Anda di halaman 1dari 4

Praproduksi Multimedia

Praproduksi identik dengan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan
sebelum memulai proses produksi (syuting film atau video). Dengan lahirnya teknologi digital video dan
metode nonlinear editing maka proses produksi video menjadi lebih mudah. Ketika kita akan memulai
sebuah proyek, terkadang kita telah memiliki stock- shoot/ footage video yang kita butuhkan, untuk itu
kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan cerita yang akan kita buat.
Artinya, Anda harus mempersiapkan footage video yang telah ada, fotografi, diagram dan grafik, gambar
ilustrasi, atau animasinya. Tetapi banyak pula para videographer yang memulai dari awal atau dari nol.
Intinya tujuan pra produksi mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai
konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan.
Beberapa tahap yang perlu dilakukan di tahap pra-produksi sebagai berikut:
Pencarian dan Penemuan Ide
Pencarian ide untuk tema produksi dilakukan untuk menemukan tema dari video yang akan
dibuat. Cara-cara untuk menggali ide ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, tergantung
jenis produksi video yang akan diproduksi. Berikut beberapa langkah untuk pembuatan tema jika
dilihat dari jenis video yang akan diproduksi.
a. Video company profile
Video company profile merupakan sebuah video yang berisi informasi sebuah perusahaan beserta
produk-produknya. Informasi yang ditayangkan oleh video ini secara garis besar akan
mencerminkan nilai-nilai perusahan (corporate value) dari perusahaan tersebut. Nilai-nilai
perusahaan dapat tercemin dalam beberapa hal yaitu,sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan hingga kinerja dari perusahaan tersebut. Selain nilai-
nilai perusahaan video company profile juga memberikan informasi tentang produk atau servis
yang menjadi keunggulan dari perusahaan tersebut. Selebihnya isi dari video company profile ini
tergantung dengan audience yang akan melihat tayangan dari video company profile ini. Selain
digunakan sebuah perusahaan video company profile ini juga digunakan institusi-institusi
pendidikan, pemerintahan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sebagai media informasi
untuk menjelaskan profil dari institusi, organisasi, dan lembaga tersebut.
b. Video non-commercial use
Video non-commercial use digunakan untuk menyampaikan informasi yang tidak bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Isi informasi dari video ini biasanya bersifat mendidik untuk
memberikan stimulus tentang kesadaran akan sesuatu hal yang bersifat sosial. Di sisi lain, video
ini biasanya memberikan informasi Pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pelatihan
kepada penontonnya tentang halhal yang berkaitan dengan praktikum. Beberapa contoh dari
video ini yaitu, video tentang iklan layanan masyarakat yang biasa disebut dengan PSA (Public
Service Ads). Video iklan layanan masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada
masyarakat tentang isu-isu sosial yang sedang terjadi. Contoh lain dari video ini, yaitu video
training atau pelatihan. Video ini bertujuan untuk mengajarkan kepada khalayak tentang sesuatu
hal. Video pelatihan sering digunakan oleh perusahaan – perusahaan untuk memberikan pelatihan
kepada karyawannya, misalnya perusahaan pertambangan menggunakan video ini untuk
memberikan pelatihan tentang safety procedure untuk pegawainya agar mudah memahami
aturan-aturan tentang keselamatan bekerja di perusahaan tambang.
c. Video liputan/dokumentasi
Video liputan atau dokumentasi merupakan rekaman video tentang sebuah peristiwa yang terjadi
tanpa adanya unsur rekayasa. Video liputan atau documenter dapat dibuat perorangan,
kelompok/organisasi, atau institusi pemerintah dan swasta berdasarkan maksud dan tujuan yang
diinginkan. Video ini dibuat untuk pendokumentasian sebuah peristiwa, baik yang terjadi di
sebuah acara perkawinan, acara-acara perusahaan sampai dengan kejadian-kejadian yang terjadi
seperti bencana alam dan lainnya. Selain sebuah dokumentasi untuk kepentingan perseorangan
dan acara-acara perusahaan, video liputan atau dokumentasi ini biasanya digunakan juga sebagai
peliputan jurnalistik untuk kepentingan pemberitaan. Video peliputan untuk kepentingan
pemberitaan ini biasanya dapat diproduksi secara amatir ataupun profesional. Video jurnalistik
yang diproduksi secara amatir biasanya dilakukan oleh masyarakat dengan alat sederhana
sehingga hasil gambar yang diproduksi biasanya kurang maksimal seperti tidak begitu fokus atau
blur, goyang dan kurang jernih. Beberapa macam video liputan atau dokumentasi, antara lain
sebagai berikut:
1) Video amatir.
2) Video dokumenter jurnalistik.
3) Video Pernikahan.
4) Video dokumentasi acara, atau event.
Pembuatan Sinopsis, Treatment, Storyboard, dan Shooting Script
Langkah berikutnya, yaitu menjabarkannya ke dalam sebuah sinopsis, treatment, shooting script
dan storyboard. Langkah ini sangat perlu untuk dilakukan karena akan memudahkan produksi di
lapangan. Tingkat kerumitan dari keseluruhan naskah ini berbeda – beda tergantung dari panjang
pendek nya produksi video dan tema atau subjek yang akan diangkat. PAda sebuah video
dokumentasi event atau pernikahan, tentunya akan sangat berbeda kedetailannya ketika membuat
video documenter jurnalistik atau video company profile. Sinopsis, treatment, storyboard dan
shooting script akan dijabarkan sebagai berikut.
a. Sinopsis
Sinopsis biasa digunakan dalam pembuatan karya tulis fiksi seperti novel, komik, dan cerita-cerita
bersambung. Selain dalam karya tulis sinopsis juga biasa digunakan dalam produksi film layar
lebar atau film-film serial. Dalam istilah yang sederhana, sinopsis berarti ringkasan cerita yang
digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat dari sebuah karya tulis maupun film. Dalam
pelaksanaan produksi video, sinopsis digunakan untuk memberikan gambaran singkat, padat
dan jelas tentang tema dari materi yang akan diproduksi. Tujuannya adalah untuk mempermudah
menangkap pesan dari konsep yang akan di-videokan. Konsep sinopsis dalam produksi video tidak
diuraikan dalam tulisan yang panjang, akan tetapi cukup dengan beberapa kalimat sederhana dan
jelas yang bisa mencakup tema dan alur dari video tersebut. Contoh sinopsis sebagai berikut.
Video ini akan menggambarkan sebuah proses tentang pembuatan patung dengan teknik cetak
ulang atau cor dengan bahan semen. Visualisasinya akan dimulai dari pengenalan alat dan bahan,
pembuatan cetakan, pengecoran, penyempurnaan dan finishing.” (Contoh sinopsis video pelatihan
pembuatan patung.) “Video ini akan menggambarkan proses keseluruhan pernikahan Anton dan
Rini. Cerita yang akan digambarkan mulai dari lamaran, upacara adat Jawa, akad nikah hingga
resepsi pernikahannya”
b. Treatment
Selain memberikan gambaran yang lebih mendetail dan tidak tematis, treatment
memberikan gambaran yang lebih deskriptif dari tema yang akan di-videokan.
Apabila sinopsis memberikan ringkasan cerita yang sangat singkat, treatment
memberikan gambaran deskriptif tentang alur cerita yang akan divideokan. Video
treatment dimulai dari awal mula kemunculan gambar sampai akhir cerita yang
diceritakan secara kronologis. Contoh treatment sebagai berikut. “Video diawali dengan
visualisasi judul pelatihan, kemudian tampak suasana studio pembuatan patung mulai dari suasana
luar ruangan hingga dalam ruangan. Tampak berbagai macam jenis patung di dalam studio
tersebut. Setelah itu, terlihat bahan-bahan pembuatan patung dan alat-alat pembuatnya yang
berada di sekitar studio. Visualisasi berikutnya tampak seorang seniman patung sedang
mengerjakan karyanya. Kemudian seniman tersebut mulai memberikan katapengantar tentang
proses pembuatan patungnya. Kata pengantar dari seniman patung tersebut kemudian bersambung
ke penjelasan – penjelasan tentang proses pembuatan patung. Visualisasi yang ditayangkan ketika
proses penjelasan patung yaitu visualisasi yang berkaitan dengan proses pembuatan patung
dimulai dari persiapan bahan dan alat, pengecoran, menyempurnakan patung yang sudah dicor
kemudian penyelesaian akhir dari pembuatan patung. Video ini ditutup dengan gambar patung
yang sudah selesai dibuat.” (Contoh treatment pembuatan patung.) “Visualisasi pernikahan Anton
dan Rini akan diawali dengan judul dari pernikahan. Kemudian mulai menggambarkan suasana-
suasana sebelum semua upacara itu dimulai. Penggambaran suasana rumah dan keluarga sebelum
dimulainya lamaran antara kedua keluarga. Setelah itu, visualisasi suasana saat lamaran.Kemudian
menuju ke proses-proses selanjutnya penggambaran tentang upacara adat yang dilakukan oleh
Anton dan Rini. Visualisasinya dimulai dari sebelum acara dimulai hingga keceriaan saat
dilakukannya upacara adat Jawa kedua mempelai ini. Visualisasi akan berganti dengan suasana
pagi hari sebelum mereka memulai akad nikah. Ekspresi-ekspresi kedua mempelai saat dirias dan
meminta restu kepada keluarga dan kedua orang tua sebelum melakukan proses akad nikah.
Visualisasi prosesi akad nikahnya digambarkan dari awal sebelum mempelai memasuki tempat
akad nikah hingga selesai melakukan akad nikah. Kemudian masuk ke resepsi pernikahan
mendokumentasikan seluruh persiapan sebelum dimulainya acara hingga akhir acara resepsi
pernikahan Anton dan Rini.” (Contoh treatment video pernikahan Anton dan Rini.)
c. Storyboard
Storyboard digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian peristiwa yang akandirekam dalam
video. Deskripsi rangkaian peristiwa tersebut akan dituangkan ke dalam gambar-gambar sketsa
ataupun foto untuk melihat apakah rangkaian peristiwa tersebut sudah sesuai dengan plot cerita
dari video tersebut. Selain itu, storyboard juga digunakan untuk memberikan gambaran tentang
video yang akan diproduksi dan melihat kesinambungan alur cerita yang akan direkam.
Penggambaran dalam storyboard ini tidak dilakukan secara detail akan tetapi lebih ke gambaran
umum tentang peristiwa yang akan direkam. Biasanya storyboard tidak sering dilakukan dalam
produksi video, karena semuanya akan dirangkum ke dalam skenario dan shooting script .
d. Shooting script
Shooting Script digunakan sebagai panduan produksi di lapangan. Panduan ini berguna untuk
seluruh tim produksi yang sedang melakukan pengambilan gambar video. Shooting scriptberisi
tentang pentujuk operasional dalam proses pelaksanaan produksi video. Bahasa-bahasa yang
digunakan dalam shooting script biasanya menggunakan bahasa-bahasa produksi audiovisual.
Guna membuat shooting script secara detail diperlukan pemahaman tentang bahasa-bahasa
pengambilan gambar dalam produksi video. Bahasa-bahasa tersebut merupakan Bahasa
pengambilan gambar yang berguna untuk mendetailkan tipe pengambilan gambar di dalam
shooting script.
Tugas Individu
Kerjakan tugas berikut secara mandiri! Buatlah sebuah script atau cerita film dalam acara drama yang
akan dilaksanakan di rumah kamu dalam masa Pandemi Covid 19 dan Pencegahan Virus Corona

NB: Kalian Klik Link Dibawah Ini Kalau Sudah Ngerjakan Tugasnya
http://bit.ly/tugas-individu

Anda mungkin juga menyukai