembelajaran itu dapat di lihat dari
terciptanya kemampuan dari setiap mahasiswa/i untuk mengevaluasi
penjelasan, sudut pandang serta analisis mengenai kelebihan maupun
kelemahan buku , sehingga berdampak besar bagi pengembangan cara
berfikir dari mahasiswa itu sendiri terhadap kajian mata kuliah yang telah
diambil. Dengan kata lain, melalui Critical Book Review, mahasiswa
diajak untuk menguji pemikiran dari pengarang maupun penulis
berdasarkan sudut pandang yang akan di bangun oleh setiap
mahasiswa berdasarkan pengetahuan & pengalaman yang mereka miliki.

1.2 Tujuan penulisan CBR

Adapun tujuan penulisan CBR ini untuk meningkatkan


pemahaman lebih tentang Kelistrikan, khususnya tentang Hukum
hukum rangkaian Kelistrikan. Sekaligus untuk menyelesaikan kewajiban
tugas pada mata Teknik Dasar Listrik di Universitas Negeri Medan.

1.3 Manfaat CBR


 Mengulas isi sebuah buku
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
kedua bab dari buku pertama dan buku kedua
 Membandingkan isi bab buku pertama dan bab buku kedua

1
 Mengkritisi satu topik materi kuliah organisasi sistem-sistem komputer modern
dalam dua buku yang berbeda.
 Menjadi pribadi yang lebih baik dalam berpikir dan bertindak
dikarenakan terbiasa melakukan aktivitas positif seperti mengerjakan
CBR ini.
1.4 Identitas Buku
Buku Utama
Judul Buku : Teknik Kelistrikan dan Elektronika Instrumentasi
Penulis : Farid Mulyana
Penerbit : Gramedia
Kota : Bandung
Tahun Terbit: 2013
Halaman : 318

Buku Pembanding :
Judul : Rangkaian Listrik
Edisi :-
Pengarang : Budiono Mismail
Penerbit : ITB
Kota terbit : Bandung
Tahun terbit : 1995

2
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

1. Buku Utama
1. Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu
penghantar, seperti pada lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat
tersebut dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber
tegangan yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga
menghasilkan beda potensial.
Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan
beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli
fisika dari Jerman. Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis
antara kuat arus listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai
Hukum Ohm.
Jika ada beda potensial antara dua titik dan dihubungkan melalui
penghantar maka akan timbul arus listrik. Penghantar tersebut dapat
diganti dengan resistor misalnya lampu. Berarti jika ujung-ujung lampu
diberi beda potensial maka lampu itu dialiri arus.

Hubungan V dan I yang diperoleh Ohm ini sesuai dengan grafikV-I yang
diperoleh dari eksperimen, polanya seperti pada Gambar 2.2. Agar
kesebandingan di atas sama, Ohm menggunakan konstanta
perbandingannya sebesar R ( resistivitas = hambatan ), sehingga di peroleh
persamaan sebagai berikut.
V=IR

1.1 Rangkaian Hambatan Seri

3
Rangkaian seri berarti sambungan antara ujung komponen satu dengan
pangkal komponen lain secara berurutan. Arus listrik adalah muatan listrik
yang mengalir. Pada rangkaian hambatan seri, muatan-muatan itu akan
mengalir melalui semua hambatannya secara bergantian. Berarti muatan
yang melalui R1, R2 dan R3 akan sama dan kuat arusnya secara otomatis
harus sama. Karena I sama maka sesuai hukum Ohm dapat diketahui
bahwa beda potensial ujung-ujung hambatan akan sebanding dengan
besarnya R.
V~R
Bagaimana dengan sifat beda potensial tiap-tiap hambatan? Pada tiap-tiap
hambatan memiliki beda potensial V1, V2 dan V3. Karena sumbernya E
maka jumlah V1 + V2 + V3 haruslah sama dengan E. Sifat inilah yang di
kenal sebagai pembagi tegangan
I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3
Beberapa hambatan yang diseri dapat diganti dengan satu hambatan.
Besarnya hambatan itu dapat diturunkan dengan membagi persamaan beda
potensial dengan kuat arus (I sama)

V = V1 + V2 + V3
Vtot/t = v1/t1 + v2/t2 + v3/t3
Rs = R1 + R2 + R3

1.2 Rangkaian Hambatan Paralel

Kalian sudah belajar rangkaian hambatan seri sekarang bagaimana dengan


jenis rangkaian kedua, yaitu rangkaian hambatan paralel? Apa bedanya?
Hambatan yang dirangkai paralel berarti ujungnya dihubungkan menjadi
satu dan pangkalnya juga menyatu.
Bagaimana dengan sifat kuat arus yang lewat ke semua cabang? Aliran
muatan dapat diibaratkan dengan aliran air dari tempat tinggi ke tempat
yang lebih rendah. Jika ada percabangan pada suatu titik maka aliran air

4
itu akan terbagi. Besar aliran itu akan disesuaikan dengan hambatan yang
ada pada setiap cabang. Yang terpenting pada pembagian itu adalah
jumlah air yang terbagi harus sama dengan jumlah bagian-bagiannya. Sifat
aliran air ini dapat menjelaskan bahwa kuat arus yang terbagi pada
percabangan I harus sama dengan jumlah kuat arus setiap cabang ( I1 + I2
+ I3 ). Sesuai hukum Ohm maka kuat arus setiap cabang berbanding
terbalik dengan hambatannya.
I ~ 1/R
Dari penjelasan di atas dapat dituliskan dua sifat utama pada rangkaian
hambatan paralel pada Gambar di atas. seperti berikut.

Sesuai dengan hambatan seri, pada beberapa hambatan yang di rangkai


paralel juga dapat diganti dengan satu hambatan. Hambatan itu dapat di
tentukan dari membagi persamaan kuat arus dengan besar potensial pada
kedua massa seperti berikut.
I = I1 + I2 + I3
1/Vtot=1/V1+1/V2+1/V3
/Rp=1/R1+1/R2+1/R2

1.3 Rangkaian Campuran

Rangkaian campuran menunjukkan gabungan dari rangkaian hambatan


seri dan paralel. Sifat-sifat rangkaian ini adalah gabungan dari keadaan
sifat rangkaian tersebut

2. Hukum Kirchoff

2.1 Hukum I Kirchoff


Anda sudah dapat mengukur kuat arus listrik dalam suatu rangkaian
tertutup sederhana yang tidak bercabang, di mana kuat arus di setiap titik
pada setiap penghantar besarnya sama. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa “ arus yang masuk pada titik percabangan sama

5
dengan kuat arus yang keluar pada titik percabangan tersebut ”. Pernyataan
ini dikenal sebagai Hukum I Kirchoff, yang secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut.
∑ I Masuk = ∑ I Keluar

2.2 Hukum II Kirchhoff


Hukum II Kirchhoff atau hukum loop menyatakan bahwa jumlah
perubahan potensial yang mengelilingi lintasan tertutup pada suatu
rangkaian harus sama dengan nol. Hukum ini di dasarkan pada hukum
kekekalan energi.
Secara matematis hukum II Kirchhoff dapat dinyatakan sebagai berikut.
∑E=∑(IxR)
Keterangan:
E : ggl sumber arus (volt)
I : kuat arus (A)
R : hambatan (Ω)

3. Teorema Rangkaian

Untuk menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik


dapat digunakan suatu teorema tertentu. Dengan pengertian bahwa suatu
persoalan Rangkaian Listrik bukan tidak dapat dipecahkan dengan hukum-
hukum dasar atau konsep dasar ataupun dengan bantuan suatu analisis
tertentu, tetapi pada pembahasan ini, dibahas bahwa penggunaan teorema
tertentu dalam menyelesaikan persoalan yang muncul pada Rangkaian
Listrik dapat dilakukan dengan menggunakan suatu teorema tertentu.
Bahwa nantinya pada implementasi penggunaan teorema tertentu akan
diperlukan suatu bantuan konsep dasar ataupun analisis rangkaian. Ada
beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu :
1. Teorema Superposisi
2. Teorema Substitusi
3. Teorema Thevenin

6
4. Teorema Norton
5. Teorema Millman
6. Teorema Transfer Daya Maksimum

A. Teorema Superposisi ( Kesebandingan Lurus )

Teori superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier.
Rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul
akan memenuhi jika y = kx, dimana k = konstanta dan x = variabel. Pada
setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber
arus dapat dihitung dengan cara :

“Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber yang


bekerja sendiri-sendiri”.

B. Teorema Substitusi

Pada teorema ini berlaku bahwa :

“Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang
mengalir (sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan
dengan sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus
tersebut melalui komponen pasif tersebut”.

Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka


sumber tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam
dari sumber tegangan tersebut sama dengan nol.

C. Teorema Thevenin

Pada teorema ini berlaku bahwa :

7
“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari
satu buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan
ekivelennya pada dua terminal yang diamati”.
Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan
analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa
sumber tegangan yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi
ekivalennya.

D. Teorema Norton

Pada teorema ini berlaku bahwa :

“Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari


satu buah sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan
ekivelennya pada dua terminal yang diamati”.

Tujuan untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat


rangkaian pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu
tahanan ekivalennya.

E. Teorema Millman

Teorema ini seringkali disebut juga sebagai teorema transformasi sumber,


baik dari sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi ke
sumber arus yang dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau
sebaliknya. Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian
dengan multi sumber tegangan atau multi sumber arus menjadi satu
sumber pengganti.

F. Teorema Transfer Daya Maksimum

Teorema ini menyatakan bahwa :

8
“Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan
nilai resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan
ataupun dipasang paralel dengan sumber arus”.

G. Transformasi Resistansi Star – Delta (Υ−Δ)

Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat


dianalisis ternyata bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan
paralel yang telah kita pelajari sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi
tersebut membentuk hubungan star atau bintang atau rangkaian tipe T,
ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe ,
maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya.

B. Buku Pembanding
1. Rangkaian Listrik
Sifat Suatu rangkaian dapat secara lengkap diuraikan dalam suatu
dimensi.Dalam suatu rangkaian listrik yang menjadi pusat perhatian adlah
tegangan dan arus.
Proses pembentukan Model
Model atom yang diusulkan pada tahun 1913 oleh Denmark ,niels
Bohr,sangat berguna untuk menjelaskan berbagai gejala listrik
bahan.Proses pembentukan model merupakan suatu bagian yang penting
dalam kemajuan ilmu dan pengembangan teknologi.
Analisis Rangkaian
Jika suatu rangkaian listrik menerima masukan atau rangsangan dalam
bentuk tegangan atau arus yang diberikan oleh suatu sumber bebas,maka
akan dihasilkan suatu keluaran atau tanggapan.Keluaran atau tanggapan itu
juga dapat berupa tegangan atau arus yangberhubungan denfan unsure
dalam rangkaian tersebut.Ada dua cabang dalam teori rangkaian dan
keduanya diturunkan dari tiga kata kunci : masukan,keluaran dan
rangkaian.Cabang pertama adalah analisis rangkaian : dengan diketahui

9
rangkaian dan masukkanya,bertujuan mencari keluarannya.Cabang yang
lain adalah sintetis rangkaian :dengan diketahui masukan dan keluarannya
bertujuan mendapatkan rangkaian itu sendiri.
2. Besaran dan ukuran rangkaian
Satuan system internasional
Sisstem satuan yang digunakan dalam hali ini adalah system internasional
atu SI.Konfrensi internasioanl tahun 1954 menetapakan enam satuan
dasar:
Panjang dalam meter (m) Arus listrik dalam ampere (A)
Massa dalam Kilogram (kg) Suhu dalam Kelvin (K)
Waktu dalam detik (s) Kuat cahaya dam candela (cd)

1. Besaran Listrik

Dalam rangkaian listrik dapat menggunakan besaran apa saja namu cuku
kesulitan.Karena itu akan diperkanalkan sejumlah konsep abstark seperti
tegangan,resistansi,induktansi,kapasitansi, daya dan tenaga.dalam SI satuan untuk
gaya adalah newton.Dan satuan tenaga adalah newton – meter dengan SI yaitu
joule(J).Dalam system MKS (meter kilogram second ) mujatan merupakan salah
satu satuan dasar;sedangkan menurut SI muatan adalah satuan yang diturunkan
.Satuan untuk muatan adalah coulomb.
Konsep arus listrik lebih sederhana daripada konsep gaya atau tenaga.Arus
listrik didefinisikan sebgai banyaknya muatan yang melewati suatu luas
penampang tertentu persatuan waktu.Arus adalah kecepatran perubahan aliran
muatan positif bersih (neto) yang merupakan bearan scalar.Jika ada arus mengalir
dalam rangkaian maka timbul medan gaya lain di sekitar rangkaian
tersebut.Medan ini disebut medan magnet yang muncul sekaligus dengan medan
listrik.
2. Sumber dan unsur rangkaian

Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber
yang dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga
listrik.Suatu sumber sempurna akan memberikan tegangannya tidak bergantung
kepada beban yang dipasangkan pada kutub-kutubnya.

10
3. Resistansi :hukum ohm

Bukti dari bahwa resistansi dari hamper semua penghantar berubah menurut
suhu.Jika resistansi suatu penghantar pada suhu t1 adalah R1 ,maka untuk rentang
suhu yang wajar ,resitansinya pada suhu t2 diberikan oleh R2 = R1 [ 1 + α ( t2 –
t1 ) ].
Resistror yang resistansinya tidak tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda
dikenal sebgai resistor tak linear.Resistansi dari resistor semacam ini merupakan
fungsi arus yang mengalir di ddalamnya.Bila arus listrik mengalir dalam suatu
resistor tersebut.dalam suatu resistor semua tenaga yang digunakan untuk
memaksa aliran arus muncul sebgai kenaikan suhu penghantar tersebut atau
sebgai aliran panas yang meninggalkannya.parameter resiteansi pada dasarnya
merupakan suatu konstanta geometri.Sebenarnya hal itu telah ditemukan oleh ohm
,dalam penyeledikannya.Konduktor mempunyai resitivitas yang rendah maka
logam dinamakan kondutor.Isolator adalaha bahan dengan resistivitas yang sangat
tinggi biasanya dalam orde ribuan mega ohm atau lebih.
Induktaksi
di
Secra kuantitatif tegangan memilki persamaan sebgai tersebut v = L volt
dt
konstanta pembanding L adalah induktansi diri atau cukup disebut sebgai
induktansi.Induktansi dinyatakan dalam henry (H).Induktansi kawat penghubung
umumnya kecil dan dapt diabaikan.Alat seperti inductor,kumparan peredam,dan
kumparan induksi digunakan dalam rangkaian listrik.Suatu inductor linear
inductor yang parameter induktansinya tidak bergantung pada arusnya.Pada saat
arus mengalir melalui suatu inductor,arus itu menimbulkan fluks ruang.Bila fluks
itu menembus udara,ia akan menimbulkan suatu kesebandingan antara arus
dengan fluks tersebut sehingga parameter induktansi tetap konstan untuk setiap
nilai arus.Daya yang berhubungan dengan induktansi dalam rangkaian adalah

di
p = vi = Li watt.GGM adalah gaya gerak magnet yang menghasilkan
dt
fluks dalam rangkaian magnet yang mempunyai reluktansi.Sperti halnya
resistansi,induktaksi juga bergantung pada geometri dimensi fisis dan sifat magnet
mediumnya.

11
Kapasitansi Secara kiantitas arus dinyatakan dalam persamaan dengan berikut; I =

dv
C A . Konstantan pembanding C menyatakan sifat penyimpanan muatan
dt
dalam unsure itu yang disebut kapasitansi.Menurut SI satuan untuk kapasitasni
adalah farad (F).Benda fisis yang cirri utamnya adalah kapasitansi disebut
kapasitor.bila induktansi melawan perubahan arus,kapasitansi menentang
perubahan tegangan.Daya yang berhubungan dengan pengaruh kapasitansi adalah

dv
p = vi = Cv W.
dt

Hukum dan Rangkaian


Transformasi Y - 
Ada betuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya
menggunakan kombinasi seri parallel.Konfigurasi semacam itu sering dapat
ditangani dengan menggunakan transformasi linear Y - .
Transformator Tiga berfasa satu dapat dihubungkan untuk membentuk
bank-3 fasa (susunan 3 fasa = 3 phase bank) dengan salah satu cara dari berbagai
cara menghubungkan belitan transformator. Pada tiga buah transformator satu fasa
yang dipakai sebagai transformator tiga fasa setiap kumparan primer dari satu
transformator dijodohkan dengan kumparan sekundernya. Hendaknya dicatat
bahwa pada transformator tiga fasa ini besar tegangan antar fasa (V L-L) dan daya

transformator (KVA) tidak tergantung dari hubungan belitannya. Akan tetapi


tegangan fasa netral (VL-N) serta arus dari masing-masing transformator

tergantung pada hubungan belitannya.

12
Sumber dengan rangkaian setaranya.
Sumber nyata mungkin dapat mendekati keadaan sempurna itu,tetapi tidak
akan pernah mencapainya tegangan.Sebuah sumber nyta dengan karakteristik
volt-amperenya dapat dilihat pada gambar dibawah
tegangan
Vn

0 Ihs Arus
Karakteristik ini menyatakan bahwa sumber dengan tegangan Vrt pada saat
rangkaian terbuka (I = 0) dengan nilai tegangan V menurun secara linear jika arus
yang diambil dari sumber meningkat ;karakteristik semacam itu dapat ditulisakan
dengan V = Vrt – Rt I.Untuk mengubah pernyataan sumber tegangan menjadi
sumber arus ,persamaan diatas harus diselesaikan untuk arusnya yang

V rt V
memberikan I = - .
Rt Rt
Penguat kerja
Disini akan dibahasa suatu peralatan elektronika yang sangat beruna dalam
pemebentukan suatu sumber tak bebasa dan mempunyai model matematika yang
sederhana dan anggun,Peralatan ini disebut penguat kerja.
1
2 -

Penguat kerja adalah suatu peralatan elektronika dengan kutub jamak,tetapi untuk
kepentingan analisis rangkaian hanya akan ditunjukkan tiga kutubnya saja.>kutub
1 adalah kutub masukan terbalik dan kutub 2 adalah kutub masukan tak terbalik
dan kutub 3 adalah kutub keluaran.Penguat kerja pada umumnya dijumpai dalam
bentuk rangkaian terpadu dan biasanya dibuat dalam suatu kemasan yang
mempunyai 8 sampai 14 kutub yang mengandung satu sampai empat penguat
kerja.Penguat kerja merupakan suatu peralatan dengan pengautan yang sangat
tinggi dan umumnya tidak pernah digunakan tanpa umpan balik.

13
Integrator
Keluaran suatu rangkaian integrator sebanding dengan integral masukkan
nya.Persamaan volt-ampere untyk kapasitasni dipakai sebgai pengganti hokum

t
1
ohm yang menghubungakan v0 dengan i0 .Persamaanya adalah v0 = ∫ i (x)
C −° ° 0
dx.Karena arus masukan ke penguat kerja sama dengan nol dan tegangan antara
kedua masukan pengaut kerja juga nol,maka persamaan hokum arus kirchoff pada

v1
simpul antar R dan C adalah i1 + i0 = + i0 = 0.
R

Daya Dalam Rangkaian Arus Bolak Balik


Daya rata-rata
Jika suatu tegangan v dikenakan pada suatu unsur yang didalamnya mengarus
arus i ,maka daya yang diberikan oleh sumber kepada unsur tersebut adalah
p = vi watt.
Tenaga keseluruhan = jumlah tenga yang dilepasakan dalam setiap selang dt

selama satu periode T daya itu diberikan.W = ∫ p dt .Tengan keseluruhan W


0

dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk melepaskannya disebut daya rata-
rata.Daya rta-rta lebih penting artinya dibandingkan daya sesaat karena adanya
kelembaman yang terdapat dalam setiap sistem.Dalam suatu motor listrik,daya
rata-rata yang diberikan kepada motor itulah yang menentukan keluarannya
karena pengaruh roda gila pada motor tersebut memperhalus variasi torsi yang
berhbungan dengan daya sesaat yang diberikan pada kutub – kutubnya.
Daya dalam unsur rangkaian
Daya rata-rata P digunakan untuk menunjukkan kemampuan penyaluran daya
dengan arus dan tegangan bolak balik.Daya sesaat tersebut terdiri dari dua
komponen ;komponen konstan VI cos θ dan komponen sinusoiada menurut waktu
VI sin (2t+ θ ¿ yang frekuensinya dua kali frekuensi tegangan atau
arusnya.Hubungan antara fungsi wakt,tegangan, arus dan daya dalam resistor
yaitu pR = 2I2R sin2 t.Dua unsur rangkaian,induktor dan kapasitor berpengaruh

14
terhadap daya sesaat tetapi tidak mempunyai andil dalam daya rata-rata.Jika arus
yang melalui sebuah induktor menigkat,maka tenaga yang diterima itu
dipindahkan dari rangkaian tersebut menjadai medan magnet ,tetapi tenaga itu
akan dikembalikan lagi kerangkaiannya jika arus dalam rangkaian tersebut
berkurang.Nilai maksimum daya keluar masuk dalam unsur rangkaian reaktif
disebut sebagai daya reaktif yang didefinisikan sebagai Q = I2X.
Daya kompleks
Jia suatu arus mengalir dalam suatu rangkaian yang mengandung sebuah resistansi
R dan sebuah Reaktansi X maka tenaga yang diberikan oleh sumber akan diubah
menjadi panas dalam reaktansinya.Dalam bentuk kompleks tegangan dan arus
ditulis sebagai V = V ej (wt + ) dan I = Iejwt.Perbandingan daya nyata atau daya
aktif dengan daya tampak disebut faktor daya yang sering ditulis dala singkatan
bahasa inggrisnya pf.
Perbaikan faktor daya dan teorema penyaluran daya maksimum
Dengan faktor daya maksimum rugi-rugi daya karena resistansi saluran akan
berkurang.Rugi-rugi yang ditimbulkan resistansi saluran sebanding dengan
pangkat dua arus yang mengalir dalam saluran karean itu rugi-rugi ini akan
menjadi lebih kecil bila faktor dayanya tinggi.Perbaikan faktor daya tersebut dapat
dilakukan dengan memasang kapasitor yang dihubungkan paralel dengan beban
yang umumnya bersifat induktif seperti motor induksi ,alat las dan
sebagainya.Perbaikan faktor daya tersebut dikenal sebagai kompensasi.Suatu
rangkaian dengan daya dan tenaga arus bolak balik umumnya terdiri dari suatu
sumber dengan suatu rangkaian luar yang terhubung pada kutub sumber
tersebut.Dalam hal terakhir ,rangkaian luar keseluruhan tersebut dapat
disederhanakan menjadi sebuah impedansi setara antara kutub.Impedansi setara
ini adalah impedansi masukan atau impedansi titik penggerak rangkaian
luar.Impedansi masukan ini merupakan suatu besaran yang terpenting untuk
menilai pengaruh rangkaian luar terhadap suatu sumber;karena dalam analisis sifat
sumber lebih disukai untuk mewakili rangkaian luar dengan rangkaian yang
sesederhana mungkin.Bila impedansi sumber yang dapat diubah-ubah sedangkan
impedansi beban,yang tetap maka untuk penyaluran daya maksimum hasilnya
bukan Z0 = Ri –jXi.

15
BAB III

PEMBAHASAN

Perbedaan antar buku

 Pada buku utama, tiap Bab selalu memiliki pendahuluan sebelum


menyampaikan isi materi, sedangkan pada buku pembanding setiap Bab
langsung menyampaikan isi materi.
 Pada buku utama terdapat banyak lampiran di halaman terakhir, sedangkan
pada buku pembanding tidak terdapat lampiran.
 Buku utama lebih dalam membahas tentang pengerjaan soal berbeda
dengan buku pembanding yang menyampaikan pendalaman materi secara
lebih terinci
 Pada buku pembanding, memiliki Bab yang isinya kesimpulan, sedangkan
pada buku utama tidak memiliki kesimpulan pada Bab terakhir
 Buku Utama mempunya tingkat soal yang tinggi, sedangkan buku
pembanding memiliki beberapa soal yang dapat dikerjakan dengan rumus
pemasukan saja.

Kelebihan isi Buku

Buku Utama

 Dalam bidang tampilan buku pembanding menarik untuk dibaca


 Tulisan yang menggunakan warna berbeda sehingga memberikan pembaca
point point utama dalam pembacaan
 Penjelasan Materi lebih rinci dan mendalam
 Menggunakan pembuktian pembuktian dalam setiap materi yang
disampaikan

16
Buku Pembanding

 Dalam bidang pemaparan materi buku utama menjelaskan secara ringkas


dan padat
 Penalaran soal yang membutuhkan skil pemahaman yang tinggi
 Menggunakan contoh soal sebagai acuan untuk mengerjakan soal soal di
dalamnya
 Memiliki banyak soal untuk melatih pemikiran pembaca

Kekurangan isi Buku :

Buku utama :

Kekurangannya menurut saya buku ini terlalu banyak menjabarkan


penjelasan kata-kata dalam suatu materi, sehingga terkadang sulit untuk
memahami materi tersebut.

Buku Pembanding :

Kekurangannya menurut saya model yang terdapat dalam buku ini kurang
menarik karena tulisan dari isi buku ini kurang berwarna sehingga terkadang saat
membaca ada yang kurang jelas pada saat dibaca.

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika.
Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat
ukur konvensional, tetapi sudah banyak mengalami perbaikan tentang
ketelitiannya.
Untuk menetapkan nilai dari beberapa besaran yang bisa diukur, harus
diketahui dulu nilai, jumlah dan satuannya. Jumlah biasanya ditulis dalam bentuk
angka-angka sedangkan satuannya menunjukkan besarannya. Untuk mengukur
besaran frekuensi dalam kelistrikan digunakan alat yang bernama frekuensi-meter,
sedangkan alat untuk mengukur besaran energi listrik dinamakan energimeter
ataupun kWh-meter.

B. Saran

Dalam penulisan sebaiknya kata-katanya diketik dalam bahasa yang mudah


dan langsung dipahami oleh pembaca. Dan tidak terlalu berlebihan dalam
melakukan pemilihan kata dalam suatu materi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ramdhani, Mohamad. 2005. Rangkaian Listrik. Depok: STT Telkom.


Mismail, Budiono. 1995. Rangkaian Listrik. Bandung: ITB.

19

Anda mungkin juga menyukai