Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No.

2 Juli 2019

PEMAKAIAN SABUN PEMBERSIH (ANTISEPTIK) SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR


PREDISPOSISI TERJADINYA KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI

YOGYAKARTA

Yanita Trisetyaningsih1, Elis Rosi Febriana2

INTISARI
Latar Belakang : Data statistik Indonesiatahun 2012 jumlah remaja putrid yang berusia 15-24 tahun 83%
mengalami keputihan. Banyak perempuan Indonesia membersihkan vagina mereka dengan cairan pembersih
(antiseptik) agar terbebas dari bakteri penyebab keputihan. Penggunaan pembersih kewanitaan atau sabun
antiseptik secara rutin dapat meningkatkan terjadinya keputihan. Kandungan antiseptik pada cairan pembersih
dapat membunuh bakteri laktobacilus yang berguna untuk menjaga derajat keasaman vagina sehingga
mempermudah kuman dan bakteri masuk dalam liang vagina.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan pemakaian sabun pembersih (antiseptik) dengan kejadian keputihan
pada remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil
dengan teknik purposive sampling yaitu 79 siswi di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Instrumen penelitian
adalah kuesioner pemakaian sabun pembersih (antiseptik) dengan kejadian keputihan. Hasil penelitian dianalisis
dengan uji Sperman Rank.
Hasil penelitian : Pemakaian sabun pembersih pada sebagian besar siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
dalam kategori sedang sebanyak 45 siswi (57%). Sebagian besar siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
mengalami keputihan sebanyak 49 siswi (62%). Hasil uji Sperman Rank diper oleh nilai p = 0,040(p<0,05) dan r=
0,232.
Kesimpulan : Ada hubungan antara pemakaian sabun pembersih (antiseptik) dengan kejadian keputihan pada
remaja putri di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta dengan keeratan hubungan rendah.

ABSTRACT
Background: Indonesian statistics in 2012 showed that the number of girls aged 15-24 years 83% experienced
leucorrhoea. Many Indonesian women clean their vagina by using antiseptic soap to absolve from leucorrhoea
bacteria. Regular use of sanitizer or antiseptic soap may increase the occurrence of vaginal discharge. The
antiseptic content of the cleaning fluid can kill actobacilus, a useful bacteria to maintain the degree of vaginal
acidity which makes it easier for germs and bacteria to enter the vagina.
Objective: To know the relationship of using antiseptic soap with the occurrence of leucorrhoea in adolescent
girls of SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta.
Research Method: This research type was descriptive correlation with cross sectional approach. The sample
was taken by purposive sampling technique by number of 79 female students in SMA Muhammadiyah 7
Yogyakarta. The research instrument was questionnaire of using antiseptic soap with the occurrence of
leucorrhoea. The results were analyzed by Sperman Rank test.
Result: The use of cleansing soap in mostly female students of SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta is in medium
category as number of 45 students (57%). Most of female students of Muhammadiyah 7 Yogyakarta experiencing
leucorrhoea as number of 49 female students (62%). The result of the test of Rankman is obtained p value =
0,040 (p <0,05) and r = 0,232.
Conclusion: There is a assosiasion between the use of antiseptic soap with the incidence of leucorrhoea
adolescent girls of SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta and showed low closeness relationship.

Keywords: Using Antiseptic Soap, Leucorrhoea

1
Student of Nursing Study Program, Faculty of Health, University of Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta
2
Lecturer of Nursing Study Program, Faculty of Health, University of Jenderal Achmad Yani
Yogyakara

PENDAHULUAN remaja ditandai oleh masa pubertas yaitu


Remaja adalah masa transisi waktu seorang perempuan mampu
antara masa kanak-kanak dan dewasa, mengalami konsepsi yaitu menstruasi
dimana terjadi pertumbuhan, timbul ciri- atau haid pertama, dan adanya mimpi
ciri seksual sekunder, tercapainya basah pada anak laki-laki. Pada masa
fertilitas, dan terjadi perubahan- tersebut remaja mengalami
perubahan psikologi dan kognitif. 1 Masa perkembangan seksual diantaranya,

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

kematangan organ seksual mulai terpengaruh iklan cairan pembersih organ


berfungsi, baik untuk reproduksi kewanitaan dengan berbagai
(menghasilkan keturunan) maupun merk.10Pengetahuan tentang personal
2
rekresi (mendapat kesenangan). hygiene merupakan hal yang sangat
Menurut Departemen Kesehatan penting untuk diketahui oleh wanita
Indonesia kejadian keputihan ini banyak khususnya remaja. Hal ini penting karena
dialami oleh para remaja usia produktif, jika personal hygiene diketahui sejak dini
angka kejadian keputihan di Indonesia maka penanganan terhadap keputihan
memiliki angka yang lebih tinggi atau masalah reproduksi lainnya akan
dibandingkan dengan negara lain.3Hal ini lebih cepat mendapatkan penanganan. 11
dikarenakan terdapat kebiasaan wanita Banyak perempuan Indonesia
sejak remaja yang berperilaku buruk membersihkan vagina mereka dengan
dalam menjaga kebersihanorgan cairan pembersih (antiseptik) agar
genetalianya.4 terbebas dari bakteri penyebabkeputihan.
Berdasarkan data statistik tahun Mereka berfikir vagina yang kesat adalah
2009 jumlah remaja putri di Daerah vagina yang sehat. Padahal hal itu justru
Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu 2,9 juta membunuh bakteri laktobacilus yang
jiwa berusia 15-24 tahun dan 68% berguna untuk menjaga derajat
mengalami keputihan patologi. 5 keasaman vaginkandungan antiseptik
Keputihan merupakan masalah yang ada pada sabun itu mempermudah
kesehatan reproduksi yang banyak kuman dan bakteri masuk dalam liang
terjadi pada wanita. Masalah kesehatan vagina. Penggunaan pembersih
reproduksi, merupakan masalah yang kewanitaan atau sabun antiseptik secara
penting untuk dapat perhatian dikalangan rutin dapat meningkatkan terjadinya
remaja. Dikalangan remaja banyak terjadi keputihanan.12
hubungan seksual yang menjurus ke arah Dari hasil wawancara yang
liberalisasi yang berdampak pada dilakukan oleh peneliti di SMA
timbulnya berbagai penyakit.6 Muhammadiyah 7 Yogyakarta pada
Keputihan (leukorea) adalah tanggal 21 Februari 2018. Di dapatkan
keluarnya cairan selain darah dari liang hasil wawancara dengan 10 siswi
vagina diluar kebiasaan, baik berbau perempuan kelas X dan XI, 6 siswi
ataupun tidak, serta rasa gatal setempat. 7 memakai sabun pembersih dan 4 tidak
Keputihan disebabkan oleh infeksi memakai sabun pemebersih. Dari 6 siswi
biasanya disertai dengan rasa gatal Sebanyak 4 siswi yang memakai sabun
dalam vagina dan di sekitar bibir vagina pembersih mengatakan mengalami
bagian luar, dan yang sering keputihan dan 2 siswi yang memakai
menimbulkan keputihan yaitu bakteri, sabun pembersih tidak mengalami
virus, jamur, atau parasit.8 Akibat dari keputihan. Sedangkan 4 siswi tidak
keputihan sangat fatal bila terlambat memkai sabun pembersih mengalami
ditangani tidak hanya mengakibatkan keputihan ketika sebelum menstruasi.
kemandulan dan hamil diluar kandungan
dikarenkan terjadi penyumbatan pada BAHAN DAN CARA PENELITIAN
saluran tuba, keputihan juga bisa Peneliti ini merupakan penelitian
merupakan gejala awal dari kanker leher kuantitatif .13 rancangan penelitian ini
rahim.9 adalah deskriptif korelasional. Dengan
Fenomena yang terjadi pendekatan cross sectional, yaitu suatu
dimasyarakat banyak yang mengabaikan penelitian yang melakukan pengukuran
keputihan, mereka tidak terlalu peduli, atau pengamatan sekaligus pada saat
baik yang sudah menikah maupun yang yang bersamaan.14 lokasi penelitian ini
masih remaja. Remaja seringkali dilakukan di SMA Muhammadiyah 7
terpengaruh teman sebaya, untuk Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan
mencoba menggunkan cairan pembersih tanggal 9 April 2018 dengan teknik
tanpa mengetahui efek dari penggunaan purposive sampling total sebanyak 79
cairan pembersih organ kewanitaan, responden.
selain itu juga remaja seringkali

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

Alat pengumpulan data besar responden adalah 13 tahun


yangdigunakan adalah Instrumen yang sebanyak 23 orang (29,1%).
digunakan berupa kuesioner tes tertutup B.
secara tertulis. Kuesioner tertutup C. Pemakaian Sabun Pembersih
merupakan serangkaian pertanyaan yang
disusun terperinci menyerupai checklist, Tabel 2 Distribusi Frekuensi
sehingga responden hanya memilih Pemakaian Sabun Pembersih pada
jawaban yang sesuai dengan Remaja Putri di SMA Muhammadiyah 7
memberikan tanda centang (√) pada Yogyakarta
kolom yang sesuai. Pemakaian Frekuensi Persentase
Variable dalam penelitian ini Sabun (n) (%)
adalah variabel terikat yaitu kejadian Pembersih
keputihan dan variabel bebas yaitu Tinggi 9 11,4
pemakaian sabun pembersih (antiseptik) Sedang 45 57,0
variable bebas berskala ordinal, Rendah 5 6,3
sedangkan variabel terikat yaitu kejadian Tidak 20 25,3
keputihan yang berskala nominal. Untuk menggunakan
mengetahui hubungan dua variable, Jumlah 79 100
menggunakan teknik Sperman Rank. Sumber data primer, 2018
Sperman Rank digunakan untuk mencari
hubungan dan menguji hipotesis antara Tabel 2 menunjukkan pemakaian
dua variabel atau lebih, bila datanya sabun pembersih pada sebagian besar
berbentuk ordinal dan nominal.15 siswi SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
kategori sedang sebanyak 45 siswi
HASIL DAN PEMBAHASAN (57%).
A. Karakteristik Responden Sabun adalah hasil reaksi kimia
antara faty acid dan alkali. Vagina
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Siswa sebaiknya dibersihkan dengan
Kelas X dan XI Berdasarkan Umur dan menggunakan rempah atau sabun yang
Usia Menarche di SMA Muhammadiyah mempunyai pH normal 1-2 kali sehari
7 Yogyakarta sehabis mandi (untuk perawatan),
Karakteristik Frekuensi Persentase sebaiknya dilakukan sebulan sekali
(n) (%) setelah menstruasi. Perawatan ini perlu,
Umur selain untuk aroma harum, pH menjadi
Remaja 59 74,7 lebih segar dan sehat. Didalam vagina
pertengahan 20 25,3 terdapat berbagai macam bakteri 95%
(14-16 tahun) laktobasillus, 5% pathogen, dalam
Remaja akhir ekosistem vagina seimbang, bakteri
(17-19 tahun) pathogen tidak akan mengganggu.
Usia Misalnya tingkat keasaman menurun,
Menarche 2 2,5 perlahan akan rentan mengalami infeks. 12
10 tahun 10 12,7 Pemakaian sabun pembersih
11 tahun 15 19,0 kategori sedang dipengaruhi oleh faktor
12 tahun 23 29,1 usia responden yang sebagian besar
13 tahun 18 22,8 berada pada kelompok usia remaja
14 tahun 8 10,1 pertengahan (14-16 tahun).16 Pada masa
15 tahun 3 3,8 remaja pertengahan ini mulai terjadi
16 tahun peningkatan interaksi dengan kelompok,
Jumlah 79 100,0 sehingga tidak selalu bergantung pada
Sumber data primer, 2018 keluarga dan terjadinya esplorasi seksual
Tabel 1 menunjukkan sebagian .Sesuai dengan karakteristik perubahan
besar siswa masuk dalam kelompok intelegensia yang dialami remaja, yaitu
umur remaja awal sebanyak 59 orang remaja menjadi ingin mengetahui hal-hal
(74,7%). Usia menarche pada sebagian

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

yang baru dan timbul perilaku ingin Kejadian keputihan merupakan


mencoba-coba.17 keadaan vagina saat mengalami sekresi
Remaja sering kali ikut cairan yang berlebihan berwarna kuning
terpengaruh oleh teman sebaya, untuk kehijauan, disertai dengan rasa gatal dan
mencoba menggunakan cairan meninggalkan bekas warna kuning di
pembersih tanpa mengetahui efek dari celana
penggunaan cairan pembersih organ dalam. Wanita Indonesia banyak
kewanitaan, selain itu juga remaja mengalami keputihan karena hawa di
seringkali terpengaruh iklan cairan tanah air lembab, sehingga mudah
pembersih organ kewanitaan dengan terinfeksi jamur candida albikan
berbagai merek.10 penyebab keputihan12.
Faktor yang mempengaruhi
D. Kejadian Keputihan terjadinya keputihan pada remaja putri
bisa disebabkan oleh bakteri, jamur dan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kejadian virus. Selain bakteri dan jamur keputihan
Keputihan pada RemajaPutri di SMA pada remaja putri dapat di pengaruhi oleh
Muhammadiyah 7 Yogyakarta pengetahuan remaja yang masih rendah
Kejadian Frekuensi Persentase tentang keputihan, kurangnya informasi
keputihan (n) (%) yang didapatkan, akses layanan
Ya 49 62,0 kesehatan yang kurang memadai dan
Tidak 30 38,0 cara perawatan organ kewanitaan yang
Jumlah 79 100 kurang baik.18 Keputihan bisa berakibat
Sumber data primer, 2018 fatal apabila tidak ditangani dengan baik.
Kemandulan dan kehamilan diluar
Tabel 3 menunjukkan sebagian kandungan atau kehamilan ektopik
besar siswi SMA Muhammadiyah 7 merupakan dua dari berbagai macam
Yogyakarta mengalami keputihan akibat yang bisa disebabkan oleh
sebanyak 49 siswi (62%). masalah keputihan.19
Keputihan merupakan sekresi
vaginal abnormal pada wanita. Keputihan E. Hubungan Pemakaian Sabun
disebabkan oleh infeksi biasanya disertai Pembersih dengan Kejadian
dengan rasa gatal dalam vagina dan di Keputihan
sekitar bibir bagian luar. Keputihan sering
ditimbulkan antara lain oleh bakteri, virus, Tabel 4 Tabulasi Silang dan Hasil Uji
jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat Spearman Rank Hubungan Pemakaian
menjalar dan menimbulkan peradangan Sabun Pembersih (Antiseptik)
ke saluran kencing, sehingga dengan Kejadian Keputihan pada
menimbulkan rasa pedih saat penderita Remaja Putri di SMA Muhammadiyah
buang air kecil.8 7Yogyakarta

Kejadian keputihan Koefisien


Pemakaian Total Nilai p
Korelasi
sabun pembersih Ya Tidak
n % n % N %
Tinggi 7 8,9 2 2,5 9 11,4
Sedang 31 39,2 14 17,7 45 57,0 0,232 0,040
Rendah 1 1,3 4 5,2 5 6,3
Tidak menggunakan 10 12,7 10 12,7 20 25,3
Total 49 62,0 30 38,0 79 100
Sumber data primer, 2018

Tabel 4 menunjukkan siswi dengan sebagian besar mengalami keputihan


pemakaian sabun pembersih kategori tinggi sebanyak 7 siswi (8,9%). Siswi dengan

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

pemakaian sabun pembersih kategori sedang menggunakan celana ketat yang tentunya
sebagian besar mengalami keputihan tidak baik bagi kelembaban area vagina
sebanyak 31 siswi (39,2%). Siswi dengan sehingga dapat memicu terjadinya
pemakaian sabun pembersih kategori rendah keputihan.10 Disamping itu juga terdapat 2
sebagian besar tidak mengalami keputihan remaja putri dengan pemakaian sabun
sebanyak 4 siswi (5,2%). Siswi yang tidak pembersih kategori tinggi namun tidak
menggunakan sabun pembersih antara yang mengalami keputihan, kondisi ini dapat
mengalami keputihan dan tidak mengalami disebabkan remaja putri memiliki gizi yang
keputihan jumlahnya sama masing-masing baik. Gizi rendah merupakan salah satu
sebanyak 10 siswi (12,7%). faktor pendukung terjadinya keputihan. 21
Hasil perhitungan statistik Hasil ini juga sejalan dengan
menggunakan uji Spearman Rank seperti penelitian yang dilakukan Triyani yang
disajikan pada tabel 4 diperoleh nilai p menyimpulkan bahwa kejadiaan keputihan
0,040(<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada banyak dipengaruhi oleh pemakaian
hubungan antara pemakaian sabun pembersih vagina. Hasil penelitian ini juga
pembersih (antiseptik) dengan angka sesuai dengan Mayangningtyas
kejadian keputihan pada remaja putri di SMA penggunaan cairan pembersih organ
Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Nilai koefisien kewanitaan dengan kategori tinggi
korelasi sebesar 0,232 menunjukkan sebanyak 12 responden (26%)
keeratan hubungan antara pemakaian sabun disimpulkan bahwa ada hubungan
pembersih (antiseptik) dengan angka pemakaian sabun organ kewanitaan
kejadian keputihan pada remaja putri di SMA dengan kejadian keputihan dengan
Muhammadiyah 7 Yogyakarta adalah kategori sedang.
Rendah.
KESIMPULAN dan SARAN
Penggunaan cairan pembersih organ Berdasarkan tujuan dan hipotesis, maka
kewanitaan dapat memperbesar resiko dapat diperoleh kesimpulan bahwa
terjadinya infeksi pada vagina, karena cairan Pemakaian sabun pembersih pada
tersebut dapat mengakibatkan bakteri alami sebagian besar siswi SMA
yang berguna membersihkan area vagina Muhammadiyah 7 Yogyakarta dalam
menjadi mati dan pH keseimbangan pada kategori rendah dan sebagian besar siswi
vagina menjadi terganggu. Secara alamiah SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta
dalam setiap vagina terdapat bakteri baik mengalami keputihan. Terdapat hubungan
(flora normal vagina).10 Dalam vagina yang antara pemakaian sabun pembersih
sehat terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. (antiseptik) dengan kejadian keputihan
Keseimbangan kedua jenis bakteri ini pada remaja putri di SMA Muhammadiyah
membantu menjaga tingkat keasaman 7 Yogyakarta (p=0,040) dengan keeratan
lingkungan yang ada sehingga vagina tidak hubungan rendah (Koefisien Korelasi
membutuhkan “bantuan” dari luar. Rekayasa =0,232).
dari luar justru bisa menyebabkan Diaharapkan dengan adanya penelitian
pertumbuhan bakteri jahat yang berlebihan tentang hubungan pemakaian sabun
sehingga bisa memicu terjadinya infeksi atau kewanitaan (antiseptik) dalam kehidupan
bacterial vaginosis. Infeksi yang terjadi pada sehari-hari perlu dihindari apalagi
vagina salah satunya adalah keputihan. 20 menjadikan suatu rutinitas karena dampak
Hasil penelitian ini terdapat 10 yang ditimbulkan mengakibatkan
remaja putri dengan pemakaian sabun keputihan. Bagi peneliti selanjutnya,perlu
pembersih kategori rendah namun melakukan pengontrolan terhadap faktor-
mengalami kejadian keputihan. Remaja faktor lain yang dapat mempengaruhi
putri yang menggunakan sabun kejadian keputihan, seperti anemia, gizi
pembersih kategori rendah tapi rendah, kelelahan, obesitas, dan
mengalami keputihan sebagian besar stres.Bagi SMA Muhammadiyah 7
berusia 14-16 tahun. Pada rentang usia Yogyakarta, pihak sekolah dapat
remaja awal ini remaja putri memiliki bekerjasama dengan puskesmas terdekat
keinginan untuk mengikuti mode busana untuk memberikan penyuluhan tentang
yang ada yang mengakibatkan mereka keputihan kepada siswi. Bagi Universitas

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, hasil Kecamatan Jatirejo Kabupaten


penelitian ini hendaknya digunakan Mojokerto.Jurnal Hospital Majapahit,
sebagai referensi bagi mahasiswa yang 5 (1)
berminat melakukan penelitian tentang 13. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
kesehatan reproduksi remaja khususnya Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
tentang keputihan. Bandung: Alfabeta.
14. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
DAFTAR PUSTAKA Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
1. Soetijiningsih. 2007. Tumbuh Cipta.
kembang anak. Surabaya: EGC 15. Dahlan, M. S. 2012. Besar Sampel
2. Moersintowati. 2012. Tumbuh dan Cara Pengambilan Sampel
Kembang Anak Dan Remaja. Jakarta: Dalam Penelitian Kedokteran dan
Sagung Seto. Kesehatan. Jakarta: SalembaMedika.
3. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan 16. Aryani, 2010. Kesehatan Remaja
Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI; Problem dan Solusinya. Jakarta:
2015. Tersedia di : Salemba Medika.
http://www.depkes.go.id/resources/do 17. Aryani, 2010. Kesehatan Remaja
wload/pusdatin/profil-kesehatan- Problem dan Solusinya. Jakarta:
indonesi/profil-kesehatan-indonesi- Salemba Medika
2014.pdf 18. Rahmi, E, Yunia., Arneliwati., & Erwin,
4. Widyastuti, Y. 2009. Kesehatan H. 2015. Faktor Perilaku Yang
Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya. Mempengaruhi Terjadinya Keputihan
5. Badan Pusat Statistik. 2012. Survey Pada Remaja Putri. Tersedia di :
Demografi dan Kesehatan Indonesia. https://media.neliti.com/media/publicat
Jakarta: Macro Interernasional ions/184185-ID-faktor-perilaku-yang-
Calverton, Maryland USA. mempengaruhi-terjad.pdf. Diakses
6. Manuaba, I.G.B. 2010. Memahami pada tanggal 14 mei 2018
Kesehatan Reproduksi Wanita. 19. Hamid, B. 2010. Cara Mudah Atasi
Jakarta: EGC. Keputihan. Yogjakarta: Buku Biru.
7. Kusmiran, E. 2012. Kesehatan 20. Kursani,E., Marin, H., Olfa, K. 2015.
Reproduksi Remaja dan Wanita. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Jakarta: Salemba Medika. Terjadinya Flour Albus (Keputihan)
8. Blankast, A., 2008. Mengatasi pada Remaja Putri di SMA PGRI
Keputihan dengan Herbal. Tersedia di Pekanbaru Tahun 2013. Jurnal
: http://gealgeol.com/2008/08/27/agar- Maternity and Neonatal. 2 (1).
keputihan-tak-berulang.html. Di akses 21. Shadine, M. 2012. Penyakit
pada tanggal 1 juli 2018 wanita.Yogyakarta : Citra Pustaka
9. Fitria, A. 2007. Panduan Lengkap
Lesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala
Ilmu Semesta.
10. Mayangningtyas, A. 2011. Hubungan
Penggunaan Cairan Pembersih
Organ Kewanitaan Dengan Kejadian
Keputihan Pada Remaja Putri di SMA
Negeri 2 Sleman. Tersedia di :
http://digilib.unisayogya.ac.id/983/1/na
skah%20publikasi-anissa.pdf
11. Aulia. 2012. Serangan Penyakit-
Penyakit Khas Wanita Paling Sering
Terjadi. Yogyakarta: Buku Biru.
12. Suryandari, Z. 2013. Hubungan
Pemakaian Sabun Pembersih
Kewanitaan Dengan Terjadinya
Keputihan Pada Wanita Usia Subur
(WUS) Di Desa Karang Jeruk

i
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 10. No. 2 Juli 2019

Anda mungkin juga menyukai