Anda di halaman 1dari 8

Menurut undang-undang no.

3 tahun 2004 Bank Indonesia


memiliki 5 independen :
1. Independensi Kelembagaan, bebas dari campur tangan pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya.

2. Independensi sasaran akhir, menetapkan sasaran akhir kebijakan moneter


yaitu sasaran inflasi mempunyai tingkat independensi yang rendah, karena harus
berkoordinasi dengan pemerintah.

3. Independensi instrumen, kewenangan untuk menetapkan sendiri sasaran-


sasaran moneter dan pengendalian moneter dengan menggunakan instrumen
moneter yang lazim digunakan.

4. Independensi personal, kewenangan untuk menolak atau mengabaikan


intervensi dalam bentuk apapun dan dari pihak manapun.

5. Independensi keuangan, dewan gubernur berwenang menetapkan anggaran


tahunan BI yg meliputi anggaran kegiatan operasional, anggaran kebijakan
moneter, sistem pembayaran, serta pengaturan dan pengawasan perbankan.

Pasal-pasal di RUU BI yang berpotensi melumpuhkan


independensi Bank Sentral
Dalam rancangan undang-undang perubahan ketiga UU no 23 tahun 199 tentang
BI yang mengancam independensi bank sentral yakni perluasan tugas BI, tidak
hanya mencapai dan memelihara kestabilan rupiah, tetapi juga meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan. Hal
tersebut menjelaskan bahwa pengendalian inflasi bukan lagi menjadi tugas utama
BI. Dan menjadi perhatian yaitu pasal 9C, yaitu BI dapat mengajukan keberatan
kepada pemerintah jika tidak menyetujui keputusan Dewan Kebijakan Ekonomi
Makro, artinya BI mesti melaksanakan apa yang diputuskan.

Pada pasal 43 ayat a tertulis wakil pemerintah memiliki hak suara dan jumlahnya
bisa lebih dari satu. Dalam pasal ini juga dijelaskan RGD diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di
bidang moneter yang dihadiri oleh seorang atau lebih menteri di bidang
perekonomian serta menteri keuangan yang mewakili pemerintah dengan hak
bicara dan hak suara. Pasal ini beresiko mengancam independensi BI dalam
menentukan kebijakan moneter. Pasalnya, pemerintah juga memiliki andil dalam
keputusan tersebut saat RGD berlangsung.

BI jelaskan alasan bank sentral harus tetap independen.


Deputi gubernur BI destry damayanti mengatakan alasan BI harus tetap
independen karena, agar kebijakan moneter kredibel dan dasar pengambilan
keputusan. Independensi juga dibutuhkan untuk menjaga perimbangan pengaruh
kebijakan fiskal dan moneter agar kondisi makroekonomi tetap stabil. Menurutnya
juga, independen BI tidak bisa mutlak, melainak harus tetap sejalan dengan visi
pembangunan nasional. Hal inilah yang menyebabkan dalam kondisi dan situasi
tertentu, bank sentral harus bisa untuk mendukung kebijakan pemerintah,
misalnya, BI tetap membantu pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan moneter
yang akomodatif.

Bank sentral makin independen, inflasi semakin rendah


Semakin independen suatu bank sentral, maka akan semakin rendah tingkat inflasi
di negara tersebut. Hal itu sudah terbukti terjadi di negara maju. Namun apa yang
menjadi tolak ukur dari independensi itu sendiri? Apakah ia independen ketika
berpihak kepada pemerintah, ataukah ia independen justru ketika ia menjadi
profesional dan lepas sama sekali dari campur tangan pemerintah?. Dalam undang-
undang dikatakan fungsi utama bank indonesia adalah menjaga kestabilan nilai
tukar rupiah. Dengan demikian independensi BI bisa tercapai ketika BI bisa
menjalankan tugasnya dalam menjaga nilai tukar rupiah secara profesional, dalam
arti tidak ada suatu otoritas apa pun yang dapat melakukan intervensi kepada BI
dalam kebijakan-kebijakannya.

Tentang kebijakan moneter


Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang dibuat untuk
mengatur ukuran serta tingkat pertumbuhan pasokan uang di dalam perekonomian
negara. Kebijakan ini adalah tindakan yang terukur untuk membantu mengatur
variabel makro ekonomi, seperti inflasi dan pengangguran. Kebijakan ini dilakukan
dengan berbagai cara, termasuk penyesuaian suku bunga, mengubah jumlah uang
tunai yang berada di pasar, serta pembelian atau penjualan sekuritas negara.

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah yang dilaksanakan oleh bank sentral


atau BI untuk dapat mengubah penawaran uang atau suku bunga yang ada dengan
tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran dalam perekonomian.

Tujuan moneter adalah sebagai berikut ;

 Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran dalam perekonomian


 Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian
dan stabilitas tingkat harga
 Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan
ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi
 Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapay
terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal
 Menjaga kestabilan harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi
antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.
 Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha
akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa
sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru di
masyarakat.
 Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat. Dengan jalan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke
dalam negeri atau sebaliknya.

Insturmen kebijakan moneter

1. Kebijakan operasi pasar terbuka


Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank
sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
2. Kebijakan diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang
yang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank
sentral memperhitungkan jumlah uang yang beredar telah melebihi
kebutuhan (gelaja inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan
menaikkan suku bunga. Dengan menaikan suku bunga akan merangsang
keinginan orang untuk menabung.
3. Kebijakan cadangan kas
Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas (cash ratio). Bank umum, menerima uang dari
nasabah salam bentuk tabungan giro, tabungan deposito, sertifikat
deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada presentase tertentu dari uang
yang disetorkan nasabah dan tidak boleh dipinjamkan.
4. Kebijakan kredit ketat
Kredit tetap diberikan bank umum, namun pemberiannya harus benar-
benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, capability, collateral,
capital dan condition of economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah
uang yang beredar dapat diawasi. Langkah ini diambil pada ekonomi
sedang mengalami gejala inflasi.
5. Kebijakan dorongan moral
Bank sentral dapat juga mempengaruhi jumlah uang beredar dengan
berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank
umum dan pelaku moneter lainnya yang berisi ajakan atau larangan untuk
menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman.

Tentang bank sentral The Fed dan Independensi


Bank sentral meruapakan suatu bank tertua di dunia khususnya AS karena
dibangun pada tahun 1913 oleh kongres AS. The Fed disebut sangat independen
yang artinya kebijakan yang dilakukan tidak harus memperoleh izin maupun
persetujuan dari pemimpin tertinggi di AS yaitu Presiden AS. Sebagai gantinya,
kongres hanya mengadakan evaluasi dari kinerja The Fed. Orang-orang yang
menjalankan The Fed adalah dewan gubernur atau Board of Governors dimana
bermarkas di NYC. Dewan gubernur hanya terbentuk dari 7 orang saja namun
masa jabatan yang dibebankan 14 tahun. Khusus untuk ketua dan wakil ketua
ditunjuk langsung oleh presiden namun masa jabatannya hanya sekitar 4 tahun
saja. Jumlah cabang The Fed sekitar 12 perusahaan tersebar di kota-kita besar dan
dalam menjalankan tugasnya, mereka membentuk sebuah tim khusus yg disebut
FOMC atau Federal Open Market Committee yang sekaligus menguasai bank
sebab mereka yang menentukan kebijakan The Fed. FOMC inilah yang selalu
membuat adanya kebijakan moneter di AS. Oleh sebab itu, investor di seluruh
dunia selalu memperhatikan adanya jadwal rapat FOMC demi keuntungan
prbadinya. Sama dengan bank sentral yang ada di negara-negara lainnya, the fed
juga memiliki tudas penting.

Salah satunya adalah menjadi bapak dari bank-bank yang ada di seluruh Amerika
Serikat, menjadi bank bagi pemerintah AS dan berperan sebagai regulaotr bagi
institusi keuangan. Selian itu, the fed mempunyai wewenang guna mengelola
semua kondisi moneter AS. Perbedaannya dengan bank lain adlah kebijakannya
memang memperngaruhi seluruh pasar keuangan di dunia termasuk indonesia.

Kebijakan moneter yang dilakukan the fed mencakup jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian AS. Perubahan dari jumlah uang yang beredar termasuk
pemberian kredit akan mempengaruhi kinerja perekonomian AS termasuk dengan
tingkat suku bunga. Salah satu alat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan
moneter adalah operasi pasar terbuka. The fed mampu membeli ataupun menjual
beberapa surat utang negara pada pasar finansial. Melalui cara ini, the fed sangat
ingin menguasai sekaligus mengendalikan jumlah dana yang ada di perbankan.

Alat kedua adalah menentukkan bunga dari diskonto atau discount rate, ini
merupakan bunga yang sering dikenakan pada bank-bank yang melakukan
pinjaman jangka pendek dari the fed. Adanya discount rate sangat penting karena
mampu memberikan petunjuk tentang arah dari kebijakan moneter dari the fed.
Oleh karena itu, sebelum menentukan untuk berinvestasi, perhatikan bunga
deposito yang diberikan dan juga pengaruh dari bank dunia kpd bank-bank
nasional indonesia.

Ini alasan kenapa independensi bank sentral sangat penting


Alasan independensi diberikan kepada bank sentral adalah agar investor percaya
bahwa kebijakan di keunagan dan moneter akan diambil secara objektif dan
analisis yang valid dan ilmiah. Independensi ini penting supaya para pelaku tidak
melihat kebijakan moneter dan keuangan sebagai kebijakan politik. Independensi
artinya adalah pemisahan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal sehingga BI
tidak boleh campur tangan mengenai kebijakan fiskal.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan


ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan negara (berupa pajak)
pemerintah. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak serta pengeluaran pemerintah dapat
mempengaruhi variabel-variable berikut:

1. permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi

2. pola persebaran sumber daya

3. distribusi pendapatan.

Independensi BI dalam negara kesejahteraan


Gagasan pemberian independensi bank sentral, dapat ditarik dari gagasan
pembatasan dan penegasan fungsi negara dalam konsep negara demokrasi yang
berdasarkan atas kesejahteraan rakyat. Pandangan ini meyakini bahwa pemberian
independensi bank sentral mampu meningkatkan kesejahteraan dengan menahan
laju inflasi dan stabilitas harga barang. Menurut prof ronald i. mc kinnoc dan
edward s shaw mereka menggambarkan kondisi keuangan negara berkembang
sebagai repressed finance. Yang muncul akibat dari sistem keuangan yang
memberi kemungkinan intervensi pemerintah. Efek dari repressed finance yang
paling kentara adalah mempergunakan bank sentral sebagai pembayar defisit
keuangan pemerintah dengan cara mencetak uang dan memberikan pinjaman.

Rosa maria lastra mengatakan bahwa hubungan suatu bank sentral dari suatu
negara dengan pemerintah dan parlemennya merupakan topik yang intensif
didiskusikan diseluruh dunia. Karena, diskursus independensi bank sentral tidak
bisa dilepaksan dari isu tentang model hubungan antara bank sentral dengan
pemerintah dan parlemen. Jadi, hal ini berkaitan dengan bentuk dan dasar
kebijakan moneter yang dihasilkan oleh bank sentral. Dalam rangka menjalankan
mandat negara kesejahteraan, negara membutuhkan fungsi lembaga tentara tertentu
yang diharapkan agar dapat efektif dalam mengamankan inflasi dan stabilitas
harga. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan moneter.

Kebijakan moneter yang fungsinya diemban organisasi atau lembaga negara mesti
menjalankan fungsinya secara profesional dengan parameter ekonomi sebagai
pegangan utama. Fungsi menjalankan kebijakan moneter itu diberikan kepada bank
sentral yang bersifat independen, karena tugasnya yang siginfikan sebagai
eksistensi perekonomian negara. Dengan demikian, pemberian sifat independen
bank sentral untuk menghindari politik manapun, serta untuk membesakan bank
sentral dari tugas-tugas titipan pemerintah yang bisa mempengaruhi bahkan
merancaukan tugasnya menjaga inflasi melalui kebijakan moneter yang profesional
dan akurat. Sebagai contoj dari memanipulasi kebijakan moneter untuk
kepentingan politik jangka pendek mengakibatkan hiperinflasi sebagaimana
dialami jerman semasa weimar republic, dan argentina pada tahun 1980an.

Pada dasarnya terdapat kesepakatan bahwa di dalam suatu perekonomian, semakin


besar independensi yang dimiliki bank sentral akan semakin efektif pula kebijakan
moneter mencapai sasaran kestabilan. Karena itu, semakin independen bank
sentral. Atau semakin kecil intervensi pemerintah terhadap penyelenggaraan
kebijakan moneter oleh bank sentral, semakin efektif pula pengelolaan ekonomi
nasional secara makro.

Sejarahnya, kebijakan moneter pada masa pemerintahan soeharto membuat


kebijakan pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada bank-
bank liquid saat itu. Ketika itu kedudukan dan status bank indonesia masih belum
independen dalam menetapkan kebijakan moneter, karena masih menjadi bagian
integral dari pemerintah dan tunduk kpd kebijakan yang disiapkan Dewan Moneter
dengan berdasarkan UU No 13/1968. Padahal dalam kasus tersebut, pihak bank
indonesia telah mengajukan usulan perlunya kebijakan melikuidasi beberapa bank
bermasalah yang dinilai insolvent. Usulan tersebut ternayat belum disetujui dengan
alasan politis, bukan alasan profesional dan objektif yang berdasarkan analisis
ekonomi dan moneter.
Usulan terebut tidak dijalankan pemerintah dengan alasan politik untuk
menciptakan stabilitas kemananan nasional menjelang pemilu 1977 dan sidang
umum MPR tahun 1998.

Uu no 23 thn 1999 pasal 23 ayat 1 butir a :

a. sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di


bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang mentri atau lebih yang mewakili
pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara.

Artinya, undang-undang menyediakan ruang yang cukup bagi otoritas moneter dan
untuk menyamakan presepsi.

Pada uu no 3/2004 tntg perubahan atas undang-undang republik indonesia no 23


tahun 1999 tentang bank indonesia menyatakan bahwa :

Pasal 4 ayat 2 : bank indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas campur tangan pemerintah dan/atau
pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang
ini.

Pasal 7 ayat 2 : untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bank
indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten,
transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai