Anda di halaman 1dari 3

Offering A1

Abdul muqtadi nasir 180511625548


Afan alfarozi 180511625527
Ahmad hariz fauziansyah 180511625522

Soal pilihan ganda


1. Peralatan yang umumnya digunakan pada penyiapan material yang akan dilas….
a. Penjepit, palu dan sikat baja
b. Penjepit, sikat baja dan pahat
c. Pahat, palu dan gerinda/kikir
d. Penjepit, palu dan gerinda/kikir
e. palu, gergaji, kikir
jawaban D
2. Berikut ini adalah contoh dari las, kecuali...
a. Las argon
b. las SMAW
c. las FCAW
d. las GMAW
e. las karbit
jawaban E
3. Berikut ini adalah macam-macam pengelasan menurut peralatannya, keculai...
a. Gas
b. Busur listrik
c. Resistansi listrik
d. SSW (Solid State Welding)
e. FRW (Forge Welding)
Jawaban A
4. Ketika melakukan proses pengelasan dibutuhkan alat keselamatan kerja. Di bawah ini
manakah alat keselamatan kerja yang benar...
a. welding gloves, topeng las, masker las
b. jaket, welding gloves, topeng las
c. topeng las masker las, sepatu proyek
d. sepatu, jaket, sepatu las
e. masker las, helm INK, topeng las
jawaban A
5. Pengaturan mesin las busur metal manual yang menghasilkan panas paling tinggi....
a. Faktor yang lain tetap, kabel output diperpanjang
b. Factor yang lain tetap, kabel output diperpendek
c. Faktor yang lain tetap, arus diperkecil
d. Faktor yang lain diubah, arus diperbesar
e. Faktor yang lain tetap, arus diperbesar
jawaban E

Soal esai

1. Bagaimanakah pengaruh posisi proses pengelasan terhadap keterampilan juru las ?

2. Klasifikasikan bentuk sambungan las dasar !

3. Identifikasikan variabel yang berpengaruh dalam proses welding !

4. Bagaimana perubahan yang terjadi pada sifat logam setelah proses welding ?

5. Jelaskan reaksi kimia yang terjadi pada proses pengelasan !

Jawaban :

1. Sebagaian besar pekerjaan las dilakukan dengan proses LSW (Liquid state welding) atau proses las
dalam kondisi cair. Proses las yang dilakukan dengan kondisi cair ini, posisi saat pengelasan berlangsung
sangat berpengaruh terhadap bentuk deposit logam las yang terbentuk. Tidak semua juru las mahir di
semua posisi, posisi di bawah tangan (down hand) merupakan posisi yang paling mudah untuk
dilakukan, sehingga dalam dunia industri posisi las diberi kode tertentu agar pada saat pengelasan
dilakukan tidak terjadi kekeliruan menentukan juru las dan prosedur pengelasan.

2. Ada beberapa bentuk dasar sambungan las yang biasa dilakukan dalam penyambungan logam, bentuk
tersebut adalah butt joint, fillet joint, lap joint edge joint, dan out-side corner joint. Berikut merupakan
gambar dakam sambungan las dasar

3. a. Metode pengelasan logam yang meliputi prosedur pengelasan, prosedur perlakuan panas, desain
sambungan, serta teknik pengelasan disesuaikan dengan jenis bahan, peralatan, serta posisi pengelasan
saat sambungan las dibuat.

b. Aspek efektifitas, efisiensi proses, dan pertimbangan ekonomis berkaitan erat dengan pemilihan
peralatan las. Pengelasan logam stainless steel akan berkualitas bagus jika menggunakan las TIG, namun
akan lebih murah bila dilas dengan las listrik, sehingga pemilihan mesin dan peralatan las sebaiknya
disesuaikan dengan tujuan pengelasan serta biaya operasionalnya.
c. sumber days manusia, dalam pelaksanaan pekerjaan las dibutuhkan Sumber daya manusia yang
memenuhi kualifikasi sesuai standar yang ada. Kualifikasi harus mengikuti standar-standar internasional
seperti International Institut of Welding (IIW), American Welding Society (AWS). Berdasarkan standar
International Institut of Welding (IIW), profesi las terdiri dari Welding Engineer (WE), Welding
Technologist (WT), Welding Practitioneer (WP), serta Welder (W).

d. Profesi Welding Engineer mempunyai tugas untuk menentukan prosedur pengelasan dan
prosedur pengujian. Seorang Welding Technologist bertugas untuk menterjemahkan prosedur-prosedur
tersebut kepada profesi las yang mempunyai level di bawahnya. Untuk melatih juru las (Welder)
dibutuhkan seorang Welding Practititoneer dan yang melakukan pengelasan adalah Welder (juru las).

e. Lingkungan pada waktu pengelasan dilakukan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas
las. Pengelasan yang dilaksanakan pada kondisi lingkungan sangat ekstrim, diperlukan prosedur khusus
agar kualitas sambungan terjamin dengan baik.

f. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) juga perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan
pengelasan. Seorang juru las tidak dapat bekerja dengan baik jika dia tidak menggunakan pakaian dan
peralatan keamanan kerja yang pada gilirannya sambungan

4. Pada saat proses welding terjadi pencairan logam yang menyebabkan adanya perubahan fasa logam
dari padat hingga mencair. Ketika logam cair mulai membeku akibat pendinginan cepat, maka akan
terjadi perubahan struktur mikro dalam deposit logam las dan logam dasar yang terkena pengaruh
panas (Heat affected zone/HAZ). Struktur mikro dalam logam lasan biasanya berbentuk columnar,
sedangkan pada daerah HAZ terdapat perubahan yang sangat bervariasi. Sebagai contoh, pengelasan
baja karbon tinggi sebelumnya berbentuk pearlite, maka seelah pengelasan struktur mikronya tidak
hanya pearlite, tetapi juga terdapat bainite dan martensite. Perubahan ini mengakibatkan perubahan
pula sifat-sifat logam dari sebelumnya. Struktur mikro pearlite memiliki sifat liat dan tidak keras,
sebaliknya martensite mempunyai sifat keras dang etas. Biasanya keretakan sambungan las berasal dari
struktur mikro ini.

5. Pemanasan logam dengan temperature yang sangat tinggi pada proses LSW dapat megakibatkan
terjadinya reaksi kimia antara logam tersebut dengan Oksigen dan Nitrogen yang ada dalam udara. Jika
selama proses las cairan logam las (welding pool) tidak dilindungi dari pengaruh udara, maka logam akan
bereaksi dengan Oksigen dan Nitrogen membentuk Oxides dan Nitrides yang dapat menyebabkan logam
tersebut menjadi getas dan keropos karena adanya kotoran (slag inclutions), sedangkan kandungan
unsur Karbon dalam logam akan membentuk gas CO yang dapat mengakibatkan adanya rongga dalam
logam las (caviety).

Anda mungkin juga menyukai