Anda di halaman 1dari 8

MODUL PERANCANGAN BASIS DATA

DAFTAR ISI

BAB I
1.4.6 Implementasi Sistem Database...........................................................................4
1.4.6 Implementasi Sistem Database...........................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
Database adalah suatu kumpulan data-data yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk informasi yang sangat berguna. Database terbentuk dari
sekelompok data-data yang memiliki jenis/sifat sama. Ambil contoh, data-data
berupa nama-nama, kelas-kelas, alamat-alamat. Semua data tersebut dikumpulkan
menjadi satu menjadi kelompok data baru, sebut saja sebagai data-data
mahasiswa. Demikian juga, kumpulan dari data-data mahasiswa, data-data dosen,
data-data keuangan dan lainnya dapat dikumpulkan lagi menjadi kelompok besar,
misalkan data-data politeknik elektronika. Bahkan dalam perkembangannya, data-
data tersebut dapat berbentuk berbagai macam data, misalkan dapat berupa
program, lembaran-lembaran untuk entry (memasukkan) data, laporan-laporan.
Kesemuanya itu dapat dikumpulkan menjadi satu yang disebut dengan database.h.

1.1 Basis Data


Connolly dan Begg (2010:65), Basis data adalah sebuah kumpulan data
yang secara logis terkait dan dirancang untuk memenuhi suatu kebutuhan
informasi dari sebuah organisasi.

1.2 Definisi Perancangan Basis Data


Perancangan Database adalah proses untuk menentukan isi dan pengaturan
data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai rancangan sistem stuktur
database sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh user.

1.3 Tujuan Perancangan Basis Data


1. Untuk memenuhi informasi yang berisikan kebutuhan-kebutuhan user
secara khusus dan aplikasi-aplikasinya.
2. Memudahkan pengertian struktur informasi.
3. Mendukung kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek
penampilan (response time, processing time, dan storage space)

1
1.4 Proses Perancangan Database
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.

1.4.1 Pengumpulan Data dan Analisa


Proses identifikasi dan analisa kebutuhan-kebutuhan data disebut
pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan suatu
sistem database,pertama-tama harus mengenal bagian-bagian lain dari sistem
informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database, termasuk para pemakai
yang ada dan para pemakai yang baru serta aplikasi-aplikasinya. Kebutuhan-
kebutuhan dari para pemakai dan aplikasi-aplikasi inilah yang kemudian
dikumpulkan dan dianalisa.
Aktifitas-aktifitas pengumpulan data dan analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan bidang-bidang aplikasinya.
2. Peninjauan dokumentasi yang ada.
3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan data
4. Daftar pertanyaan dan wawancara

1.4.2 Perancangan Database Konseptual


Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan skema konseptual untuk
databse yang tidak tergantung pada sistem manajemen database yang spesifik.
Penggunaan model data tingkat tinggi seperti ER/EER sering digunakan didalam
tahap ini. Di dalam skema konseptual dilakukan perincian aplikasi–aplikasi
database dan transaksi–transaksi yang diketahui. Ada 4 strategi dalam
perancangan skema konseptual :
1. Top down
2. Bottom Up

2
3. Inside Out
4. Mixed

1.4.3 Pemilihan DBMS


Pemilihan database ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1. Struktur data Jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur
hirarki, maka suatu jenis hirarki dari DBMS harus dipikirkan.
2. Personal yang telah terbiasa dengan suatu sistem Jika staf programmer
dalam suatu organisasi sudah terbiasa dengan suatu DBMS, maka hal ini
dapat mengurangi biaya latihan dan waktu belajar.
3. Tersedianya layanan penjual Keberadaan fasilitas pelayanan penjual
sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan beberapa masalah
sistem.
4. Teknik Keberadaan DBMS dalam menjalankan tugasnya seperti jenis
-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll), struktur penyimpanan,
dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.

1.4.4 Perancangan Database Secara Logika


Tahap selanjutnya dari perancangan database adalah membuat sebuah
skema konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih.
Fase ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang
dihasilkan pada fase 2. Pada fase ini, skema konseptual ditransformasikan dari
model data tingkat tinggi yang digunakan pada fase 2 ke dalam model data dari
DBMS yang dipilih pada fase 3.

1.4.5 Perancangan Database Fisik


Perancangan database secara fisik merupakan proses pemilihan struktur-
struktur penyimpanan dan jalur-jalur akses pada file-file database untuk mencapai
penampilan yang terbaik pada bermacam-macam aplikasi. Selama fase ini,
dirancang spesifikasi-spesifikasi untuk database yang disimpan yang berhubungan
dengan struktur-struktur penyimpanan fisik, penempatan record dan jalur akses.

3
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
1. Response time Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang
diajukan Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada
response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses
database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response
time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah
pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan
komunikasi.
2. Space Utility Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file
database dan struktur-Struktur jalur akses.
3. Transaction throughput : Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses
per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem
transaksi. Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.

1.4.6 Implementasi Sistem Database


Perintah-perintah dalam DDL dan SDL(storage definition language) dari
DBMS yang dipilih, dihimpun dan digunakan untuk membuat skema database dan
file-file database (yang kosong) kemudian database tsb dimuat (disatukan) dengan
datanya. Jika data harus dirubah dari sistem komputer sebelumnya, perubahan-
perubahan yang rutin mungkin diperlukan untuk format ulang datanya yang
kemudian dimasukkan ke database yang baru. Transaksi-transaksi database
sekarang harus dilaksanakan oleh para programmmer aplikasi.

1.5 Mendefinisikan Kebutuhan Data


Adalah suatu proses mengidentifikasi dan mendokumentasikan data yang
dibutuhkan oleh user dalam sebuah database untuk memenuhi kebutuhan
informasi saat ini dan masa yang akan datang. Adapun untuk jenis informasi yang
harus diperhatikan antara lain :

4
1. Informasi yang menjelaskan struktur data, seperti entitas, atribut, dan relasi.
Informasi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik seperti entity-
relationship diagrams (E-RD).
2. Informasi yang menggambarkan aturan atau batasan yang dapat menjaga
integritas data. Biasanya disebut aturan bisnis (business rules), batasan-
batasan ini harus di tuangkan dalam data dictionary/directory (atau
repository) suatu organisasi.

1.6 Langkah-Langkah Dalam Mendefinisikan Kebutuhan


Langkah dalam mendefenisikan kebutuhan antara lain :
1. Mendefinisikan Lingkup Database
Harus meninjau ulang rencana SI pada organisasi sebelum melakukan
definisi kebutuhan. Rencana meliputi tabel bisnis, suatu model informasi
perusahaan, dan prioritas database dan implementasi merencanakan.
Rencana ini harus digunakan sebagai suatu keseluruhan kerangka untuk
mendisain database.
2. Memilih Metodologi
Dalam memilih metodologi dan case tools yang sesuai adalah hal yang
esensial. Metodologi memberikan prosedur standar dan format
pengumpulan data yang dibutuhkan untuk mengelola pengumpulan
metadata pada disiplin tertentu. Sedangkan case tools memberikan
dukungan berbasis komputer untuk membangun sebuah repository dari
metadata dan membuat tampilan yang terstruktur dari metadata tersebut,
dan case tools yang digunakan selama mendefinisikan kebutuhan harus
sesuai dengan case tools yang digunakan selama perencanaan database.
3. Mengidentifikasi Pandangan User (User Views)
Pengumpulan data biasanya fokus pada pandangan user terhadap data,
pandangan user (User View) adalah sekumpulan data yang diperlukan oleh
user tertentu untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan

5
4. Model Data Struktur
Pada tahapan ini membutuhkan struktur yang konsisten pada setiap user
views yang telah diidentifikasikan pada tahapan sebelumnya. Pada sesi
sebelumnya, kita menggunakan ER Diagram untuk membuatan model data
structure. Memodelkan user views dalam bentuk ER-D memerlukan:
entitas, relasi (relationship), atribut, candidate keys, Primary Key dan
descriptor yang relevan untuk setiap pandangan user yang kita
identifikasikan.
5. Model Database Constraints
Selama tahapan mendefinisikan kebutuhan, database analyst juga harus
mengidentifikasi basic constraints yang menjaga integritas database.
Batasan-batasan ini : domains, referential integrity dan aturan bisnis
lainnya. Batasan ini seharusnya disimpan dalam data dictionary (atau
repository), dengan menggunakan CASE tools yang tersedia.
6. Mengidentifikasi Kebutuhan Operasional
Seorang analyst juga harus mengumpulkan informasi yang berkenaan
dengan kebutuhan operasional user akan data. Tahapan ini meliputi
kebutuhan untuk masing-masing area seperti keamanan (security), waktu
respon (Response times), backup and recovery, dokumentasi (Archiving),
dan prediksi perkembangan (Growth Projections) Database.

Anda mungkin juga menyukai