DAFTAR ISI
BAB I
1.4.6 Implementasi Sistem Database...........................................................................4
1.4.6 Implementasi Sistem Database...........................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
Database adalah suatu kumpulan data-data yang disusun sedemikian rupa
sehingga membentuk informasi yang sangat berguna. Database terbentuk dari
sekelompok data-data yang memiliki jenis/sifat sama. Ambil contoh, data-data
berupa nama-nama, kelas-kelas, alamat-alamat. Semua data tersebut dikumpulkan
menjadi satu menjadi kelompok data baru, sebut saja sebagai data-data
mahasiswa. Demikian juga, kumpulan dari data-data mahasiswa, data-data dosen,
data-data keuangan dan lainnya dapat dikumpulkan lagi menjadi kelompok besar,
misalkan data-data politeknik elektronika. Bahkan dalam perkembangannya, data-
data tersebut dapat berbentuk berbagai macam data, misalkan dapat berupa
program, lembaran-lembaran untuk entry (memasukkan) data, laporan-laporan.
Kesemuanya itu dapat dikumpulkan menjadi satu yang disebut dengan database.h.
1
1.4 Proses Perancangan Database
1. Pengumpulan data dan analisis
2. Perancangan database secara konseptual
3. Pemilihan DBMS
4. Perancangan database secara logika (data model mapping)
5. Perancangan database secara fisik
6. Implementasi Sistem database.
2
3. Inside Out
4. Mixed
3
Petunjuk pemilihan perancangan database secara fisik :
1. Response time Waktu yang telah berlalu dari suatu transaksi database yang
diajukan Untuk menjalankan suatu tanggapan. Pengaruh utama pada
response time adalah di bawah pengawasan DBMS yaitu : waktu akses
database untuk data item yang ditunjuk oleh suatu transaksi. Response
time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak berada di bawah
pengawasan DBMS, seperti penjadwalan sistem operasi atau penundaan
komunikasi.
2. Space Utility Jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh file-file
database dan struktur-Struktur jalur akses.
3. Transaction throughput : Rata-rata jumlah transaksi yang dapat diproses
per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari sistem
transaksi. Hasil dari fase ini adalah penentual awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk file-file database.
4
1. Informasi yang menjelaskan struktur data, seperti entitas, atribut, dan relasi.
Informasi ini biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik seperti entity-
relationship diagrams (E-RD).
2. Informasi yang menggambarkan aturan atau batasan yang dapat menjaga
integritas data. Biasanya disebut aturan bisnis (business rules), batasan-
batasan ini harus di tuangkan dalam data dictionary/directory (atau
repository) suatu organisasi.
5
4. Model Data Struktur
Pada tahapan ini membutuhkan struktur yang konsisten pada setiap user
views yang telah diidentifikasikan pada tahapan sebelumnya. Pada sesi
sebelumnya, kita menggunakan ER Diagram untuk membuatan model data
structure. Memodelkan user views dalam bentuk ER-D memerlukan:
entitas, relasi (relationship), atribut, candidate keys, Primary Key dan
descriptor yang relevan untuk setiap pandangan user yang kita
identifikasikan.
5. Model Database Constraints
Selama tahapan mendefinisikan kebutuhan, database analyst juga harus
mengidentifikasi basic constraints yang menjaga integritas database.
Batasan-batasan ini : domains, referential integrity dan aturan bisnis
lainnya. Batasan ini seharusnya disimpan dalam data dictionary (atau
repository), dengan menggunakan CASE tools yang tersedia.
6. Mengidentifikasi Kebutuhan Operasional
Seorang analyst juga harus mengumpulkan informasi yang berkenaan
dengan kebutuhan operasional user akan data. Tahapan ini meliputi
kebutuhan untuk masing-masing area seperti keamanan (security), waktu
respon (Response times), backup and recovery, dokumentasi (Archiving),
dan prediksi perkembangan (Growth Projections) Database.