KELOMPOK:
1. ANISAH DIYA A
2. FANI OKTAVIANI
3. LARAS GUMILANG
4. RIZNA RENWARIN
A. Latar Belakang
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya,
pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda
bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar
dapat mengurangi kewaspadaan orang tua. sehingga mungkin saja diare akan
membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF
memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare
Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar
jika digabung. Sayang, di beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita
mendapatkan penanganan serius.
Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460
balita setiap harinya akibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi,
di mana kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun.
Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan
perawatan pertama saat anak terkena diare.
Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare 182 kasus yang
diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun kecamatan yang terkena banjir
sebanyak 36 kecamatan, 164 desa, 29.950 Kepala Keluarga atau 60.950 Jiwa.
(yankesriau.wordpress.com).
Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan alasan
untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata
ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri
yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan,
reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu
pula sejumlah penyakit tertentu. (lovenhealth.blogspot.com).
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
3. Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare
4. Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare
5. Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare
6. Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia,
T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit
ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
Hipertermi DIARE
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.
7. Komplikasi
Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
Renjatan hipovolemik.
Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
Hipoglikemia.
Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik
(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada
setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat dehidrasi ringan, sedang,
berat dapat dinilai dengan Skor Mourice King.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan Skor
Maurice King, sebagai berikut :
Keterangan:
Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
Nilai 7-12: dehidrasi berat
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan dengan
pengumpulan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada. (Hidayat, 2004 : 98)
Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :
a. Identitas Klien
1) Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
nomor medical record.
2) Identitas klien
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan
gaya hidup.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Bab cair lebih dari 3x.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan BAB cair berkali-
kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau
darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun,
suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi
parasit), alergi makanan, dll.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : klien lemah, lesu, gelisah, kesadaran turun
2) Pengukuran tanda vital meliputi : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dan suhu
tubuh.
3) Keadaan sistem tubuh
a. Mata : cekung, kering, sangat cekung
b. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan tidak bisa minum
c. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
d. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
e. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
f. Sistem perkemihan : oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam).
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan skunder terhadap diare.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare / output
berlebih dan intake yang kurang.
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder
terhadap diare
4) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.
Intervensi :
a. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit
b. Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran
tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
c. Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt.
d. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
e. Kolaborasi :
1. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal
ginjal (kompensasi).
2. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
3. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
seimbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare/output
berlebih dan tidak adekuatnya intake.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam di RS kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan meningkat
- BB meningkat atau normal sesuai umur
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,
berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
- terapi gizi : Diet TKTP rendah serat
- obat-obatan atau vitamin
R/ Mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak
sekunder dari diare
Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
- Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio laesa)
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
2) Berikan kompres hangat
R/ Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas
tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN KELUARGA
I. KASUS
An. A dibawa ke UGD Rumah sakit, umur 12 bulan. Saat pengkajian, ibu klien
mengatakan anaknya BAB sebanyak 8 kali, konsistensi cair, berlendir, muntah, dan tidak
nafsu makan, muntah, ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan, porsi makan
bersisa, dan ibu klien mengatakan setelah sakit anaknya sering terbangun saat malam
mukosa bibir kering, anak tampak lemah, bibir kering, bising usus meningkat dan turgor
elastic menurun.
II. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 30 september 2020
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.R
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMA
4. Usia : 30 tahun
5. Alamat : Jl.Swadaya Raya RT.03/005 No.100 Duren Sawit
Jakarta Timur
6. Komposisi Keluarga :
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
= Meninggal
= Kepala Keluarga
7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. R merupakan keluarga nuclear terdiri dari Tn.R (30 th), Ny. S (27
th), An. A (1 th)
8. Suku Bangsa
Suku keluarga Tn. R adalah Suku Jawa, Tn. R mengatakan tidak ada kebiasaan
adat dalam keluarga yang berpengaruh terhadap kesehatan. Bahasa yang
digunakan dalam rumah Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan tetangga-tetangga atau lingkungan sekitar adalah Bahasa
Indonesia.
9. Agama
Semua keluarga dari Tn. R dan Ny.S menganut agama Islam dan tidak ada
keyakinan lain yang berdampak buruk pada kesehatan keluarga Tn. R
C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Kondisi rumah Tn. R beratap seng, berdinding tembok, lantai keramik dalam
keadaan bersih, dan barang tertatah rapih. Ventilasi: cukup, keluarga Tn. R
memiliki 4 ventilasi di rumah. 1 ventilasi di pintu ruang tamu 1 ventilasi lagi di
pintu teras,1 ventilasi dikamar tidur , Pencahayaan rumah: baik pencahayaan
rumah baik, terdapat 3 jendela diruang tamu, 2 jendela di ruang keluarga, dan di
setiap kamar memiliki 2 jendela.
Saluran buang limbah, baik karena air cucian digunakan untuk menyiram halaman
dan tanaman yang ada di sekitar rumah. Tn. R menggunakan sumber air bersih
yang berasal dari PAM. Jamban memenuhi syarat: ya: jamban yang digunakan
keluarga adalah leher angsa. Tempat pembuangan sampah keluarga, Tn. R tidak
memiliki bak penampung sampah. Sampah-sampah yang ada di halaman di
kumpul menjadi satu dan kemudian langsung di bakar.
Ratio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang: ya, lebar
rumah 8 m2, panjang rumah 10 m2. Kamar tidur berukuran 3x3 m2, ruang tamu
berukuran 3x3 m2, kamar mandi berukuran 2x3 m2, dan dapur berukuran 3x3 m2.
Denah rumah :
2. Karakteristik lingkungan sekitar :
Tn. R tinggal di daerah Jl.Swadaya Raya RT.03/005 No.100 Duren Sawit Jakarta
Timur hanya terdapat 40 rumah saja, di depan rumah terdapat jalanan aktif yang
ramai dilewati pengendara dari pagi hingga malam, tetangga dan orang sekitar
adalah penduduk asli dan ada yang pendatang juga, sedangkan keluarga adalah
pendatang. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar cukup bersih dengan saluran
air yang lancar (tidak tersumbat) disetiap rumah memiliki tempat sampah
didepannya sehingga membuat keadaan perumahan bersih dan terlihat rapih.
Fasilitas pelayanan social & kesehatan yang ada di dekat tempat tinggal Tn. R ada
puskesmas Duren Sawit , kantor kecamatan Duren Sawit , banyaknya market
menjual kebutuhan sehari-hari
3. Tn. R Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga termasuk keluarga yang aktif dalam kegiatan di rumahnya.
4. Pelayanan social dan kesehatan
Ny. S memanfaatkan fasilitas kesehatan di sekitar rumahnya dengan baik, walau
terkadang jika sakit yang ringan hanya dirawat dirumah dengan obat-obatan
apotek.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Tedapat hubungan harmonis karena setiap permasalahan didiskusikan dengan
baik oleh anggota keluarga, komunikasi antar anggota sangat terbuka.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. R sangat saling menghormati dan menyayangi serta perduli terhadap
siapa saja yang sedang sakit ataupun membutuhkan bantuan.
2. Fungsi social
Tn. R selalu bekerja , sedangkan Ny. S sering belanja sayur yang lewat depan
rumah dan berinteraksi, Ny. S sekarang sangat merawat An.A yang sedang sakit
diare
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S kurang cukup pengetahuan tentang penyakit diare .
G. Pemeriksaan Fisik
No Aspek Anggota Keluarga
Pemeriksaan Tn. R Ny. S An.A
1. Tensi 120/80 MmHg 130/80 MmHg 90/60 MmHg
(MmHg)
Gula darah 115mg/dl 115mg/dl -
puasa
Gula darah 105 mg/dl 105 mg/dl -
sewaktu
2. TB dan BB 175cm – 74 kg 155cm – 65 kg 70cm – 9 kg
3. Nadi 90x/menit 80x/menit 100x/menit
(X/menit)
4. Suhu 36.4ºC 36 ºC 37,5 ºC
5. Rambut & Distribusi Distribusi Distribusi
Kulit Kepala rambut merata, rambut merata,
rambut merata,
warna hitam warna hitam,
warna hitam sedikit putih, rambut lurus
rambut lurus tidak rontok,
dan putih, tidak
tidak rontok, bersih
rontok, bersih bersih
habis
Kemungkinan
masalah untuk 2 2 2 2/2 X 2 = 2 Ditinjau dari pendidikan
diubah : keluarga Tn. R dapat
Mudah atau mudah memahami
penjelasan dari
perawat, sumber
ekonomi yang cukup
dan terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan
(RS dan puskesmas)
Potensi
masalah untuk 2 3 1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi.
dicegah :
Cukup
3. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30 Respon Cara perawatan pasien 1. Diskusikan dan
menit diharpakan kognitif diare : jelaskan untuk
keluarga mampu Memperhatikan pengambilan
merawat pasien diare kosistensi BAB yang keputusan yang tepat
keluar dan masuk untuk merawat
Meberikan air pasien diare
putih untuk 2. Kaji konsistensi BAB
mengganti cairan dan frekuensi BAB
yang sudah pasien
keluarpada pasien 3. Berikan reinforcent
Memperhatikan untuk respon yang
frekuensi BAB pasien tepat
4. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30 Respon Keluarga dapat Ajarkan cara obat oralit
menit keluarga pasien kognitif mendemonstrasikan dan Berikan kesempatan
dapat menyiapkan oralit pada keluarga untuk
mendemonstrasikan mencoba cara
menyiapkan oralit menyiapkan oralit
5. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30
menit keluarga Respon Fungsi fasilitas 1. Diskusikan dan
mampu kognitif kesehatan adalah jelaskan fungsi
memanfaatkan untuk mengontrol dan fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan mengobati masalah 2. Beri kesempatan
kesehatan keluarga untuk
bertanya
3. Beri reinforcement
positif untuk kespon
yang tepat
2 Defisit Nutrisi Setelah Setelah dilakukan Respon - Defisit nutrisi 1. Berikan penkes
dilakukan tindakan keperawatan verbal merupakan tentang defisit
tindakan selama selama 3x30 menit, keadaan tidak nutrisi
3x30 menit keluarga mampu cukupnya asupan 2. Beri kesempatan
status nutrisi An. mengenal masalah protein dan kalori pada keluarga
A seimbang tentang defisit nutrisi yang dibutuhkan untuk bertanya
pada An. A dengan tubuh 3. Beri pujian dan
kriteria : - Pemilihan makanan jawaban yang
- Pemasukan nutrisi yang diperlukan disampaikan oleh
- Pemasukan cairan untuk pertumbuhan keluarga
- Peningkatan BB dan perkembangan
seperti protein,
karbohidrat, lemak
dan air
Keluarga dapat Respon Keluarga mampu 1. Diskusikan dan
mengambil keputusan verbal mengambil keputusan jelaskan untuk
yang tepat untuk yang tepat untuk pengambilan
merawat pasien defisit merawat pasien An. A keputusan yang tepat
nutrisi An. A untuk merawat
pasien diare
2. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya
3. Berikan
reinforcement untuk
respon yang tepat
TUK 2 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan Keluarga pasien mengatakan An. A
untuk pengambilan BAB 8 kali
keputusan yang tepat O:
untuk merawat pasien - Keluarga tampak
diare memperhatikan perawat yang
2. Berikan kesempatan sedang menjelaskan
keluarga untuk bertanya - keluarga mengerti tentang
3. Berikan reinforcent untuk cara merawat pasien yang
respon yang tepat sedang mengalami diare
A:
Keluarga An. A mampu mengikuti
penkes yang telah disampaikan
perawat
P : lanjut TUK 3
TUK 3 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga mengatakan akan
untuk pengambilan merawat pasien dengan cara
keputusan yang tepat untuk memperhatikan cairan yang
merawat pasien diare keluar dan masuk
2. Kaji konsistensi BAB dan - Keluarga mengatakan
frekuensi BAB pasien frekuensi BAB sudah sedikit
3. Berikan reinforcent untuk berkurang menjadi 6 kali
respon yang tepat O:
- keluarga mengerti tentang
cara merawat pasien yang
sedang mengalami diare
- Keluarga tampak sedang
mendampingi pasien di RS
A:
Keluarga akan mengikuti saran dari
perawat
P :Lanjut TUK 4
TUK 4 : S:
Ajarkan cara obat oralit dan - Keluarga mengatakan belum
Berikan kesempatan pada mengetahui cara memberikan
keluarga untuk mencoba cara obat oral kepada pasien
menyiapkan oralit -
O:
Keluarga memperhatikan perawat
cara meberikan obat kepada
pasien
A:
Keluarga akan mengikuti cara
memberikan obat oral pada pasien
yang telah diberikan oleh perawat
P : lanjut TUK 5
TUK 5 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga An. A fungsi fasilitas
fungsi fasilitas kesehatan kesehatan yaitu untuk berobat
2. Beri kesempatan keluarga - Keluarga an. A menyebutkan
untuk bertanya sarana kesehatan adalah
3. Beri reinforcement positif Rumah sakit, klinik, puskesmas
untuk kespon yang tepat O:
Keluarga An. A mengunjungi
fasilitas kesehatan dengan
membawa kartu
A:
- Keluarga dapat menggunakan
fasilitas kesehatan dengan baik
- Keluarga An. A dapat
menyebutkan sarana kesehatan
P : TUK 5 Tercapai
2. Defisit Nutrisi Tanggal 4 september 2020 jam S:
10.00 – 10.45 - Keluarga mengatakan pasien lemas
karena terjadinya diare
TUK 1 : - Defisit nutrisi merupakan keadaan
1. Berikan penkes tentang tidak cukupnya asupan protein dan
defisit nutrisi kalori yang dibutuhkan tubuh
2. Beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya O:
3. Beri pujian dan jawaban - keluarga pasien mengikuti penkes
yang disampaikan oleh yang diberikan perawat mengenai
keluarga defisit nutrisi
- pasien An. A tampak lemah dan
pucat
A:
Keluarga mengenal dan menyebutkan
pengertian dari defisit nutrisi
pemenuhan nutrisi pasien
P : lanjut TUK 2
TUK 2 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga An. A mengatakan
untuk pengambilan akibat diare pasien belum mau
keputusan yang tepat untuk makanan dan minum air putih
merawat pasien diare yang banyak
2. Berikan kesempatan - Keluarga mengatakan An. A
keluarga untuk bertanya hanya ingin minum ASI saja
3. Berikan reinforcement untuk - Keluarga pasien mengatakan
respon yang tepat akan meberikan nutrisi yang
sudah di anjurkan oleh perawat
O:
Keluarga tampak memperhatikan
yang dijelaskan perawat mengenai
kebutuhan nutrisi
A:
Keluarga mengikuti penyuluhan
yang diberikan perawat dari awal
sampai akhir
P : lanjut TUK 3
TUK 3 : S:
Jelaskan kepada orang tua - Keluarga pasien mengatakan
tentang pilihan makanan yang sudah mau makan sedikit-demi
diperlukan oleh anak sedikit
O:
Keluarga mampu memahami
bagaimana cara pemberian nutrisi
yg adekuat untuk pasien
A:
Keluarga mampu mengulang dan
memahami pilihan makanan yang
dijelaskan perawat (seperti sayu-
mayur, buah-buahan dsb)
P : lanjut TUK 4
TUK 4 : S:
1. Jelaskan pada orang tua - Keluarga sudah memahami
pasien tentang pemberian makanan apa saja yang
protein vitamin c dengan diberikan oleh pasien untuk
tepat memenuhi kebutuhan
2. Anjurkan keluarga untuk nutrisinya
meningkatkan BB anak yang - Keluaraga akan memberikan
tepat makanan yang mengandung
vitamin C
O:
keluarga tampak memperhatikan
pasien ketika diberikan makanan
A:
Keluarga mampu memgetahui
makanan yang sesuai anjuran
perawat dan yang mengandung
vitamin C
P : lanjut TUK 5
P : TUK tercapai