Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH DISTORSI MOTIVASI

TERHADAP TES FORCED CHOICE

Johan Setlawan

Amitya Kumara

Dicky HastJarJo

Universitas Gadjah Mada

INTISARI

Penelitian lni bertujuan untuk (1) mengawa/i proses adaptasi

instrumen pengukuran psiko/ogis The Survey of Interpersonal Values

(SIV), satu instrumen yang berbentukforced·choice. ke dalam konteks

masyarakat Indonesia. Hasil adaptasi tes SIV ke dafam konteks

masyarakat Indonesia disebut Tes Survei Nifai-nifai Interpersonal (SN/},

dan (2) mengetahui kemampuan dan efektivitas metode forced choice

untuk mengatasi jawaban-jawaban yang tidak jujur dari responden suatu

instrumen pengukuran psikofogis.

Uji beda terhadap hasif tes 42 subjek mahasiswa LPK Tabitha

(eksperimen 1) menunjukkan adanya perbedaan antara kondisi kon·

seling dan kondisi seleksi pada beberapa faktor dari SN/, yaitu Kebaikan

Hati dan Kepemimpinan. Perbedaan ini menjadi sangat jelas terlihat

dalam uji beda terhadap hasil tes 46 subjek mahasiswa baru Fakultas

Teologia UKOW (eksperimen 2) yang menunjukkan bahwa lima dari

keenam faktor dalam SN/ dapat dijawab dengan tidak jujur secara

signifikan. Pembahasan dan implikasi dari hasif penemuan ini diuraikan

secara fuss dalam laporan penelitian. Hasil pengujian validitas konkuren

dan reliabilitas tes ulang pada skala-ska/a dalam SN/ menunjukkan

potens, penggunaan SN/ untuk keperluan pengukuran kepribadian di

Indonesia.

Kata kunci : distorsi motivasi. tes forced choice, social desirability.

PENGANTAR
Johan Setiawan ada/ah alumnus Fakultas

Psikologi UGM. es-tes ps1kologi telah digunakan secara

T sangat luas di berbagai negara untuk

Amitya Kumara adalah dosen Psikologi berbagai kepertuan, pada bermacam-ma­

UGM. Sarjana Psikologi diperoleh dari cam situasi, serta untuk kelompok subjek

UGMtahun 1985. GelarMagister diperoleh yang berbeda-beda. Menurut suatu hasil

dari Program Pases Sarjana UGM (1990). survei, tes psikologi paling banyak diguna·

kan untuk tujuan diagnostik, pemberian

Dicky llast/ar/o eaeten dosen Psikologi bimbingan, seleksi. dan penempatan (Oak·

UGM. Mendapatkan gelar Sarjana Psiko· land, 1995). Indonesia sebagai negara

logi dari UGM tahun 1981. Gelar M.A. yang sedang berkembang tampaknya 1uga

(1990) dan Ph.D. (1991) dtoeroten dari The menunjukkan keadaan dan kebutuhan

American University, USA. yang serupa.

PSIKOLOGIKA Nomor 2 Tahun II Jnauan 1997


67
Johan Seti awan. Amitya Ki..rnara, Dicky Hasijarjo

lnstrumen-instrumen pengukuran psi· dones a i men jadi tes "Survei Nilai·nilai In·

kologis ini memiliki bentuk dan jenis yang te rpersonal". i


H po lesis yang i
d ajukan da­

sangat beragam. Salah satu bentuk les larri i i


penel t an i ni ad alah ada per bedaan

yang paling banyak digunakan adalah kue­ has l i te s "Survei Nilai-nilai Interpersonal"

sioner untuk pengukuran kepribadian. Ma· pada individu dala m kondisi ju jur dan kon­

salah potensial yang dihadapi dalam pema­ dis i seleks i (tidak jujur).

kaian kuesioner kepribadian adalah kecen­

derungan subjek untuk memberikan ja·

METODE
waban secara tidak jujur (Anastasi, 1988;

Cattel, Eber, & Tatsuoka, 1992; Comrey, Peneli1ian dila kukan da am l dua studi

1993). Ketidakjujuran semacam ini merupa· dengan dua kelompok sub ek j dan perla­

kan kasus khusus dari pola jawaban yang kuan yang be rbeda.

mengikut1 harapan sosrat (Edwards dalam

Guion, 1965; Hogan & Stokes dalam

Eksperimen 1
Kluger, Reilly & Russell. 1991; Trent dkk

daiam Kiugei. Reiiiy & Russell. 1991 ). Ja­ Subjek penelrnan d alam eksperimen 1

waban yang tidak jujur pahng sering dijum­ adalah 42 mahasiswa yang terdm da ri

pai dalam situasi di mana tes digunakan mahasiswa tingkat I (angkatan tahun 1995)

untuk maksud evatuasi. dan tingkat II (angkatan tahun 1 9 94) Lem·

Studi-s tudi yan g te ah l 1


di akukan me ­ baga Pendidikan Kejuruan (LPK) Ta bitha

nunjuk kan bahwa permasa ahan l ketidak­ Eunike Foundation Yogyakarta. Subjek di·

jujuran mutlak per u l d ihadapi dan dipe­ bagi menjadi dua kelompok. yakni kelom·

cahkan de mi te rsusunnya suatu instrumen pok e k s p e ri men dan kelompok kontrol

psikologis yang baik, sebab validitas e m­ secara acak. Desain eks perimen yang di·

pms m enjadi menurun oleh ketidakjujuran, gunakan adalah Pretest-Posttest Control

bahkan dengan jumlah pembohong (faker) Group Design. Tes S NI berikan


di sebaqar

yang r elatif ke cil Zarbe


( & Paulus da am l pretes kepada ke!ompok ekspenmen dan

Lautensichlanger & Flaherty, 19 90). Salah kelompok kontrol.

satu da ri be rbagai usaha yang telah di· Pada pengukuran posies, kelompok

laku kan untu k meng atasi masa ah l iru eoa­ eks perimen diben perlakuan berupa "slmu-

lah dengan m e nggunakan b entuk tes 1asi kondisi seleksi xaryawan". Perlakuan

forced choice (prllhan yang dipaksakan ). ini diberikan dengan menciptakan kondi si

Oengan latar belakang pentingnya pengen­ yang menyerupai kondisi seleksi sekretaris

dalian k etidakjujuran dalam kuesioner eksekutif suatu perusahaan. Subjek dimin­

ke pribadian, peneliuan ini berusaha men ja­ ta mengasu msikan bahwa mereka ingin

wab permasalahan: "Apakah ada perte­ diterima dalam pekerjaan tersebut. Ps1-

daan has ii tes ya ng be rbentuk forced choi· ko es t yang diadakan dipandang sebagai

ce ant ara individu da am l kond s i i no nnal alat untuk menyeleksi para ca on l karyawan

(jujur) dibandi ngkan dengan 1ndividudalam berdasarkan suatu kriteria sekretaris yang

kondi si i
d sto rsi mo tivasi (tidak [ujur]?" baik. Subjek dijanjik an akan menda pat

Secara o perasional, l
a at tes da am l imbalan Rp 5.000,· jika hasil tesnya masuk

bentuk forced choice yang i


d paka i da am l dalam pennqkat tiga terbaik (Cronbach,

penefitian ini seba gai i


st mulus ada ah l Sur­ 1990). Semua hal di atas ditakukan untuk

vey of fnterpersonaf Values yang oraoap­ memani pulasi motivasi subjek agar rnela­

i
tas kan k e dalam kon teks masya rakat In· kukan fake-good (berpura-pura baik) di

PSIKOLOGIKA NOl'l'IOf 2 Tahun II Januari 1997


68
Pengaruti Distors1Motivas11emaoap Tes ForcedCnoice

dalam mengerjakan tes. Ket1ga puluh tnad (90 oernyataan) tersebut

Pada pengukuran postes untuk kelom­ ditujukan untuk mengukur enam faktor nuar­
pok kontrol, subjek dimlnta menqeriakan nilai antar pribadi. yailu: Dukungan {Sup­

tes SNI dengan sejujur-jujurnya sesuai de­ port [S]), Konformitas (Conformity (CJ),

ngan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Penghormatan (Recognition (AJ). Kebe­

Postes diberikan 14 hari sesudah pretes basan (Independence (JJ), Kebaikan Hali

baik untuk kelompok kontrol maupun ke· (Benevolence [BJ), dan Kepemimpinan

lompok eksperimen. (Leadership fl]).

SIV diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dengan mendapatkan umpan


Eksperlmen 2
balik dari seorang psikolog, seorang sar­

Subjek penelitian dalam eksperimen 2 jana bahasa lnggris dan seorang sarjana

adalah 46 mahasiswa tingkat I (tahun aja­ sastra Indonesia. SJV hasil adaptasi dina­

ran 1994/1995) Fakultas Teologia Univer­ makan Skala Nilai-nilai Interpersonal (SNl).

sitas Kristen Outa Wacana Yogyakarta. Valldilas SNI ditentukan dengan (a) vali­

Desain eksperimen yang digunakan adalah ditas isl. yakni dengan melihat cakupan, re­

The Ona Group Pretest-Posttest Design. levansi. dan komprehensitas aitem-aitem

Sebelum ditenma sebagai mahasiswa Fa­ tes daJam mengukur keseluruhan domain

kultas Teofoqra. subjek diberi serangkaian aspek yang hendak diukur. Sejumlah pakar

tes untuk se!eksi masuk (pretes). di antara­ dan praktisi tes di Yogyakarta merekomen­

nya adalah SNI. Oalam kondisr seleksi dasikan bahwa SNI mempunya, aitem­

masuk ini subjek secara alami akan terdis­ aitem yang adaptif untuk dipakai dalam

torsl motivasinya dalam mengerjakan tes konteks masyarakat Indonesia dan repre­

SNI karena berharap ingin diterima di Fa­ sentatif mewal<ili domain konstruk masing­

kultas Teologia. masing faktor yang akan diungkap. serta

Pada waktu eksperimen. subjek diberi (b) validitas terkait-kriteria (criterion-related

tahu bahwa ketika menqerjakan SNI pada validity), dengan mencari korelasi anlara

saal seleksi dahulu. subjek sadar atau tidak skor res SNJ dengan skor Comrey Person­

telah memberikan jawaban yang terdistorsi ality Scales (CPS) edisi bahasa Indonesia

oleh motivasi untuk ditenma di Fakultas yang dil<enakan pada subjek yang sama.

Teologia. Oleh karena itu. subjek diminta Sebagaimana diharapkan skala-skala

lag1 mengerjakan tes SNI dengan sejujur­ tertemu dan SNt dengan CPS mempunyat

jujumya. Subjek juga d,beri tahu bahwa ha· konstruk yang sama, misalnya skala kon­

sil tes akan diper1akukan secara konfiden­ formitas (nitai untuk melakukan apa yang

sial. Semua penjelasan tersebut diberikan dipandang benar oleh lingkungan sosiat)

dengan tujuan untuk menghilangkan motif dari SNI berkorelasi positif (r=0,495;

subjek untuk berbohong. p<0,001) dengan ska1a konformitas (pe­

lnstrumen Yang digunakan pada eks­ nerimaan dan pencarian terhadap dukung­

perimen 1 dan eksperimen 2 adalah Survei an kelompok) dan CPS, skala kebaikan han

Nilai-nilai Interpersonal (SNI) yang diadopsi (nilai untuk menolong. berbagi, dan me­

dan Survey of Interpersonal Values (SIV). ngerjakan sesuatu bagi orang lain) dari SNI

SIV disuSun o!eh Leonard V. Gordon dan berkoretasr positif (r=0,350; p<0,01} de­

terdiri dari 30 kelompok pernyataan forced ngan skala empati {ciri kepribadian yang

choice, dengan tiap-tiap kelompok pernya­ ditandai oleh kesediaan untuk menolong,

taan terdiri atas tiga pernyataan (triad). mengabdikan dirt. dan melayani orang lain)

PSIKOLOGlKA Nomor2Tahun II Jnauari 1997


69
Johan Setiawan, Amitya Kumara, Dicky Hastjai}o

dari CPS. bedaan yang signifikan pada taktor Ke­

Reliabi1itas SNI ditentukan berdasarl<an baikan Hati (t=·2,54, p<0,05). Sekor ke­

pengetesan ulang dengan menggunakan baikan hati pada kelompok eksperimen

40 mahasiswa LPK Tabitha Eunike Foun­ (M=16,2619) lebih rendah dibandingkan

dation dan 37 siswa SMA Budya Wacana dengan kelompok kontrol (M=18.5250).

II Yogyakarta. Tes ulang dilakukan 14 hari

sesudah tes yang pertama. Ketujuh faktor Tabel 2

dari SN I diterriukan reliabel dengan angka Tabel NilaH Posies Kelompok

korelasi bergerak antara 0,721 untuk faktor Eksperimen dan Postes Kelompok

konlormitas dan 0.6178 untuk faktor kepe­ Kontrol pada Eksperimen 1

mimpinan.

Variabel Nila1 t p

HASIL

Dukungan -1,53 0,130


Penelitian yang dilakukan menunjukkan
Konformitas ·0,70 0,486
hasil-hasil sebagai berikut:
Penghormatan 1,72 0,089

Kebebasan -1,68 0,097

Hasil eksperimen 1 Kebaikan Hali -1,97 0,052

Kepemimpinan 4,56 0.000

Tabel 1

Tabel Nltat-t Pretes Kelompok


Uji perbedaan antara pastes kelompok
Eksperimen dan Peles kelompok
eksperimen dan posies kelompok kontrol
Kontrol pada Eksperimen 1
dilakukan dengan uji-t unluk sampel-sam­

pel independen. Has ii analisis menunjukkan

Variabel Nilai I p tidak adanya perbedaan yang srqnitikan

sekor post es kelompok ekspenmen dengan

sekor post es kelompok kontrol pada empat


Oukungan 1,34 0,185
faktor SNl (Oukungan. Konformitas, Peng·
Konformitas 0,73 0,465
hormatan, dan Kebebasan) dan adanya
Penghormatan -0,49 0,627
perbedaan yang signifikan pad a dua faktor,
Kebebasan 0,67 0,503
yailu Kebaikan Hali (t=· 1,97; p<0,06) dan
Kebaikan Hati ·2,55 0,013
Kepemimpinan (1=4,56; p<0,01). Karena
Kepemimpinan ·0,04 0.966
pada faktor Kebaikan Hati ditemukan ada­

nya perbedaan yang signifikan antara skor­

Uji perbedaan antara pretes kelompok skor pretesnya. maka dilakukan koreksi

eksperimen dan pretes kelompok kontrol secara statistik dengan anatisis kova,ian.

dilakukan dengan uji-t untuk sampel· Hasil analisis menunjukkan adanya penga­

sampel independen. Hasil analisis menun­ ruh efek utama yang signifikan (F=3,737,

jukkan tidak adanya perbedaan yang p<0.06). Sekor Kebaikan Hatt kelompok

signifikan antara sekor pretes kelompok eksperimen (M=18,4750) lebih tinggi

eksperimen dengan sekor preles kelompok dibandingkan dengan kelompok kontrol

kontrol pada lima faktor SNI (Dukungan. (M=16,6190). Sekor Kepemimpinan kelom­

Konformitas, Penghormatan, Kebebasan. pok eksperimen (M=17.7381) !ebih tinggi

dan Kepemimpinan) serta adanya per· dibandingkan dengan ke!ompok kontrol

PSlKOLOGIKA Nomor 2 Tahun II Januari 1997


70
Pengaruh Dlstorsr Motivasi terhactap Tes Forcea cnoce

(M=13,4750). DISK US I

P ada penelttren ini dilakukan oua eks­

penmen untu k menguJi etektrvitas metode


Hasil eksperimen 2
forced choice dalam mengatasi kecen­

derungan subjek untuk memberi jawaban


Tabel 3
y ang mengikuti h arapan sosial atau [a­
Tabel Nitai-t pretes dan posies
w aban yang tid ak j ujur. Dari eksperimen
ke!ompok ekspeiimen pada
pertama ditemukan adanya perbedaan
eksperimen 2
yang signifikan pada faktor Kebaikan Hau

dan Kepemimpinan, di mana s kor kelom­


Vanabel Nilai t p
pok kontrol lebih ti nggi dibandingkan de­

ngan skor kelompok eksperimen. P e rl u

Dukungan 2,87 0.006 diingar bahwa subjek dalam kelomook

Konformitas -2.73 0,009 eksperimen diberi per l a k uan s t m ula s t

Penghormatan -0,80 0,426 seleksi penerimaan sexretarts. H al lru me­

Kebebasan 4.04 0,000 nunjukkan bahwa subjel< dalam etompok


l<

Kebaikan Hatr 2.69 0,010 eksperimen berbasrl mengelabui hasil tes

Kepemrmpinan -2,08 0,044 d engan memberikan respon-respon ja­

w aban y ang menurut mereka ebih sesuai


l

dengan k arakteristik yang dfharap kan.

Uj1 perbedaan antara pretes dan posies


O alam h al ini mereka memandang bahwa

cuakukan dengan menggunakan uji-t unluk


untuk memenuhi kritena seorang sekretans

sampel-sampel berpasangan. Hasil analisrs


yang ba ik m ereka perlu menaikkan pilihan
menunjukkan adanya perbedaan yang
jawaban pada nilai Kebarkan H air dan
signrfikan antara sekor pretes dan sekor
Kepemimpinan. Dari hasil penelitian ini

postes paoa kelima faktor SN!, yakni Du­


dapa! disimpulkan b ahwa metode forced
kungan (!=2.87; p<0,01), Konformitas (t=-
cnoce dari Surver Nirai-nrtar Interpersonal

2,73: p<0,01 ). Kebebasan (1=4,04: p<0,01),


cukup rentan terhadap kecenderungan ja­
Kebaikan Hati (1=0,010; p=0,01), dan
w aban yang m engikuti harapan sosra! atau

xepermmptnan (t=-2,08; p=0,05) dan tidak


ketidakjujuran pada aspek-aspek yang
adanya perbedaan yang signifikan pada
dipersepsi akan menaikkan posisi basil te s
faktor Penghormatan. Sekor Dukungan pa­
responden.
da pretes (M=12,9783) lebm rendah diban­
P ada eksperimen 2 bahkan ditemukan
d m gkan dengan postes (M=14.8043).
data empiris yang !ebih tajam tag1 dalam
Sekor Konformitas pada pretes (M =
menunjukkan f enomena ketrdakjujuran

20,6522) lebih tinggi dibandingkan dengan


terhadap metode forced choice Cu kup
posies (M=18,8696). Sekor Kebebasan
mengejutkan m endapati kenyataan ba hwa
pada pretes { M=l 3,043 5) letnh rendah di­
perbedaan yang signifikan ditemukan pada
bandingkan dengan posies (M==15,4783).
semua f ak1or selain Penghormatan. Hanya

Sekor Kebaikan Hati pada pretes ( M =


saj a disayangkan untuk studt 2 ini tid ak me­
19 .6522) lebih rendah dibandingkan de­
mu ngkinkan adanya kelompok kontrol se­
ngan postes ( M=21,3043). S ekor Kepe­
hi ngga tid ak dapat menggunakan desarn
mim pinan pada pretes (M=14,9130) ebih
l
eksperimental murni.
trn ggi dibandingkan dengan posies (M =
A da beberapa penjelasan yang dapat

13.7609) drbenkan t erhadapfenomena ni


i Pertama,

PSIKOLOGIKA Nomor 2 Tahl.11'111 Jnauan 1997


71
Johan Setiawan. Amity a Kumara. Dicky Hastjarjo

strmutasr untuk melakuKan ketidakjujuran grafik subjek pada eksperimen 2 (mahasis­

dalam eksperimen 2 jauh lebih besar dari­ wa teologia) jauh lebih heterogen dari pada

pada ekspenrnen 1 . Jika dalam eksperimen subjek eksperimen 1 {mahasiswa LPK).

1 (kondisi buatan) subjek tidak melakukan Subjek pada eksperimen 2 memiliki per­

ketidakjujuran sebaik-baiknya secara kon­ bandingan pria-wanita yang relatif seim­

sisten la tidak akan kehilangan apa-apa; bang serta berasal dari suku dan daerah

sedangkan jika seseorang gagal pada yang sangat beragam; sedangkan pada

eksperimen 2 (kondisi sebenamya} ia akan subjek pada eksperimen 1 hamprr semua

kehilangan kesempatan untuk diterima terdiri dari wanita. dan berasal dari Yogya­

menjadi mahasiswa dari fakultas yang di­ karta dan sekitamya. Perbedaan komposisi

inginkannya. Sejalan dengan pemikiran ini, yang sangat mencolok ini tentu saja mem­

Cronbach (1990) menyatakan bahwa pengaruhi respon jawaban mereka sebagai

usaha dan produktivitas untuk memberi kelompok. Kelompok subjek yang homo­

jawaban yang tidak jujur tergantung pada gen dapat mengarah pada respon jawaban

imbalan yang diperoleh sebagai hasil dari yang memusat dan ketompok subjek yang

usaha yang dilakukan. lmbalan yang pa­ heterogen berakibat respon jawabannya

ling langsung untuk suatu hasil tes yang menyebar (faktor yang menjadi sasaran

baik adalah diterimanya responden dalam berbeda-beda).

suatu pekerjaan atau tugas yang diing1n­ Jika penjelasan-penjelasan di alas

kan. akurat. maka usaha untuk membandingkan

Kedua. bagi subjek penelitian sasaran antara kondisi ketidakjujuran yang artifisial

faking eKspenmen 1 lebih jelas daripada dan yang natural, dengan lebm banyak me­

sasaran faking eksperimen 2. Jauh lebih ngontrot kesetaraaan kedua eksperimen

mudah bag1 seorang mahasiswa pendi­ semaksimal mungkin, akan memberikan

diKan kesekretariatan untuk memperkira­ penilaian yang leblh tepat. Hal-hal yang per­

kan karakteristik sekretaris yang baik di­ lu dikontrol dan diusahakan keseta-raannya

bandingkan dengan seorang lulusan SLTA semaksimal mungkin arrtara lain adalah:

untuk memperkirakan karakteristik calon insentif yang menstimulasi dilakukannya

mahasiswa teologi yang baik. Logika irn faking, taraf kejelasan subjek terhadap

diduKung juga oleh terkonsentrasinya faktor sasaran faking dan kondisi demograftk

yang menjadi sasaran ketidakjujuran (ha­ subjek-subjek penelltian. Dari rancangan

nya dua) pada eksperimen 1 , yang secara dan materi eksperimen ini ternyata di­

implisit menunjukkan bahwa kebanyakan peroleh hasi1 yang bertentangan dengan

subjek memiliki pemahaman yang selaras hipotesis yang menduga bahwa tidak ada

mengenai karakteristlk apa yang perlu perbedaan hasil tes "Survei Nilai-nilai ln­

disesuaikan. Jika asumsi ini benar. maka terpersonal" pada individu dalam kondtsr

secara tidak langsung hal ini mendukung konseling (jujur) dan kondisi seleksi karya­

kesimpulan Kluger. Reilly, & Russell (1991) wan (tidak jujur). Dengan demikian metode

tentang adanya )Ob-specific bias, yaitu bias forced choice yang diharapkan mengatasi

yang diakibatkan oleh informasi yang dimi­ atau paling tidak mengurangi ketidakjujuran

liki tentang suatu pekertaan tertentu. ternyata diketanui tldak efektil. Suatu in­

Ketiga, banyaknya faktor yang terxon­ ventori lain yang disusun berdasarkan me­

taminasi jawaban-Jawaban yang tidak jujur tode forced choice dengan dua pilihan,

pada eksperimen 2 drbandingkan dengan yaitu Edwards Personal Preference Sched­

eksperimem 1 adalah karena secara demo- ule (EPPS), juga menunjukkan kerentanan

PSIKOLOGIKA Nomot 2 Tahun II Januari 1997


72
Pengarun Otstorsr Mot1vas1 terhadap Tes Forced CIIOJCe

terhadap laking (Kirchner dalam Guion, kontrol, terdiri dari kelompok usia remaja

1965; Kirchner, Dunnette, & Mousleyda!am akhir dan dewasa awal dengan tingkat

Guion, 1965). pendidikan sekolah kejuruan serta baru

Guion {1965) menyatakan bahwa ke­ lulus dari SLTA. Adalah mungkin jika subjek

suksesan dari metode forced choice ter­ yang d i gunakan diamb i l dan k elompok

gantung pada kesetaraan nilai social de­ popufasr yang berbeda akan menghasilkan

sirability {harapan sosral) dan masmq­ perbedaan dalam mtensttas dan pola ke­

masing aitem yang akan saling dipasang­ cenderungan ket1dakjujuran dari yang di­

kan. Dalam konstruksi tes aslinya, usaha tunjukkan oleh hastl penelitian mi.

menyetarakan aitem-aitem dalam setiap Kedua, kelompok-kelompok yang di­

triad berdasarkan tingkat preferensinya perbandingkan dalam penelitian ini tidak

bagi berbagai kelompok sampel. Aitem­ cukup setara dalam variabel-variabel de­

aitem maupun triad-triad yang tersusun ini mografis dan kondisi eksperimantalnya. Hal

telah tiga kali direvisi. Suatu triad baru dr­ rni memungkinkan trmbutnya tanggapan

pertahankan jika telah dapat menunjukkan yang berbeda-beda terhadap tugas-tugas

daya diskrirnmasi bagi semua kelompok dan perlakuan-perlakuan dalam ekspe­

sampel (Gordon, 1976). Meskrpun demi­ rimen sehmqqa pembandinQan-PElmban­

kian SIV yang asf masih terbuka bag1 l<e­ dmqan yang dilakukan jadi terbatas.

mungkinan ketrdaklujuran Suatu studr Ketiga, generalisasi dan hasil yang di­

koretasional antara Survey of Interpersonal peroleh dalam pene!itian ini terbatas pada

Values dan Marlowe-Crowne Social Desir­ kelompok-kelompok subjek yang analog

ability Scale menunjukkan adanya korelasi dengan subjek penelitian, dan pada metode

yang positif dengan faktor Kebaikan Hali forced choice dan instrumer. yang analog

serta Kontomutas dan adanya korelasi dengan instrumen penelitian. •

yang negatil dengan faktor Dukungan dan

Kebebasan. Hal ini menunjukkan bahwa


DAFTAR PUSTA KA
dua faktor dalam SIV merupakan hal-hal

yang secara umum dikehendaki orang se­


Aiken, L .R 1 988 . Psychological Testing
bagai sesuatu yang baik, dan dua taktor
and Assessment. Mass ac hu s setts ·
yang lain merupakan hal-hal yang dihindari
Allyn and Bacon, Inc.
secara soser. Kerentanan SIV terhadap ke­

ti d ak juj uran menjadr bertambah ketika


Anastasi, A. 1966. Psychological Testing.
instrumen irn dipakai da!am konteks ma­
Sth Ed ition. New York: MacMillan Pub­

syarakat dari kebudayaan berbeda, karena


lishing Company.

perbedaan kebudayaan dapat mengakibat­

kan perbedaan tingkat preferensi lerhadap


Azwar. S. 1992. Reliabilitas dan Validitas.

masing-masing aitem. Yogyakarta: Sigma Alpha.

--. 1967. Tes Prestasi: Fungsi dan Pe­

PENUTUP ngembangan Pengukuran Prestasi

Be/ajar. Yogyakarta: Liberty.


Hasil-hasil penelltian yang dilaporkan

di srm mempunyar beberapa keterbatasan


Bagby, R.M. Gil l is . J.R., Toner. B.B .. dan

yang perlu dicatat. Per1ama. semua kelom­


Goldberg, J. 1991. Detecting Fake
pok subjek dalam kedua studi ini. baik
Good and Fake Bad Responding on

kelompok eksperimen maupun kelompok


The Millon Clinical Multiaxial Inventory

PSIKOLOGIKA Nomor 2Tahun II Jnauari 1997


73
Johan Setiawan, Amitya Kumara, Dicky Hasl}arjo

- JI. Journal of Consulting and Clinical logy, 56 (4). 458 -582.

Psychology, 3 (3), 496-498.


Gordon, L.V. 1976. Survey of Interpersonal

Campbell, D.T. & Stanley, J.C. 1966 Ex­ Values. United States of America: Sci­

penmental And Quasi-Experimental ence Research Associates. Inc.

Designs for Research. Chicago: Rand


--. 1976. Survey of Interpersonal Va­
Mc Nally and Co.
lues: Revised Manual. United States of

Cattell, R.B. , E be r , H.W. dan Tatsuoka, America: Science Research Associ­

M.M . 1992. Handbook for The Sixteen ates, Inc.

Personality Factor Ouestionaire


Guion, R.M. 1965. Personality Testing.
{16PF). Champaign. Illinois: Institute for
New York: McGraw Hill.
Personality and Ability Testing.

Hadi, S, 1990. StatistJk Ji/id Ill. Cetakan


Comrey, AL. 1987. Revised Manual and
V. Yogyakarta: Andi Ottset.
Handbook for the Comrey Personality

SCa!es. San Diego, California: Educa­


Holden, R.R. & Kroner, D.G. 1992. Rela­
tional and Industrial Testing Service
tive Efficacy of Differential Response
(Edits).
Latencies for Detecting Faking on A

Self Report Measure of Psychopatho­


--. 1987. Edits Manual for The Comrey
logy. Psychological Assessment, 4 (2),
Personality Scales. San Diego, Cali­
170-173.
fornia· Educational and Industrial Test­

ing Service (Edits).


Kerlinger, F.N. 1986. Foundation of Be­

hav,ora/ Research, 3rd Edition. United


--. 1970. Comrey Personality Scales
States of America: Holt. Rinehart and
Form A. San Diego. California: Edu­
Winston.
cational and Industrial Testing Service

(Edits).
Kluger, A.N., Reilly, R.R. & Russell. C.J.

1991. Faking Biodata Tests· Are Op­


Cook, TD., & Campbell, D.T. 1979. Quasi
tion Keyed Instruments More Resis­
Experimentation, Design and Analysis
tant. Journal of Applied Psychology. 76
Issue for Field Settings. United States
(6). 889- 896.
of America: Houghton Mifflrn Company.

Lautenschlanger, G.J .. & Flaherty, V.L.


Cronbach, L.J. 1990. Essentials of Psycho­
1990. Computer Administration of
log,ca/ Testing. Edisi V. United States
Questions: More Desirable or More
of Amenca: Harper and Row Publisher.
Social Desirability? Journal of Applied

Edwards, A.L. 1959. Edwards Personality Psychology, 75 ( 3 ) . 310-314.

Preference Schedule. New York: The


Loftus, G.R., & Loftus, E.F. 1982. Essence
Psychological Co.
of Statistics. Monterey, California:

Faust. D., Hart, K., & Guilmette, T.J. 1988. Brooks/Cole Pu�ishing Co.

Pediatric Malingenng: The Capacity of


Nunnaly, J.C. 1981. Psychometric Theory,
Children to Fake Believable Deficits
2nd Edition. New Delhi: Tata Mc Graw
on Neuropsychologicat Testing. Jour­
Hill Co.
nal of Consulting and Clinical Psycho-

PSIKOLOGIKA Nomor 2 Tahun II Januari 1997


74
Pengaruh Distorsi Mouvesr terhadap Tes Forced Choice

Norvick. R.M. 1986. Standaras for Eau­ Waiters. G.D. White, T.W. dan Greene, A.L.

cationaf and Psychological Testing. 1988. Use of the MMPI to Identify

Washington. D.C.: American Educa­ Malingering and Exaggeration ol Psy­

llonal Research Association, National chiatric Symptomatology in Male Prison

Council on Measurement in Education. inmates. Journal of Consulting and

Clinical Psychology, 56. (1), 1 1 1 - 1 1 7 .


Oakland, T. 1995. 44-Country Survey

Shows International Test Use Patterns. Widyaningsih, Y. 1995. Perbandingan Nila1-

Psychology International, 6 (1 ), 6. nllar Antar Pribadi Pada Mahasiswa

yang Mengambi1 Drsoun llmu Eksakta


Paryono, P. 1994. Mengolah Data Stansnk
dan Non Eksakta. Laporan Penelitian.
dengan SPSS/PC + Edist !. Yogya­
Yogyakarta: Kantor Koordinasi Pergu­
karta: Andi Ottset.
ruan T1ngg1 Swasta Wilayah V Yogya­

karta Departemen Pendidikan dan


Schretlen, 0., Wilkins. S.S., Van Corp.
Kebudayaan.
W.G .. & Bobholz, J.H. 1992. Cross

Validation of a Psychological Test Bat­


'
Wirawan, Y. G. 1 9 9 1 . Adopsi dan Adaptasi
tery to Detect Faked Insanity. Psy­
Tes. Jurnal Pendidikan, No.3. Th xxr.
chological Assessment, 4 (i). 77-83.
122-125.

Swap. W.C., & Rubin. J.Z. 1983. Measure­

ment of Interpersonal Orientation.

Journal of Personality and Social

Psychology, 44 (1), 208·219.

* * *

PSIKOLOGIKA Nomo1 2 Tahun II Jnauari 1997


75

Anda mungkin juga menyukai