Anda di halaman 1dari 9

ERGONOMI DAN FAAL KERJA

RESUME ANTROPOMETRI

OLEH :

RIEZKY FEBRIANTY DJABRIL


( 141 2018 0106 )
C6

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
1. Pengertian Antropometri
Antropometri berasal dari“anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang
memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran
tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa ataulemak
.Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang
berkaitandengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri
meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika
berdiri, ketikamerentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan
sebagainya.
Menurut Stevenson (1989) Antropometri adalah suatu kumpulan data
numericyang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran,
bentuk, dankekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan
masalah desain.
Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus mempelajari
ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan jugameliputi daerah
ukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.Secara devinitif
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitandengan
ukuran dimensi tubuh manusia meliputi daerah ukuran, kekuatan,kecepatan dan
aspek lain dari gerakan tubuh manusia, menurut. Data antropometridigunakan
untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitaskerja, dan
desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layakdengan
dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Antropometri dapat dibagi menjadi:
1. Antripometri Statis
Antropometri statis merupakan ukuran tubuh dan karakteristik tubuh
dalamkeadaan diam (statis) untuk posisi yang telah ditentukan atau
standarContoh: Tinggi Badan, Lebar bahu
2. Antropometri Dinamis
Antropometri dinamis adalah ukuran tubuh atau karakteristik tubuh
dalam keadaan bergerak, atau memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadisaat pekerja tersebut melaksanakan kegiatan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Antropometri :


1. Umur Dimensi tubuh manusia akan tumbuh dan bertambah besar
seiring dengan berkembangnya umur sejak awal kelahirannya sampai
dengan umur sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita.
2. Jenis Kelamin
Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya lebih besar dibandingkan
denganwanita, kecuali untuk beberapa bagian tubuh tertentu seperti
lingkaran dadadan pinggul.
3. Suku/Etnis
Setiap suku bangsa ataupun etnis akan memiliki karakteristik fisik
yang akan berbeda satu dengan lainnya
4. Postur Tubuh
Ukuran tubuh akan berbeda dipengaruhi oleh posisi tubuh pada saat
akanmelakukan aktivitas tertentu yaitu structural dan functional
bodydimensions.
5. Posisi Tubuh
Standar tubuh pada saat melakukan gerakan-gerakan dinamis dimana
gerakan tersebut harus dijadikan dasar pertimbangan pada saatdata
antropometri diimplementasikan.
6. Pakaian
Pakaian seperti model, jenis bahan, jumlah rangkapan, dan lain-lain
yangmelekat di tubuh akan menambah dimensi ukuran tubuh
manusia.
7. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan mewajibkan adanya persyaratan dalam menyeleksi
dimensitubuh manusia seperti : tinggi, berat badan, lingkar perut, dan
lain-lain.Perbedaan pekerja buruh dermaga atau pelabuhan harus
mempunyai posturtubuh yang relatif besar dibandingkan dengan
pegawai kantoran ataumahasiswa.

3. Pengeplikasian Antropometri dalam meningkatkan nilai produk yang


Ergonomis.

Ketika kita berbicara tentang aplikasi antropometri dalam meningkatkan


nilai produk, ilmu ini memang dinilai sangat penting guna meningkatkan
kedetailan ukuran sehingga mampu menaikkan tingkat kenyamanan serta
keamanan suatu produk. Terlebih dalam bidang furniture seperti
perancangan kursi dan perancangan meja, antropometri sangat
diperlukan untuk menciptakan fasilitas kerja yang nyaman.Untuk
menentukan perancangan yang baik, pastinyakamu juga harus
memperhatikan kedetailan produk. Oleh karena itu, pengukuran yang
cermat akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Sehingga apabila produk yang nyaman dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna telah terpenuhi, bukan tidak mungkin
produk kamu menjadi laris dipasaran.

Alat yang digunakan untuk mengukur antropometri tubuh manusia :


a. Kursi Antropometri
Alat ukur lain yang biasanya digunakan dalam mengukur ruang
lingkup dimensi tubuh manusia adalah Kursi Antropometri. Beberapa
tahun yang lalu,kursi antropometri terbuat dari bahan kayu yang
sangat konvensional. Sehingga terkadang bisa terjadi kesalahan dalam
perhitungan. Kendati demikian, saat initelah dibuat kursi
antropometri yang lebih modern dengan menggabungkanteknologi
listrik dalam perhitungannya. Sehingga meskipun pengukuran
dilakukan secara manual. Namun, perhitungan yang dihasilkan akan
sesuai dengan perhitungan yang dilakukan.

b. Portable Antropometri / Anthropometer Kit


Selain kursi antropometri, dalam melakukan pengukuran
antropometri tubuhmanusia, kita juga bisa menggunakan alat
antropometri portable. Biasanya alat portable antropometri atau
yang dikenal pula dengan anthropometry measurement kit,
merupakan alat alat yang terdiri dari antropometer, slidingcaliper,
spreading caliper dan juga jangka sorong. Alat ini sangat praktis
untukdigunakan dan dapat digunakan kapanpun dan dimanapun.
Portable Antropometri biasanya digunakan untuk kepentingan
kesehatan dan keselamatan kerja. Perhitungan yang dilakukan
menggunakan portable antropometri pun tak kalah baik dengan kursi
antropometri yang ada di atas.

4. Desain kursi kerja

Perancangan kursi kerja harus diakitkan dengan jenis pekerjaan, postur


yang diakibatkan gaya yang dibutuhkan, arah visual dan kebutuhan akan
perlunya merubah posisi (postur). Kursi tersebut haruslah terintegrasi
dengan bangku atau meja yang sering digunakan.
Kursi untuk kerja dengan posisin duduk adalah dirancang dengan metode
“floor-up” yaitu yang berawal dari permukaan lantai untuk menghindari
adanya tekanan dari bawah paha, diharapkan untuk tidak memasang
sandaran kaki yang juga akan mengganggu ruang kerja kaki dan
mengurangi fleksibilitas postur atau posisi. Setelah ketinggian kursi
didapat barulah menentukan ketinggian meja kursi yang sesuai dan
konsisten dengan ruang yang diperlukan untuk paha dan lutut.
Adapun criteria kursi kerja yang ideal adalah sebagai berikut :
 Stabilitas duduk
Diharapkan kursi mempunyai 4 atau 5 kaki untuk menghindari
ketidakstabilan produk. Kursi lingkar yang berkaki lima hendaknya
dirancang dengan posisi kaki kursi berada pada bagian luar proyeksi
tubuh. Adapun kursi dengan kaki gelinding (roller – feet) sebaiknya
dirancang untuk permukaan yang berkarpet, karena akan terlalu bebas
atau mudah menggelinding pada Vynil
 Kekuatan Produk
Kursi meja harus dirancang sedemikian rupa sehingga kompak dan kuat.
Kursi meja tidak boleh dirancang pada populasi dengan percentile kecil
dan seharusnya cukup kuat untuk menahan beban
 Mudah dinaik turunkan
Ketinggian kursi kerja hendaknya mudah diatur pada saat kita duduk
tanpa harus turun dari kursi
 Sandaran Punggung
Sandaran punggung penting untuk menahan beban punggung kea rah
belakang (lumber spine). Hal itu haruslah dirancang agar dapat
digerakkan naik turun maupun maju mundur. Selain itu pula dapat
diatur fleksibilitasnya sehingga sesuai dengan punggung
 Fungsional
Bentuk tempat duduk boleh menghambat berbagai macam alternative
perubahan postur atau posisi
 Bahan Material
Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material
yang cukup lunak
 Kedalaman Kursi
Kedalaman kursi (depan belakang) haruslah sesuai dengan dimensi
panjang antara lipat lutut dan pantat, dengan antropometri 5 percentil
haruslah dapat menggunakan dan merasakan manfaat adanya sandaran
punggung
 Lebar Kursi
Lebar kursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 percentil
populasi
 Lebar Sandaran
Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung
wanita 5 percentil populasi, jika terlalu lebar akan mempengaruhi
kebebasan gerak siku
 Bangku Tinggi
Kursi untuk bangku tinggi harus diberi sandaran kaki yang dapat
digunakan naik turun
Untuk memenuhi sikap tubuh dalam bekerja yang ergonomis perlu
dibuat atau ditentukan criteria dan ukuran baku tentang tempat duduk
dan meja kerja dengan berpedoman pada ukuran-ukuran antropometri
orang Indonesia.

1) Kursi Ergonomi
Penerapan ergonomic dalam pembuatan kursi dimaksudkan
untuk mendapatkan sikap tubuh yang ergonomic dalam
bekerja. Dengan sikap yang ergonomi ini diharapkan efisiensi
kerja dan produktivitas meningkat. Semua pekerjaan hendaknya
dilakukan dalam posisi duduk dan sikap berdiri secara
bergantian. Semua sikap tubuh yang tidak alami seperti gerakan
tiba-tiba harus dihindarkan, apabila hal ini tidak mungkin
hendaknya diusahakan agar beban statis diperkecil. Tempat
duduk (kursi) harus dibuat sedimikian rupa sehingga
memberikan relaksasi pada otot-otot yang sedang dipakai untuk
bekerja dan tidak menimbulkan penekanan pada bagian tubuh
yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas bagian-
bagian tersebut (Siswanto, 1995:20).
Kriteria dan ukuran kursi yang ergonomi:
 Tinggi alas duduk
Diukur dari lantai sampai pada permukaan atas dari
bagian depan alas duduk. Ukuran yang dianjurkan 38-48
cm. Tinggi alas duduk harus sedikit lebih pendek dari
jarak antara lekuk lutut dan telapak kaki
 Panjang alas duduk
Diukur dari pertemuan garis proyeksi permukaan depan
sandaran duduk pada permukaan atas alas duduk
sampai kebagian depan alas duduk. Ukuran yang
dianjurkan adalah 36 cm. Panjang alas duduk harus
lebih pendek dari jarak antara lekuk lutut dan garis
punggung.
 Lebar alas duduk
Diukur pada garis tengah alas duduk melintang. Lebar
alas duduk harus lebih besar dari lebar pinggul. Ukuran
yang diusulkan adalah 44- 48 cm.
 Sandaran pinggang
Bagian atas dari sandaran pinggang tidak melebihi
tepi bawah ujung tulang belikat, dan bagian bawahnya
setinggi garis pinggul.
 Sandaran tangan
Jarak antara tepi dalam kedua sandaran tangan (harus
lebih lebar dari pinggul dan tidak melebihi lebar bahu).
Tinggi Sandaran adalah setinggi siku
Panjang sandaran tangan : sepanjang lengan bawah.
Ukuran yang dianjurkan adalah jarak tepi dalam kedua
sandaran tangan: 46-48 cm. Tinggi san daran tangan
adalah 20 cm dari alas duduk. Panjang sandaran
tangan : 21 cm.
 Sudut alas duduk
Alas duduk harus sedemikian rupa sehingga
memberikan kemudahan bagi pekerja untuk
menentukan pemilihan gerakan dan posisi. Alas duduk
hendaknya dibuat horisontal. Untuk pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memerlukan sikap sedikit
membungkuk ke depan, alas duduk dapat dibuat ke
belakang (3-5 derajat). Bila keadaan memungkinkan,
dianjurkan penyediaan tempat duduk yang dapat diatur.
2) Kursi non Ergonomi
Selain kursi yang ergonomi dapat pula kursi yang non ergonomi.
Adapun kriteria kursi yang non ergonomi adalah:
 Kursi yang terlalu panjang dapat menyebabkan pekerja
duduk maju kedepan sehingga yang bersangkutan tidak
dapat memanfaatkan sandaran pinggang.
 Kursi yang terlalu dan tidak dilengakapi dengan
sandaran kaki dapat menyebabkan sandaran
pinggang tidak dapat dimanfaatkan oleh pekerja
karena ia harus duduk maju ke depan agar dapat
melakukan pekerjaan. Ruang antara alas duduk dan tepi
bawah meja terlalu sempit sehingga menyebabkan paha
pekerja tertekan.
 Sandaran pinggang yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan gerakan bahu dan lengan terbatas dan
posisi kerja yang tidak nyaman (Siswanto, 1995:25).

3) Meja kerja
a. Tinggi meja kerja
Kriteria : tinggi permukaan atas meja dibuat setinggi siku
dan disesuaikan dengan sikap tubuh pada waktu bekerja.
 Untuk sikap berdiri:
Pada pekerjaan-pekerjaan yang lebih membutuhkan
ketelitian, tinggi meja adalah 10-20 cm lebih tinggi
dari siku. Pada pekerjaan-pekerjaan yang
memerlukan penekanan dengan tangan, tinggi meja
adalah 10-20 cm lebih rendah dari tinggi siku
 Untuk sikap duduk:
Tinggi meja adalah 64-74 cm diukur dari permukaan
daun meja sampai ke lantai
b. Tebal daun meja
Kriteria : tebal daun meja dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan kebebasan bergerak pada kaki
c. Permukaan meja
Kriteria : rata dan tidak menyilaukan
d. Lebar meja
Diukur dari pemakai kea rah depan
Kriteria : tidak melebihi jarak jangkauan tangan

5. Keunggulan dan Kelemahan Antropometri


Antropometri sangat bermanfaat dalam dunia industri, namun ada
kelebihan dan kekurangan dari penggunaan antropometri. Berikut ini
adalah kelebihan dan kekurangan antropometri :
1. Kelebihan Antropometri
 Prosedur yang digunakan sederhana, aman dan dapat
dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar
 Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
 Alat yang digunakan murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat
dipesan dan dibuat didaerah setempat
 Metode ini tepat dan akurat
 Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang baik
danbaik,karena sudah ada batasan yang jelas.
 Dapat digunakan untuk pencegahan kelompok yang rawan
terhadap gizi.
2. Kelemahan Antropometri
 Tidak sensitive yaitu tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat,tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu, misal Fe dan Zn
 Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi)dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri
 Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi akurasi,dan validitas pengukuran
 Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil
pengukuran(fisikdan komposisi jaringan), analisis danasumsi
yang keliru. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan
latihan petugas yang tidak cukup, kesalahanalat, kesulitan
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai