Anda di halaman 1dari 31

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Covid-19
1. Pengertian Covid-19
Covid-19 merupakan penyakit yang menjadi sorotan karena
kemunculannya di akhir tahun 2019 pertama kali di Wuhan, China.
Lokasi kemunculannya pertama kali ini, membuat coronavirus juga
dikenal dengan sebutan Wuhan virus.  Selain China, coronavirus juga
menyebar secara cepat ke berbagai negara lain, termasuk Jepang,
Thailand, Jepang, Korea Selatan, bahkan hingga ke Amerika Serikat
(Andini et al., 2021).
Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus
corona. Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation)
sebagi nama resmi penyakit ini (Abdillah, 2020). Covid sendiri
merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu
penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang menyerang saluran
pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk, flu, sesak
nafas serta nyeri tenggorokan (Prastyowati, 2020)
Menurut situs (WHO), virus corona adalah keluarga besar virus
yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada
manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari
flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit pernafasan menuluran
yang terkadang fatal dan Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS)
adalah virus yang ditularkan melalui tetsan yang menyebar ke udara
ketika penderitanya batuk,bersin atau berbicara. Virus ini mampu
mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga WHO telah
menjadikan status virus corona ini menjadi pandemi dan meminta
Presiden Joko Widodo menetapkan status darurat nasional corona
(Rosyanti & Hadi, 2020).

FIKes UIA 2021


Berdasarkan dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Covid-19 adalah
penyakit yang berbahaya bagi tubuh, salah satunya menyerang saluran
pernafasan yang mampu mengakibatkan seseorang kehilangan nyawa.
2. Etiologi
Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam family
coronavirus. Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada
Coronavirus yaitu: protein (nukleokapsid), glikoprotein (membran),
glikoprotein spike (spike), protein (selubung). Coronavirus tergolong
ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus ini dapat
menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus
yaitu alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan
deltacoronavirus. (Setyorini, 2020)
Penyebab Covid-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku
virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Coronavirus
bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti
jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian
(Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 dapat
bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless steel,
kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus.
Seperti virus corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar
ultraviolet dan panas, oleh karna itu dapat dinonaktifkan dengan pelarut
lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan khloroform kecuali
khlorheksidin (Rusman et al., 2021).
3. Proses Penularan Covid-19
Menularnya Covid-19 membuat dunia menjadi resah, termasuk di
Indonesia. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru sehingga banyak
pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan virus
tersebut. Pemerintah dituntut untuk sesegera mungkin menangani
ancaman nyata Covid-19. Terkait dengan persoalan tersebut ternyata

FIKes UIA 2021


telah ada dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan. Undang-undang tersebut telah memuat
banyak hal terkait dengan kekarantinaan kesehatan, pihak yang
berwenang menetapkan kedaruratan kesehatan masyarakat, dan lain
sebagainya. (Telaumbanua, 2020).
Menurut (Muflihah et al., 2020) masa inkubasi Covid-19 rata-rata
5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14
hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit
disebabkan oleh konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Orang yang
terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai dengan 48 jam
sebelum onset gejala (presimtomatik) dan sampai dengan 14 hari
setelah onset gejala. Sebuah studi (Du Z et. al, 2020) melaporkan
bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimtomatik. Penting untuk
mengetahui periode presimtomatik karena memungkinkan virus
menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Konfirmasi kasus yang tidak bergejala (asimtomatik),
meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada
kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.
Studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa
Covid-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simtomatik)
ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet
merupakan partikel berisi air dengan diameter >5-10µm. Penularan
droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat dalam 1 meter
dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk
atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan
hidung) atau konjungtiva (mata). Menurut (Sumampouw, 2020)
penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang
terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu,
penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui kontak langsung dengan
orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan permukaan
atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
stetoskop atau termometer).

FIKes UIA 2021


4. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul
secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan
gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala Covid-19 yang paling
umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien
mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri
kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan
pembauan atau ruam kulit (Anggreni & Safitri, 2020).
Berikut sindrom klinis menurut (Yuliana, 2020) yang dapat muncul
jika terinfeksi yaitu :
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti
demam, batuk, dapat disertai dengan nyeri tenggorok, kongesti
hidung, malaise, sakit kepala, dan nyeri otot. Orang dengan lanjut
usia dan pasien immunocompromises presentasi gejala menjadi tidak
khas atau atipikal. Terdapat kasus tidak disertai dengan demam dan
gejala relatif ringan. Kondisi ini pasien tidak memiliki gejala
komplikasi diantaranya dehidrasi, sepsis atau napas pendek.

b. Pneumonia ringan
Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun
tidak ada tanda pneumonia berat. Anak-anak dengan pneumonia
tidak berat ditandai dengan batuk atau susah bernapas
c. Pneumonia berat.
Pada pasien dewasa:
1) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi
saluran napas
2) Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas: >
30x/menit), distress pernapasan berat atau saturasi oksigen

FIKes UIA 2021


pasien <90% udara luar.
5. Kriteria Pengelompokkan Risiko Dan Gejala Covid-19 Menurut
Kemenkes, 2020 yaitu :
a. Kasus Suspek
Seseorang dapat disebut sebagai suspek Covid-19 jika memiliki
salah satu atau beberapa kriteria berikut ini:
1) Mengalami gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
seperti : riwayat demam dengan suhu 38°C dan salah satu gejala
penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas, sakit
tenggorokan, dan pilek.
2) Memiliki riwayat kontak dengan orang yang termasuk kategori
probable atau justru sudah terkonfirmasi menderita Covid-19
dalam waktu 1 hari terakhir.
3) Menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan gejala
berat dan perlu menjalani perawatan di rumah sakit tanpa
penyebab yang spesifik.
b. Kasus Probable
Kasus probable adalah orang yang masih dalam kategori suspek dan
memiliki gejala ISPA berat, gagal napas, atau meninggal dunia,
namun belum ada hasil pemeriksaan yang memastikan bahwa
dirinya positif. Untuk mengonfirmasi kasus Covid-19, seseorang
perlu menjalani pengambilan sampel dahak atau swab tenggorokan.
c. Kasus Konfirmasi
Kasus konfirmasi Covid-19 adalah orang yang sudah dinyatakan
positif terinfeksi virus Corona. Berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium berupa PCR. Kasus konfirmasi bisa terjadi pada orang
dengan gejala virus Corona atau orang yang tidak mengalami gejala
sama sekali.
d. Kontak Erat
Kontak erat adalah kondisi ketika seseorang melakukan kontak
dengan orang yang termasuk ke dalam kategori konfirmasi
dan probable, baik kontak fisik secara langsung, bertatap muka
dengan jarak kurang dari 1 meter setidaknya selama 15 menit, atau

FIKes UIA 2021


merawat orang dengan status konfirmasi dan probable.
e. Melakukan Perjalanan
Setiap orang yang melakukan perjalanan dari wilayah dengan angka
kasus Covid-19 yang tinggi, baik dalam maupun luar negeri, dalam
waktu 14 hari terakhir.
f. Discarded
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan status
suspek, tetapi hasil pemeriksaan PCR menunjukkan hasil negatif dan
telah dilakukan sebanyak 2 kali secara berturut-turut dengan jeda
waktu 2 hari. Biasanya digunakan untuk menggambarkan kondisi
seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa
karantina selama 14 hari.
g. Selesai Isolasi
Seseorang termasuk kategori selesai isolasi apabila memenuhi salah
satu dari beberapa syarat berikut ini:
1) Terkonfirmasi menderita Covid-19, tetapi tanpa gejala dan telah
menjalani isolasi mandiri selama 10 hari terhitung sejak tes PCR
menunjukkan hasil negatif Covid-19.
2) Kasus probable atau konfirmasi dengan gejala Covid-19 yang
tidak dilakukan tes PCR, tetapi telah selesai menjalani isolasi
mandiri selama 10 hari sejak hari pertama gejala Covid-19
muncul dan telah sembuh dari gejala tersebut selama minimal 3
hari.
3) Kasus probable atau konfirmasi dengan gejala Covid-19 yang
telah menjalani pemeriksaan sebanyak 1 kali dan hasilnya negatif
serta tidak menunjukkan gejala demam atau gangguan pernapasan
setidaknya selama 3 hari.
h. Kematian
Kasus kematian akibat Covid-19 adalah kondisi ketika orang yang
termasuk dalam kategori probable atau sudah dikonfirmasi Covid-19
meninggal dunia, Seperti yang telah dipahami bersama, Covid-19
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau virus

FIKes UIA 2021


Corona jenis baru yang dapat menginfeksi saluran pernapasan dan
menimbulkan gejala ISPA dari yang ringan hingga berat.
6. Menanggulangi dan Mencegah Covid-19
Wabah virus corona atau Covid-19 ke berbagai negara, pemerintah
republik indonesia menerbitkan protokol kesehatan. Protokol tersebut
akan dilaksanakan di seluruh indonesia oleh pemerintah dengan
dipandu secara terpusat oleh kementerian kesehatan. Protokol tersebut
yaitu jika merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih dari 38o C,
batuk, flu, nyeri tenggorokan maka beristirahatlah yang cukup di rumah
dan minumlah air yang cukup, termasuk dalam mengguunakan masker,
apabila tidak memiliki masker, hendaknya mengikuti etika ketika batuk
dan bersin yang benar dengan cara menutup hidung dan mulut dengan
tisu, lengan atas bagian dalam. Bila merasa tidak nyaman dan masih
berkelanjutan dan disertai sesak nafas maka segerakan diri untuk
memeriksakan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan usahakan
untuk tidak menaiki kendaraan massal (Pramada et al., 2020).
Protokol yang ada diatas dapat diambil kesimpulan mengenai
penanggulangan dan pencegahan Covid-19 secara umum yang benar
adalah sebagai berikut:

1. Rajin mencuci tangan


2. Kurangi berinteraksi dengan orang lain
3. Gaya hidup sehat (makan, tidur, olahraga) untuk imunitas tubuh
4. Jaga jarak aman (1 meter) dengan orang yang batuk/bersin
5. Hindari kerumunan
6. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
7. Hindari bepergian ke daerah terjangkit atau bila sedang sakit
8. Etika batuk dan bersin, hindari meludah di tempat umum
9. Bila ada gejala, segera berobat dan gunakan masker bila sedang sakit
10. Serta selalu berdoa kepada Tuhan yang Maha Melindungi

FIKes UIA 2021


Gambar 2.1
Cara memakai masker yang benar menurut (kemenkes, 2020)

Memakai masker dengan benar adalah perilaku yang wajib untuk


masyarakat yang melakukan kegiatan diluar rumah, saat berbicara
dengan orang lain diwajibkan untuk menggunakan masker dengan
benar, pemakaian masker yaitu setiap 4 jam sekali. Pemakaian masker
dengan merupakan dapat mengurangi resiko tertularnya virus Covid-19.

Gambar 2.2
Cara mencuci tangan yang benar menurut (WHO, 2020)

FIKes UIA 2021


Mencuci tangan dengan benar setelah memegang benda apa saja yang
mungkin terkontaminasi virus Covid-19, sehingga mencuci tangan
dengan benar dan memakai sabun dapat membentu menghilangkan
virus yang menempel saat memegang benda diluar rumah/benda yang
mungkin terkontaminasi Covid-19.
Gambar 2.3
Menjaga jarak menurut (WHO, 2020)

Menjaga Jarak adalah jarak interaksi minimal 1 - 2 meter, sehingga


penularan virus dapat dicegah. Menjaga jarak ini sepertinya
membuat interaksi masyarakan menjadi semakin jauh, rasa sepi dan
terisolasi. Masyarakat akan menghabiskan waktu dengan
meningkatkan intensitas interaksi sosial melalui media sosial yang

FIKes UIA 2021


tidak berisiko terkena percikan ludah/droplet.
Gambar 2.4
Menjauhi kerumunan menurut (kemenkes, 2020)

Menjauhi kerumunan adalah seuatu perilaku yang dapat mengurangi


resiko tertularnya virus Covid-19.

Gambar 2.5
Membatasi Mobilitas dan Interaksi menurut (WHO, 2020)

Mengurangi mobilitas dan interaksi adalah suatu bentuk perilaku yang


dapat membantu mengurangi tingkat resiko dalam penularan Covid-
19, dikarenakan melakukan mobilitas dan interaksi memiliki risiko
terkena percikan atau/ droplet dari lawa bicaranya.
B. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah respon individu terdapat suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi

FIKes UIA 2021


dan tujuan baik disadari ataupun tidak (Fadlilah & Rahil, 2019). Sudut
pandang biologis semua makhluk hidup dari mulai tumbuh tumbuhan,
binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka
mempunyai aktivitas masing masing. Perilaku manusia pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentengan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya (Husen, 2018). Perilaku atau aktivitas yang ada pada
individu atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi
sebagai akibat dari adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai
individu atau organisme itu (ADINDA, 2018).
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
dapat diamati secara langsung, maupun yang tidak dapat diamati
secara langsung.
2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Green dalam (Notoatmodjo, 2014) mengklasifikasikan
menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, yaitu :

a. Faktor Predisposisi (predisposing factor)


Faktor internal yang ada pada diri individu, kelompok, dan
masyarakat yang mempermudah individu berperilaku seperti
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan budaya. Faktor-
faktor yang berhubungan dengan perilaku salah satunya adalah
pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau over
behavior.
b. Faktor pendukung (enabling factor)
Terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas- fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya
puskesmas, obat-obatan, alat- alat steril dan sebagainya.
c. Faktor pendorong (reinforcing factor)

FIKes UIA 2021


Terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
d. Faktor Genetik : Perilaku terbentuk dari dalam individu itu sendiri
sejak ia dilahirkan
e. Faktor Eksogen : Meliputi faktor lingkungan, pendidikan, agama,
sosial, faktor-faktor yang lain yaitu susunan saraf pusat persepsi
emosi.
f. Proses Belajar : Bentuk mekanisme sinergi antara faktor heriditas
dan lingkungan dalam rangka terbentuknya
perilaku( Notoatmodjo. 2014)

3. Bentuk Perilaku
a. Perilaku Pasif : Perilaku yang sifatnya tertentu, terjadi dalam diri
individu dan tidak bisa diamati. Contoh : berfikir dan bernafas
b. Perilaku Aktif : Perilaku yang sifatnya terbuka berupa tindakan
yang nyata dan dapat diamati secara langsung ( Kholid. A, 2012)
4. Pembagian Perilaku ke dalam 3 dominan ( kewarasan)
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Kustanty & Anwar, 2015)
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Newcomb, salah satu
seoraang ahli psikolog sosial menyatakan bakwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap beluk merupakan

FIKes UIA 2021


suatu tindakan akan tetapi merupakan presdiposisi tindakan sikap
perilaku (Notoatmodjo, 2014)
c. Praktik atau tindakan ( practice )
Seseorang yang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapatan terhadap apa
yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan
atau memperaktikkan apa yang diketahuinya (Priyoto, 2015)
Menurut Roger dalam Notoatmodjo (2014), menjelaskan bahwa
sebelum orang menghadapi perilaku baru dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yaitu :
1) Awarness (kesadar dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap struktur atau objek)
2) Interest (dimana orang tersebut adanya ketertarikan)
3) Evaluation (menimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut)
4) Trial ( dimana orang telah mencoba perilaku baru)
5) Adoption (dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan terhadap stimulus)
5. Beberapan Teori Perubahan Perilaku
Teori Determinan Terbentuknya Perilaku yaitu :
a. Teori Lawrence Green
Menurut Lawrence Green bahwa perilaku manusia
dipengaruhi dari tingkat kesehatan dimana kesehatan ini
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor, yaitu :
1) Faktor Presdiposisi : yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan keyakinan dan nilai-nilai
2) Faktor Pendukung : yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak bersediannya fasilitas-fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan. Misalnya : Puskesmas dan Obat-obatan

FIKes UIA 2021


3) Faktor Pendorong : yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau bertugas lainnya yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Solehati et al.,
2019)
b. Teori WHO
WHO menganalisi bawa yang menyebabkan seseorang
berperilaku tertentu adalah :
1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam
bentuk pengethuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
seseorang terhadap objek (objek kesehatan)
2) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan
sumber-sumber didalamnya suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayan ini terbentuk dalam
waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat maupun
cepat sesuai dengan peradaban umat manusia (Hatmah, 2018)
6. Bentuk Perubahan Perilaku
Menurut Priyoto (2015), adapun perubahan perilaku terdiri dari :
a. Perubahan Alamiah (Natural Change)
Perilaku manusia selalu berubah, sebagian perubahan itu
disebabkan karena kejadian alamiah. Masyarakat sekitar terjadi
suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi,
maka anggota-anggota masyarakat didalamnya yang akan
mengalami perubahan.
b. Perubahan rencana (Planed Change)
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri
oleh objek
c. Kesediaan untuk berubah (Readinee To Change)
Terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan didalam
masyarakat maka yang sering terjadi adalah orang sangat cepat
untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian lagi
sangat lambat untuk menerima perubahan tersebut. Hal ini

FIKes UIA 2021


disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang
berbeda-beda.
7. Strategi Perubahan Perillaku
Menurut Notoatmodjo (2014), stategi perubahan perilaku yaitu :
a. Menggunakan kekuatan/kekuasaan
Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran/masyarakat
sehingga ia mau melakukan seperti yang diharapkan. Contoh ini
dapat dilakukan pada penerapan Undang-Undang.
b. Pemberian Informasi
Memberikan informasi-informasi penyuluhan dan sebagainya akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut,
selanjutnya dipengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan
kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

c. Diskusi Partisipasi
Memberikan informasi tentang kesehatan tidak searah tetapi dua
arah. Masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga
harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi
yang diterimanya. Diskusi partisipasi adalah salah satu cara yang
baik dalam rangka memberikan informasi dan pesan-pesan
kesehatan.
8. Cara Mengukur Tingkat Perilaku
Menurut Notoadmojo (2017), pengukuran perilaku yang berisi
pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji reabilitas dan
validitasnya maka dapat digunakan untuk mengungkapkan perilaku
kelompok responden.
a. Kualitas Masing-Masing Tingkat Perilaku Diperoleh Melalui
Scoring, Yaitu:
1) Tingkat Perilaku Baik
Tingkat perilaku baik apabila mampu mengetahui, memahami,
mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi, dikatakan baik

FIKes UIA 2021


jika skor ≥ 75%.
2) Tingkat Perilaku Cukup Baik
Tingkat perilaku cukup baik apabila sedikit atau cukup
mengetahui, memahmi, mengaplikasi, menganalisi, mensistensis
dan mengevaluasi, dikatakan cukup baik jika skor 60%-75%.
3) Tingkat Perilaku Kurang Baik
Tingkat perilaku kurang baik apabila kurang mampu
mengetahui, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensisntesis dan mengevaluasi, dikatakan kurang baik jika skor
< 60%.
b. Kriteria Pengukuran Perilaku, yaitu :
1) Perilaku positif jika nilai skor yang diperoleh responden dari
kuesioner > 50%.
2) Perilaku negatif jika nilai skor yang diperoleh dari kuesioner <
50%
c. Kategori Ketentuan Subyek Dalam Memberi Respon
Yaitu: selalu, sering, jarang, tidak pernah. Dengan skor jawaban:

FIKes UIA 2021


1) Jawaban Dari Item Pernyataan Perilaku Positif
a) Selalu (SL) jika responden sangat setuju dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4.
b) Sering (SR) jika responden setuju dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3.
c) Jarang (JR) jika responden ragu-ragu dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2.
d) Tidak Pernah (TP) jika responden tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner dan diberikan melalui jawaban
kuesioner skor 1.
2) Jawaban Dari Item Pernyataan Untuk Perilaku Negatif
a) Selalu (SL) jika responden sangat setuju dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1.
b) Sering (SR) jika responden setuju dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 2.
c) Jarang (JR) jika responden ragu-ragu dengan pernyataan
kuesioner dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 3.
d) Tidak Pernah (TP) jika responden tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner dan diberikan melalui jawaban
kuesioner skor 4.
C. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui, pengetahuan juga
merupakan hasil dari tahu, hal ini dapat terjadi setelah individu
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Pasi, 2019).
Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, sebagian
penginderaan diperoleh melalui mata maupun melalui telinga. Menurut
(Armalini & Prasetyaningsih, 2020) pengetahuan atau kognitif
merupakan unsur yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (over behavior).

FIKes UIA 2021


Berdasarkan dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengetahuan adalah
pengetahuan sangat penting untuk manusia dalam melakukan tindakan.
Menurut (Sunarti & Aisa, 2018) pengetahuan yang dicangkup
didalam domain kognif dibagi secara berjenjang, sebagai berikut :
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan kata “Tahu”, yang diartikan sebagai
keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya termasuk
dalam kategori ini adalah mengenal atau mengingat kembali hal
yang berhasil kita kenali atau kita himpun (recal of fact)
b. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman merupakan dimana sudah tercapainya pengertian
(understanding) tentang hal-hal yang sudah kita kenali, karena
sudah memahami hal yang bersangkutan maka, juga sudah mampu
mengenali hal tadi meskipun dikasih bentuk lain. Jenjang kognitif
ini adalah kemampuan menerjemahkan, menafsirkan,
menginterprestasikan dan meramalkan.
c. Penerapan (Aplication)
Penerapan merupakan tingkatan dimana sudah tercapainya
kemampuan untuk menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam
situasi yang kondisinya sesuai.
d. Analisa ( Anaslysis)
pada tahap analisa ini sudah dicapai kemampuan untuk mengurangi
hal-hal menjadi rician yang terdiri dari unsur-unsur atau
komponen-komponen yang berhubungan dengan yang lain dalam
bentuk susunan sesuai.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis merupakan dimana sudah ditercapainya kemampuan untuk
menyusun kembali unsur-unsur menjadi suatu keseluruhan yang
mengandung arti.

FIKes UIA 2021


f. Penilaian (Evaluation)
Penilaian merupakan dimana tercapainya kemampuan untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal serupa atau
lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh
tentang hal yang sedang dinilainya.
2. Sumber Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh melalui proses kognitif, dimana seseorang
harus mengerti atau mengenali terlebih dahulu suatu ilmu pengetahuan
agar dapat mengetahui pengetahuan tersebut (Jumiati, 2018), sumber
pengetahuan terdiri dari :
a. Pengetahuan Wahyu (Revealed Knowledge)
Pengetahuan wahyu diperoleh manusia atas dasar wahyu yang
diberikan oleh tuhan kepadanya. Pengetahuan wahyu bersifat
eksternal, artinya pengetahuan tersebut berasal dari luar manusia.
Pengetahuan wahyu lebih banyak menekankan pada kepercayaan.

b. Pengetahuan Intuitif (Intuitive Knowledge)


Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri,
pada saat dia menghayati sesuatu,untuk memperoleh intuitif yang
tinggi, manusia harus berusaha melalui pemikiran dan perenungan
yang konsisten terhadap suatu objek tertentu. Intuitif secara umum
merupakan metode untuk memperoleh pengetahuan tidak
berdasarkan penalaran rasio, pengalaman, dan pengamatan indera,
misalnya, pembahasan tentang keadilan. Pengertian adil akan
berbeda tergantung akal manusia yang memahami dan adil
mempunyai banyak definisi, disinilah intusi berperan.
c. Pengetahuan Rasional (Rational Knowledge)
Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh
dengan latihan rasio atau akal semata, tidak disertai dengan
observasi terhadap peristiwa-peristiwa faktual. Contohnya adalah
panas diukur dengan derajat panas, berat diukur dengan timbangan
dan jauh diukur dengan materan.

FIKes UIA 2021


d. Pengetahuan Empiris (Empirical Knowledge)
Empiris berasal dari kata Yunani “emperikos”, artinya
pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan
melalui sebuah pengalamannya sendiri. Pengetahuan empiris
diperoleh atas bukti penginderaan yakni, indera penglihatan,
pendengaran, dan sentuhan-sentuhan indera lainnya, sehingga
memiliki konsep dunia di sekitar kita. Contohnya adalah seperti
orang yang memegang besi panas, bagaimana dia mengetahui besi
itu panas ? dia mengetahui dengan indera peraba. Berarti dia
mengetahui panasnya besi itu melalui pengalaman-pengalaman
indera perabanya.
e. Pengetahuan Otoritas (Authoritative Knowledge)
Pengetahuan otoritas diperoleh dengan mencari jawaban
pertanyaan dari orang lain yang telah mempunyai pengalaman
dalam bidang tersebut, apa yang dikerjakan oleh orang yang kita
ketahui mempunyai wewenang, kita terima sebagai suatu
kebenaran. Misalnya, seorang siswa akan membuka kamus untuk
mengetahui arti kata-kata asing, untuk mengetahui jumlah
penduduk di Indonesia maka orang akan melihat laporan biro pusat
statistik Indonesia.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami
suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima
informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya.

FIKes UIA 2021


b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan terutama
untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Lingkungan pekerjaan
dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai tenaga medis akan lebih
mengerti mengenai penyakit dan pengelolaanya daripada non
tenaga medis.

c. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Bertambahnya umur individu, daya tangkap dan pola
pikir seseorang akan lebih berkembang, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.
d. Minat
Minat merupakan suatu keinginan yang tinggi terhadap sesuatu hal.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni,
sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman merupakan suatu kejadian yang dialami seseorang
pada masa lalu. Umumnya semakin banyak pengalaman seseorang,
semakin bertambah pengetahuan yang didapatkan. Pengetahuan ibu
dari anak yang pernah atau bahkan sering mengalami diare
seharusnya lebih tinggi dari pada pengetahuan ibu dari anak yang
belum pernah mengalami diare sebelumnya.
f. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada didalam lingkungan tersebut.

FIKes UIA 2021


Contohnya, apabila suatu wilayah mempunyai sikap menjaga
kebersihan lingkungan, maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Umumnya semakin
mudah memperoleh informasi semakin cepat seeorang memperoleh
pengetahuan yang baru.
4. Cara Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari
subjek penelitian. Menurut Budiman dan Riyanto (2013) pengetahuan
seseorang ditetapkan menurut hal-hal berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.


b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis
c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis
dan evaluasi
Menurut Arikunto (2010) terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan
yang didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :
a. Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 76-100%.
b. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%
c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 56%
Menurut (SITEPU, n.d, 2019) tingkat pengetahuan dikelompokkan
menjadi dua kelompok apabila respondennya adalah masyarakat
umum, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan kategori Baik nilainya > 50%
b. Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik nilainya ≤ 50%

D. Sikap
1. Pengertian Sikap

FIKes UIA 2021


Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap juga diartikan sebagai
pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak.
(CHRISTIANA, 2019)
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan nilai rasa adanya kesesuaian reaksi terhadap perubahan
lingkungan tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap perubahan lingkungan sosial (Usman et
al., 2020)
Salah seorang ahli psikologi (Newcomb), menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
kegiatan tetapi adalah presdiposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terhadap obyek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek
(Herawati et al., 2019).
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sikap adalah pandangan
atau kesiapan dalam melakukan tindakan terhadap obyek dilingkungannya.
2. Komponen Sikap
Komponen sikap menurut (Allport, 2019) ada tiga komponen, yaitu :
a. Komponen kognitif, merupakan komponen yang tersusun atas dasar
pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek
sikap, dari pengetahuan kemudian akan terbentuk suatu keyakinan
tertentu tentang objek sikap tersebut.
b. Komponen afektif, yaitu berhubungan dengan ras senang atau tidak
senang, jadi sifatnya evaluative yang berhubungan erat dengan nilai-
nilai kebudayaan dan system nilai yang dimilikinya.
c. Komponen konatif, merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah
laku yang berhubungan dengan objek sikap
3. Karakteristik Sikap

FIKes UIA 2021


Karakteristik sikap menurut (Bringham, 1991) dalam ( Azwar, 2015)
terdapat beberapa ciri dasar dari sikap, yaitu:
a. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.
b. Sikap diajukan mengarah kepada objek psikologis atau kategori.
c. Sikap dapat dipelajari
d. Sikap mempengaruhi perilaku
4. Fungsi Sikap
Ada empat fungsi sikap menurut (Nurmansyah, 2017):
a. Utillitarian function : sikap memungkinan seseorang untuk memperoleh
manfaat atau memaksimalkan ganjaran atau persetujuan dan
meminimalkan hukuman, dengan kata lain sikap dapat berfungsi
sebagai penyesuai sosial.
b. Fungsi Pengetahuan (Knowledge function) : sikap membantu dalam
memahami lingkungan dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang
objek dan kelompok objek atau segala sesuatu yang dijumpai.
c. Fungsi Nilai (Value-expressif function) : sikap mengkomunikasikan
nilai dan identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain.
d. Fungsi Pertahanan (Ego defensive function) : sikap melindungi diri,
menutupi kesalahan, agresi dan sebagainya dalam mempertahankan
diri.
5. Ciri Ciri Sikap
Sikap juga terdiri dari berbagai tingkatan yaitu (Wibowo, 2018) :
a. Menerima (receiving)
Mempunyai arti bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek). Sikap orang terhadap pencegahan
covid-19 dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap
ceramah-ceramah tentang pencegahan covid-19
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Suatu usaha
untuk menjawab petanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

FIKes UIA 2021


lepas perkerjaan itu benar atau salah, berarti bahwa orang menerima ide
tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Contohnya seorang ibu
mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara) untuk melakukan
pencegahan Covid-19 pada anaknya dengan mematuhi protokol
kesehatan.

d. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang tinggi. Contohnya seorang
ibu mau mengajak anakanya untuk tidak keluar rumah, meskipun
mendapat tantangan dari anaknya sendiri seperti (menangis)
6. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Sikap
faktor-faktor yang mempengaruhi sikap yaitu (Siswanto et al., 2019):
a. Pengalaman pribadi
Pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman
tersebut meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting


Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap seseorang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-individu
masyarakat asuhannya, Sebagai akibatnya tanpa disadari kebudayaan
telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

FIKes UIA 2021


masalah.
d. Media massa
Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif
berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan, tidaklah
mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi
sikap.

f. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang
berfungsi sebagai sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
7. Pengukuran Sikap
Sikap dalam penerapannya dapat diukur dalam beberapa cara. Secara
garis besar pengukuran sikap dibedakan menjadi 2 cara menurut
(Sunaryo (2013), yaitu:
a. Pengukuran secara langsung
Pengukuran secara langsung dilakukan dengan cara subjek langsung
diamati tentang bagaimana sikapnya terhadap sesuatu masalah atau hal
yang dihadapkan padanya. Jenis-jenis pengukuran sikap secara
langsung meliputi :
1) Cara pengukuran langsung berstruktur
Cara pengukuran langsung berstruktur dilakukan dengan
mengukur sikap melalui pertanyaan yang telah disusun
sedemikian rupa dalam suatu instrumen yang telah ditentukan,
dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti. Instrumen
pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan skala
Bogardus, Thurston, dan Likert. Peneliti melakukan pengukuran
sikap menggunakan skala Likert dikenal dengan teknik

FIKes UIA 2021


“Summated ratings”. Responden diberikan pernyataan dengan
kategori jawaban yang telah dituliskan dan umumnya terdiri
dari 1 hingga 4 kategori jawaban. Jawaban yang disediakan
adalah sangat setuju (4), setuju (3), Tidak setuju (2), sangat
tidak setuju (1). Nilai 4 adalah hal yang favorable
(menyenangkan) dan nilai 1 adalah unfavorable (tidak
menyenangkan).

2) Cara pengukuran langsung tidak berstruktur


Cara pengukuran langsung tidak berstruktur merupakan
pengukuran sikap yang sederhana dan tidak memerlukan persiapan
yang cukup mendalam, seperti mengukur sikap dengan wawancara
bebas atau free interview dan pengamatan langsung atau survey.
b. Pengukuran secara tidak langsung
Pengukuran secara tidak langsung adalah pengukuran sikap dengan
menggunakan tes. Cara pengukuran sikap yang banyak digunakan
adalah skala diferensial semantik yang dikembangkan oleh Charles
E. Osgood teknik ini dimanfaatkan sebagai suatu cara pengukuran
psikologi misal bidang kepribadian.
E. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Orang tua adalah pembina atau pendidik pribadi yang pertama dalam
hidup, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan
unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, dengan sendirinya akan
masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh dan berkembang
(RIZKYANI, 2019). Pengetahuan yang pertama diterima oleh anak
adalah dari orang tuanya. Orang tua juga adalah sebagai lingkungan
pertama dari individu-individu untuk berinteraksi terutama bagi anak-
anak untuk memperoleh akhlak atau moral serta kebiasaan-kebiasaan
yang baik, dan juga orang tua sebagai pembina pribadi yang pertama bagi
anak-anaknya (Alinurdin & Rahayu, 2018).
Berdasarkan dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan diatas

FIKes UIA 2021


maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud orang tua adalah orang
tua sangat peting dalam membina dan mendidik anaknya, orang tua juga
sebagai pusat pengetahuan pertama bagi anak anakanya.
2. Peran Orang Tua dalam Keluarga

Peran orang tua didalam keluarga sangat penting bagi anak, terlebih
lagi ketika anak memasuki usia sekolah dan menempuh pendidikan.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan
pribadi anak. Keluarga juga dipandang sebagai instansi (lembaga) yang
dapat memenuhi kebutuhan insane (manusiawi), terutama kebutuhan
bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia
(Rumbewas et al., 2018).
Menurut (Sandarwati, 2014) peran adalah seperangkat perilaku
antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam
posisi dan situasi tertentu. Setiap anggota keluarga memiliki perananan
pribadi masing–masing, peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat .
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Ayah
Sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak– anak, berperan
senagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Ibu
Sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak– anaknya, ibu
mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak–anaknya, sebagai pelindung dan
sebagai salah satu kelompok dari peran sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkunngannya, disampinng itu juga
ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Anak–anak

FIKes UIA 2021


Melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental sosial, dan spritual.
3. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang
harus dilalakukan didalam atau diluar keluarga. Adapun fungsi
keluarga menurut (Sandarwati, 2014) terdiri dari :
a. Fungsi Sosialisasi Anak
Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam
membentuk kepribadian anak, dilihat dari bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
b. Fungsi Afeksi
Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang
atau rasa cinta, dilihat dari bagaimana keluarga secara intuitif
merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam
mengkomunikasikan dan berinteraksi antar sesama anggota
keluarga, sehingga saling pengertian satu sama lain.
c. Fungsi Edukasi
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitterbudaya
atau mediator” sosisal budaya bagi anak.
d. Fungsi Religius
Masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di kelaurga semakin
berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkanya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan–
insan agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
yang Maha Esa.
e. Fungsi Protektif
Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para anggotanya,
dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota
keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
f. Fungsi Rekreatif
Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang sangat

FIKes UIA 2021


gembira dalam lingkungan.
g. Fungsi Ekonomis
Anggota keluarga bekerjasama sebagai suatu team dan andil
bersama dalam hasil mereka. Fungsi ekonomis ini juga dapat dilihat
dari bagaimana kepala keluarga mecari penghasilan, mengatur
penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan keluarga.
h. Fungsi Status Sosial
Keluarga berfungsi sebagai suatu dasar yang menunjukkan
kedudukan atau status bagi anggota– anggotanya. Dalam sebuah
keluarga, seseorang menerima serangkaian status berdasarkan umur,
urutan kelahiran, dan sebagainya.

F. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka teori
+

Pencegahan Covid-19

Pengetahuan Sikap Perilaku


1. Pengertian 1. Rajin mencuci tangan
1. Pengukuran secara
2. Etiologi langsung 2. Kurangi berinteraksi dengan orang
3. Proses Penularan a. Pengukuran lain
4. Manifestasi Klinis berstruktur (sangat
5. Menanggulangi 3. Gaya hidup sehat (makan, tidur,
setuju,setuju,kuran
dan Mencegah g setuju,tidak olahraga) untuk imunitas tubuh
setuju) 4. Jaga jarak aman (1 meter) dengan
b. Pengukuran tidak
orang yang batuk/bersin
berstruktur
(wawancara) 5. Hindari kerumunan
Komponen sikap :
6. Hindari menyentuh mata, hidung dan
1. Komponen 2. Pengukuran secara
mulut
Kognitif tidak langsung
2. Komponen Afektif 7. Hindari bepergian ke daerah
3. Komponen Kuratif terjangkit atau bila sedang sakit
8. Etika batuk dan bersin, hindari
meludahFIKes
di tempat
UIA umum
2021
9. Bila ada gejala, segera berobat dan
gunakan masker bila sedang sakit
Faktor yg Mempengaruhi :

1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Pendukung
. 3. Faktor Pendorong
4. Faktor Genetik
5. Faktor Eksogen
6. Proses Belajar

Sumber : (Notoatmodjo, 2014), (Pramada et al., 2020), (Sunaryo


(2013), (Allport, 2019)
Keterangan :
Cetak Tebal : Diteliti
Tidak cetak tebal : Tidak diteliti

FIKes UIA 2021

Anda mungkin juga menyukai