Anda di halaman 1dari 3

LGD KASUS 2 PRO & KONTRA INDEPENDENSI BANK INDONESIA

 Pro dengan gagasan bank indonesia harus tetap menjadi bank sentral yang
independen.
 Kekhawatiran akan lepasnya status independen dari bank indonesia ini dapat
dikatakan berawal dari usulan rancangan undang-undang bank indonesia
yang dikemukakan oleh parlemen indonesia yaitu dewan perwakilan rakyat.
Mereka mengusulkan perluasan tugas BI, yaitu tidak hanya mencapai dan
memelihara kestabilan rupiah, tetapi juga meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan. Hal tersebut
menjelaskan bahwa pengendalian inflasi bukan lagi menjadi tugas utama BI.
 Pasal2 RUU yang menghawatirkan independensi BI pasal 9C, yaitu BI dapat
mengajukan keberatan kepada pemerintah jika tidak menyetujui keputusan
Dewan Kebijakan Ekonomi Makro, artinya BI mesti melaksanakan apa yang
diputuskan.
 Pada pasal 43 ayat a tertulis wakil pemerintah memiliki hak suara dan
jumlahnya bisa lebih dari satu. Dalam pasal ini juga dijelaskan RDG
diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk
menetapkan kebijakan umum di bidang moneter yang dihadiri oleh seorang
atau lebih menteri di bidang perekonomian serta menteri keuangan yang
mewakili pemerintah dengan hak bicara dan hak suara. Pasal ini beresiko
mengancam independensi BI dalam menentukan kebijakan moneter.
Pasalnya, pemerintah juga memiliki andil dalam keputusan tersebut saat
RGD berlangsung.
 Dengan terbukanya peluang pemerintah mengintervensi kebijakan-kebijakan
moneter yang dibuat oleh BI maka semakin besar pula kemungkinan adanya
kepentingan politik yang dimasukkan kedalam kebijakan-kebijakan tersebut.
 Padahal independensi BI telah diatur dalam undang-undang no 3 tahun 2004
dimana BI memiliki 5 independen yaitu, independensi kelembagaan,
independensi sasaran akhir, independensi instrumen, independensi personal
dan independensi keuangan. Dan dari 3 pilar yang menjadi 3 tugas utama
bank indonesia salah satunya melaksanakan kebijakan moneter. Jika
independensi ini dihilangkan dari bank sentral dengan membentuk dewan
kebijakan ekonomi makro maka hal itu dapat mencederai pilar tugas utama
bank indonesia sebagai bank sentral.
 Dalam undang-undang dikatakan fungsi utama bank indonesia adalah
menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Dengan demikian independensi BI
bisa tercapai ketika BI bisa menjalankan tugasnya dalam menjaga nilai tukar
rupiah secara profesional, dalam arti tidak ada suatu otoritas apa pun yang
dapat melakukan intervensi kepada BI dalam kebijakan-kebijakannya.
 Sejarahnya, kebijakan moneter pada masa pemerintahan soeharto membuat
kebijakan pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kepada
bank-bank liquid saat itu. Ketika itu kedudukan dan status bank indonesia
masih belum independen dalam menetapkan kebijakan moneter, karena
masih menjadi bagian integral dari pemerintah dan tunduk kpd kebijakan
yang disiapkan Dewan Moneter dengan berdasarkan UU No 13/1968.
Padahal dalam kasus tersebut, pihak bank indonesia telah mengajukan
usulan perlunya kebijakan melikuidasi beberapa bank bermasalah yang
dinilai insolvent. Usulan tersebut ternayat belum disetujui dengan alasan
politis, bukan alasan profesional dan objektif yang berdasarkan analisis
ekonomi dan moneter. Usulan terebut tidak dijalankan pemerintah dengan
alasan politik untuk menciptakan stabilitas kemananan nasional menjelang
pemilu 1977 dan sidang umum MPR tahun 1998.
 Sebagai contoh lain dari memanipulasi kebijakan moneter untuk
kepentingan politik jangka pendek mengakibatkan hiperinflasi sebagaimana
dialami jerman semasa weimar republic, dan argentina pada tahun 1980an
 Dengan adanya independesi bank sentral maka dapat menumbuhkan
kepercayaan investor pada negara tersebut karena kebijakan-kebijakan
moneter yang diambil di negara tersebut dilakukan secara profesional dan
tidak ada campur tangan pemerintah ataupun politik.
 Namun, independensi bank sentral tidak dapat bersifat mutlak, tetap harus
ada koordinasi dengan pemerintah dalam menjalankan visi pembangunan
ekonomi negara itu sendiri.
 Pada undang-undang BI yaitu Uu no 23 thn 1999 pasal 23 ayat 1 butir a :
 sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan untuk menetapkan kebijakan
umum di bidang moneter yang dapat dihadiri oleh seorang mentri atau lebih
yang mewakili pemerintah dengan hak bicara tanpa hak suara.
 Artinya, undang-undang menyediakan ruang yang cukup bagi otoritas
moneter dan pemerintah untuk menyamakan presepsi.
 Pada uu no 3/2004 tntg perubahan atas undang-undang republik indonesia
no 23 tahun 1999 tentang bank indonesia menyatakan bahwa :
 Pasal 4 ayat 2 : bank indonesia adalah lembaga negara yang independen
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas campur tangan
pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini.
 Pasal 7 ayat 2 : untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
bank indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan dan harus mempertimbangkan kebijakan umum
pemerintah di bidang perekonomian.
 Hal ini menunjukan BI yang ini diatur secara hukum dan tertuang pada
undang-undang masih dapat melakukan koordinasi dengan pemerintah
dalam penyatuan pemikiran demi pembangunan ekonomi negara. Dan tetap
berjalan beriringan dengan masing-masing kebijakan yang telah dibuat
sesuai tugas dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai