Anda di halaman 1dari 7

KASUS 1

Keluhan utama klien yaitu mual dan nafsu makan turun. Riwayat kesehatan sekarang Ibu klien
mengatakan nafsu makan klien turun sudah 1 bulan, kemudian keluarga membawa klien ke
Dokter keluarga akan tetapi sudah 3 kali menjalani pengobatan dan tidak kunjung sembuh
akhirnya keluarga membawa klien ke RST dr. Soedjono Magelang pada 9 Januari 2018. Klien
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan mendapatkan terapi. Hasil dari pemeriksaan
laboratorium menunjukkan An. M mengalami Typhoid dengan hasil Serologi tes widal Typhi O
(+) 1/160, paratyphi AO (+) 1/320, paratyphi BO (+) 1/80, Typhi H (+) 1/640, kemudian dokter
memberikan terapi infus D5 ½ NS 12 tetes per menit, injeksi ceftriaxon 2 x 500 mg, injeksi
ranitidine 2 x 20 mg, syrup sanmol 3 x 1 (200 mg/8 jam), drop Nindya 3 x 1 cc, Lapyfed syrup 3
x 1 sdt, Apialys syrup 1 x 1 sdt. Setelah mendapatkan terapi An.M di pindahkan ke ruang
Flamboyan (Bangsal Perawatan Anak). Pada pengkajian di riwayat kesehatan dahulu didapatkan
bahwa An. M belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya. Riwayat tumbuh kembang
didapatkan berat badan klien sekarang 16 kg berat badan sebelumnya 17 kg (BBI : 17,8 kg),
tinggi badan 95 cm, Lingkar lengan 16 cm, lingkar dada 56 cm, dan lingkar kepala 43 cm. Ibu 80
klien mengatakan bahwa An. M sudah mampu merangkak pasa usia 7 bulan dan mampu berjalan
sejak usia 10 bulan. Pada usia kurang lebih 9 bulan An. M sudah mulai dapat berbicara satu kata
(pa,ma), saat ini klien berusia 4 tahun 9 bulan, belum bersekolah dan mampu berinteraksi secara
aktif dengan teman dan keluarga. Riwayat pola asuh, klien merupakan anak ke-2 dari 2
bersaudara dimana dalam mengasuh orang tua tidak pernah membeda-bedakan kasih sayang
yang diberikan. Menurut orang tua klien merupakan tipe anak yang aktif dan bersemangat. Klien
lebih banyak diasuh dan diajar oleh ibunya sementara ayahnya bekerja untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan dan papan. Riwayat imunisasi didapatkan data
bahwa klien sudah mendapatkan imunisasi lengkap yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, dan
Hepatitis B. c. Pemeriksaan fisik Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data, keadaan umum pasien
tampak lemah, suhu 37,5 0C, nadi 110 x/menit, pernafasan 26 x/menit. Bentuk kepala
mesosephal, tidak ada lesi dan benjolan, rambut bersih, warna hitam dan bergelombang, tidak
mudah rontok dan tidak ada ketombe. Pada mata, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
palpebrae tidak ada oedema, pupil berbentuk bulat, diameter 2 mm dan reflek cahaya pupil
mengecil, pandangan tidak kabur. Hidung 81 simetris, tidak terdapat sekret, tak ada polip, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung. Pemeriksaan mulut, mukosa bibir agak pucat dan kering,
mulut bersih, tidak ada pembengkakan gusi, tidak terdapat stomatitis, lidah kotor dan putih
dibagian tengah serta kemerahan di bagian ujung dan pinggir. Telinga terlihat bersih, simetris,
tak ada serumen, tidak ada tanda peradangan di telinga atau mastoid, fungsi pendengaran baik.
Pemeriksaan leher, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi.
KASUS 2

An. E usia 6 tahun , Klien mengalami sesak yang dirasakan terus menerus,sesak terlihat saat
klien melakukan aktifitas ringan seperti diajak bermain, posisitengkurap dan diberi minum susu.
Sesak disertai menangis terus, menolak minumsusu, dan BB dan TB yang tidak mengalami
peningkatan signifikan sejak kliendilahirkan..
 
Riwayat kesehatan masa lalu : Sejak 2 minggu SMRS klien mengalami sesak napastanpa
demam, dibawa berobat ke dokter anak di diagnose infeksi pada paru.Pemeriksaan lanjutan
mengatakan bahwa klien mengalami kebocoran jantung. Dansatu hari SMRS klien mengalami
sesak yang dirasakan semakin berat, keluhan tidakdisertai mengi, mengorok, kebiruan sekitar
mulut, ujung jari. Bengkak disertaimuntah, mencret, mata kemerahan, kejang, dan penurunan
kesadaran. BAK tidak adakeluhan. S: 38, celcius HR : 120 kali/ menitRR : 42 kali/menit
KASUS 3

An.S berusia 10 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, pendidikan belum tamat SD. Pasien
adalah anak ke dua dari Tn.A usia 47 tahun dan Ny.H usia 47 tahun. Pasien tinggal di Perumahan
Citra Asih, Gempol, orang tua pasien beragama Islam dan pekerjaan ayahnya sebagai Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Laut dan ibu sebagai Ibu Rumah Tangga. Pasien mempunyai 1
saudara bernama Sdr.O berusia 23 tahun hubungan dengan An.S adalah sebagai kakak. Ibu
pasien mengatakan pasien demam sejak tanggal 11 Januari 2019 disertai muntah 4x @ 50 cc,
diare 6x @ 100 cc dengan konsistensi cair dan berlendir, warna kuning kecoklatan. Kemudian
keluarga pasien membawanya ke bidan terdekat namun tidak ada perubahan. Pada tanggal 15
Januari 2019 keluarga membawanya ke puskesmas dan dirawat selama 3 hari dan belum juga ada
perubahan. Lalu dari pihak puskesmas merujuknya ke RSUD Bangil pada tanggal 18 Januari
2019 pukul 08.00 dan dirawat di ruang Ashoka. Pengkajian pada tanggal 22 Januari 2019 di
dapatkan pasien diare sudah lebih dari 5 kali @ 100 cc. Penyakit yang pernah diderita pasien
dahulu demam, batuk atau pilek dan diare. Kecelakaan yang pernah dialami pasien hanya jatuh,
pasien tidak pernah operasi, alergi makanan sosis ayam. Berat badan pasien 38 kg ( pada saat
dirawat di puskesmas ) dengan tinggi badan 135 cm. Sebelum sakit pasien minum air putih dan
susu di pagi dan malam hari. Pada saat pasien sakit minum susu kurang lebih 300 cc di pagi hari,
minum teh kurang lebih 450 cc di siang hari, minum oralit kurang lebih 200 cc di sore hari dan
minum air putih sehari 1000 cc. Mukosa mulut pasien kering, bibir normal, lidah terdapat warna
putih pada tengah lidah, kebersihan rongga mulut bersih, kebiasaan gosok gigi 2 kali sehari
dengan keadaan gigi bersih, tidak ada masalah pada tenggorokan, abdomen kembung, peristaltik
18x/menit, BAB 5 x/hari, konsisten cair dan berlendir, warna kuning kecoklatan, bau khas,
tempat yang biasa digunakan pasien kamar mandi, masalah eliminasi alvi pasien diare lebih dari
5 kali, tidak memakai obat pencahar.
KASUS 4

Klien masuk rumah sakit 17 April 2019. An. C menderita penyakit Leukemia Limfositik akut
sejak 2014. Ibu An.C mengatakan sebelum dibawa RSUD Abdul Wahab Sajahranie Samarinda
klien terlihat lemas, mengalami batuk pilik lima hari yang lalu nyeri dibagian kedua kaki dan
rencana untuk kemotrapi lanjut yang ke 18 kali pada tanggal 24 april 2019 saat di lakukan
pengkajian ibu klien mengatakan klien sering mengeluh nyeri dibagian kaki P nyeri saat kaki di
gerakan Q. seperti di timpa benda berat , R nyeri dirasakan dibagian kedua kaki , S 4, T hilang
timbul, mengeluh susah berjalan sering memegang kedua kaki nya dan mengatakan sakit, susah
menjaga keseimbangan tubuh nya saat berdiri. kekuatan otat 5/5/3/3, ibu klien mengatakan anak
nya sulit tidur dimalam hari, jarang tidur siang , klien terlihat mengantuk dipagi hari , pola tidur
malam hanya 4-5 jam terlihdibawah mata Klien pernah dirawat di rumah sakit 2 bulan yang lalu
dengan riwayat penyakit leukemia limfositik akut klien tidak ada riwayat alergi, penggunaan
obat, dan operasi Klien masuk rumah sakit pada tanggal 17 April 2019. Klien menderita penyakit
Leukemia Limfositik Akut sejak 2017. Ibu klien mengatakan sebelum dibawa ke RSUD Abdul
Wahab Sajahranie Samarinda, klien terlihat pucat dan lemah dan rencana kemotrapi 14 VCR dan
Dauno. Pada tanggal 24 april 2019 saat dilakukan pengkajian klien terlihat pucat dan lemah
konjuntiva anemis ibu klien mengatakan anaknya ngeluh nyeri dibagian tangan kanan P: nyeri
saat digerkana Q: seperti di timpa benda berat R: nyeri dirasakan dibagian pungung tangan S: 5
T: hilang timbul , terdapat luka di bagian pungung tangan tampak merah dan bengkak, ibu klien
mengatakan anak nya sering rewel , sering rewel dimalam hari , jarang tidur siang , pola tidur
malam hanya 4-5 jam, terlihat lingkaran hitam disekitar mata
Kasus 5

Klien adalah anak ke dua dari Tn. T dan Ny. L. Anak pertama dari Tn. T dan Ny. L adalah
An.”M” yang berusia 20 tahun , hubungan dengan klien adalah kakak.Ibu pasien mengatakan
anaknya demam naik turun sejak tanggal 18 Febuari 2019 dan pada saat itu juga Ibu pasien
membawa anaknya kedokter dan diberi obat sanmol dan cefotaxim namun tidak kunjung
sembuh. Ibu pasien mengatakan pada tanggal 20 Febuari 2019 anaknya mengalami mual muntah
dan dibawa kedokter lagi dan diberi obat vosea. Hari ke 4 dan 5 muntahnya sudah berkurang.
Namun anaknya mengalami keringat dingin kemudian ibunya membawa ke IGD RSUD Bangil
pada tnggal 23 Februari 2019 pukul 24.00 WIB dengan keluhan panas naik turun selama 5 hari
disertai dengan mual dan muntah serta keringat dingin, hasil LAB menunjukkan anaknya positif
DHF dan disarankan oleh dokter untuk rawat inap diruang anak RSUD Bangil kemudian pasien
dibawa ke ruang asoka pada tanggal 24 Februari 2019 pukul 06.30 WIB.Pada system ini pada An
D ditemukan bentuk alat kelamin normal, uretra normal, alat kelamin bersih, frekuen si brkemih
± 4x/hari, warna kuning jernih, bau khas urin, produksi urin ± 800cc/hari, tempat yang
digunakan yaitu kamar mandi, tidak ada alat bnatu, dan tidak ada masalah eliminasi
urin.Keadaan umum klien composmentis dengan tanda-tanda vital, Suhu 38,2˚C, Nadi 90x/mnt,
Respirasi 20x/mnt, Tekanan Darah 110/80mmHg.Pada saat sebelum sakit nafsu makan klien
baik, tetapi pada saat sakit nafsu makan pasien menurun, dengan menu makan nasi + lauk
sebanyak, pada saat sebelum sakit 3x sehari porsi habis, pada saat sakit sebanyak 3x sehari porsi
setengah, tidak ada pantangan makan, dan juga tidak ada pembatasan makan, ritual saat makan
yaitu klien selalu bedoa saat sebelum makan.
KASUS 6

Pasien pada tanggal 19 April 2019 di bawa ke RS SMC karna demam sudah 4 hari disertai badan
lemas kemudian pasien dibawa ke IGD. setelah dilakukan pengkajian dan pemeriksaan di igd
didapatkan suhu tbuh 38,2 0 c HB=13,5 HT=42,1 Leuksit = 2.100 Trombosit=
52.000.TD=110/80 mmhg N=85 X/menit RR=18 X/menit =38,00 C.Mata lengkap, simetris
kanan dan kiri., kornea mata jernih kanan dan kiri. Konjuntiva anemis dan sklera tidak ikterik
Kelopak mata/palepebra tidak ada pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan bentuk
isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna hitam, tidak ada kelainanTidak ada pernafasan
cuping hidung, posisi septum nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret, tulang
hidung dan septum nasi tidak ada pembengkakan dan tidak ada polip.Tidak ada sesak nafas,
batuk dan secret. Bentuk dada simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak ada
pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan, vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan
posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara nafas vesikuler.Pada pemeriksaan inspeksi
CRT < 2 detik tidak ada sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba hangat. Perkusi
batas jantung : Basic jantung berada di ICS II dari lateral ke media linea , para sterna sinistra,
tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari linea para sterna kiri, tidak melebar,
Apeks jantung berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak melebar. Pemeriksaan
auskultasi : - bunyi jantung I saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, - bunyi
jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular, - bunyi jantung tambahan
: tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada kelainan
KASUS 7

An. R. F berusia 6 bulan dan berjenis kelamin laki-laki. An. R. F berstatus sebagai anak tunggal
dari Ny. D. F dan Tn. T. F beragama Kristen Protestan, bertempat tinggal di Kapan. Pasien
masuk UGD pada tanggal 11 Mei 2019 pukul 02.00 WITA dengan diagnosa medis pneumonia.
Saat ini pasien dirawat di Ruang Kenanga dengan diagnosa medis pneumonia. Saat di kaji
keluhan utama yang dialami pasien adalah batuk dan sesak nafas, ibu mengatakan An. R.F
mengalami batuk-batuk namun tidak dapat mengeluarkan dahak. Keluarga pasien mengatakan
awal masuk rumah sakit karena mengalami demam, sesak nafas, dan batuk. Keluarga pasien
(ibu) mengatakan bahwa sakit yang di alami An. R. F dalah batuk dan sesak nafas, keluarga tidak
tahu cara pencegahan dan penanganan pasien dirumah, saat ditanyakan ibu tidak bisa menjawab
cara penanganan dan pencegahan. Keluarga pasien mengatakan pada saat An. R. F berusia satu
bulan, ia pernah dirawat dirumah sakit karena demam, batuk, pilek dan kejang. Saat itu An. R. F
lebih banyak diberikan obat tradisional dan jarang mengonsumsi obat-obatan medis. Pada pola
hidup, pasien mengalami gangguan pada personal hygiene. Saat sebelum sakit, biasanya An. R. F
dimandikan dua kali dalam sehari dan rambut di 23 cuci. Namun pada saat sakit pasien hanya
dapat di lap sekali dalam sehari karena pasien mengalami sesak, lemas, terpasang O2, 5
liter/menit, terpasang infus Dextrose 5 % ½ NS 1000cc/24 jam (14 tetes per menit) dan terpasang
NGT di lubang hidung sebelah kiri. Saat dilakukan pengukuran, berat badan An. R. F 4 kg,
panjang badan 60 cm, lingkar kepala 42 cm. Riwayat kehamilan dan kelahiran saat dikaji ,
riwayat prenatal Ibu An. R.F melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Kapan sebanyak
lima kali. Pada masa kehamilan, sakit yang biasa dirasakan ibu mual dan sakit kepala serta cepat
lelah, riwayat intranatal Ibu bersalin di Puskesmas Pembantu dengan usia kehamilan 32 minggu
dan ditolong oleh bidan dengan jenis persalinan spontan. Saat ibu melahirkan, bayi langsung
menangis dengan berat badan bayi 2800 gram dan kulit berwarna merah. Riwayat postnatal An.
R. F mendapat ASI sampai dengan usia 2 bulan, dan pada usia 3 bulan bayi sudah mendapatkan
susu formula. Pasien juga tidak alergi terhadap obat-obatan, tidak alergi dengan susu formula.
Status imunisasi dasar belum lengkap lengkap. An R. F baru mendapatkan imunisasi HB 0,
BCG, Polio 1. Saat pengkajian didapatkan data tanda-tanda vital dengan suhu 37,70C, nadi
103x/menit, pernapasan 59x/menit, pasien tampak sesak. Saat dilakukan pemeriksaan fisik
terdapat pernapasan cuping hidung, bunyi ronchi pada paru kanan lobus bawah, ada retraksi
dinding dada, penggunaan otot bantu nafas, terpasang O2 5 liter/menit, pasien tampak batuk,
adanya secret berwarna putih tampak pada hidung, bentuk dada simetris, lingkar dada 37 cm,
konjungtiva tidak anemis, sklera berwarna putih, pupil isokhor, bibir tampak pucat, mulut
tampak bersih, rambut tampak kotor dan lengket. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil
bentuk abdomen simetris, abdomen teraba lunak, tidak ada massa pada abdomen, bising usus 36
x/menit dan tidak ada mual muntah, pergerakan sendi bebas tidak ada fraktur

Anda mungkin juga menyukai