Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK DIARE

KELOMPOK:

1. ANISAH DIYA A
2. FANI OKTAVIANI
3. LARAS GUMILANG
4. RIZNA RENWARIN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang

Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang
masih banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang
banyak menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita).
Karenanya, kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan
harus dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare. Misalnya,
pada sebagian kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap sebagai pertanda
bahwa anak akan bertumbuh atau berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak sadar
dapat mengurangi kewaspadaan orang tua.  sehingga mungkin saja diare akan
membahayakan anak. (anaksehat.blogdrive.com).
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health
Organization (WHO) pada 2009, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada
balita di dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala umur. Data UNICEF
memberitakan bahwa 1,5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare

Angka tersebut bahkan masih lebih besar dari korban AIDS, malaria, dan cacar
jika digabung. Sayang, di beberapa negara berkembang, hanya 39 persen penderita
mendapatkan penanganan serius.

Di Indonesia sendiri, sekira 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekira 460
balita setiap harinya akibat diare. Daerah Jawa Barat merupakan salah satu yang tertinggi,
di mana kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun.
Umumnya, kematian disebabkan dehidrasi karena keterlambatan orangtua memberikan
perawatan pertama saat anak terkena diare.

Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan. Perubahan iklim,


kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan makanan merupakan
faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food, Fly ,
Feces,  dan Finger.
Oleh karena itu, upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus
rantai penularan tersebut. Sesuai data UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu
pemicu diare baru, yaitu bakteri Clostridium difficile yang dapat menyebabkan infeksi
mematikan di saluran pencernaan. Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat
yang hinggap di makanan. (lifestyle.okezone.com).
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih
tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita
setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia, diare
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5
bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6 – 2
kali per tahun
Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23
per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006
sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di
wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya
menyebabkan kematian. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air
bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. (piogama.ugm.ac.id)

Sedangkan di Provinsi Riau Pada 27 maret 2008 tercatat Diare 182 kasus yang
diakibatkan adanya banjir di Provinsi Riau. Adapun kecamatan yang terkena banjir
sebanyak 36 kecamatan, 164 desa, 29.950 Kepala Keluarga atau 60.950 Jiwa.
(yankesriau.wordpress.com).

Sepintas diare terdengar sepele dan sangat umum terjadi. Namun, ini bukan alasan
untuk mengabaikannya, dehidrasi pada penderita diare bisa membahayakan dan ternyata
ada beberapa jenis yang menular.Diare kebanyakan disebabkan oleh Virus atau bakteri
yang masuk ke makanan atau minuman, makanan berbumbu tajam, alergi makanan,
reaksi obat, alkohol dan bahkan perubahan emosi juga dapat menyebabkan diare, begitu
pula sejumlah penyakit tertentu. (lovenhealth.blogspot.com).

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum

  Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada anak dengan diare

   Tujuan Khusus

      1.      Untuk mengetahui tinjauan teoritis diare

      2.      Untuk mengetahui Pengkajian pada anak dengan diare

      3.      Untuk mengetahui Diagnosa keperawatan pada anak dengan diare

      4.      Untuk mengetahui Intervensi keperawatan pada anak dengan diare

      5.      Untuk mengetahui Implementasi keperawatan pada anak dengan diare

      6.      Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada anak dengan diare
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah
cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal
yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1992) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih
dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat
bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2002).

2. Anatomi dan Fisiologi


1) Anatomi sistem pencernaan
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian :
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang antara gusi, bibir dan pipi.
2) Rongga mulut/bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandi bilaris disebelah belakang bersambung
dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan didepan ruas tulang belakang.
c. Esofagus (kerongkongan)
Panjangnya ± 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak dibawah
lambung. Esofagus terletak dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah
melalui thorak menembus diafragma masuk kedalam abdomen ke lambung.
d. Gaster (lambung)
Merupakan bagian dari saluran pencernaan yang dapat mengembang paling
banyak terutama didaerah epigaster. Bagian-bagian lambung, yaitu :
1) Fundus ventrikularis, bagian yang menonjol keatas terletak disebelah kiri osteum
kardium biasanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal membentuk spinkter
pilorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri dari osteum kordi samapi
pilorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor terbentang dari sisi kiri osteum
kardium melalui fundus kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal
pada pilorus dan berakhir pada sekum panjangnya ± 6cm, merupakan saluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan makanan.
Usus halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk sepatu kuda
melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan
duodenum terdapat selaput lendir yang nambulir disebut papila vateri.
2) Yeyunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di antara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia
dewasa panjangnya ± 2-3 meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia panjangnya sekitar ± 4-5 m dan terletak setelah
duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
f. Usus besar/interdinum mayor
Panjangnya ± 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya menyerap air dari makanan,
tempat tinggal bakteri koli, tempat feces. Usus besar terdiri atas 8 bagian:
1) Sekum.
2) Kolon asenden.
Terletak diabdomen sebelah kanan, membujur keatas dari ileum sampai kehati,
panjangnya ± 13 cm.
3) Appendiks (usus buntu)
Sering disebut umbai cacing dengan panjang ± 6 cm.
4) Kolon transversum.
Membujur dari kolon asenden sampai ke kolon desenden dengan panjang ± 28
cm.
5) Kolon desenden.
Terletak dirongga abdomen disebelah kiri membujur dari anus ke bawah dengan
panjangnya ± 25 cm.
6) Kolon sigmoid.
Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang membentuk huruf "S" ujung
bawah berhubungan dengan rektum.
7) Rektum.
Terletak dibawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan
anus.
8) Anus.
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan
dunia luar.
Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pencernaan

2) Fisiologi sistem pencernaan


Usus halus mempunyai dua fungsi utama, yaitu : pencernaan dan absorpsi bahan
nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin,
asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan di dalam
duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Adanya
bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan memberikan pH
optimal untuk kerja enzim-enzim. Sekresi empedu dari hati membantu proses
pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas
bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu
segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon
(Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang
dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan
peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang
sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung (Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak dan
protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asa-asam amino) melalui dinding usus
ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu air,
elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi. Absoprpsi berbagai zat berlangsung dengan
mekanisme transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang dimengerti (Price & Wilson,
1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses
akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi air dan
elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid
berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi
sampai defekasi berlangsung (Preice & Wilson, 1994). Kolon mengabsorpsi air,
natrium, khlorida, dan asam lemak rantai pendek serta mengeluarkan kalium dan
bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan
mencegah terjadinya dehidrasi. (Schwartz, 2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari kolon kanan dan
meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang paling umum,
mengisolasi segmen pendek dari kolon, kontraksai ini menurun oleh antikolinergik,
meningkat oleh makanan dan kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang
umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5-1,0 cm/detik, tekanan
100-200 mmHg, tiga sampai empat kali sehari, terjadi dengan defekasi. (Schwartz,
2000)
Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi
intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hidrogen, metan. Bakteri membentuk
hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang tidak tercerna. Normalnya 600
ml/hari. (Schwartz, 2000)

3. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia,
T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
bisa terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
 Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
 Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi
tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
4. Tanda dan Gejala
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
 Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
 Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
 Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elistitas kulit menurun), ubun-ubun
dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
 Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
 Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit
ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare kerena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun
akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

Secara skematis, patofisiologi diare dapat digambarkan sebagai berikut :

faktor infeksi Faktor malabsorbsi Faktor makanan Faktor Psikologi


KH,Lemak,Protein

Masuk Tek. Osmotik meningkat toksin cemas


& berkembang dlm usus

Hipersekresi air Pergeseran air dan hiperperistaltik


dan elektrolit elektrolit ke rongga
( isi rongga usus) usus Menurunya kesempatan usus
menyerap makanan

Hipertermi DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Kehilangan cairan & Gg. integritas kulit


Elektrolit berlebihan perianal

gg. kes. cairan & elektrolit Asidosis Metabolik Mual, muntah

Resiko hipovolemi syok sesak Nafsu makan


menurun
Gagguan Oksigenasi Perubahan nutrisi

6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan
PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

7. Komplikasi
 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
 Renjatan hipovolemik.
 Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi, perubahan
pada elektro kardiagram).
 Hipoglikemia.
 Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan vili mukosa, usus halus.
 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami
kelaparan.

8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan yang hendak digunakan.
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia
cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila dibandingkan
dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik
(0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada
setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat
diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai
dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat dehidrasi ringan, sedang,
berat dapat dinilai dengan Skor Mourice King.
Menilai tingkat dehidrasi ringan sedang berat dengan menggunakan Skor
Maurice King, sebagai berikut :

Keterangan:
 Nilai 0-2 : dehidrasi ringan
 Nilai 3-6 : dehidrasi sedang
 Nilai 7-12: dehidrasi berat
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu
yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak
jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
a. Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

B. Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia


1. Kebutuhan Oxygenasi
Meningkatnya frekuensi buang air besar memungkinkan terjadinya kekurangan
cairan dan elektrolit yang berat sehingga menimbulkan intoleransi metabolisme dalam
tubuh dan tubuh menjadi asidosis metabolic untuk mempertahankan tubuh tetap seimbang
maka nafas menjadi lebih cepat (sesak).
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Diare mengakibatkan pengeluaran air dan elektrolit berlebih, dengan adanya
hipokalemi, hiponatremi dan sebagainya, meka perlu adanya koreksi dengan rehidrasi
cairan elektrolit secara instan.
3. Kebutuhan sirkulasi
Pada keadaan hipovolemia menyebabkan penurunan tekanan darah, tachycardia
sebagai respon untuk meningkatakan perfusi jaringan. Adanya deklasi kalium dapat
menimbulkan disritmia jantung.
4. Kebutuhan Eliminasi
Peningkatan frekuensi BAB menyebabkan dehidrasi, maka ginjal menahan Na+ dan
air sehingga urin menjadi pekat dan produksinya menurun.
5. Kebutuhan nutrisi
Diare dapat menyebabkan anorexia dan peningkatan rasa haus. Penurunan berat
badan 2% pada diare ringan, 5% pada diare sedang ,dan 8% pada diare berat sebagai
akibat menurunya absorbsi usus terhadap nutrient.

C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan dengan
pengumpulan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada. (Hidayat, 2004 : 98)
Adapun hal-hal yang dikaji meliputi :
a. Identitas Klien
1) Data umum meliputi : ruang rawat, kamar, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
nomor medical record.

2) Identitas klien
Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dan
gaya hidup.
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Bab cair lebih dari 3x.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan BAB cair berkali-
kali baik desertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau
darah. Keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun,
suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.
3. Riwayat Keperawatan Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi
parasit), alergi makanan, dll.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan rumah dan
komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga, fungsi dan hubungan
angota keluarga, kultur dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-lain.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : klien lemah, lesu, gelisah, kesadaran turun
2) Pengukuran tanda vital meliputi : Tekanan Darah, Nadi, Respirasi dan suhu
tubuh.
3) Keadaan sistem tubuh
a. Mata : cekung, kering, sangat cekung
b. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic
meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal
atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan tidak bisa minum
c. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis
metabolic (kontraksi otot pernafasan)
d. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun
pada diare sedang .
e. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 detik, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
f. Sistem perkemihan : oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam).

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan skunder terhadap diare.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare / output
berlebih dan intake yang kurang.
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder
terhadap diare
4) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

3. Rencana Tindakan Keperawatan


1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan skunder terhadap diare
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan
dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c, RR : < 24
x/mnt )
o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cekung, UUB tidak
cekung.
o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari.

Intervensi :
a. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekataj urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit
b. Pantau intake dan output
R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran
tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.
c. Timbang berat badan setiap hari
R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan
kehilangan cairan 1 lt.
d. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada klien, 2-3 lt/hr
R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral
e. Kolaborasi :
1. Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ Koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal
ginjal (kompensasi).
2. Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
3. Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ Anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
seimbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare/output
berlebih dan tidak adekuatnya intake.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam di RS kebutuhan
nutrisi terpenuhi
Kriteria :
- Nafsu makan meningkat
- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,
berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
- terapi gizi : Diet TKTP rendah serat
- obat-obatan atau vitamin
R/ Mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh
3) Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak
sekunder dari diare
Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi
peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)
- Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio laesa)
Intervensi :
1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam
R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
2) Berikan kompres hangat
R/ Merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas
tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

4) Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan


frekwensi BAB (diare)
Tujuan : Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama 3 x 24 jam integritas kulit
tidak terganggu
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga
- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar
Intervensi :
1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur
R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah
dan mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak
terjadi iskemi dan irirtasi .
BAB III

TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KELUARGA

I. KASUS
An. A dibawa ke UGD Rumah sakit, umur 12 bulan. Saat pengkajian, ibu klien

mengatakan anaknya BAB sebanyak 8 kali, konsistensi cair, berlendir, muntah, dan tidak

nafsu makan, muntah, ibu klien mengatakan anaknya kurang nafsu makan, porsi makan

bersisa, dan ibu klien mengatakan setelah sakit anaknya sering terbangun saat malam

hari. Hasil TTV RR : 24 kali/menit, HR : 100 kali/menit, Temp : 37,5⁰C, BB 9 kg ,

mukosa bibir kering, anak tampak lemah, bibir kering, bising usus meningkat dan turgor

elastic menurun.

II. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 30 september 2020
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn.R
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Pendidikan Terakhir : SMA
4. Usia : 30 tahun
5. Alamat : Jl.Swadaya Raya RT.03/005 No.100 Duren Sawit
Jakarta Timur
6. Komposisi Keluarga :

No Nama JK Hub. Umur Pendd Pekerjaan Status Imunisasi Ca Ket


dgn B Polio DPT Hepatitis mp
KK C ak
G 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1. Tn. R L Suami 30th SMA wiraswasta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Ny. S P Istri 27 th SMA IRT √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


3. An. A L Anak 1 th - - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal serumah

= Meninggal

= Kepala Keluarga

7. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. R merupakan keluarga nuclear terdiri dari Tn.R (30 th), Ny. S (27
th), An. A (1 th)

8. Suku Bangsa
Suku keluarga Tn. R adalah Suku Jawa, Tn. R mengatakan tidak ada kebiasaan
adat dalam keluarga yang berpengaruh terhadap kesehatan. Bahasa yang
digunakan dalam rumah Bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan tetangga-tetangga atau lingkungan sekitar adalah Bahasa
Indonesia.

9. Agama
Semua keluarga dari Tn. R dan Ny.S menganut agama Islam dan tidak ada
keyakinan lain yang berdampak buruk pada kesehatan keluarga Tn. R

10. Status social ekonomi keluarga


Penghasilan keluarga ≤ 4.000.000,-/ Bulan dari hasil uang Tn. R bekerja

11. Aktivitas rekreasi keluarga


Ny. S mengatakan setiap hari dan hari weekend hanya dirumah saja menonton
tv,bermain hp dan bermain dengan An.A . Terkadang juga sering keluar rumah
untuk makan bersama Tn. R diluar atau ke tempat rekreasi

12. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola makan dan minum
Pola kehidupan sehari-hari dikeluarga Tn. R mempunyai rutinitas
meminum air putih saat bangun tidur minimal satu gelas atau air putih
hangat, Untuk makan sehari-hari Ny.S selalu memasak sendiri dan
kadang-kadang membeli lauk diluar karena tidak masak, keluarga makan 1
hari 3x .
b. Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur keluarga Tn. R tidur malam mulai dari sekitar jam
10an, semua anggota keluarga dapat beristirahat sesuai kebutuhan, Ny. S
sering tidur siang tapi terkadang tidak dan An. A sering tidur siang
c. Pola eliminasi
Semua anggota keluarga BAB 1 hari sekali kadang 2hari 1x, dan untuk
BAK tidak ada masalah.
d. Personal hygiene
Keadaan personal hygiene dikeluarga Tn. R bersih dan terawat, kondisi
lingkungan rumah bersih, lingkungan sekitar juga terlihat bersih.
e. Pola akivitas
Tn. R bekerja dari pagi hingga sore dan Ny. S hanya sebagai Ibu Rumah
Tangga dan mengurus An. A

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. R dengan anak usia 1 tahun
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dari Tn. R adalah
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar dan berperan suami-istri kakek
dan nenek.

3. Riwayat keluarga inti


Riwayat kesehatan keluarga. Ny. S dan Tn. R mengatakan bahwa dirinya dalam
kedaan sehat, Ny.S mengatakan bahwa An.A dalam keadaan sakit, lalu Tn. R
menambahkan bahwa An.A mengalami diare.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya , Ny. S mengatakan dalam keluarga tidak
ada yang menderita diare, ataupun penyakit lainnya seperti hipertensi, DM,
hepatitis.

C. Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Kondisi rumah Tn. R beratap seng, berdinding tembok, lantai keramik dalam
keadaan bersih, dan barang tertatah rapih. Ventilasi: cukup, keluarga Tn. R
memiliki 4 ventilasi di rumah. 1 ventilasi di pintu ruang tamu 1 ventilasi lagi di
pintu teras,1 ventilasi dikamar tidur , Pencahayaan rumah: baik pencahayaan
rumah baik, terdapat 3 jendela diruang tamu, 2 jendela di ruang keluarga, dan di
setiap kamar memiliki 2 jendela.
Saluran buang limbah, baik karena air cucian digunakan untuk menyiram halaman
dan tanaman yang ada di sekitar rumah. Tn. R menggunakan sumber air bersih
yang berasal dari PAM. Jamban memenuhi syarat: ya: jamban yang digunakan
keluarga adalah leher angsa. Tempat pembuangan sampah keluarga, Tn. R tidak
memiliki bak penampung sampah. Sampah-sampah yang ada di halaman di
kumpul menjadi satu dan kemudian langsung di bakar.
Ratio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang: ya, lebar
rumah 8 m2, panjang rumah 10 m2. Kamar tidur berukuran 3x3 m2, ruang tamu
berukuran 3x3 m2, kamar mandi berukuran 2x3 m2, dan dapur berukuran 3x3 m2.
Denah rumah :
2. Karakteristik lingkungan sekitar :
Tn. R tinggal di daerah Jl.Swadaya Raya RT.03/005 No.100 Duren Sawit Jakarta
Timur hanya terdapat 40 rumah saja, di depan rumah terdapat jalanan aktif yang
ramai dilewati pengendara dari pagi hingga malam, tetangga dan orang sekitar
adalah penduduk asli dan ada yang pendatang juga, sedangkan keluarga adalah
pendatang. Keadaan rumah dan lingkungan sekitar cukup bersih dengan saluran
air yang lancar (tidak tersumbat) disetiap rumah memiliki tempat sampah
didepannya sehingga membuat keadaan perumahan bersih dan terlihat rapih.
Fasilitas pelayanan social & kesehatan yang ada di dekat tempat tinggal Tn. R ada
puskesmas Duren Sawit , kantor kecamatan Duren Sawit , banyaknya market
menjual kebutuhan sehari-hari
3. Tn. R Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga termasuk keluarga yang aktif dalam kegiatan di rumahnya.
4. Pelayanan social dan kesehatan
Ny. S memanfaatkan fasilitas kesehatan di sekitar rumahnya dengan baik, walau
terkadang jika sakit yang ringan hanya dirawat dirumah dengan obat-obatan
apotek.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi
Tedapat hubungan harmonis karena setiap permasalahan didiskusikan dengan
baik oleh anggota keluarga, komunikasi antar anggota sangat terbuka.

2. Struktur kekuatan keluarga


Dalam keluarga ini, Tn. R mengambil peran paling berpengaruh dirumah, setiap
permasalahan harus melalui persetujuan Tn. R terlebih dahulu.
3. Struktur peran keluarga
Tn. R sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga,
peran Ny. S membantu dengan mengurus rumah saat Tn. R tidak dirumah dengan
mendidik dan mengatur keuangan dirumahnya. Peran Tn. R adalah bekerja dan
membantu perekonomian keluarga dan An. A yg masih balita
4. Nilai & norma keluarga
Dalam keluarga Tn. R menyesuaikan dengan ajaran agama islam, dalam keluarga
Tn. R, seluruh keluarga selalu izin jika ingin melakukan sesuatu, keluarga Tn. R
menganggap penyakit An.A adalah penyakit yang berat.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. R sangat saling menghormati dan menyayangi serta perduli terhadap
siapa saja yang sedang sakit ataupun membutuhkan bantuan.
2. Fungsi social
Tn. R selalu bekerja , sedangkan Ny. S sering belanja sayur yang lewat depan
rumah dan berinteraksi, Ny. S sekarang sangat merawat An.A yang sedang sakit
diare
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ny. S kurang cukup pengetahuan tentang penyakit diare .

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor, kekuatan dan persepsi keluarga
Stressor yang dirasakan Tn. R dan Ny. S merasa sedikit stress karena kondisi
tubuh anaknya An. A yang sedang terkena penyakit diare.
2. Strategi koping yang digunakan keluarga
Ny. S sering tidur siang setelah melakukan pekerjaan rumah yaitu
memasak,mencuci dan mengurus anak dan suaminya.
3. Adaptasi keluarga
Dalam pengkajian keluarga Tn. R tidak ditemukan adanya cara-cara mengatasi
masalah secara maladaptive.

G. Pemeriksaan Fisik
No Aspek Anggota Keluarga
Pemeriksaan Tn. R Ny. S An.A
1. Tensi 120/80 MmHg 130/80 MmHg 90/60 MmHg
(MmHg)
Gula darah 115mg/dl 115mg/dl -
puasa
Gula darah 105 mg/dl 105 mg/dl -
sewaktu
2. TB dan BB 175cm – 74 kg 155cm – 65 kg 70cm – 9 kg
3. Nadi 90x/menit 80x/menit 100x/menit
(X/menit)
4. Suhu 36.4ºC 36 ºC 37,5 ºC
5. Rambut & Distribusi Distribusi Distribusi
Kulit Kepala rambut merata, rambut merata,
rambut merata,
warna hitam warna hitam,
warna hitam sedikit putih, rambut lurus
rambut lurus tidak rontok,
dan putih, tidak
tidak rontok, bersih
rontok, bersih bersih

6. Mata, Mata simetris, Mata simetris, Mata simetris,


Telinga,
sklera anikterik sklera anikterik sklera anikterik
Mulut,
Hidung, , konjungtiva , konjungtiva , konjungtiva
Tenggorokan
ananemis, ananemis, ananemis,
terdapat terdapat Telinga
kantung mata kantung mata simetris,
dan sedikit dan sedikit terdapat
bewarna hitam. bewarna hitam. serumen
Telinga Telinga normal,
simetris, simetris, pendengaran
terdapat terdapat baik,
serumen serumen tidak ada
normal, normal, benjolan, tidak
pendengaran pendengaran ada cairan yang
baik, baik, keluar.
tidak ada tidak ada Mukosa bibir
benjolan, tidak benjolan, tidak kering, mulut
ada cairan yang ada cairan yang bersih dan
keluar. keluar. kering, tidak
Mulut tampak Mulut bersih, ada perdarahan
kotor, gigi gigi graham atau radang
graham bagian bagian kiri gusi , tidak ada
kiri sudah tidak sudah tidak pembesaran
ada, ada, kelenjar tiroid.
tidak ada tidak ada Hidung
H. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik
dan tepat. Dan berharap agar An.A cepat sembuh. Kriteria kemandirian keluarga
a. Menerima petugas perawatan kesehatan
b. Menerima pelayaanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan rencana
keperawatan
c. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
d. Melaukan tindakan keperawatan sederhana yang dianjurkan

III. ANALISA DATA


No. Data Masalah
1. DS : Ibu klien mengatakan An. A BAB Diare (D. 0020)
sebanyak 8 kali, konsistensi cair,
berlendir, dan muntah.

DO : Mukosa bibir kering, anak tampak


lemah, bibir kering, perut kembung.

2. DS: Ibu klien mengatakan anaknya Defisit Nutrisi (D.0019)

kurang nafsu makan, porsi makan tidak

habis

DO : Makanan bersisa, bising usus


meningkat
SKORING

KRITERIA SKOR ANGKA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN


TERTINGGI
Sifat Masalah : 2 2 1 2/2 X 1 = 1 Masalah mengancam
Ancaman kesehatan An.A dilihat
kesehatan dari DS dan DO yang
ditinjau dari frekuensi
diare An.A sebanyak 8x.

Kemungkinan 2 2 2 2/2 X 2 = 2 Ditinjau dari pendidikan


masalah untuk keluarga Tn. R dapat
diubah : atau mudah memahami
Mudah penjelasan dari
perawat, sumber
ekonomi yang cukup
dan terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan
(RS dan puskesmas)

Potensi 3 3 1 3/3 X 1 = 1 Masalah sudah terjadi


masalah untuk pada An.A yang
dicegah : mengalami diare
Tinggi

Menonjolnya 2 2 1 2/2 X 1 = 1 Keluarga mengatakan


masalah : masalah pada An.A
Masalah berat harus segera ditangani
harus segera agar tidak
ditangani menimbulkan hal-hal
yang lain.
TOTAL SKOR 5
KRITERIA SKOR ANGKA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
TERTINGGI
Sifat Masalah : 2 2 1 2/2 X 1 = 1 Ny.S mengatakan
Ancaman anaknya tidak nafsu
Kesehatan makan dan setiap
makan tidak habis.

Kemungkinan
masalah untuk 2 2 2 2/2 X 2 = 2 Ditinjau dari pendidikan
diubah : keluarga Tn. R dapat
Mudah atau mudah memahami
penjelasan dari
perawat, sumber
ekonomi yang cukup
dan terdapat fasilitas
pelayanan kesehatan
(RS dan puskesmas)

Potensi
masalah untuk 2 3 1 2/3 X 1 = 2/3 Masalah sudah terjadi.
dicegah :
Cukup

Menonjolnya 2 2 1 2/2 X 1 = 1 Keluarga mengatakan


masalah : masalah pada An.A
Masalah berat harus segera ditangani
harus segera
ditangani
TOTAL SKOR 4 2/3

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Diare (D. 0020)
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
V. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI INTERVENSI


KEPERAWATA
N UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Diare Setelah 1. Setelah dilakukan Respon Keluarga menyebutkan 1. Diskusikakn dan
dilakukan tindakan keperawatan kognitif kembali cara jelaskan tentang
tindakan 3x30 menit mengatasi diare penyakit diare
keperawatan diharapkan keluarga 2. Berikan kesempatan
3X30 menit An. A penyakit diare keluarga untuk
kepada keluarga keluarga mampu bertanya
An. A diharapkan mengenal penyakit 3. Diskusikan dan
kekurangan diare: jelaskan pada
cairan tubuh  Pengertian keluarga mengenai
dapat teratasi  Penyebab cara mengatasi
 Menyebutkan penyakit diare
pencegahan dan  Segera berikan air
cara mengatasi putih yang
diare bnayaK sebagai
pengganti cairan
yang hilang
 Teruskan
pemberian ASI
dan makanan
 Mencari
pengobatan
lanjutan

2. Keluarga dapat Respon Keluarga mampu 1. Diskusikan dan


mengambil keputusan kognitif mengambil keputusan jelaskan untuk
yang tepat untuk yang tepat untuk pengambilan
merawat pasien diare merawat pasien An. A keputusan yang
An. A tepat untuk
merawat pasien
diare
2. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya
3. Berikan reinforcent
untuk respon yang
tepat

3. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30 Respon Cara perawatan pasien 1. Diskusikan dan
menit diharpakan kognitif diare : jelaskan untuk
keluarga mampu  Memperhatikan pengambilan
merawat pasien diare kosistensi BAB yang keputusan yang tepat
keluar dan masuk untuk merawat
 Meberikan air pasien diare
putih untuk 2. Kaji konsistensi BAB
mengganti cairan dan frekuensi BAB
yang sudah pasien
keluarpada pasien 3. Berikan reinforcent
 Memperhatikan untuk respon yang
frekuensi BAB pasien tepat

4. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30 Respon Keluarga dapat Ajarkan cara obat oralit
menit keluarga pasien kognitif mendemonstrasikan dan Berikan kesempatan
dapat menyiapkan oralit pada keluarga untuk
mendemonstrasikan mencoba cara
menyiapkan oralit menyiapkan oralit
5. Setelah dilakukan
pertemuan 1x30
menit keluarga Respon Fungsi fasilitas 1. Diskusikan dan
mampu kognitif kesehatan adalah jelaskan fungsi
memanfaatkan untuk mengontrol dan fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan mengobati masalah 2. Beri kesempatan
kesehatan keluarga untuk
bertanya
3. Beri reinforcement
positif untuk kespon
yang tepat

2 Defisit Nutrisi Setelah  Setelah dilakukan Respon - Defisit nutrisi 1. Berikan penkes
dilakukan tindakan keperawatan verbal merupakan tentang defisit
tindakan selama selama 3x30 menit, keadaan tidak nutrisi
3x30 menit keluarga mampu cukupnya asupan 2. Beri kesempatan
status nutrisi An. mengenal masalah protein dan kalori pada keluarga
A seimbang tentang defisit nutrisi yang dibutuhkan untuk bertanya
pada An. A dengan tubuh 3. Beri pujian dan
kriteria : - Pemilihan makanan jawaban yang
- Pemasukan nutrisi yang diperlukan disampaikan oleh
- Pemasukan cairan untuk pertumbuhan keluarga
- Peningkatan BB dan perkembangan
seperti protein,
karbohidrat, lemak
dan air
 Keluarga dapat Respon Keluarga mampu 1. Diskusikan dan
mengambil keputusan verbal mengambil keputusan jelaskan untuk
yang tepat untuk yang tepat untuk pengambilan
merawat pasien defisit merawat pasien An. A keputusan yang tepat
nutrisi An. A untuk merawat
pasien diare
2. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya
3. Berikan
reinforcement untuk
respon yang tepat

 Setelah dilakukan Respon Pemberian vitamin C Jelaskan kepada orang


pertemuan 1x30 menit verbal untuk meningkatkan tua tentang pilihan
keluarga dapat kekebalan tubuh makanan yang
menyebutkan manfaat diperlukan oleh anak
nutrisi bagi tubuh

 Setelah dilakukan Respon Mengolah nutrisi dan 1. Jelaskan pada orang


pertemuan 1x30 menit verbal memilih makanan yang tua pasien tentang
keluarga dapat banyak mengandung pemberian protein
menyebutkan kembali vitamin dan zat gizi vitamin c dengan tepat
akibat dari kekurangan untuk mneingkatkan 2. Anjurkan keluarga
nutrisi BB anak sesuai usia untuk meningkatkan
BB anak yang tepat
 Setelah dilakukan Psikomotor Menyajikan makanan 1. Diskusikan dxengan
pertemuan 1x30 menit yang bergizi keluarga tentang
keluarga dapat makanan yang bergizi
memenuhi nutrisi yang harus dipenuhi
yang dibutuhkan oleh pasien
pasien An. A 2. Anjurkan keluarga
untuk selalu
memenuhi nutrisi
yang bergizi
3. Beri pujian atas
tindakan yang tepat
VI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO. DIAGNOSA Implementasi Evaluasi

1 Diare Tanggal 4 sepetember 2020 jam S:


10.00 – 10.30 - Keluarga mengatakan diare
adalah pengeluaran fases/BAB
TUK 1 : yang sering dengan konsistensi
1. Diskusikakn dan jelaskan cair dan lunak
tentang pengertian, - keluarga mengatakan
penyebabdan tanda gejala penyebab diare adalah
penyakit diare O:
2. Berikan kesempatan - keluarga pasien mengikuti
keluarga untuk bertanya penkes tentang diare yang di
3. Diskusikan dan jelaskan pada alami An. A
keluarga mengenai cara - keadaan umum pasien tampak
mengatasi penyakit diare lemah, dan pucat
 Segera berikan air putih - ibu pasien kooperatif
yang bnayaK sebagai A:
pengganti cairan yang Kosistensi BAB pasien cair dan
hilang frekuensi BAB 8 kali
 Teruskan pemberian ASI
dan makanan P : lanjut TUK 2
 Mencari pengobatan
lanjutan

TUK 2 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan Keluarga pasien mengatakan An. A
untuk pengambilan BAB 8 kali
keputusan yang tepat O:
untuk merawat pasien - Keluarga tampak
diare memperhatikan perawat yang
2. Berikan kesempatan sedang menjelaskan
keluarga untuk bertanya - keluarga mengerti tentang
3. Berikan reinforcent untuk cara merawat pasien yang
respon yang tepat sedang mengalami diare
A:
Keluarga An. A mampu mengikuti
penkes yang telah disampaikan
perawat

P : lanjut TUK 3
TUK 3 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga mengatakan akan
untuk pengambilan merawat pasien dengan cara
keputusan yang tepat untuk memperhatikan cairan yang
merawat pasien diare keluar dan masuk
2. Kaji konsistensi BAB dan - Keluarga mengatakan
frekuensi BAB pasien frekuensi BAB sudah sedikit
3. Berikan reinforcent untuk berkurang menjadi 6 kali
respon yang tepat O:
- keluarga mengerti tentang
cara merawat pasien yang
sedang mengalami diare
- Keluarga tampak sedang
mendampingi pasien di RS
A:
Keluarga akan mengikuti saran dari
perawat

P :Lanjut TUK 4

TUK 4 : S:
Ajarkan cara obat oralit dan - Keluarga mengatakan belum
Berikan kesempatan pada mengetahui cara memberikan
keluarga untuk mencoba cara obat oral kepada pasien
menyiapkan oralit -

O:
Keluarga memperhatikan perawat
cara meberikan obat kepada
pasien

A:
Keluarga akan mengikuti cara
memberikan obat oral pada pasien
yang telah diberikan oleh perawat

P : lanjut TUK 5
TUK 5 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga An. A fungsi fasilitas
fungsi fasilitas kesehatan kesehatan yaitu untuk berobat
2. Beri kesempatan keluarga - Keluarga an. A menyebutkan
untuk bertanya sarana kesehatan adalah
3. Beri reinforcement positif Rumah sakit, klinik, puskesmas
untuk kespon yang tepat O:
Keluarga An. A mengunjungi
fasilitas kesehatan dengan
membawa kartu

A:
- Keluarga dapat menggunakan
fasilitas kesehatan dengan baik
- Keluarga An. A dapat
menyebutkan sarana kesehatan

P : TUK 5 Tercapai
2. Defisit Nutrisi Tanggal 4 september 2020 jam S:
10.00 – 10.45 - Keluarga mengatakan pasien lemas
karena terjadinya diare
TUK 1 : - Defisit nutrisi merupakan keadaan
1. Berikan penkes tentang tidak cukupnya asupan protein dan
defisit nutrisi kalori yang dibutuhkan tubuh
2. Beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya O:
3. Beri pujian dan jawaban - keluarga pasien mengikuti penkes
yang disampaikan oleh yang diberikan perawat mengenai
keluarga defisit nutrisi
- pasien An. A tampak lemah dan
pucat

A:
Keluarga mengenal dan menyebutkan
pengertian dari defisit nutrisi
pemenuhan nutrisi pasien

P : lanjut TUK 2

TUK 2 : S:
1. Diskusikan dan jelaskan - Keluarga An. A mengatakan
untuk pengambilan akibat diare pasien belum mau
keputusan yang tepat untuk makanan dan minum air putih
merawat pasien diare yang banyak
2. Berikan kesempatan - Keluarga mengatakan An. A
keluarga untuk bertanya hanya ingin minum ASI saja
3. Berikan reinforcement untuk - Keluarga pasien mengatakan
respon yang tepat akan meberikan nutrisi yang
sudah di anjurkan oleh perawat
O:
Keluarga tampak memperhatikan
yang dijelaskan perawat mengenai
kebutuhan nutrisi

A:
Keluarga mengikuti penyuluhan
yang diberikan perawat dari awal
sampai akhir

P : lanjut TUK 3

TUK 3 : S:
Jelaskan kepada orang tua - Keluarga pasien mengatakan
tentang pilihan makanan yang sudah mau makan sedikit-demi
diperlukan oleh anak sedikit
O:
Keluarga mampu memahami
bagaimana cara pemberian nutrisi
yg adekuat untuk pasien

A:
Keluarga mampu mengulang dan
memahami pilihan makanan yang
dijelaskan perawat (seperti sayu-
mayur, buah-buahan dsb)

P : lanjut TUK 4

TUK 4 : S:
1. Jelaskan pada orang tua - Keluarga sudah memahami
pasien tentang pemberian makanan apa saja yang
protein vitamin c dengan diberikan oleh pasien untuk
tepat memenuhi kebutuhan
2. Anjurkan keluarga untuk nutrisinya
meningkatkan BB anak yang - Keluaraga akan memberikan
tepat makanan yang mengandung
vitamin C
O:
keluarga tampak memperhatikan
pasien ketika diberikan makanan

A:
Keluarga mampu memgetahui
makanan yang sesuai anjuran
perawat dan yang mengandung
vitamin C

P : lanjut TUK 5

S : Keluarga mengatakan kalau


TUK 5 : makanan yang bergizi adalah 4 sehat
1. Diskusikan dengan 5 sempurna
keluarga tentang makanan
yang bergizi yang harus O:
dipenuhi pasien - Konjungtiva An. A ananemis
2. Anjurkan keluarga untuk - keluarga sagat kooperatif
selalu memenuhi nutrisi
yang bergizi A : keluarga mampu memberikan
3. Beri pujian atas tindakan makanan yang bergizi dan meberikan
yang tepat minum air putih 2-3 L untuk
memenuhi cairan pasien

P : TUK tercapai

Anda mungkin juga menyukai