DISUSUN OLEH
1. RASIHUL ARFIAN (147905008)
2. SABAR (147905012)
ABSTRAK
Perkembangan teknologi yang ada mendukung untuk menciptakan teknik-teknik yang baru dalam
pembuatan suatu video. Penggabungan antara teknik stop motion dan live shoot merupakan hal baru di mana
menggunakan animasi frame by frame yang kemudian digabungkan dengan live shoot sehingga gambar yang
diambil tersebut dapat terlihat lebih nyata. Video ini akan menjadi lebih sempurna dengan adanya editing
menggunakan software-software tertentu.
Proses pembuatan video ini dilakukan secara kelompok dengan beberapa tahap yaitu pra produksi ,
produksi hingga pasca produksi. Proses pra produksi dan produksi yang meliputi pengembangan ide dan konsep,
pembuatan treatment, storyboard, desain karakter serta berbagai animasi. Dan diberi sentuhan akhir yaitu proses
editing.
Diharapkan karya tulis ini dari segi ide dan konsep dapat memberikan pesan moral yang baik dan
bermanfaat. Dan dalam segi teknik, dapat menjadi inspirasi kepada para animator ataupun editor untuk dapat
terus mengembangkan teknik proses pembuatan video yang ada dan melakukan penyempurnaan seiring dengan
berkembangnya jaman yang ada.
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warahmarullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pembahasan tentang proses
produksi video dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Karya tulis ini
dimaksudkan sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Produksi Media
Pembelajaran.
Kami sangat berharap karya tulis ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana membuat sebuah video untuk dijadikan
media pembelajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga karya tulis sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya karya tulis yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Surabaya, November 2015
Penyusun
A. PENDAHULUAN
Penemuan format pita berbahan dasar magnetik di tahun 1970-an merupakan awal mula
pemicu perkembangan industri video di dunia. Pita magnetik tersebut kemudian digunakan di
dalam kaset video sebagai alat perekam gambar dan suara untuk keperluan professional
maupun kepentingan individu. Penemuan kaset video ini pada akhirnya bisa berkembang
dengan cepat karena dahulu pita film hanya bisa digunakan untuk merekam gambar.
Keberadaan pita magnetik yang digunakan di dalam kaset video ini berdampak positif
terhadap perkembangan teknologi kamera video.
Perkembangan industri teknologi di bidang video menghasilkan berbagai macam peralatan
video dengan berbagai macam format. Format-format kamera video itu antara lain mulai dari
kamera video analog hingga kamera video berformat digital . Di Indonesia perkembangan
industri di bidang video mulai berkembang sejak TVRI berdiri di tahun 1962. Pada era tahun
1990-an, industri ini menjadi sangat berkembang seiring dengan perkembangan industri
pertelevisian Indonesia. Kemajuan teknologi video saat itu digunakan industri televisi
diIndonesia sebagai keperluan produksi program acara untuk siaran televisi.
Teknologi digital video kamera yang mulai membanjir di tahun 1995 mendorong industri
video ini tidak hanya digunakan oleh stasiun-stasiun televisi di Indonesia, akan tetapi
mendorong bermunculannya industri-industri video komersial berskala lokal ataupun
nasional. Produksi video ini kemudian digunakan sebagai media berkomunikasi baik untuk
kepentingan komersial atau pun individu. Video itu sendiri berasal dari kata bahasa inggris
yang berarti vi dan deo yang ketika dijabarkan menjadi visual dan audio. Visual yang berarti
gambar dan audio yang berarti suara. Dari penjelasan visual dan audio tersebut dapat
disimpulkan bahwa video berarti sebuah media yang bisa menampilkan gambar dan suara
dalam waktu yang bersamaan. Video dalam sistem penggunaannya merupakan sekumpulan
komponen berfungsi sebagai pengiriman suara serta gambar yang bergerak. Selain sebagai
media pengiriman suara dan gambar yang bergerak, video juga dapat diartikan sebagai
sebuah peralatan pemutar ulang dari hasil rekaman suara dan gambar yang bergerak. Sebagai
sebuah media komunikasi, video berfungsi untuk menyajikan informasi dari sebuah peristiwa
yang terjadi baik itu ter-setting ataupun tidak, dimana informasi tersebut dapat membuat
stimulus seseorang untuk dapat menyimak lebih dalam. Proses pembuatan video secara
sederhana bisa dilakukan hanya dengan menggunakan sebuah alat perekam yang bernama
video camera.
Menggunakan alat perekam ini sebuah individu sudah dapat merekam sebuah peristiwa
yang ada di depan individu tersebut. Bahkan saat ini merekam sebuah gambar tidak hanya
bisa dilakukan oleh video camera, akan tetapi dengan menggunakan smartphone berteknologi
canggih pun sekarang seseorang bisa merekam gambar yang dia inginkan. Jika dilihat dari
prosesnya merekam video itu sangatlah mudah. Video-video yang direkam seseorang tanpa
melewati beberapa proses pelaksanaan produksi video, hasilnya dapat digolongkan menjadi
video amatir. Akan tetapi, untuk melakukan sebuah produksi video secara professional ada
beberapa tahap yang harus dilewati sebelum hasil video itu bisa ditayangkan atau dinikmati
oleh penonton yang akan melihatnya. Beberapa tahapan proses pelaksanaan pembuatan video
itu dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a) Tahap pra-produksi;
b) Tahap produksi; dan
c) Tahap pasca produksi
Tahapan-tahapan dalam produksi video tersebut mencakup dari pencarian ide hingga
pengemasan video sebelum video itu dapat ditonton oleh penontonnya. Video dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis jika dilihat dari hasil produksinya. Jenis-jenis tersebut
mulai dari dokumenter hingga yang digunakan untuk kepentingan umum, baik untuk
kepentingan komersial maupun kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Meskipun
memiliki beberapa jenis jika digolongkan dari hasil produksinya, akan tetapi jika dilihat dari
proses pelaksanaan pembuatannya semuanya memiliki cara yang sama. Hanya saja
perbedaannya hanya terletak pada ide cerita dan besar kecilnya pendanaan untuk pembuatan
videonya.
B. PROSES PEMBUATAN VIDEO
Secara umum, proses pembuatan video terdiri dari 3 yakni: praproduksi, produksi, dan
pascaproduksi (Global Live Project, 2013:1). Ketiga tahapan tersebut secara terperinci dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Praproduksi
1. Menyusun kru produksi video
Secara umum, ukuran kru yang semakin kecil akan mempermudah dalam melakukan
manajemen orang dan pembiayaan, jumlah yang direkomendasikan 5-10 orang.
2. Menentukan aturan dan tanggungjawab
Sesuai dengan ukuran kru yang direkomendasikan, paling tidak ada beberapa peran
serta tanggungjawab yang akan diterima dan dilaksanakan dalam proses produksi.
a) Produser
Melakukan perencanaan dan pengawasan untuk semua kebutuhan logistik, aspek
teknis, serta pendanaan/anggaran.
b) Sutradara
Bertanggung jawab untuk tampilan dan nuansa video. Seringkali produsen
akan berfungsi sebagai sutradara.
c) Operator Kamera (direkomendasikan 4 orang)
Bertanggungjawab untuk mengambil gambar dari setiap scene. Acuan yang
digunakan adalah skrip naskah video yang telah final.
d) Teknisi Audio
Sumber dana
Sponsor
Dst
Kebutuhan Produksi
Sewa kamera
Besaran anggaran
500.000
Scene
Secene 1
Tanggal
Lokasi
Dst
Video
Kamera
Video
Digital
Kamera
Video
Batrey kamera
Lighting
Video
Kedua
Kamera
Ketiga
Laptop
Tripod
hard disk
Batrey ekstra dan
eksternal
charger
(minimal
2)
Batrey ekstra dan
eksternal
Steker listrik
(DSLR/Pocket)
Utama
Kamera
Peralatan tambahan
charger
untuk mikrofon
Laptop/PC
Hardisk eksternal
Memory card untuk
perekaman video
&
eksternal
b) Produksi
1. Perhatikan setiap peralatan berfungsi dengan baik
2. Perhatikan panduan artistik
Pilihan artistik selama produksi secara umum fokus pada penggunaan sudut kamera
(angle) dan pilihan siapa (orang) dan apa (properti/benda) yang cocok untuk masuk ke
dalam sebuah bingkai kamera.
3. Berikan caption foto pada setiap lokasi
Fotografer harus menangkap gambar orang pertama dan terakhir pada setiap adegan
(sesuai dengan skrip naskah), nama-nama tempat, posisi adegan, properti yang
digunakan, dll. Hal ini untuk mempermudah dalam mencocokkan setiap hasil video
pada saat proses syuting serta proses pembuatan database video pada saat
pascaproduksi.
4. Melakukan perawatan kamera video
Pemeriksaan berulang adalah semua aspek kunci dari penggunaan kamera sepanjang
hari untuk syuting sangat penting. Selain pemeliharaan yang paling penting (mengganti
baterai kamera dan kartu SD), perlu memastikan bahwa semua pengaturan masih benar
pada kamera (memeriksa tombol yang yang tidak disengaja terdorong/tertekan atau ada
switch yang terbalik), membersihkan lensa, mengubah baterai mikrofon sehingga
perlatan siap digunakan kembali untuk syuting.
5. Perhatikan item dukungan pada proses perekaman
Selain peralatan video dan audio, pastikan juga untuk memiliki item berikut selama
kegiatan syuting:
a) Clipboard
b) Jadwal syuting setiap scene
c) 2 unit walkie-talkie
d) Camilan
c) Pascaproduksi
1. Mengimpor media
Hal ini mengacu pada proses mengimpor berbagai jenis video, audio, atau file gambar
ke dalam PC/komputer yang kemudian akan diolah ke dalam program video editing.
2. Memberikan lebel media
Selanjutnya, hal yang dilakukan adalah mengubah nama setiap file sesuai dengan
panduan yang telah disusun (berdasarkan skrip naskah). Sangat penting bahwa file yang
diberikan nama secara konsisten, akurat, dan sesuai dengan standar, sehingga setiap kru
akan konsisten dengan semua job desc yang diberikan. Pastikan untuk menempatkan
semua file dalam satu folder juga.
Contoh: s2tp2014project_scene1_judul_11/23/15_sda .mov
3. Mengkoreksi warna dan suara
Mengingat berbagai (mungkin tidak terkontrol) situasi pencahayaan yang dihadapi
selama syuting, mungkin perlu untuk memperbaiki warna untuk mencocokkan rekaman
shoot oleh kameramen yang berbeda atau dengan kamera yang berbeda sepanjang hari.
Kemudian ditambah dengan suasana sekitar lokasi syuting yang akan mempengaruhi
hasil video seperti suara angin, kegaduhan orang, dan sebagainya. Setiap koreksi warna
dan suara harus dicatat dalam log edit. Berikut adalah beberapa sumber daya
(program/aplikasi) untuk membantu melakukan koreksi warna dan suara (tergantung
pada alat yang digunakan dan tingkat pengalaman sebelumnya).
a) Adobe: Premiere Pro - Color correction and adjustment/Premiere Pro - Three-way
Color Corrector effect
b) Apple: Final Cut Studio - Color correction
c) Vimeo: Introduction to color correction
4. Proses editing
Prinsip-prinsip dalam melakukan editing video yang perlu dipahami adalah sebagai
berikut:
a) Perhatikan durasi berdasarkan jenis video yang dibuat
b) Mengkreasikan seluruh konten yang ada
c) Jangan menunjukkan banyak credit information terlalu banyak
d) Pastikan video dibuat pada format tampilan yang sesuai (biasanya rasio yang
digunakan 16:9)
e) Gunakan tambahan audio (musik) seperlunya
f) Menambahkan beberapa hasil foto untuk keperluan khusus
5. Media delivery
Pada bagian ini, perlu melakukan beberapa hal yakni:
a) Pengarsipan/penyimpanan
b) Menentukan format video
6. Penerjemahan dan melakukan review
Jika video yang dihasilkan untuk audien dengan bahasa yang berbeda, perlu melakukan
proses penerjemahan untuk menambahkan subtittle dalam video. Kemudia secara
bersama-sama seluruh kru melakukan review dengan melakukan pemutaran video final
secara bersama-sama untuk melakukan masukan/koreksi sebelum menyebarkannya
secara luas.
Sumber:
Global Lives Project. 2013. Production Guide. San Francisco (ebook)