Anda di halaman 1dari 21

PAJAK

PENGH
ASILA
B
A
H
A
N

A
J
A
R

ANDA MUTIA, S.Pd

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-
Nya sehingga Bahan Ajar tentang Administrasi Pajak disusun untuk siswa/i kelas XII
SMK ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bahan Ajar ini disusun dengan
tujuan agar siswa/i dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu
Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi Bahan Ajar ini memaparkan secara
singkat dan jelas materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan
mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusun meyakini bahwa Bahan Ajar tentang Administrasi Pajak ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
relevan dan membangun guna penyempurnaan Bahan Ajar ini di masa yang akan
datang. Semoga Bahan Ajar ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
siswa/i kelas XII SMK. Akhir kata tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Jakarta, Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR.....................................................iv
B. TUJUAN PEMBELAJARAN...............................................................................v
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..............................................................v
D. PETA KONSEP.....................................................................................................vi
E. MATERI.................................................................................................................1

1. Pengertian Wajib Pajak dan Pengusaha ................................................1


2. Kewajiban Wajib Pajak Orang Pribadi..................................................5
3. Subjek Pajak OP........................................................................................6
4. Objek Pajak Op..........................................................................................7
5. Bukan Objek Pajak Op.............................................................................8
6. Jenis Pajak OP berdasarkan penghasilan yang diterima......................10
7. Tarif Pajak Penghasilan wajib Pajak pribadi........................................
8. Contoh Perhitungan pajak bagi wajib pajak OP...................................

RANGKUMAN..................................................................................................................20

EVALUASI.........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

KUNCI JAWABAN...........................................................................................................23
A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3 KOMPTENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

Memahami, menerapkan, menganalisis, Melaksanakan tugas spesifik dengan


dan mengevaluasi tentang pengetahuan menggunakan alat, informasi, dan
faktual, konseptual, opera-sional dasar, prosedur kerja yang lazim dilakukan
dan metakognitif sesuai dengan bidang serta memecahkan masalah sesuai
dan lingkup kerja akuntansi dan dengan bidang akuntansi dan keuangan
keuangan lembaga pada tingkat teknis, lembaga Menampilkan kinerja di bawah
spesifik, detail, dan kompleks, bimbingan dengan mutu dan kuantitas
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, yang terukur sesuai dengan standar
teknologi, seni, budaya, dan humaniora kompetensi kerja Menunjukkan
dalam konteks pengembang-an potensi keterampilan menalar, me-ngolah, dan
diri sebagai bagian dari keluarga, menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat kritis, mandiri, kolaboratif, komu-
nasional, regional, dan internasional nikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan,
meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melak-sanakan tugas spesifik di
ba-wah penga-wasan langsung

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No Kompetensi Dasar

3 3.12 Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi

Indikator Pencapaian Kompetensi


3.12.1 Menjelaskan pengertian wajib pajak orang pribadi
3.12.2 Mengidentifikasi Subjek dan Objek Pajak orang pribadi
3.12.3 Mengidentifikasi kewajiban wajib pajak orang pribadi
3.12.4 Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi

4 4.12 Membuat laporan hasil perhitungan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi

Indikator Pencapaian Kompetensi


4.12.1 Menerapkan tarif pajak penghasilan
4.12.2 Membuat laporan hasil perhitungan pajak penghasilan (PPh) Orang
Pribadi

C. Tujuan Pembelajaran

3.12 Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi


1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/literasi, peserta didik
dapat menjelaskan pengertian wajib pajak orang pribadi dengan
benar berdasarkan rasa ingin tahu.
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/literasi, peserta didik
dapat mengidentifikasi subjek dan objek pajak orang pribadi dengan
benar berdasarkan rasa ingin tahu
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/literasi, peserta didik
dapat mengidentifikasi kewajiban wajib pajak orang pribadi dengan
benar berdasarkan rasa ingin tahu
4. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/ literasi, peserta didik
dapat menerapkan pajak penghasilan orang pribadi

4.12 Membuat laporan hasil perhitungan pajak penghasilan (PPh) orang pribadi
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/literasi, peserta didik
dapat menerapkan tarif pajak penghasilan dengan benar
berdasarkan rasa ingin tahu
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi/literasi, peserta didik
dapat membuat laporan hasil perhitungan pajak penghasilan (PPh)
orang pribadi dengan benar berdasarkan rasa ingin tahu

D. Petunjuk Pengunaan Modul


1. Setiap peserta didik wajib mempelajari modul ini sesuai dengan kegiatan belajar
yang bersangkutan atau sesuai dengan petunjuk guru.
2. Apabila dalam mempelajari modul ini peserta didik mengalami kesulitan,
hendaknya menanyakan kepada para guru ataupun mencari lewat buku-buku
penunjang lainnya.
3. Peserta didik dianjurkan untuk melengkapi referensi seperti internet, koran, buku
dari sumber lain yang relevan/sesuai dengan pembahasan bila memang
diperlukan.
4. Setelah selesai kegiatan belajar yang bersangkutan, setiap peserta didik
menjawab soal-soal latihan dan menyelesaikan tugas sesuai petunjuk.
5. Bila tes hasil belajar belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka
siswa yang bersangkutan harus mengikuti program remedial sampai mencapai
KKM.
6. Siswa yang tuntas boleh dilakukan pengayaan dengan melanjutkan pelajaran
berikutnya.
Peta Konsep

Pengertian
wajib pajak
dan
Contoh
pengusaha
perhitungan Kewajiban
pajak bagi Wajib Pajak
wajib pajak OP
orang pribadi

Tarif Pajak
PPH
Penghasilan
Wajib Pajak
Pribadi
ORANG Subjek Pajak
OP

Jenis pajak
PRIBADI
OP
Objek Pajak
berdasarkan
OP
penghasilan
yang diterima
Bukan Objek
Pajak PPh OP
PAJAK PENGHASILAN ORANG
PRIBADI

1. Pengertian Wajib Pajak dan Pengusaha


- W
ajib Pajak
mWajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong
pajak tertentu.
- Pengusaha
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,
mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau
memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.

2. KEWAJIBAN
WAJIB
Sesuai dengan sistem self assessment, Wajib Pajak mempunyai kewajiban
untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri penghitungan pembayaran dan
pelaporan pajak terutangnya.
- Pendaftaran
Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP). Wajib Pajak Orang
Pribadi yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah :
a) Orang Pribadi yang menjalakan usaha atau pekerjaan bebas
b) Orang Pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas, yang
memperoleh penghasilan diatas Penghasilan Tidak Kena
Pajak (PTKP) wajib mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan
berikutnya;
c) Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup
terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis
berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;
d) Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai tempat
usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib mendaftarkan diri ke
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggalnya, juga diwajibkan
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
kegiatan usaha dilakukan.

Untuk memperoleh NPWP, Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Kantor
Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi kedudukan wajib pajak dengan
mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan persyaratan administrasi. 

- Pembayaran dan Pelaporan


Setelah melakukan pendaftaran dan mendapatkan NPWP, Wajib Pajak
mempunyai kewajiban untuk menghitung dan membayar pajak, yang
selanjutnya melaporkan pajak terutangnya dalam bentuk Surat
Pemberitahuan (SPT). Apabila dalam menghitung dan membayar pajak
tersebut ditemukan ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal berdasarkan hasil pemeriksaan yang tidak
dilaporkan oleh WP, Direktorat Jenderal Pajak akan menebitkan Surat
Ketetapan Pajak (skp) kepada WP tersebut.

3. SUBJEK
- Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
(SPOPDN) yaitu :
a. Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di Indonesia lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari (tidak harus berturut-turut)
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan atau
b. Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat bertempat tinggal di Indonesia
Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri ( SPOPLN) adalah Orang pribadi
yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari  183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

4. OBJEK PAJAK ORANG PRIBADI


- Undang-undang Pajak
Penghasilan menyatakan bahwa penghasilan merupakan setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan
dalam bentuk apa pun. Dalam konteks orang pribadi, penghasilan dapat berasal
kegiatan usaha, pekerjaan bebas ataupun penghasilan-penghasilan lainnya.
- Dalam hal orang pribadi menjalankan kegiatan usaha dan melaksanakan
pembukuan, penghasilan neto dihitung dengan mengurangkan peredaran usaha
dengan harga pokok penjualan dan biaya usaha. Penghasilan neto dari kegiatan
usaha selanjutnya akan dilakukan beberapa penyesuaian fiskal baik positif maupun
negatif. Penyesuaian ini adalah penyesuaian penghasilan neto komersial dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak
Penghasilan beserta peraturan pelaksanaannya, yang dapat bersifat menambah
maupun mengurangi penghasilan kena pajak.
- Dalam hal wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
namun peredaran usahanya atau peredaran brutonya kurang dari Rp4,8 miliar
setahun maka Wajib Pajak dapat menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto. Selain itu Wajib Pajak yang memiliki pekerjaan bebas seperti dokter,
pengacara, notaris, akuntan, konsultan, penilai, aktuaris dan arsitek juga wajib
melaporkan penghasilan brutonya dan Pajak Penghasilannya.

5. BUKAN
OBJEK
Dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh dijelaskan
yang bukan objek pajak penghasilan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP),
diantaranya adalah :
- Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil
zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah
dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan
yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Pemerintah dengan syarat sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan
kerja, hubungan usaha, hubungan kepemilikan, atau hubungan penguasaan
di antara pihak-pihak  yang bersangkutan.

Contoh, Hubungan usaha antara pihak yang memberi dan yang menerima
dapat terjadi, misalnya Tuan Amir sebagai produsen suatu jenis barang yang
bahan baku utamanya diproduksi oleh Tuan Ahmad. Apabila Tuan Ahmad
memberikan sumbangan bahan baku kepada Tuan Amir, maka Sumbangan
bahan baku yang diterima oleh Tuan Amir merupakan objek pajak.

- Harta Hibahan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha (apabila


terdapat transaksi yang bersifat rutin antara kedua belah pihak, contoh
pembelian, penjualan, atau pemberian imbalan lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun), pekerjaan (apabila terdapat hubungan yang berupa
pekerjaan, pemberian jasa, atau pelaksanaan kegiatan secara langsung atau
tidak langsung antara kedua pihak tersebut  Contoh Tuan B merupakan
direktur PT X dan Tuan C merupakan pegawai PT X. Dalam hal ini, antara
PT X dengan Tuan B dan/atau Tuan C terdapat hubungan pekerjaan
langsung. Jika Tuan B dan/atau Tuan C menerima bantuan atau sumbangan
dari PT X atau sebaliknya, maka bantuan atau sumbangan tersebut
merupakan objek Pajak Penghasilan bagi yang menerima karena   antara PT
X dengan Tuan B dan/atau Tuan C mempunyai hubungan pekerjaan
langsung), kepemilikan, atau penguasaan  (Apabila terdapat penyertaan
modal secara langsung atau tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (4) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan dan hubungan
penguasaan secara langsung atau tidak langsung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (4) huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan) di
antara pihak-pihak yang bersangkutan. Sepanjang diterima oleh keluarga
sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat. Sepanjang Orang Pribadi
yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK No.
245/PMK.03/2008)  yaitu memiliki dan menjalankan usaha produktif yang
memenuhi kriteria sebagai berikut :
o memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha;atau
o memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (dua miyar lima ratus juta rupiah).
- Warisan, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan
yang berhak.
- Natura dan/atau kenikmatan dengan syarat Diberikan oleh WP atau
Pemerintah dan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa kecuali diberikan
oleh :
o Bukan Wajib Pajak
o Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final
o Wajib Pajak yang dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak
yang menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
- Asuransi Yang Diterima Orang Pribadi, dalam bentuk penggantian atau
santunan dari perusahaan asuransi sehubungan dengan polis asuransi yang
meliputi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, asuransi bea siswa.
- Bagian Laba Yang Diterima Orang Pribadi, diterima atau diperoleh dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit
penyertaan kontrak investasi kolektif (karena himpunan para anggotanya
dikenai pajak sebagai satu kesatuan, yaitu pada tingkat badan tersebut).
- Bea Siswa Yang Diterima Orang Pribadi dengan syarat penerima bea siswa
adalah WNI, sepanjang pihak penerima beasiswa tidak mempunyai
hubungan istimewa dengan Pemilik, Komisaris, Direksi, atau Pengurus, dari
Wajib Pajak pemberi beasiswa.

Objek Pajak Final


Dalam pasal 4 ayat (2) UU PPh dibahas tentang Objek Pajak Final bagi
wajib pajak orang pribadi, diantaranya adalah :

 penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi


dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi
kepada anggota koperasi orang pribadi;
 penghasilan berupa hadiah undian
 penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau
pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura;
 penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan,
usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau
bangunan; dan
 penghasilan tertentu lainnya, diantaranya :
o Uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, dan
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus.
o Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
kperasi orang pribadi (nilai bunga > 240.000 dikenakan 10%).

o Dividen yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi dalam
negeri

6. JENIS PAJAK - Wajib pajak orang pribadi yang semata-


ORANG mata menerima penghasilan dari pekerjaan.
PRIBADI
Contoh : 
a. Pegawai swasta
b. Pegawai BUMN
c. Anggota TNI
d. Anggota POLRI
e. PNS.
f. Pensiunan.
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari
Usaha. Contoh:
a. Pengusaha toko emas
b. Pengusaha Industri Mie Kering
c. Pengusaha Persewaan Mobill
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari
Pekerjaan bebas. Contoh :
a. Dokter
b. Notaris
c. Akuntan
d. Konsultan
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan lain
yang tidak bersifat final (sehubungan dengan pemodalan). Contoh :
a. Penghasilan Bunga pinjaman
b. Royalti
c. Sewa (yang bukan usaha pokoknya)
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang
bersifat final. Contoh :
a. Bunga deposito dan tabungan
b. Hadiah undian.
c. Persewaan tanah dan atau bangunan. 
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang bukan
objek pajak. Contoh :
a. Penerima bantuan
b. Sumbangan
c. Hibah 
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari luar
negeri. Contoh :
a. Bunga dari luar negeri
b. Royalti dari luar negeri
c. Gaji dari luar negeri
- Wajib pajak orang pribadi yang menerima penghasilan dari berbagai sumber.
Contoh :
a. Pegawai swasta tetapi juga mempunyai usaha rumah makan.
b. PNS tetapi membuka praktek dokter
c. Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Pribadi
Berdasarkan pasal 17 ayat 1 Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak
penghasilan, maka tarif potongan pajak penghasilan pribadi adalah sebagai
berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Rp 0 sampai dengan Rp 50.000.000 5%

> Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000 15%

> Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25%

> Rp 500.000.000 30%

Tarif PTKP 2016 yang berlaku adalah sebagai berikut :

PTKP Wajib Pajak Lajang

Wajib pajak
TKO Rp 54.000.000

Tanggungan 1
TK1 Rp 58.500.000

Tanggungan 2
TK2 Rp 63.000.000

Tanggungan 3
TK3 Rp 67.500.000

PTKP Wajib Pajak Kawin

Wajib pajak Kawin


KO Rp 58.500.000

Tanggungan 1
K1 Rp 63.000.000

Tanggungan 2
K2 Rp 67.500.000

Tanggungan 3
K3 Rp 72.000.000

PTKP Wajib Pajak Kawin, Penghasilan suami istri Digabung

Wajib pajak Kawin


K/I/O Rp 112.500.000

Tanggungan 1
K/I/1 Rp 117.000.000

Tanggungan 2
K/I/2 Rp 121.500.000

Tanggungan 3
K/I/3 Rp 126.000.000

d. Contoh perhitungan pajak bagi wajib pajak orang pribadi :


Joko santoso, SE seorang pengusaha ukiran di jepara, memiliki NPWP. Data
menurut pembukuan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut : Penjualan Rp
1.450.000.000,00, Harga Pokok Penjualan Rp 825.000.000,00, Biaya untuk
memproduksi ukiran meliputi :
Biaya operational Rp 125.000.000,00, dan Biaya Administrasi Rp
55.000.000,00.
Pada tahun 2017 Joko santoso juga meniram penghasilan dari sewa mesin yang
disewanya sebesar Rp 50.000.000,00. Status kawin dengan 2 tanggungan.
Hitunglah besar pajak penghasilan yang terutang apabila masih terdapat sisa
kerugian tahun 2013 Rp 32.000.000
Jawab :
Perhitungan dengan cara pembukuan :
Peredaran Usaha Rp
1.450.000.000,00
Harga Pokok Penjualan (Rp
825.000.000,00)
Penghasilan bruto Rp
625.000.000,00
Biaya yang diperkenankan :
Biaya Oprational & Administrasi (Rp
180.000.000,00)
Penghasilan Netto Usaha Rp
445.000.000,00
Penghasilan lain-lain Rp
50.000.000,00
Penghasilan Netto Dalam Negeri Rp
495.000.000,00
Penghasilan Netto Luar Negeri
-
Penghasilan Netto Rp
495.000.000,00
Kompensasi kerugian (Max 5 tahun) (Rp
32.000.000,00)
Penghasilan netto setelah kompensasi Rp
463.000.000,00
PTKP (K/2) (Rp
67.500.000,00)
PKP Rp
443.200.000,00
Pajak Penghasilan Terutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp
2.500.000,00
15% x Rp 200.000.000,00 = Rp
30.000.000,00
25% x Rp 193.200.000,00 = Rp
48.300.000,00

PPh Terutang Rp
80.800.000,00

RANGKUMAN

1. Sifat pajak penghasilan adalah : Pajak Subyektif, Pajak Langsung.


2. Subjek Pajak Dalam Negeri adalah Orang Pribadi yang : bertempat tinggal di
Indonesia, atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan, atau dalam suatu Tahun Pajak berada di Indonesia dan
mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.
3. Jenis pajak orang pribadi berdasarkan penghasilan yang diterima
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari
pekerjaan.
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari
Usaha. Contoh:
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari
Pekerjaan bebas. Konsultan
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan lain
yang tidak bersifat final (sehubungan dengan pemodalan).
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang
bersifat final.
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan yang bukan
objek pajak.
- Wajib pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari luar
negeri.
- Wajib pajak orang pribadi yang menerima penghasilan dari berbagai sumber.
4. Berdasarkan pasal 17 ayat 1 Undang-undang No. 36 tahun 2008 tentang pajak
penghasilan, maka tarif potongan pajak penghasilan pribadi adalah sebagai
berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Rp 0 sampai dengan Rp 50.000.000 5%
> Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000 15%
> Rp 250.000.000 sampai dengan Rp 500.000.000 25%
> Rp 500.000.000 30%

EVALUASI

I. Soal Pilihan Ganda


Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada
huruf a, b, c, d, atau e pada lembar jawab yang tersedia!
1. Penghasilan yang diperoleh karena mengikuti serangkaian kegiatan adalah...
a. Penghasilan dari pekerja
b. Penghasilan dari kegiatan
c. Penghasilan dari usaha
d. Penghasilan dari modal
e. Penghasilan lain-lain

2. Pajak penghasilan adalah...


a. Pajak yang dikenakan pada badan atau orang pribadi pada tingkat penghasilan
tertentu
b. Pajak yang objek pajaknya di kenai pajak secara umum
c. Pajak yang objek pajaknya di kenai pajak bersifat final
d. Pajak yang diterima melalui usaha yang dikakukan secara terus menerus
e. Pajak yang diperoleh,melalui usaha, baik dibidang jasa, produksi, maupun
perdagangan.

3. Berdasarkan UU. No. 36 tahun 2008 pasal 2 ayat 1, termasuk dalam subjek pajak
adalah...
a. Orang pribadi, kedudukan orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia
maupun luar negeri.
b. Warisan yang belum terbagi menjadi satu kesatuan menjadi yang berhak
c. Warisan yang dibagi menggantikan yang berhak
d. Orang pribadi yang berada di indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan

4. Usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
indonesia, orang pribadi yang berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan dan bdan yang tidak didirikan dan tidak berkedudukan di
indonesia, disebut...
a. Wajib pajak orang pribadi
b. Badan usaha tetap
c. Bentuk usaha tidak tetap
d. Wajib pakjak badan
e. Badan usahas milik negara
5. Subjek pajak dalam negeri berdasarkan UU No. 36 tahun 2008 pasal 2 ayat 3
adalah...
a. Orang pribadi, kedudukan orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia
maupun luar negeri.
b. Badan yang pembentukkannya berdasarkan ketentuan perundang-undangan
c. Warisan yang belum terbagi menjadi satu kesatuan menjadi yang berhak
d. Badan yang penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
e. Badan yang pembiayaannnya bersumber dari APBN dan APBD
6. Pajak penghasilan perseorangan berpengaruh terhadap besarnya ....
a. pendapatan
b. pendapatan pribadi
c. pendapatan nasional
d. pajak tidak langsung
e. produksi nasional

7. Santosa adalah seorang pengusaha mebel di semarang, memiliki NPWP. Data


menurut pembukuan tahun 2017 adalah sebagai berikut ; Penjualan Rp
1.450.000.000,- harga pokok penjualan Rp 825.000.000,-. Penghasilan bruto
santoso adalah ....
a. Rp 625.000.000,00
b. Rp 635.000.000,00
c. Rp 645.000.000,00
d. Rp 825.000.000,00
e. Rp 852.000.000,00

8. Wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan yaitu:


a. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan wajib pajak badan di Indonesia
b. Wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
c. Wajib pajak orang badan yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
d. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan usaha diluar negeri
e. Wajib pajak orang pribadi yang memiliki gaji

9. Sanksi administrasi bagi Wajib pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan/


pencatatan sebagaimana pasal 28 KUHP adalah paajak terutang ditetapkan
dengan SKPKB secara jabatan ditambah kenaikan....
a. 15 % untuk pph pasal 21
b. 30 % untuk pph pasal 23
c. 50% untuk pph pasal 29
d. 50 % untuk Pph pasal 25
e. 75% untuk Pph pasal 26
10. Tn. Gunawan seorang wajib pajak, memiliki NPWP. Pada tahun 2017
pmengadakan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan secara tertulis.
Penghasilan Tn. Gunawan sebagai pegawai Rp 135.000.000.000,- Penghasilan
istri dari gaji pegawai Rp 90.000.000,- status kawin dengan 2 tanggungan.
Penghasilan tidak kena pajak Tn. Gunawan adalah....
a. Rp 54.000.000,- d. Rp 72.000.000,-
b. Rp 63.000.000,- e. Rp 24.300.000,-
c. Rp 67.500.000

II. Essay Test


Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Joko santoso, SE seorang pengusaha ukiran di jepara, memiliki NPWP. Data menurut
pembukuan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut : Penjualan Rp 1.450.000.000,00,
Harga Pokok Penjualan Rp 825.000.000,00, Biaya untuk memproduksi ukiran
meliputi :

Biaya operational Rp 125.000.000,00, dan Biaya Administrasi Rp 55.000.000,00. Pada


tahun 2017 Joko santoso juga meniram penghasilan dari sewa mesin yang disewanya
sebesar Rp 50.000.000,00. Status kawin dengan 2 tanggungan. Hitunglah besar pajak
penghasilan yang terutang apabila masih terdapat sisa kerugian tahun 2013 Rp 32.000.000

DAFTAR PUSTAKA

Hartati Dwi, 2015. Administrasi Pajak. Jakarta : Penerbit Erlangga


https://www.online-pajak.com/wajib-pajak-orang-pribadi

https://gajimu.com/gaji/pajak-penghasilan/tarif-pajak-penghasilan-pribadi

Anda mungkin juga menyukai