Anda di halaman 1dari 7

BioLink Vol.

3 (1) Agustus 2016 p-ISSN: 2356-458x e-ISSN:2597-5269

BioLink
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/biolink

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP SMOKER MELANOSIS


PADA SISWA SMA HKBP SIDORAME MEDAN

Relationship Smoking Habits Against Smoker Melanosis In High


School Students HKBP Medan

Green Juninas Simbolon*, Sartini, Ida Fauziah


Fakultas Biologi Universitas Medan Area

*Corresponding author: E-mail: ida79fauziah@gmail.com


Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan anatara kebiasaan merokok dengan melanosis
rongga mulut. Penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner dan sampel penelitan adalah seluruh
siswa laki-laki SMA Sidorame Medan yang berumur 15-17 tahun. Data diperoleh dengan melakukan
pemeriksaan langsung terhadap gusi responden dan meminta responden untuk mengisi kuesioner dari
hasil wawancara dan siswa yang bersedia menjadi subjek dilakukan pemeriksaan rongga mulut. Jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 66 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara kebiasaan merokok dengan melanosis, dengan nilai r = 0,887 dan R = 94% sehingga
diketahui bahwa kontribusi kebiasaan merokok terhadap melanosis adalah 94%.

Kata Kunci : Merokok, Melanosis rongga mulut, Rokok, Jenis perokok dan Efek merokok.

Abstract
This reseacrh was conducted to determine the relationship between smoking and oral melanosis. The
samples were all of male students of Sidorame high school aged 15-17 years. Data were obtained by
examining volunteer’s gum and asking them to fill in the questionners given. The result showed that there
were strong relationship between smoking and melanosis (r = 0.887) furthermore the R value is 0.94
which concluded that smoking contribution smokers melanosis is 94%..

Keywords : Smooking, Melanosis mounth, Type of smokers and smoking securities.

How to Cite: Simbolon, G.J., Sartini. Fauziah, I., (2016), Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Smoker Melanosis
pada Siswa SMA HKBP Sidorame Medan, BioLink, Vol. 3 (1), Hal: 37-43

37
Simbolon, G.J., dkk, Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Smoker Melanosis pada Siswa SMA

PENDAHULUAN hilang setelah bertahun-tahun atau


Rokok merupakan benda yang tidak setelah berhenti kebiasaan merokok.
asing lagi di masyarakat saat ini. Merokok Gambaran klinik pada melanosis
merupakan kebiasaan yang sering menunjukan sama dengan pigmentasi
dijumpai setiap hari dan sudah menjadi dan makula melanotik. Penelitian
mesalah yang kompleks secara sosial. (Nadeem dkk, 2011) juga menunjukan
Kebiasaan merokok sulit untuk bahwa terdpat 40 orang (38,8%)
dihilangkan dan jarang diakui oleh mengalami perubahan pigmentasi dan 26
sebagian orang sebagai kebiasaan yang orang (9,5%) yang tidak merokok
buruk terutama bila tujuan merokok mengalami perubahan pigmentasi.
untuk mengalihkan diri dar stress dan Merokok tidak hanya menimbulkan
tekanan emosi. efek secara sistematik, tetapi juga dapat
Merokok dapat merusak menyebabkan timbulnya kondisi
kehidupan pribadi bahkan menurunkan patologis dirongga mulut. Rongga mulut
kualitas kehidupan dimasa akan datang. merupakan bagian tubuh yang pertama
Rangsangan asap rokok yang lama pada kali terpapar asap rokok sehingga sangat
saat menghisap rokok dengan berbagai mudah terpapar efek rokok karena
cara dapat menyebabkan perubahan- merupakan tempat terjadinya
perubahan yang bersifat merusak bagian penyerapan zat hasil pembakaran rokok
mukosa mulut yang terkena asap rokok. yang utama. Salah satu penyakit yang
Meskipun kebiasaan merokok sering dikaitkan dengan merokok adalah
berdampak buruk terhadap kesehatan, melanosis rongga mulut.
tetapi prevalensi perokok terus Melanosis rongga mulut merupakan
meningkat. Meningkatnya prevalensi pigmentasi pada mukosa mulut secara
merokok di negara berkembang langsung dihubugkan dengan jumlah
termasuk Indonesia menyebabkan rokok yang dihisap per hari, lamanya
maslah rokok menjadi semakin serius. merokok dan kebiasaan merokok
Sebagian perokok di Indonesia telah tembakau. Melanosis rongga mulut dapat
menganggap bahwa merokok adalah mempengaruhi permukaan mukosa
suatu kebutuhan yang tidak bisa dielakan manapun namun pada umumnya terjadi
sehingga merokok dianggap hal yang pada gingiva anterior labial mandibula,
biasa. khususnya pada labial gigi anterior
Salah satu akibat dari kebiasaan perokok.
merokok yang terjadi di rongga mulut Siswa SMA Sidorame Medan yang
adalah melanosis rongga mulut, berada pada masa remajanya lebih
menunjukan prevalensi sekitar 31% yang banyak menyesuaikan diri dengan
terdapat pada gingiva cekat mandibula norma-norma kelompok sebaya daripada
dibagian labial. Ciri-cirinya adalah norma-norma orang dewasa. Dalam hal
makula berwarna kecoklatan, disebabkan ini remaja menganggap merokok sebagai
karena meningkatnya produksi melanin lambang pergaulannya. Khususnya siswa
oleh melanosit dan letaknya lapisan sel laki-laki bahwa merokok sebagai suatu
basal dan lamina propria, pigmentasinya tuntutan pergaulan bagi mereka dan
bersifat reversible walaupun biasanya lambang kematangan.

38
BioLink Vol. 3 (1) Agustus 2016: 37-43

Berdasarkan survey yang telah Kreteria Inklusi dan Eksklusi.


dilakukan di SMA Sidorame Medan Kreteria inklusi memiliki
banyak siswa yang telah merokok karena kebiasaan merokok sekitar 1 batang per
sudah memiliki penghasilan sendiri dan hari selama sekurang-kurangnya 1 tahun
menikuti oergaulan sebayanya. Oleh sampai pada saat penelitian dilakukan
karena itu peningkatan konsumsi rokok (perokok rutin) dan bersedia mengikuti
mengakibatkan peningkatan kejadian penelitian.
melanosis, maka penelitian tertarik Kreteria eksklusi kebiasaan
mengetahui bagaimana hubungan merokok dilakukan hanya sewaktu-
kebiasaan merokok dengan kejadian waktu (tidak perokok rutin) dan menolak
melanosis. turut serta dalam penelitian.

METODE PENELITIAN Cara Pengumpulan Data.


Penelitian dilakukan pada bulan Pengumpulan data dilakukan pada
November sampai dengan Desember seluruh siswa laki-laki SMA Sidorame
2015 di SMA Sidorame Medan. Medan yang berumur 15-17 tahun
Pengumpulan data dilakukan pada dengan klasifikasi sebagai berikut :
seluruh siswa laki-laki SMA Sidorame Grade I : Tidak perokok.
Medan yang berumur 15-17 tahun, Grade II : Kebiasaan merokok dilakukan
kemudian diberika kuesioner merokok Hanya sewaktu-waktu.
kemudian diberikan informed consent Grade III : Merokok setiap hari.
bagi siswa yang bersedia menjadi subjek Grade IV : Merokok rutin setiap kali.
penelitian kemudian dilakukan Grade V : Perokok rutin, lama merokok
pemeriksaan klinis rongga mulut dengan setiap saat.
bantuan 2 kaca mulut dengan
penerangan lampu senter. Analisis Data
Formulir pencatatan yaitu : Dalam penelitian data yang
- Blanko rekam medic diperoleh dianalisis secara statistik
- Blanko kuesioner mengenai kebiasaan dengan menggunakan kolerasi dan
merokok. regresi. Hubungan dinyatakan bermakna
apabila jika kolerasi + 0,5.
Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah seluruh laki-laki kelas I sampai Dari hasil pengamatan smoker’s
kelas III SMA Sidorame Medan yang melanosis yang dilakukan terhadap siswa
terdaftar pada tahun 2013-2015 yang SMA HKBP Sidorame Medan, dengan
berjumlah 66 orang. jumlah sampel 66 siswa laki-laki 15-17
Subjek penelitian ini adalah siswa tahun, diketahui bahwa ummnya atau
laki-laki SMA Sidorame Medan yag 42% siswa yang tidak merokok tidak
berusia 15-17 tahun yang mempunyai mengalami smoker’s melanosis secara
riwayat merokok. rinci dapat dilihat pada tabel berikut :

39
Simbolon, G.J., dkk, Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Smoker Melanosis pada Siswa SMA

Tabel 1. Melanosis Berdasarkan Tingkat Perokok

Tingkat Melanosis
Jenis Perokok Bibir hitam Bibir hitam Bibir hitam Jumlah
Pekat(3) Ringan (2) Normal(1)
Perokok berat 2 10 3 15(22,72%)
Perokok ringan - 22 19 41(62,12%)
Tidak perokok - 1 10 10(15,15%)
Jumlah 2(3,03%) 33(50%) 31(45,45%) 66(100%)

Tabel diatas juga menginformasikan perolehan nilai r = 0,887. Dari nilai


bahwa hanya ada 3,03% (2 orang) tersebut diperoleh nilai R= 94%, yang
responden yang mengalami smoker’s menunjukan bahwa kontribusi kebiasaan
melanosis tingkat parah (bibir hitam) merokok terhadap melanosis adalah
adalah perokok berat. Melanosis ringan 94%, sedangkan sisanya 6% melanosis
yang diderita 50% (33 orang) responden dipengaruhi oleh faktor lain misalnya
dengan sebab bervariasi. Dari seluruh faktor sistematik yaitu dapat
penderita melanosis ringan yang menyebabkan perubahan warna pada
berjumlah 33 orang, 30,3% atau 10 orang gusi yang dipengaruhi pigmentasi oleh
diantaranya adalah perokok berat, 22 melanin, bilirubin atau zat besi.
orang atau 66,6% adalah perokok ringan Secara keseluruhan ditinjau dari
sedangkan sisanya 1 orang (3%) adalah perilaku siswa SMA HKBP Sidorame
bukan perokok. Menghitamnya bibir Medan diketahui bahwa 22,72% siswa
siswa yang tidak merokok dapat adalah perokok berat, 62,12% responden
dipengaruhi olh faktor genetik atau adalah perokok ringan, sedangkan
faktor lainnya, sebagaimana dijelaskan sisanya 15,55% responden tidak
oleh Bouqout (1992) “Melanosis gingiva” merokok. Data diatas diperoleh dengan
pigmentasi melanosis biasanya terjadi cara meminta siswa mengisi kuesioner
pada etnis kulit hitam. Melanin adalah mengenai perilaku merokok untuk
pigmen yang emberikan warna pada diketahui hubungannya dengan
kulit, mata dan rambut. Melanin terjadinya smoker’s melanosis. Amin, dkk
diproduksi secara khusus oleh (2006) mengatakan bahwa merokok
melanosomes yang disintesa oleh sel merupakan salah satu faktor etiologi
khusus yang tinggi disebut melanocytes. penunjang kelainan mukosa pada rongga
Melanin pada setiap etnik atau ras mulut karena bahan-bahan yang terdapat
mempunyai perbedaan. Pada orang kulit dalam rokokbersifat merangsang infeksi
putih mempunyai lebih sedikit melanin mukosa. Merokok dapat memperlambat
dan melanosomesdibandingkan dengan penyembuhan luka. Dry socket (bedah
orang kulit gelap. pencabutan gigi) terjadi empat kali lebih
Analisis kolerasi menunjukkan banyak pada perokok daripada bukan
adanya hubungan yang sangat kuat perokok.
antara kebiasaan merokok dengan Pada penelitian ini, diperoleh
melanosis, hal ini diketahui oleh bahwa subjek yang merokok >5 tahun
40
BioLink Vol. 3 (1) Agustus 2016: 37-43

memiliki resiko lebih besar mengalami


melanosis rongga mulut dibandingkan
dengan perokok yang merokok <3 tahun
dan 3-5 tahun sebagaimana terdapat
dalam tabel 2 berikut.
Tabel 2. Tingkat Melanosis Berdasarkan Lama Merokok dan Terjadinya

Tingkat Melanosis
Lama perokok Melanosis Melanosis Bibir dan gusi Jumlah
berat ringan Normal
Dibawah 3 tahun - 9 14 23(41,07)
3-5 tahun - 10 5 15(26,78)
Diatas 5 tahun 2 12 3 17(30,35)
Jumlah 2(3,03) 31(55,35) 22(39,28) 56(100%)

Data diatas menunjukan bahwa merangsang melanosit mukosa oral utuk


lama merokok maka semakin tinggi memproduksi melanin secara eksesif,
tingkat keparahan melanosis yang terjadi sehingga menciptakan patch pigmentasi
sehingga semakin lama merokok semakin coklat diatas mukosa gingival atau bukal
banyak jumlah rokok yang dihisap, diantara 5-22% prerokok. Jumlah dan
semakin tinggi kandungan melanin dalam intensitas melanosis pada rongga mulut
jaringan konektif (jaringan ikat), semakin tergantung pada dosis dan penghentian
besar terjadinya melanosis rongga mulut. merokok tampaknya menghilangkan
Melanosis rongga mulut ditandai oleh kondisi ini sepenuhya. Hal ini
hiperpigmentasi tidak teratur pada menunjukan bahwa merokok lebih sering
jaringan konektif yang mendasari menimbulkan melanosis rongga mulut
mukosa rongga mulut akibat merokok dai dibandingkan dengan tidak merokok.
tembakau. Sel-sel basal (sel-sel yang Cara merokok juga berpengaruh
ditemukan dilapisan luar kulit) dan pada terjadinya melanosis, asap rokok
makrofage (jenis sel darah putih yang yang dihisap sampai rongga mulut,
membersihkan tubuh dari partikel kemudian masuk kedalam paru-paru dan
makroskopis yang tidak diinginkan menahan nafas sebentar kemudian
seperti bakteri dan sel-sel mati) pada dihembuskannya keluar akan
jaringan konektif mengandung jumlah mempengaruhi banyaknya asap rokok
melanin yang tidak terhingga, yang yang dihasilkan sehingga dapat
menciptakan pigmentasi gelap. mempengaruhi kesehatan dan selain itu
Melanosis rongga mulut dapat memberikan kenikmatan
berhubungan erat dengan dosis yang tersendiri pada saat rokok dihisap.
terkandung didalam rokok dimana jenis
rokok kretek mengandung dosis lebih
tinggi dari rokok lainnya. Merokok dapat

41
Simbolon, G.J., dkk, Hubungan Kebiasaan Merokok terhadap Smoker Melanosis pada Siswa SMA

Tingkat Melanosis
Tingkat Jumlah
Bibir hitam Bibir hitam Bibir hitam
Perokok (%)
Pekat(3) Ringan (2) Normal(1)
Paru mulut - 1 16 17(30,35)
Paru - 6 2 8(14,28)
Paru dalam 2 25 4 31(55,35)
Jumlah 2(3,03) 32(57,14) 22(39,28) 56(100%)
Tabel 3. Persentase Cara Menghisap Rokok dan Terjadinya Melanosis

Data diatas menunjukan cara produksi atau berhubungan dengan


menghisap rokok juga mempegaruhi ikatan melanin yang berbahaya pada
terjadinya melanosis rongga mulut. rokok tembakau (Bouqout,1992).
Melanosis juga memiliki hubungan Pigmentasi terjadi karenasintesi
dengan dalamnya hisapan rokok yang melanin dari melanosomes ke
dilakukan. kreatinocytes. Pigmentasi yang terjadi
Adapun dampak negatif merokok dihubungkan dengan medikasi kemotrapi
terhadap mukosa mulut adalah kanker yang menggunakan obat doxorubicin,
rongga mulut, leukoplakia (bercak putih busulfan, cyclophosphsmide atau
disekitar rongga mulut), stomatitis flourouracil. Pada pasien AIDS yang
nikotin (lesi putih yang biasanya terdapat menggunakan zidovudine (AZT),
pada palatun), keratosis rokok (suatu clofazimine atau ketoconazolc dapat
bukti reaksi spesifik pada orang-orang meningkatkan pigmen melanin.
yang menghisap rokok tanpa filter atau Melanosis rongga mulut terjadi
mari juan dalam rangka waktu yang pengendapan melanin dalam lapisan sel
sangat pendek), melanosis rongga mulut, basal pada lapisan epitelium mukosa
fibrosis submukosa (salah satu penyakit mulut. Pigmentasi melanin pada
kronis dengan prakanker yang terjadi membran mukosa mulut secara normal
pada rongga mulut), dan hairy tongue mengelilingi daerah mukosa. Melanosis
(lidah berambut) (Ruslan,1996). rongga mulut adalah suatu lesi yang
Melanosis rongga mulut yang bersifat reversible, dapata hilang apabila
terjadi pada etnis golongan kulit hitam menghentikan kebiasaan merokok
maupun kulit putih, dimana (Neville,2004).
meningkatnya pigmentasi yang Pada perokok terdapat penurunan
berhubungan langsung dengan kebiasaan zat ekebalan tubuh (antibodi) yang
merokok (banyaknya jumlah rokok yang terdapat didalam ludah yang berguna
dihisap setiap hari, jenis rokok yang untuk menetralisir bakteri dalam rongga
dihisap, lama merokok dan car mulut yang terjadi gangguan fungsi sel-
menghisap rokok). Pigmentasi gingiva sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan
meningkat sebanding dengan konsumsi tubuh tidak dapat mendekati memakan
tembakau. Adanya yang didapatkan bakteri-bakteri penyerang tubuh
bahwa kemungkinan nikotin sehingga sel pertahanan tubuh tidak peka
menstimulasi aktivitas melanosit dan

42
BioLink Vol. 3 (1) Agustus 2016: 37-43

lagi terhadap perubahan disekitarnya juga terhadap infeksi.


SIMPULAN Bouqout, J.Scroeder K. Oral Effect of Tobacco
Abuse (1992). Journal of The American
Berdasarkan penelitian yang
Dental Institute for Continuing Education
dilakukan terhadap siswa SMA Sidorame 43:Hal.3-17
Medan Tahun 2015 dapat disimpulkan Nadeem, M. Shafique R, Yaldram A, Lopez
R(2011). Intraoral Distribution of Oral
bahwa teradapat hubungan yang kuat
Melanosis Cigarette Smoking in a Pakistan
antara kebiasaan merokok dengan Population.
terjadinya melanosis rongga mulut. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouqout JE
(2004). Oral Maxillofacial Pathology ed2.
Saunder: Philadelphia : Hal. 5-274
DAFTAR PUSTAKA Ruslan, G (1996). Efek Merokok terhadapa
Amin M, Alsagaff H, Saleh WBMT (2006). Rongga Mulut. Jurnal Cermin Kedokteran
Pengantar Ilmu Penyakit Paru Yogyakarta:
Airlangga University Press

43

Anda mungkin juga menyukai