Basic Awal Belajar Pengrlawan SMAW PDF
Basic Awal Belajar Pengrlawan SMAW PDF
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum.
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu Memperbaiki Hasil
Pengelasan
B. Tujuan Khusus.
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Memperbaiki
Hasil Pengelasan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada akhir pelatihan
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN PERBAIKAN
Gambar 3. Apron
e. Safety Shoes berfungsi untuk melindungi kaki welder dari benda-benda panas
yang ada dilantai atau melindungi kaki welder dari kejatuhan benda-benda
keras dan berat
Gambar 7. Masker
Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu
cepat.
b. Porosity (Porositas)
Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan
maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster
Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
Penyebab Cacat Las Porositas:
Elektroda yang digunakan masih lembab atau terkena air.
Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
elektroda.
Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam
benda kerja.
Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu
perlakukan panas.
c. Slag Inclusion
d. Tungsten Inclusion
e. Incomplete Penetration
f. Incomplete Fusion
g. Over Spatter
h. Hot Crack
a. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah
lasan setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau
1 hari) proses pengelasan selesai.
Penyebab Cold Cracking atau Retak dingin:
Retak Dingin pada Bahan Las (Cold Cracking).
Travel speed pengelasan tidak terlalu cepat (lihat wps yang ada).
Lakukan pre heat (untuk material yang karbon ekuivalen diatas 0,40 maka
harus dipreheat).
b. Distorsi
retak
lobang
dibuang
Untuk memperbaiki kasus ini dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan
kasus “retak” , di mana terak yang terperangkap tersebut harus dibuang terlebih
dahulu dengan menggunakan grinda atau dengan cara gouging sapai bagian
tersebut benar-benar terbebas dari terak ( kelihatan logam dasarnya ).
Kemudian baru dilas dengan metode yang sesuai dengan bentuk persiapannya.
c. Lubang pada akhir jalur las
Perlakuan terhadap kasus ini sangat tergantung pada kondisi lubang tersebut.
Adapun alternatif perbaikan yang mungkin dilakukan :
- Jika dimungkinkan untuk dilas tambahan secara langsung, maka cukup
dibersihkan ( bebas terak/ kotoran lain) sebelum dilas.
- Dibuang bagian cekungan lubang dengan grinda, sehingga terbebas dari bekas
oksidasi dan cekungan dibentuk sehingga dimungkinkan untuk dilas ulang/
tambahan.
Jenis cacat las berikut dapat diperbaiki dengan perlakuan yang relatif sama :
dibuang
dilas ulang
8. Cekungan pada akar las Kedalaman cekungan pada akar las maks.
1mm dan panjang cekungan maksimum
10% dari 200mm panjang pengelasan.
9. Pengisian jalur kurang Tinggi pengisian minimum sama/ rata
dengan permukaan bahan yang di
las/tidak ada cekungan pada pengisian
jalur.
10. Keropos Tidak ada keropos/porositas pada logam
las.
11. Kurang penetrasi Kekurangan penetrasi maksimum 15 mm
untuk panjang pengelasan 200 mm.
+2
12. Kelebihan penetrasi Ketinggian/kelebihan penetrasi maks. 2 - 0
mm
13. Bentuk jalur las tidak Permukaan jalur las mempunyai bentuk
simetris teratur/ simetris dengan sudut tidak kecil
dari 135.
Adapun Standard EN ISO 5817 tahun 2003 seperti tercantum di bawah ini:
(-) (+)
berada di elektroda dan 1/3 panas berada di material dasar. Cara ini
akan menghasilkan pencairan elektroda lebih banyak sehingga hasil las
mempunyai penetrasi dangkal, serta baik digunakan pada pengelasan
pelat tipis dengan manik las yang lebar.
(-) (+)
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
(a) Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda
(b) Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja
(c) Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las
Mesin Las GMAW dan FCAW yang dipergunakan untuk pengelasan adalah
mesin yang sama, yang membedakan kedua prosesnya adalah jenis bahan
pengisinya saja, Pengelasan dengan Flux Cord Arch Welding (FCAW) termasuk
dalam proses las busur gas , cara pengelasan ini dimana gas dihembuskan
kedaerah lasan untuk melindungi busur dan logam yang mencair terhadap
atmosfir. Gas yang digunakan pada proses ini adalah gas Korbondioksida (CO2)
atau campuran dari gas Argon, helium atau korbondioksida.
Las busur gas biasanya dibagi dalam dua kelompok besar yaitu kelompok
elektrode tak terumpan dan kelompok elektrode terumpan, sedangkan proses
las FCAW termasuk dalam kelompok elektrode terumpan dimana sebagai
elektrodenya digunakan kawat las. Untuk kelompok elektrode terumpan dibagi
lagi dalam dua jenis berdasarkan kawat elektrodenya yaitu jenis kawat pejan
(GMAW) dan jenis kawat elektrode dengan inti fluks (FCAW). Kelompok ini
Judul: Memperbaiki Hasil Pengelasan
Halaman: 32 dari 93
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.26.01
biasanya menggunakan dua macam gas pelindung yaitu gas mulia dan gas
CO2.
Elektroda tungsten
Penghubung aliran
arus (-) atau (+)
Gas pelindung
elektroda dan
cairan logam
Gambar 29. Pengelasan GTAW
Pengelasan busur gas tungsten (GTAW) adalah proses pengelasan di mana
busur terjadi di antara elektroda tungsten nonconsumable dan benda kerja
logam. Daerah las dilindungi dengan gas mulia untuk mencegah kontaminasi.
Las jenis ini dapat digunakan dengan logam bahan tambah maupun tidak
menggunakan logam bahan tambah. Pada dasarnya sebagian besar logam
dapat dilas dengan GTAW. Proses ini biasanya digunakan untuk mengelas root
pass pada logam berat. Proses ini juga dikenal sebagai pengelasan gas mulia
tungsten atau TIG.
Sistem pembangkit tenaga pada mesin GTAW pada prinsipnya adalah sama
dengan mesin MMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus
bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus
searah (Direct Current / DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan
pekerjaan dan jenis bahan yang dilas yang kebanyakan adalah jenis baja, maka
secara luas proses pengelasan dengan GMAW adalah menggunakan mesin las
DC. Umumnya mesin las arus searah ( DC ) mendapatkan sumber tenaga listrik
dari trafo las ( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage
yang konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las ( pengkutuban )
pada mesin las arus searah dapat diatur /dibolak-balik sesuai dengan keperluan
pengelasan, ialah dengan cara Pengkutuban langsung (Direct Current Straight
Polarity / DCSP/DCEN) dan Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce
Polarity / DCRP/DCEP)
mesinnya.
Trafo las bisa mengakomodasi keperluan kelistrikan untuk pengelasan busur
listrik hingga 2 umpanan kawat sekaligus. Tetapi pemakaian 2 trafo las untuk
2 umpanan kawat sekaligus juga merupakan metode yang banyak diterapkan
di lapangan. Karena pekerjaan pengelasan SAW biasanya digunakan untuk
sambungan panjang dan bisa berdurasi lebih dari 10 menit pada sekali jalan.
Maka mesin las SAW diharuskan memiliki duty cycle 100% pada arus listrik
yang digunakan, untuk menjaga stabilitas performa mesin selama proses
pengelasan.
2) Electrode wire reel.
Electrode wire reel adalah bagian yang berbentuk gulungan yang berguna
untuk menampung gulungan filler metal dan mengarahkan kawat tersebut
kearah pengumpan untuk diumpankan. Gulungan kawat tersebut biasanya
dijual dalam satuan dengan berat 7 kilogram.
3) Flux hopper
Flux hopper adalah komponen mesin SAW yang berfungsi sebagai penampung
pasir flux serta mengumpankannya ke dalam kawah las. Untuk mengatur
tingkat pengumpanan pasir flux kedalam kawah terdapat sebuah katup yang
dapat di atur secara manual oleh welding operator. Gaya gravitasi akan
bekerja dan membuat pasir flux pada penampungan turun untuk merendam
busur listrik secara terus menerus. Pada model yang lebih baru pengaturan
bukaan katup dapat diatur pada mesin las.
4) Unfused flux recovery tube.
Unfused flux recovery tube adalah bagian yang berfungsi untuk
mengumpulkan bagian flux yang tidak mencair menjadi slag. Karena sebagian
besar dari pasir flux tidak tersentuh busur listrik sehingga tidak mencair,
maka pasir flux ini masih memiliki bisa digunakan kembali sehingga harus
dikumpulkan. Mekanisme kerja komponen ini mirip seperti vacuum cleaner.
Selang yang digunakan untuk menyedot pasir – pasir flux diletakkan pada
bagian belakang rangkaian dan sedikit jauh dari pengumpan kawat dan flux
untuk mencegah gangguan pada saat proses las berjalan.
Apabila pada saat memasukkan slang las terlalu berat, saluran asetilena
dapat diolesi sabun untuk melicinkan masuknya slang. Setelah slang las
berada pada tempatnya, kencangkan baut klem dengan memutarnya
searah jarum jam menggunakan obeng. Setelah slang las oksigen dan
asetilena selesai dipasang pada ujung yang satu, maka ujung yang lain
dipasangkan pada pembakar. Langkah pemasangannya dapat di lihat pada
gambar 31 berikut ini :
slang las bebas dari kotoran pembakar dipasang pada kedua ujungnya,
ujung slang las oksigen harus dipasang pada saluran oksigen. Mur pada
ujung slang las oksigen dimasukkan pada saluran oksigen pembakar secara
lurus, kemudian diputar searah jarum jam dengan menggunakan tangan
tangan sampai kencang. Untuk lebih mengencangkannya dapat
menggunakan kunci inggris atau kunci pas dengan ukuran yang sesuai.
Pemasangan slang setilin pada pembakar tidak berbeda dengan
pemasangan siang slang oksigen. Mur pada ujung slang asetilena
dimasukkan pada saluran Asetilena pembakar secara lurus kemudian
diputar berlawanan arah jarum jam sampai kencang, dilanjutkan dengan
menggunakan kunci inggris atau kunci pas. Mulut pembakar dimasukkan
secara lurus ke dalam lubang pembakar, kemudian diputar searah jarum
jam sampai penuh. Pada umumnya pemasangan mulut pembakar hanya
dilakukan dengan mengunakan tangan dan tidak menggunakan kunci
inggris atau alat pengencang yang lain (gambar 32).
Table 2. ukuran tekanan gas oksigen dan assetelin sesuai dengan tebal logam dan
ukuran tip
(c) Chipping Hammer digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las
pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las. Dalam menggunakan chipping hammer ini jangan sampai membuat luka
pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya. karena luka bekas
pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Chipping hammer sebelum
digunakan di cek ketajamannya dan kondisinya, apabila sudah tumpul maka
harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai
menggunakannya, tempatkan palu terak pada tempatnya secara rapi.
(d) Gerinda Tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las
berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu
dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di
sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya. gerinda
tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las
yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki
cacat pengelasan tadi.
(f) Sikat Baja berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas dan
membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.Terak dibersihkan agar tidak cacat slag inclusion pada saat dilakukan
pengujian NDT
(g) Kikir digunakan sebagai alat bantu proses persiapan pengelasan terutama
material berbentuk grove
Gambar 43 Kikir
(h) Penjepit Benda kerja digunakan sebagai alat bantu pencegah terjadinya
distorsi atau perubahan bentuk akibat panas.
pengelasan
4. Harus teliti dan Harus hati-hati dalam mengidentifikasi standar kriteria
penerimaan (acceptance criteria)
5. Harus teliti dan Harus hati-hati dalam memastikan kesiapan mesin las sesuai
prosedur repair
6. Harus teliti dan Harus hati-hati dalam memastikan kesiapan alat bantu sesuai
jenis cacat/welding defect
7. Harus teliti dan Harus hati-hati dalam memastikan kesiapan Bahan tambah
(consumable) untuk repair sesuai prosedur.
8. Harus teliti dan Harus hati-hati dalam menyiapkan benda kerja yang akan
diperbaiki
BAB III
MELAKSANAKAN PROSEDUR PERBAIKAN
kawat las:
a. Kode Kawat Las Shield Metal Arc Welding (SMAW):
Elektroda Mild Steel
Misal E 6013
E: Elektroda
60: Kekuatan Tarik Minimum 60 satuannya KSI (Biasanya ada tipe juga 70
dan 80 misal E 7016, E 7018, E 8010, E8018)
1: Untuk semua posisi pengelasan (Untuk kode lain yaitu 2 (posisi flat dan
horizontal) dan 3 (Posisi flat) )
3: Jenis komposisi kimia dari flux yang nanti juga berpengearuh terhadap
penetrasi, arus dan polaritas. Jenis digit keempat ini ada Untuk lebih detailnya
lihat gambar di bawah ini.
berdiameter kecil dan pelat baja, maupun lajur akar (root pass) pada
pengelasan pipa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan.
1. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 98 tahun 2018 tentang SKKNI
Kategori Industri PengolahanGolongan Pokok Industri Logam Dasar Bidang Jasa
Pembuatan Barang Barang Dari Logam SubBidang Pengelasan
B. Buku Referensi.
C. Majalah/Buletin.
1. .
2. .
D. Referensi Lainnya.
1. . https://www.pengelasan.net/alat-keselamatan-kerja-las/
2. https://www.pengelasan.net/cacat-las/
A. Daftar Peralatan/Mesin.
B. Daftar Bahan.
LAMPIRAN