Pada pasal 43 ayat a tertulis wakil pemerintah memiliki hak suara dan jumlahnya
bisa lebih dari satu. Dalam pasal ini juga dijelaskan RGD diselenggarakan
sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan umum di
bidang moneter yang dihadiri oleh seorang atau lebih menteri di bidang
perekonomian serta menteri keuangan yang mewakili pemerintah dengan hak
bicara dan hak suara. Pasal ini beresiko mengancam independensi BI dalam
menentukan kebijakan moneter. Pasalnya, pemerintah juga memiliki andil dalam
keputusan tersebut saat RGD berlangsung.
Salah satunya adalah menjadi bapak dari bank-bank yang ada di seluruh Amerika
Serikat, menjadi bank bagi pemerintah AS dan berperan sebagai regulaotr bagi
institusi keuangan. Selian itu, the fed mempunyai wewenang guna mengelola
semua kondisi moneter AS. Perbedaannya dengan bank lain adlah kebijakannya
memang memperngaruhi seluruh pasar keuangan di dunia termasuk indonesia.
Kebijakan moneter yang dilakukan the fed mencakup jumlah uang yang beredar
dalam perekonomian AS. Perubahan dari jumlah uang yang beredar termasuk
pemberian kredit akan mempengaruhi kinerja perekonomian AS termasuk dengan
tingkat suku bunga. Salah satu alat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan
moneter adalah operasi pasar terbuka. The fed mampu membeli ataupun menjual
beberapa surat utang negara pada pasar finansial. Melalui cara ini, the fed sangat
ingin menguasai sekaligus mengendalikan jumlah dana yang ada di perbankan.
Alat kedua adalah menentukkan bunga dari diskonto atau discount rate, ini
merupakan bunga yang sering dikenakan pada bank-bank yang melakukan
pinjaman jangka pendek dari the fed. Adanya discount rate sangat penting karena
mampu memberikan petunjuk tentang arah dari kebijakan moneter dari the fed.
Oleh karena itu, sebelum menentukan untuk berinvestasi, perhatikan bunga
deposito yang diberikan dan juga pengaruh dari bank dunia kpd bank-bank
nasional indonesia.
3. distribusi pendapatan.
Rosa maria lastra mengatakan bahwa hubungan suatu bank sentral dari suatu
negara dengan pemerintah dan parlemennya merupakan topik yang intensif
didiskusikan diseluruh dunia. Karena, diskursus independensi bank sentral tidak
bisa dilepaksan dari isu tentang model hubungan antara bank sentral dengan
pemerintah dan parlemen. Jadi, hal ini berkaitan dengan bentuk dan dasar
kebijakan moneter yang dihasilkan oleh bank sentral. Dalam rangka menjalankan
mandat negara kesejahteraan, negara membutuhkan fungsi lembaga tentara tertentu
yang diharapkan agar dapat efektif dalam mengamankan inflasi dan stabilitas
harga. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang fungsinya diemban organisasi atau lembaga negara mesti
menjalankan fungsinya secara profesional dengan parameter ekonomi sebagai
pegangan utama. Fungsi menjalankan kebijakan moneter itu diberikan kepada bank
sentral yang bersifat independen, karena tugasnya yang siginfikan sebagai
eksistensi perekonomian negara. Dengan demikian, pemberian sifat independen
bank sentral untuk menghindari politik manapun, serta untuk membesakan bank
sentral dari tugas-tugas titipan pemerintah yang bisa mempengaruhi bahkan
merancaukan tugasnya menjaga inflasi melalui kebijakan moneter yang profesional
dan akurat. Sebagai contoj dari memanipulasi kebijakan moneter untuk
kepentingan politik jangka pendek mengakibatkan hiperinflasi sebagaimana
dialami jerman semasa weimar republic, dan argentina pada tahun 1980an.
Artinya, undang-undang menyediakan ruang yang cukup bagi otoritas moneter dan
untuk menyamakan presepsi.
Pasal 4 ayat 2 : bank indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas campur tangan pemerintah dan/atau
pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang
ini.
Pasal 7 ayat 2 : untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, bank
indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten,
transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.