Anda di halaman 1dari 5

Paham demokrasi ini berdasarkan paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan ( sila ke-4 dari Pancasila ). Paham ini


berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong antara semua
kekuatan nasional yang revolusioner dengan prinsip Nasakom (nasionalisme, agama,
dan komunisme).
Melenceng karena kultus individu
 Semua kebijakan dan keputusan ada di tangan individu yaitu Soekarno

Ciri – ciri
1. Presiden mendominasi
Sistem demokrasi terpimpin menganut asas presidensil. Asas ini mengedepankan
presiden sebagai pemilik kekuasaan tertinggi. Peran wakil rakyat menjadi berkurang
di sistem ini. Dalam sistem ini terbentuklah Dewan Perwakilan Rakyat Gotong
Royong atau DPR-GR.
Terbentuknya DPR-GR ini membuat peranan lembaga legislatif menjadi lemah.
2. Menggunakan UUD 1945 kembali
3. Berkembangnya paham komunis
Munculnya konsep NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme) karena konsep
ini perkembangan partai komunis sangat gencar dan cepat. Presiden Soekarno juga
memiliki hubungan yang baik dengan PKI.
4. Dwifungsi ABRI adalah suatu dokrin di lingkungan Militer Indonesia yang
menyebutkan bahwa TNI memiliki dua tugas, yaitu pertama menjaga keamanan dan
ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara. Maka, pada
masa itu jabatan-jabatan seperti menteri, gubernur, dan bupati/walikota, banyak diisi
anggota militer aktif.
5. Keadaan pers terkekang
Sebenarnya aspirasi politik dan masyarakat disalurkan dari pers, tetapi pada saat itu
beberapa oknum telah menyegel dan membatasi kebebasan dari pers untuk
menyalurkan hal tersebut.
6. Sentralisasi tidak merata
Hal ini membuat sistem demokrasi tersebut menjadi tidak adil. Salah satu contohnya
adalah adanya penguasaan yang penuh terhadap pemerintahan pusat. Belum lagi
peran partai politik yang tidak jelas dan justru hanya sekadar menimbulkan
kekacauan.
7. Banyak peristiwa pelanggaran HAM

Penyimpangan
1. Lembaga-lembaga negara mempunyai inti Nasionalisme Agama Komunis
(Nasakom)
2. Pengangkatan presiden seumur hidup, karena tidak ada aturan tentang jabatan
presiden seumur hidup. Menurut pasal 7 UUD 1945 (sebelum diamandemen),
presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya boleh dipilih kembali.
3. Prosedur pembentukan MPRS
Dalam UUD 1945 telah tertulis bahwa pemimpin dan anggota MPR sebagai lembaga
perwakilan rakyat harus dipilih langsung oleh rakyat melalui penyelenggaraan
pemilihan umum (pemilu). Namun yang terjadi adalah sebaliknya, pemimpin dan
anggota MPRS dipilih secara pribadi oleh presiden tanpa bertanya kepada rakyat
maupun pemilihan umum.
4. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR
Pembubaran terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan hasil pemilu
pada tahun 1955 memiliki alasan karena telah berani menolak RAPBN yang diajukan
oleh lembaga dibawah kendali presiden. Lalu presiden membentuk sebuah lembaga
baru yang diberi nama Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR).
Anggota DPR GR dipilih secara pribadi oleh presiden tanpa pemilihan umum. Serta
segala kebijakan dan keputusan yang diambil oleh DPR GR haruslah lulus
persetujuan atau ketentuan dari presiden. Kejadian ini bertentangan dengan UUD
1945 karena dalam UUD 1945 disebutkan bahwa presiden tidak berwenang dan tidak
dapat membubarkan DPR karena pada prinsipnya kekuasaan DPR sebagai lembaga
legislatif lebih tinggi daripada kekuasaan presiden sebagai lembaga eksekutif. 
5. Prosedur pembentukan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara) , karena
lembaga ini anggotanya ditunjuk oleh presiden dan diketuai oleh presiden. Padahal
tugas DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan memberi usulan
kepada pemerintah.
6.  Penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN. Seharusnya
GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR.
7. Menerapkan politik Mercusuar (Terang diluar gelap di dalam),
Pengadaaan proyek – proyek besar untuk mengangkat Indonesia menjadi negara yang
terkemuka. Saat itu banyak melakukan pembangunan seperti membangun gbk,
bundaran hi, monas, dll. Pembangunan yang begitu banyak terlihat mewah dimata
internasional tetapi dibalik itu Indonesia krisis, ditandai dengan Games of New
Emerging Forces (GANEFO) yang berlangsung antara tahun 1962 hingga tahun 1967.

Keberhasilan
A. Pembebasan Irian Barat
1. Presiden Soekarno mengeluarkan TRIKORA (Tri Komando Rakyat) 19
Desember 1961 yg berisi:
a. Gagalkan pembentukan negara papua buatan Belanda
b. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat
c. Bersiaplah utk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dam
kesatuan tanah air dan bangsa.
2. Pembentukan Komando Mandala pembebasan Irian Barat dgn panglimanya
Brigjend Soeharto
3. Dibentuknya Operasi Jaya Wijaya
Namun saat hendak melakukan misinya tepatnya pada tanggal 14 Agustus 1945, misi
dibatalkan karena ada perintah penundaan. Pada waktu yang sama di New York,
terjadi negosiasi antara Indonesia dan Belanda atas desakan Amerika Serikat.
4. Penyelesaian Irian Barat “Perjanjian New York” tgl 15 Agustus 1962
Delegasi :
Indonesia (Adam Malik)
Belanda (Van Royen)
AS (Ellsworth Bunker)
ISI :
a. Penyerahan Irian Barat dari Belanda melalui UNTEA (United Nations Temporary
Executive Authority) kpd Indonesia
b. Irian Barat dikembalikan ke Indonesia
c. Akan diadakan PEPERA (Penentuan Pendapat Rakyat) tahun 1969 akhirnya
berpihak pada Indonesia

B. Pembentukan Gerakan Non Blok (GNB)


Latar Belakang: Adanya ketegangan dunia yg dimunculkan oleh Blok Barat & Blok
Timur
Tujuan : Meredakan ketegangan di dunia
Tempat : Beograd, Yugoslavia
Penggagas :
 Ghana (Kwame Nkrumah)
 India (Jawaharlal Nehru)
 Mesir (Gamal Abdul Nasser)
 Indonesia (Soekarno)
 Yugoslavia (Joseph Bross Tito)

Keadaan Indonesia :
 Menerapkan politik mercusuar.
 Terjadi inflasi yang tinggi.
Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
pada tanggal 25 Agustus 1950 pemerintah mengumumkan penurunan nilai
uang. Gimana sih penurunan nilai uang tersebut? Sebagai contoh, untuk uang kertas
pecahan Rp500 nilainya akan berubah menjadi Rp50 begitu seterusnya. Selain itu, semua
simpanan di bank yang melebihi Rp25.000 akan dibekukan.
 Terjadi konflik antara Lekra dan Manikebu
 LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat) 1950 yg merupakan organisasi milik
pemerintah pendukung ajaran Nasakom
 MANIKEBU (Manifesto Kebudayaan) 1965 yg merupakan organisasi milik
sastrawan bertujuan mengimbangi LEKRA
 Mereka saling menghina satu sama lain karena beda ideologi.

Pemberontakan G30S/PKI 1965


1. Organisasi Massa PKI
a. Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI)
b. Barisan Tani Indonesia (BTI)
c. Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)
d. Ikatan Pelajar Pemuda Indonesia (IPPI)
e. Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI)
2. Langkah Pendahuluan
a. Peristiwa Desa Kanigoro (Pembantaian tokoh ulama)
b. Peristiwa Desa Jengkol (Pembunuhan Polisi oleh BTI yg merampas tanah
pertanian)
c. Peristiwa Bandar Betsi (Pembunuhan Polisi oleh BTI yg menggarap perkebunan)

3. Kronologi
 Tujuan PKI ingin mengganti dasar negara Indonesia menjadi komunis
 PKI menyebarkan isu dewan jenderal
 Dini hari tgl 1 oktober 1965, Letkol Untung memerintahkan utk menculik dewan jenderal
(Letjend Ahmad Yani, Mayjend Soeprapto, Mayjend M.T Haryono, Mayjend S.Parman,
Brigjend D.I Panjaitan, Brigjend Soetoyo, Letnan Pierre Tendean)
 A.H Nasution berhasil melarikan diri, namun anaknya Ade Irma Suryani Nasution tewas
tertembak
 Gerakan penculikan tersebut mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi melalui RRI (1
oktober 1965)
 Tokoh PKI Yg terlibat (D.N Aidit, Sjam Kamaruzaman, Brigjend Supardjo, Letkol
Untung, Subandrio, Kol. Latief)
4. Penumpasan PKI
a. Umar Wirahadikusumah melakukan pembebasan stasiun komunikasi di Jakarta yg
diduduki PKI
b. Sarwo Edhi Wibowo melakukan penyerbuan ke markas PKI di sekitar sumur tua, Lubang
Buaya
c. Tgl 3 Oktober 1965, Mayjend Soeharto ditugaskan utk pemulihan keamanan & ketertiban

Anda mungkin juga menyukai